Anda di halaman 1dari 16

PSAK 13

Property Investasi

Stanley
DY / 125140096
Pengertian
Properti Investasi adalah:
Properti (tanah atau bangunan atau bagian dari
bangunan atau keduanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan)
untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan
nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
Klasifikasi
Untuk dapat mengklasifikasikan suatu
properti sebagai properti investasi, harus
memenuhi kedua kriteria berikut:
1.Tujuan penggunaan (rental dan/atau
kenaikan nilai),
2.Jenis kepemilikan (dimiliki sendiri atau
melalui sewa pembiayaan
Klasifikasi
PSAK 13 membedakan antara properti investasi
dengan properti yang digunakan sendiri.
Properti yang digunakan sendiri mengacu pada
PSAK 16 Aset Tetap.
Properti yang digunakan sendiri adalah:
Properti yang dikuasai (oleh pemilik atau
lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif.
Klasifikasi
Untuk memenuhi kriteria properti investasi,
properti haruslah :
Dikuasai oleh pemilik, atau
Dikuasai oleh entitas dalam sewa
pembiayaan
Implikasinya, properti yang dikuasai lessee
dalam sewa operasi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai properti investasi.
Contoh Properti Investasi
Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk
kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka
pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya
di masa depan belum ditentukan. (Apabila entitas
belum menentukan penggunaan tanah sebagai
properti yang digunakan sendiri atau akan dijual
jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari,
maka tanah tersebut diakui sebagai tanah yang
dimiliki dalam rangka kenaikan nilai.)
Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai
oleh entitas melalui sewa pembiayaan) dan
disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih
sewa operasi.
Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia
untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu
Contoh bukan Properti

Investasi
Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan
usaha-sehari-hari atau sedang dalam proses pembangunan
atau pengembang untuk dijual Persediaan Properti
(lihat PSAK 14)
Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan
atas nama pihak ketiga kontrak konstruksi
Properti yang digunakan sendiri ,termasuk properti yang
dikuasai untuk digunakan di masa depan sebagai properti
yang digunakan sendiri, properti yang dimilik untuk
pengembangan di masa depan dan penggunaan
selanjutnya sebagai properti yang digunakan sendiri,
properti yang digunakan oleh karyawan
Properti dalam proses konstruksi atau pengembangan yang
di masa depan digunakan sebagai properti investasi.
Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara
sewa pembiayaan.
Posisi dalam Laporan
Keuangan
Pengakuan Awal
Properti investasi pada awalnya
diukur sebesar biaya perolehan.
Biaya transaksi termasuk dalam
pengukuran awal tersebut.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
1) Model Nilai Wajar
Dalam model ini, Properti Investasi
dicatat pada nilai wajar pada tanggal
pelaporan.
2) Model Biaya
Dalam model ini, Properti Investasi
dicatat pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Nilai wajar properti investasi harus


mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi yang timbul dari
perubahan nilai wajar atas properti
investasi harus diakui dalam laporan
laba rugi pada periode terjadinya.
Pelepasan
Properti investasi harus dihentikan pengakuannya
(dikeluarkan dari neraca) pada saat:
1. Pelepasan
2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi
secara permanen dan tidak memiliki manfaat
ekonomis di masa depan yang dapat
diharapkan pada saat pelepasan.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau
pelepasan properti investasi ditentukan dari
selisih antara:
1. Hasil neto dari pelepasan
2. Jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laporan
laba rugi (kecuali sale and leaseback) dalam
priode terjadinya.
Pengakuan
Perusahaan wajib menjelaskan antara lain kebijakan
akuntansi untuk:
Pengakuan awal Properti Investasi;
Pengukuran setelah pengakuan awal Properti
Investasi (model nilai wajar atau model biaya);
Estimasi umur manfaat dan/atau tarif penyusutan
untuk model biaya; dan
Penghentian pengakuan Properti Investasi
Jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk :
Penghasilan rental dari properti investasi
Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan
pemeliharaan) yang timbul dari properti investasi
yang menghasilkan penghasilan rental selama
periode.
Pengakuan
Khusus untuk Properti Investasi yang menggunakan model Nilai
Wajar, selain ditambahkan pengungkapan:
Rekonsiliasi antara jumlah tercatat Properti Investasi pada
awal dan akhir periode dengan menunjukkan penambahan,
pengurangan, dan reklasifikasi;
Saat suatu penilaian terhadap Properti Investasi disesuaikan
secara signifikan untuk tujuan pelaporan keuangan, maka
Perseroan mengungkapkan rekonsiliasi antara penilaian
tersebut dan penilaian yang telah disesuaikan yang
dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan
secara terpisah:
Jumlah agregat dari pengakuan kewajiban sewa yang telah
ditambahkan kembali
Penyesuaian signifikan lain
Pengakuan
Khusus untuk Properti Investasi yang menggunakan model
biaya, selain pengungkapan sebagaimana dimaksud diatas
ditambahkan pengungkapan:
Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
Properti Investasi pada awal dan akhir periode dengan
menunjukkan penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi;
Jumlah penyusutan untuk masing-masing periode penyajian
dan alokasi beban penyusutan;
Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui, dan jumlah
pemulihan rugi penurunan nilai, selama satu periode sesuai
SAK yang berlaku;
Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan
sendiri; dan
Nilai Wajar Properti Investasi.
Metode penyusutan yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai