ST ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION
.
Anatomi
EPIDEMIOLOGI
Merupakan penyakit penyebab tersering di dunia.
Dapat dimodifikasi :
Kadar serum lipid
Hipertensi
Merokok
Gangguan Tolerasi Glukosa
Diet tinggi lemak jenuh, Kolesterol dan Kalori
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dada tipikal ( angina ), seperti rasa sakit yang ditekan,
rasa terbakar, ditindih benda berat seperti distusuk, rasa
diperas dan dipelintir; berlokasi di substernal, retrosternal, dan
precordial.
Anamnesis
1. Keluhan utama
Nyeri dada
2. Anamnesis khusus
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri kurang lebih 1 jam.
Nyeri dirasakan saat pasien sedang beraktifitas, rasanya seperti tertimpa
benda berat. Nyeri bersifat menjalar ke leher, rahang, bahu, sampai ke
lengan kiri. Nyeri semakin lama semakin memberat dan menghilang dengan
istirahat. Ini kali pertama pasien merasakan seperti ini. Keluhan ini disertai
keringat dingin (+) , mual (+), muntah (-), sesak nafas (+), demam (-).
3. Anamnesis tambahan
Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi (+), DM (disangkal)
Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi (+) , DM (-) , tidak ada
keluarga pasien yang mempunyai riwayat
penyakit jantung.
4. Kebiasaan sosial
Merokok (-)
Makan makanan berlemak (+)
Makan makanan tinggi kadar lemak (+)
Kurang olahraga (+)
Status present
Keadaan umum : Lemas
Kesadaran : Kompos mentis
GCS : E4V5M6
Tanda vital: TD : 182/129 mmhg
HR : 128 x/I (regular)
RR : 26 x/I (thoracoabdominal)
T : 36,5 oC (axilla)
Thorax depan
Inspeksi : Bentuk dan pergerakkan dinding dada simetris, Scar (-)
Jaringan parut (-)
Palpasi: Fremitus taktil kanan dan kiri sama
Perkusi: sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+)
: Wh (-/-)
: Rh (-/-)
.
Thorax belakang
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Scar (-)
Jaringan parut (-)
Palpasi: Fremitus taktil kanan dan kiri sama
Perkusi: sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+)
: Wh (-/-)
: Rh (-/-)
Jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris
iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas kanan jantung : garis parasternalis kanan.
: Batas kiri jantung : 1 cm lateral dari garis
midclavicularis
Auskultasi : suara jantung BI dan BII, murmur (-)
Paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakkan dinding dada simetris
Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
Perkusi : batas paru sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+)
Abdomen
Inspeksi : Pergerakan abdomen simetris, sikatriks (-)
Palpasi : nyeri tekan (-) massa (-), hati dan limpa tidak tera
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : peristaltik (+)
Kesan :
SINUS RYTEM
ST SEGMEN ELEVASI
STEMI ANTERIOR EKSTENSIF
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah rutin ,Trigliserida,Cholesterol total,RFT ( Renal Fuction Test ),Asam ur
Diagnosa kerja
Stemi Anterior Ekstensif (Hipertensi stage II)
Diagnosa banding
Stemi Anterior Ekstensif
Sindrom Koroner Acute
Perikarditis Acute
Aunerisma ventrikel
Therapy
Bed rest
O2 3 lilter/menit
Diet M II Rendah Garam
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Arixtra (fondaparinuks) 0,6 mg / 24 jam (5 hari)
Inj Ketorolac 30 mg / 12 jam
Ramipril 1x5 mg tablet
ISDN 3x5mg tablet
Clopidogrel 1x75 mg tablet
Aspilet 1x80 mg tablet
Follow Up
06 September 2016 ( hari 2)
S: Nyeri dada berkurang, sesak (-)
BAK(+) BAB(-)
O: KU: Lemas GCS: E4V5M6
TD: 130/80 mmHg
HR: 76 x/i
RR: 22 x/i
T: 36,5oC
Pf : Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Reflek cahaya (+/+)
Thorax: I: Simetris (+)
P: Stem fremitus (+)
P: Sonor (+/+)
A: Vesikuler (+/+) Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Peristaltik (+) Nyeri tekan (-)
Extremitas: edema (-)
Interpretasi Hasil Ekg
Irama : Sinus
Regularitas : Reguler
Rate : 102 x/i
Gelombang P : 0,08 detik
Gel Q : Q patologis di lead III, aVR, aVF
PR interval : 0,14 detik
QRS interval : < 0,04 detik ( QRS sempit)
Axis : LAD ( Left Anterior Descending Artery )
Segmen ST :
ST elevasi di lead V2, V3, V4, V5, V6
Gelombang T :
T inversi di lead I, II, aVL, aVR, V1, V2, V3, V4, V5, V6
Kesan :
SINUS RYTEM
ST SEGMEN ELEVASI
STEMI ANTERIOR EKSTENSIF
A/ Stemi Anterior Ekstensif
Hipertensi Stage II
P/ Ekg ulang, Darah rutin, Trigliserida, Cholestrol total, Renal Function Test
Urat
07 September 2016 ( hari 3 )
S: nyeri dada berkurang
BAK (+) BAB (+)
O: KU: Sedang GCS: E4V5M6
TD: 130/80 mmHg
HR: 78 x/i
RR: 18 x/I T: 36,5o C
Pf : Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Reflek cahaya (+/+)
Thorax: I: Simetris (+)
P: Stem fremitus (+)
P: Sonor (+/+)
A: Vesikuler (+/+) Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Peristaltik (+) Nyeri tekan (-)
Extremitas: edema (-)
Interpretasi Hasil Ekg
Irama : sinus
Regularitas : Reguler
Rate : 91 x/i
Gelombang P : 0,08 detik
Gel Q : Q patologis di lead III, aVR, aVF
PR interval : 0,16 detik
QRS interval : 0,08 detik
Axis : LAD ( Left Anterior Descending Artery )
Segmen ST :
ST elevasi di lead V3, V4, V5
Gelombang T :
T inversi di lead I, II, aVL, aVR, V1, V2, V3, V4, V5, V6
Kesan :
SINUS RYTEM
ST SEGMEN ELEVASI
STEMI ANTERIOR EKSTENSIF
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin :
WBC: 10,5 ( N : 4 -11)
RBC: 5,02 (N : 4 -5,4)
HGB: 12,5 (N : 12-16)
HCT: 38,0 (N : 36 - 48)
MCV : 82,5 ( N : 80,0 - 97,0)
MCH : 31,1 (N : 27,0 - 33,7)
MCHC : 29,3 (N : 31,5 - 35,0 )
PLT: 372 (N : 150 - 400)
KIMIA DARAH
LEMAK : Trigliserida 222 mg/dl (N : < 160)
Kolestrol Total 239 mg/dl ( N : < 200)
FUNGSI GINJAL : Ureum 38 mg/dl ( N : 10-50)
Creatinin 0,6 mg/dl ( N : 0,6-1,3)
ASAM URAT : 5.9 mg/dl ( N : 2,4- 5,7 )
A/ Stemi Anterior Ekstensif
Hipertensi Stage II
Dislipidemia
Terapi : Terapi :
-Bed rest - Tirah baring (Kelas I-C)
-Suplemen oksigen harus diberikan segera bagi mereka
-O2 3 lilter/menit
dengan saturasi O2 arteri <95% atau yang mengalami distres
-Diet M II Rendah Garam respirasi (Kelas I-C)
- Suplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien
-Infus RL 20 gtt/i
SKA dalam 6 jam pertama, tanpa mempertimbangkan
- Inj. Arixtra (fondaparinuks) 0,6 mg / 24 jam (5 hari) saturasi O2 arteri (Kelas IIa-C)
- Aspilet 1x80 mg tablet - Diet M II Rendah Garam untuk membantu menghilangkan
retensi garam/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan
tekanan darah pada hipertensi.
- Infuse RL 20 gtt/i untuk menggantikan kehilangan cairan
elektrolit. Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan
konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung
cairan ekstraseluler.
-Fondaparinuks secara keseluruhan memiliki profil keamanan
berbanding risiko yang paling baik. Dosis yang diberikan
adalah 2,5 mg setiap hari secara subkutan (Kelas I-A).
-Aspirin(Aspilet) 160-320 mg diberikan segera pada semua
pasien yang tidak diketahui intoleransinya terhadap aspirin
(Kelas I-A).
-
BERDASARKAN PASIEN BERDASARKAN TEORI