Etiologi
Tiga penyebab utama hepatitis adalah virus hepatitis tipe A,
tipe B, alkohol dan obat2an, juga virus C,D dan E
Infeksi yang jarang terjadi oleh karena mononukleosis,
yellow fever, cytomegalovirus, coxsachievirus, leptospirosis
Infeksi parasit, schistosomiasis, amoebiasis, malaria,
sasarannya adalah liver tetapi tidak menyebabkan hepatitis
infeksi piogenic dan abses merupakan masalah juga
tuberkulosis pada liver dan infiltrasi granulomatous lain
disebut granulomatous hepatitis , akan tetapi mempunyai
gejala klinis, biokemis dan histologis yang berbeda
Epidemiologi
konsentrasi virus
Volume Inoculume
lama exposure
cara masuk VHB kedalam tubuh
kesetaraan individu yang bersangkutan
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan
konsentrasi virus
indikator VHB yang paling praktis dan paling baik adalah
Hbe Ag (France, dkk,1981, Dienstag, 1984).
Bila Hbe Ag (+) maka penularan akan terjadi pada 10
20% individu
Bila Hbe Ag (-) kemungkinan penularan hanya 1 2,5%
(Seef dkk, 1978).
dalam penularan perinatal:
bila Hbe Ag ibu (+), maka penularan dpat terjadi pada 90
100% bayi yang dilahirkan.
Bila Hbe Ag ibu (-), maka penularan hanya terjadi pada 10
25% dari bayi yang dilahirkan (Okada, dkk,1976, Stevens
dkk, 1976).
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan
Volume inokulum
setelah tranfusi dengan darah yang VHBs Ag Positif
kemungkinan untuk timbulnya infeksi sampai 75%.
Sedangkan risiko untuk mendapat infeksi VHB setelah
suntikan dengan jarum yang tercemar oleh darahyang HBs
Ag Positif adalah kurang dari 15%
Makin besar volume inoculume, masa tunas dari penyakit
makin pendek dan gejala klinik makin berat.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan
lama exposure
penularan infeksi VHB perinatal melalui tusukan jarum
yang tercemar oleh darah yang HBs Ag dan Hbbe positif
hanya menimbulkan infeksi pada 10 20%. Sedangkan
penularan melalui hubungan seksual pada suami istri
terjadi pada 23 42% dari kasus, (dkk 1977).
Hal ini dapat diterangkan karena penularan melalui
hubungan seksual pada suami istri terjadi berulang kali
dan dalam waktu yang lebih lama (Diestag, 1984).
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan
Labotarium:
billirubin serum meningkat
kadar enzim aminotransferase (SGOT & SGPT) meningkat
kadar alfa fetoprotein mencapai 400 ng/l
HBs Ag positif masa tunas sudah positif
Hbe Ag positif menjadi negatif dengan timbulnya gejala
DNA polymerase & DNA VHB positif menjadi negatif
dengan timbulnya gejala
Anti HBc positif sebelum permulaan timbulnya gejala
Anti HBs positif pada fase penyembuhan
Manifestasi klinik
Hepatitis B kronis
keradangan dan nekrosis pada hati yang menetap (persistent) akibat
infeksi virus hepatitis B dan gangguan faal hati tetapi terjadi selama lebih
dari 6 bulan
pada umumnya penderita menunjukkan keluhan yang ringan dan tidak
khas. Pemeriksaan fisik juga tidak khas.
Faktor faktor predisposisi yang mempengaruhi seorang yang menderita
infeksi virus hepatitis B mengalami infeksi VHB akut atau kronik, yaitu:
umur
jenis kelamin
faktor imunologik
neonatus : 90 100% akan menjadi infeksi kronik, bila infeksi VHB terjadi
saat dilahirkan.
Bila infeksi VHB terjadi pada anak anak kecil kemungkinan infeksi
menjadi kronik : 20 30%.
Infeksi VHB pada orang dewasa akan menjadi kronik pada 5 10%.
Pencegahan infeksi HBV
pemeriksaan HBs Ag sebelum transfusi darah dan tidak
menggunakan menggunakan darah yang HBs Ag positif.
imunisasi (pasif, aktif ,dan gabungan imunisasi pasif dan aktif
imunisasi pasif dengan hepatitis B imune globulin (HBIg).
Untuk pencegahan infeksi pada lingkungan endemik
Untuk pencegahan hepatitis pasca transfusi
Untuk pencegahan infeksi VHB akibat hemodialins
Untuk pencegahan infeksi VHB akibat hubungan kelamin
Untuk pencegahan infeksi VHB melalui tusukan jarum
Untuk pencegahan infeksi VHB parinatal
Imunisasi hepatitis B
Saat lahir :
HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1
dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah
lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula
status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya
diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml
sebelum bayi berumur 7 hari.
1 bulan :
Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
6 bulan :
HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal,
interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
Imunisasi hepatitis B
Dapat diberikan pada semua usia dan direkomendasikan terutama untuk orang-orang
yang mempunyai resiko tinggi terinfeksi virus Hepatitis B termasuk:
1. Petugas kesehatan
2. Pasien yg sering menerima transfusi darah dan produk darah lainnya seperti pada
unit hemodialisa dan onkologi, penderita thallasemia, sickle-cell anaemia, sirosis dan
haemofilia, dll.
3. Petugas lembaga yg sering kontak dengan kelompok beresiko tinggi: narapidana
dan petugas penjara, petugas di lembaga untuk penderita gangguan mental.
4. Orang yang beresiko tinggi karena aktivitas seksualnya - Orang yang
berhubungan seks secara berganti-ganti pasangan, orang yang terkena penyakit
kelamin, homoseks, kaum tuna susila.
5. Penyalahgunaan obat suntik
6. Orang dalam perjalanan ke daerah endemisitas tinggi
7. Keluarga yang kontak dengan penderita Hepatitis B akut atau kronik.
8. Bayi yang lahir dari ibu pengidap (carrier)
Imunisasi hepatitis B
disuntikkan secara intramuskuler
Pada Anak/Dewasa > 1 tahun sebaiknya disuntikkan pada otot deltoid,
sedangkan pada bayi sebaiknya pada anterolateral paha.
Vaksinasi dasar terdiri dari 3 dosis intramuskuler dengan jadual 0-1-6
bulan. Vaksinasi ulang diperlukan setiap 5 tahun setelah vaksinasi
dasar.
Vaksin Hepatitis B rekombinan dapat diberikan serempak dengan
Hepatitis B immunoglobulin pada tempat penyuntikan terpisah. Dan
juga dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin DTP, OPV dengan
menggunakan jarum suntik dan lokasi penyuntikan yang terpisah, dan
tidak akan mengganggu respon imun terhadap vaksin-vaksin tersebut.