Farmakoterapi Gout
Farmakoterapi Gout
PATOFISIOLOGI
a.Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik
b.Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal
c.Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan cellular turnover) atau
peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan)
d.Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin
Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Asam urat ini
merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal. Penimbunan
asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini
masih belum diketahui. Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara:
a. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen ini bersifat kemotaktik dan
akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan membran sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu
pengeluaran radikal bebas toksik dan leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya
enzim lisosom yang destruktif.
b. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan melakukan aktivitas fagositosis,
dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan
memperkuat respons peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk
menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan.
GEJALA DAN TANDA
Kesemutan dan linu
Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun
tidur
Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak,
kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan
pagi.
STUDI KASUS
Pasien Ny. S umur 67 tahun BB 45kg TB 160cm MRS tgl 11
oktober 2010 dengan keluhan sesak, nyeri dada sebelah kiri
pusing, mual, muntah. riwayat penyakit PJK OMI dan hipertensi.
riwayat obat ISDN, simvastatin, aspilet, furosemid, bisoprolol. dari
anamnase dan data lab pasien terdiagnosis PJK OMI dan angina
tidak stabil. data lab menunjukkan kadar kolesterol total 300mg/dl,
LDL 100mg/dL, HB 5 mg/dl, leukosit 6500/mm3, asam urat
10mg/dl, Cr 3,5mg/dl, BUN 78mg.dL, tekanan darah
160/95mmHg, N 110x/menit, RR 24 kali/menit. pasien diterapi
oksigen 3 L/jam kedokard injeksi 0,5mg/jam, lasik injeksi 1-1-0,
plavix 1-0-0, arixtra 1-0-0, allopurinol 3x100mg. bagaimana
rencana pelayanan kefarmasian yang akan dilakukan
ISDN
Farmkokinetik : Nitrat organik diabsorbsi dengan baik lewat kulit, mukosa
sublingual dan oral. metabolisme obat-obat ini dilakukan oleh nitrat reductase
dalam hati, yang mengubah nitrat larut lemak menjadi metabolismenya yang
larut air. Efek lintas pertama dalam hati ini menyebabkan bioavailabilitas
nitrat organik oral sangat kecil (nitrogliserin dan isosorbit dinitrat < 20%).
onset isosorbid dinitrat sublingual 2-5 menit dengan durasi 1-2 hari.
Farmakodinamik : rilis oksida nitrat menyebabkan stimulasi guanylyl
intraseluler siklase yang mengarah ke peningkatan GMP siklik. Hal ini
menyebabkan relaksasi otot polos pembuluh darah dari kedua arteri dan
pembuluh darah vena. Peningkatan pengumpulan vena menurunkan tekanan
ventrikel kiri (preload) dan dilatasi arteri berkurang resistensi arteri (afterload).
Oleh karena itu, ini mengurangi kebutuhan oksigen jantung dengan
menurunkan tekanan ventrikel kiri dan resistensi pembuluh darah sistemik
dengan melebarkan arteri. Selain itu, pelebaran arteri koroner meningkatkan
aliran kolateral untuk daerah iskemik.
Efek samping :
Cardiovascular: Chest pain (16%)
Central nervous system: Headache (3% to 8%), dizziness (2% to 6%), depression (4%), fatigue (3%),
general pain (6%)
Hematologic: Bleeding (major 4%; minor 5%), purpura (5%), epistaxis (3%)
Respiratory: Dyspnea (5%), rhinitis (4%), bronchitis (4%), cough (3%), upper respiratory infection (9%)
Pondafarinux Natrium
Mekanisme kerja : menghambat selektif faktor Xa dengan
mengikat antitrombin III. Penghambatan faktor Xa
mengganggu rantai koagulasi dan menghambat
pembentukan trombin dan trombus.
Efek Samping : Pendarahan, memar, ruam pada kulit,
kulit pucat, sesak nafas, kesemutan, mati rasa, BAB
hitam, sakit kepala berat.
Farmakokinetik : Dalam farmakokinetik lansia sehat fondaparinux adalah
linier dalam kisaran dosis 2-8 mg p /. Ketika diberikan 1 waktu / hari Css
dicapai melalui 3-4 hari, sedangkan Cmax dan peningkatan AUC 1.3
kali.Pada orang dewasa yang sehat fondaparinux didistribusikan sedemikian
rupa,banyak dalam darah dan hanya sejumlah kecil. Dalam fondaparinux
vitro sangat (tidak kurang 94%) khusus mengikat protein ATIII. Pada orang
sehat, 64-77% dosis diekskresikan dalam urin. T1/2 adalah tentang 17 h
pada relawan muda yang sehat dan sekitar 21 tidak subyek sehat lansia.
Pada pasien dengan fungsi ginjal normal, clearance rata-rata fondaparinux
7.82 ml / menit.