Anda di halaman 1dari 57

DIREKTORAT BINA K3

KEMNAKER RI. JAKARTA


Peraturan Perundangan
Latar belakang
Pengertian, Istilah dan Klasifikasi bahan
toxic.
Rute bahan toxic masuk ke dalam tubuh.
Faktor yang mempengaruhi pemaparan
bahan toxic.
Standar (Nilai Ambang Batas Faktor
Kimia di Udara Tempat Kerja /TLV dan
BEI).
Pengendalian
1. UU no. 1/1970, tentang Keselamatan Kerja.
2. Kepmenaker Kep.187/Men/1997, tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di tk.
3. Permenakertrans No.13/MEN/X/2011, tentang NAB
Faktor Fisik dan Faktor Kimia di Udara Lingkungan
Kerja.
4. Kepres No.22/1993, tentang Penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja.
5. Permenakertrans Per.02/Men/1980, tentang
Pemeriksaan kesehatan TK dlm penyelenggaraan
keselamatan kerja.
6.Permenakertrans Per.03/Men/1982, tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
Perkembangan industri butuh berbagai jenis
bahan kimia dalam jumlah yang cukup banyak
untuk aktifitas produksi.

Lingkungan kerja terpapar oleh bermacam-


macam kontaminan.

Bahan pencemar udara (toxic) yang sering


dijumpai di tempat kerja diantaranya adalah :
gas an organik (SO2, CO, NOx, NH3, H2S),
gas/uap organik solvent (Benzene, Toluen,
Xylene, MEK), debu respirabel & inhalabel (silika,
batubara, dll), serat asbestos dll.
Gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja akibat
terpapar bahan kimia

Pengaruh yang dapat timbul akibat terpapar bahan-


bahan toxic di Lk, diantaranya :
- Iritasi
- Alergi
- Dermatitis
- Asma
- Silikosis, asbestosis
- Cancer
- Leukemia
- Keracunan sistemik
- dll
Terkait dengan bahan kimia toxic yg digunakan di
industri.

Definisi :
Ilmu yang mempelajari pengaruh pemajanan
bahan toxic yg dipakai di industri mulai dari
bahan baku, intermediet, hasil produksi
terhadap tenaga kerja.
Zat yg dalam dosis kecil dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan hidup.

Zat yg bila masuk kedalam tubuh dalam dosis cukup,


bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan
kematian/kerusakan berat pada orang sehat.

Zat yg bila masuk tubuh dalam jumlah cukup, secara


konsisten menyebabkan fungsi tubuh jadi tidak
normal.

Semua zat pada hakekatnya adalah Racun, hanya


dosis yg membedakan racun atau obat (Paracelsus,
1493 - 1541).
Toksisitas : Adalah kemampuan racun untuk
menimbulkan kerusakan apabila masuk ke dalam
tubuh dan lokasi organ yg rentan terhadapnya.

Xenobiotik : Adalah semua bahan asing bagi


tubuh, misalnya : obat-obatan, bahan kimia, dll.

Keracunan atau Intoksikasi adalah :


- Keadaan tidak normal akibat efek racun.
- Perubahan morfologi, fisiologi, pertumbuhan
dan perkembangan tubuh, atau pengurangan
usia hidup suatu organisme.
Hazard : kemampuan suatu bahan kimia
yg dapat menyebabkan efek merugikan
terhadap organisme / lingkungan.

LD50 : dosis yg dpt menyebabkan


kematian pd 50 % hewan percobaan

Organ target : organ yg paling sensitif


thd pajanan yg terjadi.
Berdasarkan sumber :
1. Sumber alamiah / buatan :
- flora
- fauna
- sintesis (di laboratorium).

2. Sumber titik, area, sumber bergerak


(dipakai untuk melakukan pengendalian).

3. Sumber domestik, komersial, industri.


Berdasarkan wujud
(berguna untuk memahami efek yg mungkin terjadi
serta pengendaliannya).
- Padat
- Cair
- Gas

Berdasarkan ukuran, bentuk dan densitas serta


komposisi kimiawi dan fisika (dapat memberi
petunjuk mudah tidaknya suatu kontaminan masuk ke
tubuh dan cepat tidaknya menimbulkan efek dan
sampai seberapa jauh efeknya).
Berdasarkan sifat toksisitasnya (LD50)
- Extremely toxic (ukuran < 5 mg/kg BB)
- Highly toxic (5 50 mg/kg BB)
- Moderately toxic (50 500 mg/kg BB)
- Slightly toxic (500 5000 mg/kg BB)
- Practically toxic (5000 15000 mg/kg BB)
- Relatively hamless (>>> 15000 mg/kg BB)
Berdasarkan sifat fisika-kimia :
- Korosif
- Eksplosif
- Radioaktif
- Evaporatif
- Reaktif

Berdasarkan terbentuknya pencemar :


- Pencemar primer (terbentuk dan keluar
dari sumbernya).
- Pencemar sekunder (setelah transformasi
pertama di lingkungan).
Berdasarkan efek kesehatan :
- Fibrosis (terbentuknya jaringan ikat secara
berlebihan).
- Granuloma (jaringan radang yg kronis, merah).
- Demam (suhu badan melebihi normal, suhu 38
39oC, terjadi setelah terpapar 4 12 jam).
- Asfiksia
- Alergi atau sensitivitas berlebihan.
- Kanker
- Mutan
- Cacat bawaan karena teratogen
- Keracunan sistemik (keracunan yg menyerang
seluruh tubuh).
Berdasarkan organ target (berdasarkan organ
yg di serang) :
- Hepatotoksik (meracuni hati).
- Nefrotoksik (meracuni ginjal).
- Neurotoksik (meracuni saraf).
- Hematotoksik (meracuni darah / sistim
pembentukan sel darah).
- Pneumotoksik (meracuni paru-paru).

Berdasarkan hidup / matinya racun :


- Racun biotis (biotoksin)
- Racun abiotis
1. Inhalasi (melalui
pernafasan).
Gas, uap, debu dan
aerosol
2. Absorpsi (melalui
kulit)
Liquid
3. Ingesti (melalui
mulut)
Debu dan liquid
4. Injeksi
Unit Proses Rute Masuk dan Hazard
Inhalasi :
Abrasive blasting silika, logam dan debu cat

Acid / Alkali treatments


Acid pickling (HCl,HNO3,H2SO4, Inhalasi : uap asam
H2Cr2O4) Kontak kulit : terbakar (burn)
Inhalasi :NO2, uap asam
Acid bright dips (HNO3/H2SO4)
Molten caustic descaling Inhalasi : asap, uap
Bath (high temperature) Kontak kulit : terbakar (burn)
Unit Proses Rute masuk dan Hazard
Blending, Mixing Inhalasi : debu, mist material toksik
(powder dan atau liquid di campur Kontak kulit : material toksik
untuk membuat produk)
Crushing, Sizing Inhalasi : debu, silika bebas
Inhalasi : uap
Kontak kulit : dermatitis dan absorpsi
Degreasing Kebakaran dan ledakan (jika flammable)
Metabolik : CO dibentuk dari methylene
chloride
Vapor degreaser Inhalasi : uap
(trichloromethylene, methyl Kontak kulit : dermatitis dan absorpsi
chloroform,)
Electroplating (coating metals, Inhalasi : mist asam. HCN, mist alkali,
plastik dg metal) : mist chromium
Copper,Chromium, Cadmium, Gold, Kontak kulit : asam, alkali
Silver Ingesti : senyawa sianida
Unit Proses Rute masuk dan Hazard

Furnace operation Inhalasi : fume, gas CO, SO2

Grinding, polishing Inhalasi : debu toxic

Inhalasi : partikel, logam toxic,


Machining cutting oil mist
Kontak kulit : solvent, cutting oil
Inhalasi : CO, debu dari
Material handling & storage conveyor, emisi dari tumpahan
bahan, kebocoran kontainer.

Inhalasi : debu silika, NO2 dari


Mining (drilling, blasting) blasting
Painting, Spraying Inhalasi : mist / uap material
toxic
Soldering Inhalasi : fume lead & cadmium
Welding, metal cutting Inhalasi : fume logam
Kurva hubungan dosis-respon bahan Kurva hubungan akumulasi bahan
toxic berdasarkan LD50 pd binatang toxic (di dalam tubuh) dgn durasi
percobaan pemaparan
Absorpsi,
distribusi,
penimbunan
metabolisme
dan ekskresi
xenobiotik
di dalam
tubuh
Bagian Tubuh yg
Sifat Toxic dipengaruhi Rentang Waktu Efek Contoh
Iritan atau Mata, kulit, Beberapa menit Inflamasi, Ammonia,asam sulfat,
korosif paru-paru s/d beberapa hari terbakar, nitrogen oksida,
melepuh caustic soda
Fibrogenik Paru-paru Beberapa tahun Kerusakan Debu bauxite,
fungsi paru, asbestos, bagase
mati
Alergi Paru-paru, kulit Beberapa hari s/d Asma kronik, Toluene di-
beberapa tahun dermatitis isocyanate (TDI)

Dermatitis kulit Beberapa hari s/d Kulit Asam kuat, alkali,


beberapa tahun meradang, deterjen,CCl4
terkelupas
Karsinogenik Kulit, paru-paru, 10 s/d 40 tahun cancer 2-naphthylamine
darah Benzidin, asbestos

Poison Seluruh organ, beberapa menit Kematian sel CCl4, Mercury,


seringkali liver, s/d beberapa organ vital Cadmium, CO,
otak, ginjal tahun HCN
Asfiksian Paru-paru Beberapa menit Gas Acetylene, CS2
menggantikan
kandungan O2
normal
1. Asbestosis
Tjd karena inhalasi debu asbestos

Asbestos tdr dari campuran berbagai silikat, yg


terpenting : magnesium silikat.

Pekerja berisiko tjd pd : pertambangan, penggilingan,


pengolahan asbestos

Gejala asbestosis : sesak napas, batuk, kelainan foto


rontgen
Note : TLV-TWA Asbestos = 0,1 f/cc (semua bentuk)
asbestos worker
suffering from
diffuse malignant
pleural
mesothelioma,
(absolutly fatal)

IPAS
Justus-Liebig
Universitt
Giessen
2. Silikosis
Tjd akibat menginhalasi debu silika bebas (SiO 2)
Jenis kerja berisiko silikosis : menambang &
ekstraksi batu-batu keras, penghalusan &
pemolesan batu, pabrik keramik, proses kerja yg
menggunakan pasir sebagai amplas.
Gejala silikosis ringan : sesak napas, batuk kering,
tdk mengganggu kerja
Silikosis tingkat sedang : selalu mengurangi
kemampuan kerja
Silikosis berat : sesak napas, tidak mampu bekerja
Note : TLV-TWA Silika = 0,025 mg/m 3 (Pulmonary
fibrosis, lung cancer)
Silikosis
Simple Silicosis
Small discrete nodules

(lesions)

Complicated Silicosis
Lesions increase in size
Grow together to form
larger masses
3. Antrakosilikosis

Disebabkan karena paparan debu campuran


(bermacam batu, C, Silika bebas).

Tjd pd pekerja tambang batu bara

Pd stadium dini tidak dijumpai gejala penyakit

Pneumokoniosis timbul pd kadar debu sangat tinggi.

Pd stadium lanjut tjd gangguan fungsi paru


4. Bisinosis

Tjd akibat inhalasi debu kapas.

Penyebab sebenarnya belum diketahui secara pasti.

Teori :
- Adanya efek mekanis debu kapas yg dihirup.
- Adanya kontaminan yg berpengaruh pd pernapasan.
Terpapar berulang kali dengan
Kontak dengan pelarut organik tar atau dengan derivat coal
tar
Membersihkan tangan dgn strong Hilangnya pigmen kulit
petroleum solvent (Hypopigmentation)
Reaksi iritasi Reaksi urticaria
Reaksi alergi Jerawat (Acne vulgaris)
Aktifitas Kerja :
Bila kuantitas bahan toxic yang digunakan besar dan & jenisnya
banyak, maka
potensi pemaparan bahan toxic thd LK dan tenaga kerja juga
besar.
Karakteristik fisik bahan kimia toksik :
- Ukuran partikel (respirabel, inhalabel).
- Sifat volatilitas (mudah menguap, tidak
mudah menguap).
- Proses yg menggunakan suhu tinggi
Lamanya waktu paparan
- Durasi paparan
- Frekuensi paparan
Lamanya waktu pemaparan :

- Durasi pemaparan bahan toxic (semakin lama


tenaga kerja terpapar bahan toxic, maka risiko

yg akan terjadi makin besar).

- Frequensi pemaparan (semakin sering terpapar


bahan toxic, maka risiko gangguan kesehatan
yang akan terjadi makin besar).
Efek toxic Note :
Dapat terjadi saat pertama kontak (ingesti
Racun lokal material caustic, inhalasi material irritant).

Absorpsi distribusi target organ


Racun sistemik Methyl mercury Otak
DDT CNS
Dapat pulih, konsentrasi bahan toxic rendah dan
Reversibel waktu pemaparan singkat.

Tidak dapat pulih, konsentrasi bahan toxic tinggi


Irreversibel dan waktu pemapan lama.

Segera terjadi setelah pemaparan,


Efek langsung Misal : Efek pemaparan sianida

Efek tertunda Terjadi beberapa waktu setelah pemaparan


Misal : Efek karsinogenik.
Reaksi Kimiawi Lokasi Intraseluler
Fase I
Oksidasi
Retikulum endoplasma (Sitokrom
P450 monooxigenase)
Mitokondria (monoamin oksidase)
Sitoplasma (dehidrogenase)
Reduksi
Retikulum endoplasma
Sitoplasma

Fase II
Konyugasi Retikulum endoplasma
Sitoplasma
Beberapa asam dan basa kuat tidak
mengalami reaksi biotransformasi

diekskresi seperti zat asal.

Nitrobenzene anilin (reduksi)

Ester asam, alkohol (hidrolisis)


Ginjal
(merupakan ekskresi utama, hampir semua
bahan berbahaya dikeluarkan melalui
ginjal).
Hati
Empedu
Asi
Nilai Ambang Batas (NAB / TLV)
TLV-TWA (8 jam/hari, 40 jam/minggu)
TLV-STEL (15 menit)
TLV-CEILING (pajanan tertinggi, tdk boleh
dilewati)

Biological Exposure Indices (BEI)


Nilai konsentrasi material indikator
biologis
Pengukuran risiko paparan berdasarkan
BEI, dianalisa dalam sampel berupa :

Darah
Urin
Rambut
Saliva (air ludah)
Kuku
Udara pernafasan
Bahan Spesimen Indikator Biologik Waktu BEI
Kimia Sampling
Acetone Urine Acetone Akhir shift 50 mg/L
Lead Darah Lead Not critical 30 g/100ml
N-Hexane urine 2,5- hexanedion Akhir shift pd 0,4 mg/L
akhir minggu
CO Darah Carboxyhemoglobin Akhir shift 3,5% of Hb

Nafas CO Akhir shift 20 ppm


Cadmium Urine Cadmium Not critical 5 g/g creatinin

Darah Cadmium Not critical 5 g/L


Xylene Urine Methylhippuric acid Akhir shift 1,5 g/g creatinin
Toluene Urine Toluen Akhir shift 0,03 mg/L

Darah Toluen Akhir shift pd 0,02 mg/L


akhiir minggu
Pengendalian Teknis (Eliminasi, Substitusi, Ventilasi,
dll).

Pengendalian administrasi
Sistem Labeling
Monitoring Lingkungan Kerja
Monitoring Biologik :
Waktu sampling (akhir shift, akhir shift pada akhir
minggu).
Jenis spesimen (darah, urine, rambut, kuku, saliva,
udara pernapasan).
Indikator biologik
Standard BEI
Kebersihan Umum
Fasilitas Saniter & Higiene Perorangan
Pelatihan dan pendidikan
Rotasi pekerjaan
Alat Pelindung Diri (Personal Protective
Equipment).

Anda mungkin juga menyukai