Anda di halaman 1dari 35

ASSALAMU ALAIKUM W.W.

PENDAHULUAN
Sekresi hormon hipofisis anterior dikontrol oleh
hipotalamus, juga dipengaruhi banyak faktor a.l.
oleh hormon alamiah, analog & antagonis hormon.
Hubungan antara hipofisis anterior dg jaringan
perifer yg dipengaruhinya merupakan contoh
mekanisme umpan balik.
Hormon hipofisis anterior mengatur sintesis dan
sekresi hormon dan zat-zat kimia di sel target; dan
sebaliknya:
Hormon yg disekresi tsb mengatur juga sekresi
hipotalamus dan/atau hipofisis.
Konsep ini mendasari diagnosis dan terapi
hormon, dan mekanisme terjadinya efek samping
beberapa jenis obat.
HORMON ADENOHIPOFISIS
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan 10
hormon:
6 hormon tlh diketahui fungsinya pd manusia
4 hormon belum banyak diketahui
perannya.
Hormon yg dihasilkan oleh hipofisis anterior
berupa polipeptid :
hormon pertumbuhan (GH),
prolaktin (PRL),
kortikotropin (ACTH);
berupa glikoprotein :
tirotropin (TSH);
luteinizing hormon (LH = ICSH) dan
hormon pemacu folikel (FSH).
HORMON ADENOHIPOFISIS
Hormon glikoprotein td 2 sub-unit yi dan
yg masing-masing mempunyai gugus
karbohidrat dan asam sialat. Spesifisitas
hormon ini ditentukan oleh sub-unit dan
gugus karbohidratnya.
Hormon hipofisis spesifik utk tiap spesies,
shg sumber yg memenuhi syarat hanya didpt
dr ekstrak hipofisis manusia post-mortem.
Saat ini digunakan cara rekayasa genetik
utk produksi hormon pertumbuhan dg jml
relatif besar disertai kemungkinan utk
melakukan modifikasi kimiawi.
Hormon hasil rekayasa genetik lebih
disukai.
berupa polipeptida dg bm 22.000.
merupakan 10% dr berat kelenjar
hipofisis kering.
2.1 FAAL
PERTUMBUHAN.
Fungsi fisiologi: adl thd pertumbuhan.
defisiensi: menyebabkan kekerdilan (dwarfisme),
Kelebihan hormon ini menyebabkan:
gigantisme pada anak, dan

akromegali pada orang dewasa.

Hormon lain yg juga berperan dalam proses


pertumbuhan dan perkembangan normal yi:

hormon tiroid, insulin, androgen dan estrogen.
PERTUMBUHAN
Pemberian hormon pertumbuhan pada
penderita hipopituitarisme menyebabkan
pertumbuhan normal apabila pengobatan
dimulai cukup dini.
Pematangan alat kelamin tidak terjadi
tanpa pemberian hormon kelamin atau
gonadotropin.
Gigantisme dan akromegali tidak pernah
dilaporkan terjadi akibat terapi dg hormon
ini.
EFEK THD METABOLISME
Hormon pertumbuhn terutama mempengaruhi
metabolisme karbohidrat dan lemak,
mekanismenya belum jelas.
Hormon lain yi insulin, glukokortikoid,
katekotamin dan glukagon juga berpengaruh
thd pengaturan zat-zat ini.
Pengaruh hormon ini thd metabolisme
karbohidrat saling berkaitan.
Hormon pertumbuhan memperlihatkan efek
antiinsulin yi meninggikan kadar gula darah,
tetapi di samping itu juga berefek seperti insulin
yi menghambat penglepasan asam lemak dan
merangsang ambilan asam amino oleh sel.
EFEK THD METABOLISME
Hormon pertumbuhan terbukti berpengaruh
pada penyakit DM. Penderita DM sangat
sensitif thd terjadinya hiperglikemia oleh
hormon pertumbuhan.
Hormon pertumbuhan memperlihatkan
keseimbangan positif utk N, P, Na, K, Ca dan
Cl, unsur-unsur terpenting utk membangun
jaringan baru.
Nitrogen terutama terdpt dalam asam amino; di
bawah pengaruh hormon pertumbuhan jml
asam amino yg dibawa ke dalam jaringan utk
membentuk protein meningkat, shg kadar N
dalam darah (urea) menurun, sesuai dg efek
anaboliknya.
Somatomedin (sulfation factor).
Somatomedin ialah sekelompok mediator faktor
pertumbuhan. In vitro, somatomedin
meningkatkan inkorporasi sulfat ke dalam
jaringan tulang rawan, karena itu zat ini dulu
disebut sulfation factor. Kmd ternyata bahwa
masih banyak efek lain yg dpt ditimbulkan shg
zat ini disebut somatomedin.
Zat dg aktivitas seperti somatomedin juga
terdpt dalam serum manusia; zat ini bertambah
pada akromegali dan menghilang pada
hipopituitarisme. In vitro, juga merangsang
sintesis DNA, RNA dan protein oleh kondrosit.
Ternyata efek somatomedin sangat luas,
mencakup berbagai efek hormon pertumbuhan.
Somatomedin (sulfation factor)
Somatomedin dibuat terutama di hepar, selain
itu juga di ginjal dan otot.
Zat-zat ini disintesis sbg respons thd hormon
pertumbuhan dan tidak disimpan. Somatomedin
menghambat sekresi hormon pertumbuhan
melalui mekanisme umpan balik. Sejml kecil
pasien dg gangguan pertumbuhan familial tak
memiliki cukup somatomedin meskipun kadar
hormon pertumbuhannya normal, dan
pemberian hormon pertumbuhan pada
penderita ini tidak memperbaiki gangguan
pertumbuhan.
2.2. PENGATURAN
Sekresi hormon pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan faktor
penglepas hormon pertumbuhan (GHRF - growth hormone releasing factor) yg merangsang sekresi
hormon pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH -growth hormone
releasing inhibitory hormone) yg menghambat sekresi beberapa hormon antara lain hormon pertumbuhan.
Dg demikian hipotalamus memegang peran dwifungsi dalam pengaturan hormon ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan 1-2 ng/mt, sedangkan pada
keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan mencapal 8 ng/ml. Kadar Ini selalu meningkat segera
setelah seseorang tertidur. Pada orang dewasa kadar hormon pertumbuhan meningkat terutama hanya
waktu tidur; sedangkan pada remaja juga meningkat waktu bangun. Kadar pada anak dan remaja lebih
tinggi dibanding kadar pada dewasa. Pada anak, hipoglikemia merupakan perangsang yg kuat shg
menyebabkan kadar hormon pertumbuhan meningkat. Pada hipoglikemia karena insulin misalnya, kadar
hormon pertumbuhan dpt mencapai 50 ng/ml.
Kerja fislk, stress dan rangsangan emosi merupakan perangsangan (stimulus) fisiologis utk meningkatkan
sekresi hormon ini.
Beberapa obat dpt mempengaruhi sekresi hormon pertumbuhan, mungkin dg jalan mempengaruhi
sekresi/aktivitas zat-zat pengatur hormon Ini. Pada orang normal, glukokortikoid dosis besar menghambat
sekresi hormon pertumbuhan. Kemungkinan besar inilah salah satu sebab mengapa pemberian
glukokortikoid pada anak menghambat pertumbuhan.
Sekresi hormon pertumbuhan yg berlebihan dpt ditekan dg pemberian agonis dopamin. Dopamin
diketahui merangsang sekresi hormon pertumbuhan pada orang normal, tetapi pada akromegali dopamin
justru menghambat sekresi hormon tsb. Bromokriptin, suatu agonis dopamin derivat ergot, dipakai utk
menekan sekresi hormon pertumbuhan pada penderita tumor hipofisis. Efek bromokriptin tidak segera
terlihat, penurunan kadar hormon dalam darah terjadi setelah pengobatan dalam jangka panjang. Sekresj
hormon pertumbuhan kembali berlebihan setelah pemberian bromokriptin dihentikan. Bromokriptin juga
menekan sekresi prolaktin yg berlebihan yg terjadi pada tumor hipofisis.
Antagonis serotonin (5-HT) misalnya siproheptadin dan metergolin, antagonis adrenergik misalnya
fentolamin, juga dpt menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tetapi efeknya lemah dan tidak konsisten.
Somatostatin meskipun dpt menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tidak digunakan utk pengobatan
akromegali terutama karena menghambat sekresi hormon-hormon lain.
2.3. INDIKASI
Selama ini indikasi hormon pertumbuhan hanya dibatasi utk mengatasi kekerdilan akibat
hipopituitarisme. Dg ditemukannya cara rekayasa genetika utk memproduksi hormon ini secara mudah
dalam jml besar, ada kemungkinan penggunaannya utk mengatasi gangguan pertumbuhan akan lebih
luas. Efektifitas hormon ini pada delisiensi partial dan anak pendek yg normal hanya tampak di awal
terapi. Utk indikasi ini sulit ditentukan siapa yg perlu diobati, kapan pengobatan dimulai dan kapan
berakhir. Juga perlu disertai penanganan psikologis, yg akan sangat penting artinya bila terapi gagal.
Berbagai usulan bermunculan dalam 10 tahun terakhir ini, antara lain anjuran penggunaan pada anak
pendek yg tingginya dibawah 10% populasi dan berespons thd terapi hormon pertumbuhan yg
dicobakan dulu selama 6 bulan. Bagaimanapun penggunaan hormon ini pada kasus tanpa defisiensi
hormon berhadapan dg pertimbangan etis. Perlu pertimbangan manfaat-resiko yg lebih luas yi bukan
hanya mempertimbangkan resiko etek samping serius misalnya akromegali, gangguan kardiovaskular,
gangguan metabolisme glukosa yg terjadi pada kelebihan hormon endogen; tetapi juga resiko kejiwaan
pada kegagalan terapi (perubahan persepsi pendek normal menjadi abnormal).
Dg dibuatnya hormon ini secara rekayasa genetik keterbatasan pengadaan tidak akan menjadi masalah
lagi. Kalau faktor biaya juga tidak menjadi masalah, perlu dipikirkan adanya batasan yg jelas mengenai
indikasinya. Saat ini telah ada laporan penggunaan diluar indikasi yg telah jelas, misalnya
penyalahgunaan oleh atlet utk mencapal tinggi dan bentuk badan tertentu dan pada orang lanjut usia utk
menghambat proses penuaan. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa hormon pertumbuhan
menyebabkan hal-hal yg menguntungkan utk atlet dan orang lanjut usia yi penurunan jml jaringan lemak,
peningkatan jaringan otot, peningkatan BMR, penurunan total kolesterol, peningkatan kekuatan
isometrik dan kemampuan kerja fisik; namun dampak pemakaian jangka lama belum diketahui, jadi
indikasi tsb statusnya masih taraf penelitian.
Hormon pertumbuhan perlu diberikan 3 kali seminggu selama masa pertumbuhan. Pada saat pubertas
perlu ditambahkan pemberian hormon kelamin agar terjadi pematangan organ kelamin yg sejalan dg
pertumbuhan tubuh. Evaluasi terapi dilakukan 6 bulan setelah pengobatan. Terapi dikatakan berhasil
bila terlihat pertambahan tinggi minimal 5 cm. Tampaknya pengobatan lebih berhasil pada mereka yg
gemuk. Pertumbuhan sangat kecil atau hampir tidak ada pada usia 20-24 tahun. Resistensi, yg sangat
jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh timbulnya antibodi thd hormon pertumbuhan; hal ini dpt diatasi
dg menaikkan dosis.
2.4. SEDIAAN
Sediaan hormon pertumbuhan yg mula-mula digunakan
dalam terapi ialah ekstrak hipefisis manusia hasil autopsi
(somatropin), sebab hormon hasil ekstraksi hipofisis hewan
tidak efektif pada manusia. Hormon pertumbuhan hasil
rekayasa genetik kini telah digunakan dalam klinik.
Penggunaan hormon hasil rekayasa genetik memperkecil
kemungkinan efek samping yg ditimbulkan oleh bahan
protein manusia yg belum tentu bebas penyakit. Hal ini
menjadi masatah setelah ditemukannya kasus penyakit
Creutzfeldt-Jacob, yi degenerasi susunan saraf yg
disebabkan oleh virus Creutzfeldt-Jacob yg sulit dideteksi,
shg kontaminasinya dalam sari hipofisis manusia tidak dpt
dihindr. Kasus penyakit yg sangat jarang ini ditemukan pada
penderita yg mendpt sediaan hormon pertumbuhan ekstraksi
hipofisis manusia. Karena hal di atas, pada pertengahan
1985 beberapa negara, antara lain USA, telah melarang
penggunaan sediaan sari hipofisis manusia.
SOMATREM.
Hormon pertumbuhan yg dihasilkan dg cara rekayasa genetik ini memiliki
1gugus metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi
penyebab timbulnya antibodi dalam kadar rendah thd sediaan ini pada + 30%
pasien, adanya antibodi ini tak mempengaruhi perangsangan pertumbuhan
oleh hormon. Efek biologisnya sama dg somatropin. Satu miligram somatrem
setara dg 2,6 IU hormon pertumbuhan.
Kegunaan klinik.
Diindikasikan utk defisiensi hormon pertumbuhan pada anak. Penggunaan
pada defisiensi parsial dan anak pendek normal masih dalam taraf penelitian.
Pemberiannya intramuskular tetapi pemberian subkutan ternyata sama efektif
dan kurang sakit shg lebih disukai. Bila terapi tak berhasil setelah 6 bulan obat
harus dihentikan.
Dosisnya harus disesuaikan kebutuhan perorangan, maksimum 0,1 mg/kg tiga
kali seminggu.
Dosis total seminggu dpt juga dibagi dalam 6-7 kali pemberian, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa respons lebih baik bila obat diberikan tiap hari.
Pengobatan diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau bila tak ada
lagi respons.
Efek samping.
Hiperglikemia dan ketosis (diabetogenik) bisa terjadi pada pasien dg riwayat
diabetes melitus.
SOMATROPIN.
Secara kimia identik dg hormon pertumbuhan manusia, tetapi dibuat dg
rekayasa genetik. Efek biologik sama tetapi tidak ada resiko kontaminasi virus
penyebab penyakit Creutzfeldt-Jacob. Satu miligram obat ini setara 2,6 IU
hormon pertumbuhan.
Kegunaan klinik.
Sama dg somatrem.
Efek samping dan interaksi obat.
Pembentukan antibodi hanya pada 2% pasien, antibodi ini juga tidak
menghambat efek perangsangan pertumbuhan. Glukokortikoid diduga dpt
menghambat perangsangan pertumbuhan oleh hormon ini.
Cara pemberian.
IM dan SC seperti somatrem, begitu pula lama pengobatan. Dosis maksimum
0,06 mg/kg dibagi tiga kali pemberian dalam seminggu, atau 6-7 kali
pemberian dalam seminggu. Ada juga yg menggunakan dosis sama dg
somatrem. Telah diketahui bahwa umumnya pengobatan dg hormon
pertumbuhan menunjukkan respons yg makin lama makin menurun. Suatu
penelitian menunjukkan bahwa menaikkan dosis pada saat respons menurun
dpt kembali meningkatkan respons, tanpa etek samping pada metabolisme
karbohidrat maupun lipid, Saat penyuntikan mungkin mempengaruhi hasil.
Penyuntikan pada malam hari kurang mempengaruhi pola metabolisme (lipid
intermediate, serum alanin, laktat) dibandingkan pada pagi hari.
3. PROLAKTIN
Prolaktin manusia berperan dalam
fungsi fisiologik dan keadaan patologik
tertentu.
Rumus kimia prolaktin sangat mirip
hormon pertumbuhan, sebagian rantai
polipeptidanya identik dg hormon tsb.
Prolaktin burung 80% identik dg
prolaktin manusia yg juga sangat mirip
dg prolaktin biri-biri.
3. PROLAKTIN
3.1. FAAL
Satu-satunya fungsi prolaktin adalah dlm
laktasi.
Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar susu
dlm mempersiapkan, memulai dan
mempertahankan laktasi.
Fungsi laktasi dipengaruhi oleh kortikosteroid,
tiroid dan hormon kelamin yg semuanya
tergantung pada hormon tropik hipofisis.
In vitro prolaktin melancarkan proliferasi dan
diferensiasi saluran dan epitel alveolar
kelenjar susu, juga terjadi peningkatan
sintesis RNA dan perangsangan sintesis
protein susu serta enzim utk sintesis laktosa.
3. PROLAKTIN
Pada manusia prolaktin menghambat sekresi
gonadotropin dan kerjanya pada gonad.
Hisapan bayi sewaktu menyusu merupakan perang-
sang sekresi prolaktin selama masa menyusui
Meningginya kadar prolaktin mengakibatkan
hambatan thd gonadotropin yg selanjutnya
mempengaruhi fungsi ovarium.
Hal tsb menjelaskan infertilitas sementara pd ibu yg
menyusui.
Laktogen uri insani (human placental lactogen).
Zat ini tdp dlm urin serta memiliki efek laktogenik
dan aktivitas hormon pertumbuhan.
Secara imunologik zat ini mirip hormon
pertumbuhan.
Nama lainnya ialah somatomamotropin korion.
Fungsinya diduga berhubungan dg nutrisi fetus,
serta pertumbuhan dan perkembangannya.
3. PROLAKTIN
3.2. PENGATURAN
Pengaturan sekresi prolaktin berada di bawah
pengaruh hipotalamus, uniknya faktor
penghambat (Prolactin Release Inhibitoring
Hormon - PRIH) leblh berperan dp faktor
perangsang (Prolacting Releasing Factor - PRF).
Obat yg dpt mempengaruhi kadar prolaktin
dalam darah ialah reserpin, haloperidol,
imipramin, klorpromazin dan amitriptilin, yg
sebagian merupakan antagonis dopamin.
Peningkatan kadar prolaktin oleh obat ini dpt
disertai galaktore, sedangkan derivat ergot dan
I-dopa menghambat sekresi prolaktin.
3. PROLAKTIN
Kadar normal prolaktin dalam darah 5-10 ng/ml,
pada pria sedikit lebih rendah.
Kadarnya meningkat pada masa hamil dan
mencapai puncak pada saat partus (200 ng/ml),
juga pada stres fisik dan mental, hipoglikemia dan
fluktuasi kadar estrogen.
Prolaktin diduga merupakan salah satu faktor yg
berperan dalam terjadinya tumor mama.
Pada tikus pemberian prolaktin meningkatkan
insidens tumor mama, tetapi kadar prolaktin tidak
meningkat pada penderita tumor mama.
Agaknya hormon Ini hanya berperan sebagai
faktor pembantu yg memudahkan terjadinya
tumor.
Pemberian prolaktin terbukti memudahkan
terjadinya tumor mama pada tikus yg diberi zat
karsinogenik.
3. PROLAKTIN
3.3. IMPLIKASI KLINIK
Berdasarkan terdptnya peningkatan prolaktin
pada keadaan patologik tertentu, maka
diharapkan penurunan kadar prolaktin pada
keadaan tsb dpt memperbaiki keadaan.
Pengendalian kadar prolaktin dpt dilakukan dg
pemberian L-dopa atau bromokriptin.
Bromokriptin lebih efektif utk tujuan ini dan dpt
mengatasi galaktore, amenore sekunder dan
hambatan ovulasi pada penderita tumor
hipofisis anterior.
Galaktore dan amenore hilang dalam beberapa
minggu dan kehamilan dpt terjadi. Beberapa
tumor penghasil prolaktin mengecil pada
pengobatan dg bromokriptin. Bila pengobatan
dihentikan, tumor akan tumbuh kembali.
3. PROLAKTIN
Menghentikan laktasi post-partum.
Setelah melahirkan, kadar prolaktin tetap tinggi

selama 2-3 minggu.


Bila oleh suatu sebab laktasi harus dihentikan,

bromokriptin diberikan selama 14 hari post


partum.
Penghentian bromokriptin setelahnya tidak akan

disertai peninggian sekresi prolaktin dan laktasi.


Dalam hal ini, begitu sekresi prolaktin dihambat
dan rangsang hisapan bayi tidak ada maka
kondisi hormonal yg diperlukan utk memulai
kembali laktasi hilang.
Tanpa pemberian bromokriptin, laktasi juga akan

menghilang dg sendirinya bila tidak ada


rangsang hisapan, tetapi biasanya disertai
pembengkakan payudara yg menimbulkan nyeri.
.

4. GONADOTROPIN
Hipofisis menghasilkan 2 jenis gonadotropin yg
mengatur fungsi alat reproduksi, yi:
hormon pemacu folikel (FSH = follicle stimulating
hormone) dan
luteinizing hormone (LH). Pada spesies tertentu
hipofisis penting selama kehamilan, sedangkan
umumnya kehamilan dpt berjalan tanpa hipofisis.
Kadar gonadotropin dlm urin dpt diukur dg
radioimmuno-assay berdasarkan antibodi spesifik
thd gugus yg membedakan masing2 hormon
hipofisis.
Selain gonadotropin yg berasal dr hipofisis akan
disinggung juga mengenai gonadotropin korion
(CGH, chorionic gonadotropin hormone) yg berasal
dr plasenta, serta LHRH yg mengatur sekresinya.
4. GONADOTROPIN
4.1. KIMIA
FSH, LH, CGH dan TSH (thyroid stimulating hormone)
merupakan kelompok hormon peptida yg berbtk
glikoprotein.
Hormon ini terdiri atas sub-unit dan yg tidak
identik dan tidak terikat secara kovalen. Sub-unit
FSH hampir sama dg subunit LH dan TSH;
sedangkan subunit spesiflk utk masing-masing
hormon. Aktivitas hormon terletak pada subunit .
Subunit terdiri dr urutan asam amino yg mirip
antara 1 hormon dg yg lain tetapi gugus
karbohidratnya berbeda.
LH yg pada pria disebut interstitial cell stimulating
hormone (ICSH), sifat fisik dan kimianya mirip FSH.
4. GONADOTROPIN
4.2. FAAL
FSH pd wanita menyebabkan perkembangan
folikel primer menjadi folikel Graaf.
Di bawah pengaruh LH folikel yg telah
berkembang akan mensekresi estrogen dan
progesteron.
LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga
mempengaruhi korpus luteum utk
mensekresi estrogen dan progesteron.
Proses terakhir dikenal sebagai aktivitas
laktogenik, yg pada beberapa spesies
berada di bawah pengaruh prolaktin.
4. GONADOTROPIN
Pada kehamilan, gonadotropin korion
disekresi oleh uri mudigah 7 hari dan
diserap ke dlm darah utk mempertahankn
fase luteal.
Pengaruhnya thd korpus luteum sangat
mirip LH.
FSH pada pria berfungsi menjamin
terjadinya spermatogenesis, a.l. dg
mempertahankan fungsi tubulus
seminiferus.
LH merangsang sel Leydig mensekresi
testosteron.
4. GONADOTROPIN
4.3. PENGATURAN
Sekresi gonadotropin hipofisis diatur oleh
hipotalamus melalui hormon penglepas
(releasing hormone) dan oleh hormon seks
steroid melalui mekanisme umpan balik.
Hormon penglepas telah dpt dimurnikan,
diidentifikasi struktur kimianya, dan disintesis.
Hanya dikenal satu hormon penglepas utk
kedua hormon gonadotropin hipofisis yi LHRH
atau nama lainnya GnRH (LH releasing
hormone atau Gonadotropin releasing
hormone).
4. GONADOTROPIN
LHRH alam cepat terhidrolisis dalam
plasma dg waktu paruh 4 menit.
LHRH sintetik sangat efektif, pemberian
10-100 ug lV menyebabkan peninggian
kadar gonadotropin plasma dg cepat.
Hormon ini dpt merangsang ovulasi dan
spermatogenesis baik pada hewan
percobaan maupun manusia.
Keuntungan penggunaan LHRH utk
merangsang ovulasi dan kehamitan pada
wanita amenore adalah tidak timbulnya
efek samping ovulasi ganda dg akibat
kehamilan ganda.
4. GONADOTROPIN
4.4. INDIKASI
Infertilitas.

Gonadotropin berguna utk menginduksi ovulasi


pada wanita yg kekurangan gonadotropin.
Ovulasi terjadi pada 90% penderita yg diobati dg
menotropin dan CG, dan 50% diantaranya
menjadi hamil: 30% berupa kehamilan ganda;
20%-30% dr yg hamil mengalami keguguran.
Komplikasi utama adalah pembesaran ovarium
karena pematangan ovum ganda dg akibat
kehamilan ganda.
Gonadotropin juga mengembalikan kesuburan
pada pria yg mandul akibat hipopituitarisme.
Evaluasi utk efek ini baru terlihat setelah lebih dr
12 minggu.
4. GONADOTROPIN
4.5. SEDIAAN
Menotropin (Pergonal) ialah sediaan
gonadotropin yg berasal dr urin wanita mati
haid/menopause (HMG), mengandung
aktivitas FSH dan LH sama banyak.
Suntikan gonadotropin korion (HCG Pregnyl)
berasal dr urin wanita hamil, mengandung
1500 unit/mg. Dosisnya 500-4.000 IU 2-3
kali seminggu selama beberapa minggu utk
kriptorkisme atau hipogonadism pada pria.
Gonadotropin serum kuda hamil (serum
gonadotropin) mengandung sekurang-
kurangnya 100 unit/mg.
.
.

. .

Anda mungkin juga menyukai