Anda di halaman 1dari 41

REFARAT

ST ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION

FENNY CARLA PRATIWI


16174026

Pembimbing dr Sawdahanum Sp.PD


FINASIM
Fakultas Kedokteran
Univ. Abulyatama
DEFINISI

(ST Elevation Myocardial Infarction=STEMI)

STEMI adalah salah satu tipe serangan jantung


yang diakibatkan oleh karena menurunnya aliran
darah koroner ke miokardium secara mendadak
yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan EKG
(Elektrokardiografi) dan ditemukan adanya elevasi
ST

.
Anatomi
EPIDEMIOLOGI
Merupakan penyakit penyebab tersering di dunia.

Kejadian lebih sering pada pria usia 45- 65


tahun.

Mortalitas dan morbiditas STEMI di Indonesia :


Dm
Hipertensi
Merokok
Keterlambatan penanganan
FAKTOR RESIKO
Tidak dapat dimodifikasi :
Usia
Jenis Kelamin
Ras
Riwayat keluarga

Dapat dimodifikasi :
Kadar serum lipid
Hipertensi
Merokok
Gangguan Tolerasi Glukosa
Diet tinggi lemak jenuh, Kolesterol dan Kalori
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dada tipikal ( angina ), seperti rasa sakit yang ditekan,
rasa terbakar, ditindih benda berat seperti distusuk, rasa
diperas dan dipelintir; berlokasi di substernal, retrosternal, dan
precordial.

Berkurang dengan istirahat dan nitrat.

Penjalarannya biasanya ke lengan kiri dapat juga ke leher,


rahang bawah, gigi, punggung/interskapula, perut, dan dapat
juga ke lengan kanan.

Dicetuskan oleh Aktifitas


DIAGNOSIS
Diagnosis IMA dengan elevasi segmen ST ditegakkan
berdasarkan anamnesis nyeri dada yang khas dan
gambaran EKG adanya elevasi ST >2 mm, minimal
pada 2 sandapan prekordial yang berdampingan atau >1
mm pada 2 sandapan ekstremitas
PEMERIKSAAN FISIK
Pasien tampak cemas dan tidak bisa beristirahat
(gelisah) dengan ekstremitas pucat disertai keringat
dingin.

Penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan split


paradoksikal bunyi jantung kedua.

Dapat ditemukan murmur midsistolik atau late sistolik


apikal

Peningkatan suhu sampai 38 C dapat dijumpai dalam


minggu pertama pasca STEMI.
.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan enzim jantung ; Kreatinin kinase, CKMB, dan
cardiac spesific troponin (cTn) T atau cTn I. peningkatan nilai
enzim diatas 2 kali nilai batas noraml menunjukan adanya
nekrosis jantung.
Pemeriksaan EKG : Pemeriksaan EKG 12 sandapan harus
dilakukan pada semua pasien dengan nyeri dada atau keluhan
yang dicurigai STEMI, dalam waktu 10 menit sejak
kedatangan di IGD sebagai landasan dalam menentukan
keputusan terapi reperfusi.
Karakteristik EKG dari STEMI dan evolusinya :
PENATALAKSAAN
Tujuan utama tatalaksana IMA adalah mendiagnosis secara
cepat, menghilangkan nyeri dada, menilai dan
mengimplementasikan strategi reperfusi yang mungkin
dilakukan, memberi antitrombotik dan anti platelet, memberi
obat penunjang

Pengobatan segera dengan prinsip MONA :


O2 4 L/menit
Aspirin 160-325 mg
Nitrogliserin
Morfin IV ( bila skit dada tidak hilang dengan nitrogliserin )
1. Tirah baring (Bed Rest)
2. Suplemen oksigen harus diberikan segera bagi mereka dengan
saturasi O2 arteri <95% atau yang mengalami distres respirasi
3. Suplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien SKA dalam
6 jam pertama, tanpa mempertimbangkan saturasi O2 arteri
4. Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada semua pasien yang
tidak diketahui intoleransinya terhadap aspirin
5. Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate) : ticagretol
atau clopidogrel
6. Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual bagi pasien dengan
nyeri dada yang masih berlangsung saat tiba di ruang gawat
darurat .
7. Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30
menit, bagi pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga
dosis NTG sublingual
LAPORAN KASUS
Identitas penderita
Nama : Ny. Rismiati
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 51 tahun
Alamat : Kute Lintang
Pekerjaan : PNS
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Tanggal masuk RS : 5 September 2016 (18.30 wib)
No RM : 1440XX

Anamnesis

1. Keluhan utama
Nyeri dada

2. Anamnesis khusus
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri kurang lebih 1 jam.
Nyeri dirasakan saat pasien sedang beraktifitas, rasanya seperti tertimpa
benda berat. Nyeri bersifat menjalar ke leher, rahang, bahu, sampai ke
lengan kiri. Nyeri semakin lama semakin memberat dan menghilang dengan
istirahat. Ini kali pertama pasien merasakan seperti ini. Keluhan ini disertai
keringat dingin (+) , mual (+), muntah (-), sesak nafas (+), demam (-).

3. Anamnesis tambahan
Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi (+), DM (disangkal)
Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi (+) , DM (-) , tidak ada
keluarga pasien yang mempunyai riwayat
penyakit jantung.
4. Kebiasaan sosial
Merokok (-)
Makan makanan berlemak (+)
Makan makanan tinggi kadar lemak (+)
Kurang olahraga (+)

Status present
Keadaan umum : Lemas
Kesadaran : Kompos mentis
GCS : E4V5M6
Tanda vital: TD : 182/129 mmhg
HR : 128 x/I (regular)
RR : 26 x/I (thoracoabdominal)
T : 36,5 oC (axilla)

Status gizi: TB: 160 cm


BB: 68 kg
IMT : BB (kg)/TB 2 (m) = 68/2,56 =26,5 (gemuk) 25,0 29,9
.
Pemeriksaan fisik
Kepala: dalam batas normal
Mata: Anemis (-/-)
Ikterik (-/-)
Pupil isokor
Reflek cahaya (+/+)
Bibir : sianosis (-)
Leher : TVJ R+2 CmH2O,pembesaran kel.tiroid (-),
Trakea dalam batas normal

Thorax depan
Inspeksi : Bentuk dan pergerakkan dinding dada simetris, Scar (-)
Jaringan parut (-)
Palpasi: Fremitus taktil kanan dan kiri sama
Perkusi: sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+)
: Wh (-/-)
: Rh (-/-)

.
Thorax belakang
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Scar (-)
Jaringan parut (-)
Palpasi: Fremitus taktil kanan dan kiri sama
Perkusi: sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+)
: Wh (-/-)
: Rh (-/-)

Jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris
iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas kanan jantung : garis parasternalis kanan.
: Batas kiri jantung : 1 cm lateral dari garis
midclavicularis
Auskultasi : suara jantung BI dan BII, murmur (-)
Paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakkan dinding dada simetris
Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
Perkusi : batas paru sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+)

Abdomen
Inspeksi : Pergerakan abdomen simetris, sikatriks (-)
Palpasi : nyeri tekan (-) massa (-), hati dan limpa tidak tera
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : peristaltik (+)

Hepar: dalam batas normal


Lien: dalam batas normal
KGB: dalam batas normal
Ekstremitas: Edema pretibial (-/-)
Edema dorsum pedis (-/-)
.
Interpretasi hasil Ekg :
Irama : Sinus
Regularitas : Reguler
Rate : 102 x/i
Gelombang P : 0,08 detik
Gel Q : Q patologis di lead III, aVR, aVF
PR interval : 0,14 detik
QRS interval : < 0,04 detik ( QRS sempit)
Axis : LAD ( Left Anterior Descending Artery )
Segmen ST :
ST elevasi di lead V2, V3, V4, V5, V6
Gelombang T :
T inversi di lead I, II, aVL, aVR, V1, V2, V3, V4, V5, V6

Kesan :
SINUS RYTEM
ST SEGMEN ELEVASI
STEMI ANTERIOR EKSTENSIF
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah rutin ,Trigliserida,Cholesterol total,RFT ( Renal Fuction Test ),Asam ur

Diagnosa kerja
Stemi Anterior Ekstensif (Hipertensi stage II)

Diagnosa banding
Stemi Anterior Ekstensif
Sindrom Koroner Acute
Perikarditis Acute
Aunerisma ventrikel
Therapy
Bed rest
O2 3 lilter/menit
Diet M II Rendah Garam
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Arixtra (fondaparinuks) 0,6 mg / 24 jam (5 hari)
Inj Ketorolac 30 mg / 12 jam
Ramipril 1x5 mg tablet
ISDN 3x5mg tablet
Clopidogrel 1x75 mg tablet
Aspilet 1x80 mg tablet
Follow Up
06 September 2016 ( hari 2)
S: Nyeri dada berkurang, sesak (-)
BAK(+) BAB(-)
O: KU: Lemas GCS: E4V5M6
TD: 130/80 mmHg
HR: 76 x/i
RR: 22 x/i
T: 36,5oC
Pf : Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Reflek cahaya (+/+)
Thorax: I: Simetris (+)
P: Stem fremitus (+)
P: Sonor (+/+)
A: Vesikuler (+/+) Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Peristaltik (+) Nyeri tekan (-)
Extremitas: edema (-)
Interpretasi Hasil Ekg
Irama : Sinus
Regularitas : Reguler
Rate : 102 x/i
Gelombang P : 0,08 detik
Gel Q : Q patologis di lead III, aVR, aVF
PR interval : 0,14 detik
QRS interval : < 0,04 detik ( QRS sempit)
Axis : LAD ( Left Anterior Descending Artery )
Segmen ST :
ST elevasi di lead V2, V3, V4, V5, V6
Gelombang T :
T inversi di lead I, II, aVL, aVR, V1, V2, V3, V4, V5, V6

Kesan :
SINUS RYTEM
ST SEGMEN ELEVASI
STEMI ANTERIOR EKSTENSIF
A/ Stemi Anterior Ekstensif
Hipertensi Stage II

Th/ Bed rest


O2 3 lilter/menit
Diet M II Rendah Garam
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Arixtra 0,6 mg / hari ( H- 2 )
Inj Ketorolac 30 mg / 12 jam
Bisoprolol 1x2,5 mg tablet
Ramipril 1x5 mg tablet
ISDN 3x5mg tablet
Clopidogrel 1x75 mg tablet
Aspilet 1x80 mg tablet
Laxadin syr 1xCI

P/ Ekg ulang, Darah rutin, Trigliserida, Cholestrol total, Renal Function Test
Urat
07 September 2016 ( hari 3 )
S: nyeri dada berkurang
BAK (+) BAB (+)
O: KU: Sedang GCS: E4V5M6
TD: 130/80 mmHg
HR: 78 x/i
RR: 18 x/I T: 36,5o C
Pf : Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Reflek cahaya (+/+)
Thorax: I: Simetris (+)
P: Stem fremitus (+)
P: Sonor (+/+)
A: Vesikuler (+/+) Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Peristaltik (+) Nyeri tekan (-)
Extremitas: edema (-)
Interpretasi Hasil Ekg
Irama : sinus
Regularitas : Reguler
Rate : 91 x/i
Gelombang P : 0,08 detik
Gel Q : Q patologis di lead III, aVR, aVF
PR interval : 0,16 detik
QRS interval : 0,08 detik
Axis : LAD ( Left Anterior Descending Artery )
Segmen ST :
ST elevasi di lead V3, V4, V5
Gelombang T :
T inversi di lead I, II, aVL, aVR, V1, V2, V3, V4, V5, V6

Kesan :
SINUS RYTEM
ST SEGMEN ELEVASI
STEMI ANTERIOR EKSTENSIF
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin :
WBC: 10,5 ( N : 4 -11)
RBC: 5,02 (N : 4 -5,4)
HGB: 12,5 (N : 12-16)
HCT: 38,0 (N : 36 - 48)
MCV : 82,5 ( N : 80,0 - 97,0)
MCH : 31,1 (N : 27,0 - 33,7)
MCHC : 29,3 (N : 31,5 - 35,0 )
PLT: 372 (N : 150 - 400)

KIMIA DARAH
LEMAK : Trigliserida 222 mg/dl (N : < 160)
Kolestrol Total 239 mg/dl ( N : < 200)
FUNGSI GINJAL : Ureum 38 mg/dl ( N : 10-50)
Creatinin 0,6 mg/dl ( N : 0,6-1,3)
ASAM URAT : 5.9 mg/dl ( N : 2,4- 5,7 )
A/ Stemi Anterior Ekstensif
Hipertensi Stage II
Dislipidemia

Th/ Bed rest


O2 3 lilter/menit
Diet M II Rendah Garam
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Arixtra 0,6 mg / hari ( H- 3 )
Inj Ketorolac 30 mg / 12 jam
Bisoprolol 1x2,5 mg tablet
Ramipril 1x5 mg tablet
ISDN 3x5mg tablet
Clopidogrel 1x75 mg tablet
Aspilet 1x80 mg tablet
Laxadin syr 1XCI
Gemfibrozil 600 mg 1x1 tablet
Simvastatin 20 mg 1x 1 tablet
08 September 2016 ( hari 4 )
S: nyeri dada berkurang , sesak(-), mual (-), muntah (-)
Susah tidur (+), BAK (+) BAB (+)
O: KU: Sedang GCS: E4V5M6
TD: 130/80 mmHg
HR: 80 x/i
RR: 18 x/i
T: 36,7o C
Pf : Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Reflek cahaya (+/+)
Thorax: I: Simetris (+)
P: Stem fremitus (+)
P: Sonor (+/+)
A: Vesikuler (+/+) Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Peristaltik (+) Nyeri tekan (-)
Extremitas: edema (-)
A/ Stemi Anterior Ekstensif
Hipertensi Stage II
Dislipidemia

Th/ Bed rest


O2 3 lilter/menit
Diet M II Rendah Garam
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Arixtra 0,6 mg / hari ( H- 4 )
Inj Ketorolac 30 mg / 12 jam
Bisoprolol 1x2,5 mg tablet
Ramipril 1x5 mg tablet
ISDN 3x5mg tablet
Clopidogrel 1x75 mg tablet
Aspilet 1x80 mg tablet
Laxadin syr 1XCI
Gemfibrozil 600 mg 1x1 tablet
Simvastatin 20 mg 1x 1 tablet
Alprazolam 0,25 mg 1 x1 tablet (malam)
09 September 2016 ( hari 5 )
S: nyeri dada berkurang , sesak(-), mual (-), muntah (-)
Susah tidur (+), BAK (+) BAB (+)
O: KU: Sedang GCS: E4V5M6
TD: 140/80 mmHg
HR: 80 x/i
RR: 20 x/i
T: 36,7o C
Pf : Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Reflek cahaya (+/+)
Thorax: I: Simetris (+)
P: Stem fremitus (+)
P: Sonor (+/+)
A: Vesikuler (+/+) Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Peristaltik (+) Nyeri tekan (-)
Extremitas: edema (-)
A/ Stemi Anterior Ekstensif
Hipertensi Stage II
Dislipidemia

Th/ Bed rest


O2 3 lilter/menit
Diet M II Rendah Garam
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Arixtra 0,6 mg / hari ( H- 5 )
Inj Ketorolac 30 mg / 12 jam
Bisoprolol 1x2,5 mg tablet
Ramipril 1x5 mg tablet
ISDN 3x5mg tablet
Clopidogrel 1x75 mg tablet
Aspilet 1x80 mg tablet
Laxadin syr 1XCI
Gemfibrozil 600 mg 1x1 tablet
Simvastatin 20 mg 1x 1 tablet
Alprazolam 0,5 mg 1 x1 tablet (malam)
PBJ

Th/ Bisoprolol 1x2,5 mg tablet


Ramipril 1x5 mg tablet
ISDN 3x5mg tablet
Clopidogrel 1x75 mg tablet
Aspilet 1x80 mg tablet
Gemfibrozil 600 mg 1x1 tablet
Simvastatin 20 mg 1x 1 tablet
Alprazolam 0,5 mg 1 x1 tablet (malam)
BERDASARKAN PASIEN BERDASARKAN TEORI
Anamnesis : Anamnesis :
- Nyeri dada -Nyeri dada tipikal (angina)
-Nyeri dada memberat saat merupakan gejala kardinal pasien
beraktivitas infark miokard akut.
- Rasa nyeri seperti tertimpa benda -Nyeri dada ini bersifat seperti rasa
berat sakit yang ditekan, rasa terbakar,
ditindih benda berat seperti ditusuk,
rasa diperas dan dipelintir;
-Nyeri bersifat menjalar ke leher, -Nyeri berlokasi di substernal,
rahang, bahu sampai ke lengan kiri retrosternal, dan precordial.
penjalarannya biasanya ke lengan kiri
dapat juga ke leher, rahang
-Nyeri berkurang saat pasien bawah,gigi,punggung/interskapula,
beristirahat perut, dan dapat juga ke lengan
kanan.
-Nyeri membaik atau hilang dengan
istirahat, atau obat nitrat.
BERDASARKAN PASIEN BERDASARKAN TEORI
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik :
- Keadaan Umum : Lemas -Pasien tampak cemas dan tidak bisa
- Berkeringat dingin (+) beristirahat (gelisah) dengan
ekstremitas pucat disertai keringat
dingin

Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan Penunjang :


-EKG Segmen ST : - EKG adanya elevasi Segmen ST >2
ST elevasi di lead V2, V3, V4, V5, V6 mm, minimal pada 2 sandapan
prekordial yang berdampingan atau
>1 mm pada 2 sandapan
ekstremitas..
BERDASARKAN PASIEN BERDASARKAN TEORI

Terapi : Terapi :
-Bed rest - Tirah baring (Kelas I-C)
-Suplemen oksigen harus diberikan segera bagi mereka
-O2 3 lilter/menit
dengan saturasi O2 arteri <95% atau yang mengalami distres
-Diet M II Rendah Garam respirasi (Kelas I-C)
- Suplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien
-Infus RL 20 gtt/i
SKA dalam 6 jam pertama, tanpa mempertimbangkan
- Inj. Arixtra (fondaparinuks) 0,6 mg / 24 jam (5 hari) saturasi O2 arteri (Kelas IIa-C)
- Aspilet 1x80 mg tablet - Diet M II Rendah Garam untuk membantu menghilangkan
retensi garam/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan
tekanan darah pada hipertensi.
- Infuse RL 20 gtt/i untuk menggantikan kehilangan cairan
elektrolit. Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan
konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung
cairan ekstraseluler.
-Fondaparinuks secara keseluruhan memiliki profil keamanan
berbanding risiko yang paling baik. Dosis yang diberikan
adalah 2,5 mg setiap hari secara subkutan (Kelas I-A).
-Aspirin(Aspilet) 160-320 mg diberikan segera pada semua
pasien yang tidak diketahui intoleransinya terhadap aspirin
(Kelas I-A).
-
BERDASARKAN PASIEN BERDASARKAN TEORI

- Clopidogrel 1x75 mg tablet -Clopidogrel diberikan dengan dosis


-ISDN 3x5mg tablet (Golongan pemeliharaan 75 mg/hari (Kelas I-C).
Nitrat) - Nitrogliserin (NTG) spray/tablet
sublingual bagi pasien dengan nyeri dada
-Ramipril 1x5 mg tablet (Golongan
yang masih berlangsung saat tiba di
ACE inhibitor)
ruang gawat darurat (Kelas I-C) , dalam
keadaan tidak tersedia NTG, isosorbid
dinitrat (ISDN) dapat dipakai sebagai
pengganti
-Pemberian inhibitor ACE (Ramipril)
harus diberikan pasien dengan bukti
klinis gagal jantung, pada pasien
penurunan fungsi ventrikel kiri secara
global, atau pada pasien hipertensi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai