Anda di halaman 1dari 24

DASAR-DASAR ANASTESIOLOGI

Dr.Qadri Fauzi Tanjung,


SpAn,KAKV
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mempelajari anastesi tidak cukup
hanya dengan membaca dan
melihat saja, tetapi harus
mengetahui keadaan pasien dan
apa yang harus dilakukan

Padatindakan anastesi,
keselamatan pasien berada
ditangan pelaksana anastesi
Untuk mencegah kecelakaan pada
pemberian anastesi harus selalu diingat hal-
halBekerja
1. sebagaidalam
berikutbatas
: kemampuan dan
jangan mencoba teknik-teknik khusus
yang hanya pernah dilihat saja.
2. Selalu siap dengan tindakan yang
mampu menanggulangi keadaan
gawat darurat.
3. Semua obat anastesi adalah
berbahaya, jika pelaksana anastesi
lalai dapat mengakibatkan komplikasi
dan kematian dimeja operasi.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
A. Pembagian anastesi - Obat bius
memang
diciptakan dalam berbagai
sediaan dan cara kerja
- dibagi dalam 3
golongan
Anestesi lokal,
Regional
dan Umum
Anestesi lokal :
Pemberian obat yang Bersifat ringan untuk
menghambat tindakan yang waktu
konduksi saraf singkat
(terutama nyeri) Perlukan injeksi
Reversibel pada tambahan untuk
bagian tubuh yang menghilangkan rasa
spesifik, nyeri.
Kesadaran penderita
tetap utuh
Rasa nyeri yang
hilang bersifat lokal
Anastesi Regional :
Dimanfaatkan untuk kasus Efek mati rasa lebih
bedah yang pasiennya luas dan lama
perlu dalam kondisi sadar dibanding anestesi
untuk meminimalisasi efek
samping lokal.

Menginjeksikan obat bius Pasien sadar dan


pada saraf utama yang mampu
ada di dalam tulang berkomunikasi, tapi
belakang tidak merasakan nyeri
didaerah yang sedang
Sensasi nyeri yang dioperasi.
ditimbulkan organ-organ
melalui sistem saraf tadi
dihambat
Anestesi Umum :
Disebut juga narkose Cara kerja dengan
umum menghilangkan rasa
nyeri, kesadaran,
Meniadakan nyeri amnesia, juga
secara sentral disertai merelaksasi seluruh
dengan hilangnya otot
kesadaran yang
bersifat reversible Perlu alat bantu
nafas dan alat
Dimanfaatkan untuk deteksi jantung
tindakan operasi besar selama operasi
dengan waktu lama dilakukan.
American society of anestesiologist (ASA)
menentukan prognosis bedasarkan klasifikasi status fisik
pasien pra anastesi, kemudian membagi pasien kedalam 5
kategori
1. ASA 1= pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan
operasi.
2. ASA 2 = pasien dengan kelainan sistemik ringan - sedang baik
(hipertensi sedang terkontrol, leukositosis dan
febris.
3. ASA 3 = pasien dengan penyakit sistemik berat (pasien
dengan sepsis, atau pasien dengan iskemia
miokardium)
4. ASA 4 = pasien dengan kelainan sistemik berat yang
mengancam nyawa
ASA 5 = pasien tidak diharapkan hidup setelah 24 jam
walaupun dioperasi atau tidak (shock hemoragic
karena ruptur hepatik)
E = (emergency) Kelasifikasi ASA pada pembedahan darurat
B. Persiapan Anastesi

1. Persiapan Pasien
2. Pemeriksaan Data Pasien
3. Persiapan Pasien oleh Perawat
4. Persiapan Obat
5. Persiapan Alat
Persiapan Pasien
Mempersiapkan mental dan fisik secara optimal
Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien,

dan memberi tau tentang tindakan anastesi.


Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan

pasien.
Mengetahui tindakan anastesi yang akan dilakukan.
Mengantisipasi dan menangulangi kesulitan yang

mungkin timbul.
Puasa pasien dewasa minimal 6 jam sebelum

operasi, anak-anak 4 jam sebelum operasi hanya


diperkenankan makan cairan atau minum karena
tedensi dehidrasi pada anak-anak besar.
Pemeriksaan

Data
Identifikasi penyakit pasien
sedang/pernah diderita yang
yang Pasien
Riwayat keluarga yang

menderita kelainan seperti


dapat menjadi penyulit anastesi hipertensi maligna

Riwayat obat-obatan, alergi obat, Kelengkapan status/rekam


intoleransi obat, dan obat yang medik
sedang digunakan dan dapat
menimbulkan interaksi dengan
obat anestesi
Surat persetujuan operasi dari
pasien/ keluarga
Riwayat anastesi, operasi
sebelumnya, dan riwayat dan Data laboratorium, rontgent,
perawatan intensif pasca bedah EKG dan lain-lain

Riwayat kebiasaan sehari-hari Menanyakan kepada pasien apa


yang dapat mempengaruhi memakai gigi palsu, lensa
tindakan anastesi seperti kontak, perhiasan, cat kuku,
merokok, minum alkohol lipstik
Persiapan Pasien oleh Perawat :
Persiapan Obat :

1. Midazolam
Obat induksi jangka
pendek, bekerja lebih
cepat karen transformasi
metabolit lebih cepat dan
lama kerjanya singkat
Pada pasien tua atau
gangguan fungsi jantung
dan ginjal, dosis harus
ditentukan secara hati-
hati.
Dosis premedikasi 0,05-
0,1 mg/kgBB.
6. Masa relaxan 7.Emergency (Sulfas
(Tracurium) atropin)
Atropin dapat
Pelumpuhotot mengurangi sekresi
nondepolarisasi dan merupakan obat
pilihan utama untuk
menggurangi efek
Berikatan dengan bronchial dan kardial
reseptor nikotik yang berasal dari
kolinergik, tetapi tidak perangsangan
menyebabkan
depolarisasi Disamping itu efek
lainnya adalah
Dengan dosis 0,5- 1,2 melemaskan tonus
mg. otot polos organ-organ.
Persiapan Alat :
1. Oksigen
2. Monitoring : hemodinamik, tingkat
kedalaman anestesi, perdarahan
selama operasi, dan produksi
urin
3. Suhu
4. EKG
5. Suction
SUHU
Elektrokardiogram
Suction :
Tujuan : Tahap Kerja :
Mengeluarkan secret/cairan Memakai sarung tangan
pada jalan nafas Menghidupkan mesin section,
Melancarkan jalan nafas
cek tekanan dan botol
Indikasi : penampung
Pasien tidak sadar Memasukkan canul section
Pasien yang tidak mampu dengan hati-hati (hidung 5cm,
mengeluarkan lendir sendiri mulut 10 cm)
Menghisap lendir dengan
Peralatan :
bak instrumen berisi : pinset menutup lubang canul, menarik
keluar perlahan sambil memutar
anatomi 2, dan kasa (5 detik untuk anak-anak,
NaCl 0,9% 10detik untuk dewasa)
canule suction Mebilas canul dengan NaCl,
mesin suction berikan oksigenasi terhadap
pasien
Dan ulang prosedur tersebut 3-5
kali suctioning
Lalu observasi keadaan
hemodinamik pasien.
Komplikasi Anastesi dan Bahaya Anastesi

Komplikasi Anestesi

Komplikasi yang terjadi pada periode


perioperatif dapat dicetuskan oleh
tindakan anastesi sendiri dan atau kondisi
pasien

Komplikasianastesi dapat berakhir dengan


kematian atau tidak diduga walaupun
tindakan anastesi sudah dilaksanakan
dengan baik
Komplikasi Anestesi
1. Kerusakan Fisik
dapat terjadi pada pembuluh Kerusakan saraf
darah, dan saraf supefisialis saat Superfisialis
intubasi Tekanan langsung terus
Kesalahan teknik dalam menerus akan merusak saraf,
venapunksi dapat menyebabkan seperti poplitea lateralis
memar, eksavasasi obat yang sewaktu mengelilingi caput
dapat menyebabkan ulserasi fibulae, yang menyebabkan
kulit diatasnya footdrop

fasialis
sewaktu ia menyilang
Beberapa obat yang mencakup
benzodiazepin dan propanidid mandibula, yang menyebabkan
menyebabkan tromboflebitis. paralisis otot wajah

ulnaris
sewaktu menyilang
Kanulasi vena yang lama lebih
mungkin menyebabkan epicondylus medialis, yang
tromboflebitis dan infeksi. menyebabkan wrist drop

pleksusbrachialis dapat
Sering terjadi luka pada bibir dan
gusi akibat intubasi trachea oleh dirusak dengan merengangnya
orang yang tidak berpengalaman diatas caput humeri, jika
lengan diabduksi atau rotasi
eksternal terlalu jauh.
Komplikasi Anestesi

Pernafasan Obstruksi saluran


Komplikasi nafas akut selama
pernafasan yang atau segera setelah
mungkin timbul : induksi anestesi
hipoksemia yang
tidak terdeteksi Spasme larynx
Atelektasis timbul sebagai
Bronkhitis dan respon terhadap
bronkopneumonia anastesi yang ringan
pneumonia lobaris, dan rangsang uap
dan kongesti anastesi iritan
pulmonal hipostatik.
Kardiovaskuler :
Komplikasi kardiovaskuler yang dapat terjadi
antara lain :

Hipotensi : tek darah systole kurang dari 70


mmHg atau turun lebih dari 25% dari nilai
sebelumnya

Hipertensi

Aritmia jantung.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai