AKUNTANSI, PELAPORAN,
DAN INTERPRETASI
TRANSAKSI PENDAPATAN
Disusun Raymond F. Siahaan
oleh: Rochmat Basuki
Arifudin Miftakhul Huda
Jakarta, 3 Maret 1
2016
PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT
PPh
Perpajakan PBB
Cukai
Lainnya
Pendapatan
SDA
BUMN
PNBP
Lainnya
Hibah
BLU
2
PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
PAD Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Lain-Lain PAD yang
Sah
Dana Perimbangan
Pendapatan Daerah Dana Otonomi Khusus
Transfer Pemerintah
Pusat Dana Keistimewaan
Pendapatan Transfer Dana Desa
Lain-Lain Pendapatan Bagi
Pendapatan Daerah Hasil
Transfer antardaerah
yang Sah Bantuan Keuangan
3
Laporan realisasi anggaran
PSAP No. 02 diterapkan dalam
penyajian Laporan Realisasi
Anggaran yang disusun dan
disajikan dengan menggunakan
anggaran berbasis kas.
LRA menyediakan informasi
mengenai realisasi pendapatan-LRA,
belanja, transfer, surplus/defisit-
LRA, dan pembiayaan dari suatu
entitas pelaporan yang
diperbandingkan dengan
anggarannya.
LRA menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi, dan pemakaian 4
sumber
Laporan realisasi anggaran
Salah satu perbedaan antara IPSAS
dan PP Nomor 71 Tahun 2010
terletak pada Laporan Realisasi
Anggaran.
IPSAS 1 mendorong namun tidak
mewajibkan informasi mengenai
pembandingan antara jumlah
anggaran dengan realisasinya.
Penyusunan dan penyajian LRA
didasarkan pada akuntansi
anggaran, akuntansi pendapatan-
LRA, akuntansi belanja, akuntansi
surplus/defisit, akuntansi
pembiayaan dan akuntansi 5
sisa
Laporan realisasi anggaran
LRA menyediakan informasi kepada para
pengguna laporan tentang indikasi
perolehan dan penggunaan sumber daya
ekonomi:
- dilaksanakan secara efisien, efektif, dan
hemat;
- dilaksanakan sesuai anggarannya
(APBN/APBD);
- telah dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
LRA sekurang-kurangnya mencakup pos-
pos sebagai berikut:
- Pendapatan-LRA; - Penerimaan
pembiayaan;
- Belanja; - Pengeluaran
6
pembiayaan;
PENDAPATAN LRA
Pendapatan-LRA merupakan salah satu
unsur yang disajikan dalam LRA, yaitu
penerimaan oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah atau
oleh entitas pemerintah lainnya yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.
Untuk membantu pengelolaan
pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan, dipergunakan akuntansi
anggaran guna mendukung
pertanggungjawaban dan pengendalian
manajemen.
7
Akuntansi anggaran diselenggarakan
AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat
diterima pada RKUN/D.
Pendapatan-LRA diklasifikasikan
menurut jenis pendapatan.
Transfer masuk adalah
penerimaan uang dari entitas
pelaporan lain, misal DAU dan
DBH .
Akuntansi pendapatan
dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak
mencatat jumlah netonya (setelah
8
AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
Dalam hal besaran pengurang
terhadap pendapatan-LRA bruto
(biaya) bersifat variabel terhadap
pendapatan dimaksud dan tidak
dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai,
maka asas bruto dapat dikecualikan.
Dalam hal BLU, pendapatan diakui
dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pengembalian yang sifatnya sistemik
(normal) dan berulang (recurring)
atas penerimaan pendapatan-LRA
9
pada periode penerimaan maupun
AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
Koreksi dan pengembalian yang
sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA yang terjadi pada
periode penerimaan pendapatan-LRA
dibukukan sebagai pengurang
Pendapatan-LRA pada periode yang
sama.
Koreksi dan pengembalian yang
sifatnya tidak berulang (recurring)
atas penerimaan pendapatan-LRA
yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang Saldo Anggaran 10
Lebih
pada periode ditemukannya koreksi
Format Laporan Pendapatan LRA
pada Pemerintah Pusat
11
Format Laporan Pendapatan LRA
pada Pemerintah Provinsi
12
Format Laporan Pendapatan LRA
pada Pemerintah Kabupaten/Kota
13
Laporan OPERASIONAL
LO adalah laporan yang menyajikan informasi
mengenai seluruh kegiatan operasional
keuangan entitas pelaporan yang tercermin
dalam pendapatan-LO, beban dan
surplus/defisit operasional dari suatu entitas
pelaporan yang penyajiannya disandingkan
dengan periode sebelumnya.
Laporan finansial mencakup laporan
operasional yang menyajikan pos-pos sebagai
berikut:
a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
b) Beban dari kegiatan operasional ;
c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non
Operasional, bila ada;
d) Pos luar biasa, bila ada;
e) Surplus/defisit-LO.
14
Penambahan pos-pos, judul dan subtotal disajikan
Peranan Laporan Operasional
Dalam Estimasi Pendapatan
Laporan Operasional memberikan informasi untuk
memprediksi pendapatan LO yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang
dengan menyajikan laporan secara komparatif.
15
PENDAPATAN-LO
Pendapatan-LO merupakan salah satu
unsur yang disajikan dalam LO, yaitu
hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih yang
berbasis akrual di mana transaksi
ekonomi dan peristiwa lainnya diakui,
dicatat, dan disajikan dalam laporan
keuangan pada saat terjadinya
transaksi tersebut, tanpa
memperhatikan waktu kas atau setara
kas diterima atau dibayarkan.
Entitas pelaporan menyajikan
pendapatan-LO dimaksud yang
diklasifikasikan menurut sumber
pendapatan. Rincian lebih 16 lanjut
PENDAPATAN-LO
Unsur-unsur dan klasifikasi
pendapatan LO sama dengan yang
terdapat dalam pendapatan LRA.
Perbedaan diantara keduanya terletak
pada proses pengakuan dan
pencataannya. Jika Pendapatan-LRA
diakui pada saat diterima pada
Rekening Kas Umum Negara/Daerah
dan diklasifikasikan menurut jenis
pendapatan, sedangkan Pendapatan-
LO diakui pada saat:
(a) Timbulnya hak atas pendapatan;
(b) Pendapatan direalisasi, yaitu
adanya aliran masuk sumber 17
daya
AKUNTANSI PENDAPATAN-lo
Pendapata
n-LO
Pengungkapan Klasifikasi
. .
Rincian
Menurut
lebih
sumber
lanjut
pendapata
sumber
18 n
pendapata
AKUNTANSI PENDAPATAN-LO
Format laporan dan klasifikasi
Pendapatan-LO sama dengan
Pendapatan-LRA, baik pada
Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun
Kabupaten/Kota yang diakibatkan
karena adanya perbedaan sumber
pendapatan.
Laporan Operasional melaporkan
pendapatan yang menjadi tanggung
jawab dan wewenang entitas
pemerintah, baik yang dihasilkan oleh
transaksi operasional, non-operasional
dan pos luar biasa yang meningkatkan
ekuitas entitas pemerintah.
19
Pendapatan operasional
Pendapatan dari Transaksi Pertukaran
(Exchanges Transactions) IPSAS 9
20
Pendapatan dari Transaksi Pertukaran
(Exchanges Transactions) IPSAS 9
21
Pendapatan dari Transaksi
Penjualan Jasa (IPSAS 9)
Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal
bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
1. pendapatan dapat diukur dengan andal;
2. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau
jasa potensial yang terkait akan diperoleh entitas;
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada
tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan
biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur dengan andal.
22
Pendapatan dari Transaksi
Penjualan Barang (IPSAS 9)
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui pada saat seluruh kondisi di bawah ini
terpenuhi:
1. Entitas yang melakukan penjualan telah menyerahkan kepada pembeli risiko dan
manfaat atas kepemilikan barang tersebut;
2. Entitas yang melakukan penjualan tidak mempunyai lagi keterlibatan manajerial
seperti mempunyai kepemilikan atas barang tersebut ataupun tidak lagi mempunyai
pengendalian yang efektif atas barang yang telah dijual tersebut;
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
4. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau jasa potensial yang terkait akan
diperoleh entitas;
5. Biaya yang telah dan akan terjadi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat
diukur secara andal.
. Bila barang disimpan dalam bentuk persediaan dan barang tersebut tersedia pada saat
pelanggan memesan, maka pendapatan harus diakui pada saat barang tersebut
diserahkan kepada pembeli. Bila suatu aset yang bukan persediaan dijual, maka
keuntungan (gain) atau kerugian (loss) harus diakui pada saat aset tersebut diserahkan
kepada pembeli.
23
Pendapatan dari Transaksi
Penjualan Bunga, Royalty dan Deviden
(IPSAS 9)
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset pemerintah oleh pihak-
pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen harus diakui atas
dasar yang diatur sesuai dengan prinsip umum bila:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh pemerintah; dan
2. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
3. Pendapatan atas Bunga, Royalti, dan Dividen harus diakui dengan dasar
sebagai berikut:
4. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan
hasil efektif aset tersebut;
5. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi
perjanjian yang relevan; dan
6. Dalam metode biaya (cost method), dividen tunai harus diakui bila hak
pemegang saham untuk menerima pembayaran telah ditetapkan.
24
Pengukuran Pendapatan Dari
Transaksi Pertukaran
Basis pengukuran untuk pendapatan dari
transaksi pertukaran harus menggunakan
harga sebenarnya (actual price) yang
diterima ataupun menjadi tagihan sesuai
dengan perjanjian yang telah membentuk
harga. Bila kas belum diterima pada saat
pengakuan pendapatan, maka piutang harus
dicatat. Suatu penyisihan yang wajar atas
estimasi piutang yang tak tertagih harus
dibuat/dibentuk.
25
Pendapatan dari Transaksi Non
Pertukaran/Revenue From Non Exchange
Transactions (IPSAS 23)
26
Pendapatan dari Transaksi Non Pertukaran
dalam bentuk Perpajakan (IPSAS 23,p.26)
28
Pengakuan Pendapatan Non-
Pertukaran pada Transaksi Transfer
Aset dan pendapatan dari transaksi transfer hanya dapat diakui bila
memenuhi dua kondisi di bawah ini, yaitu bila (IPSAS 23,p.40):
Hak atas pendapatan tersebut dapat dipaksakan, dan
Entitas yang menerima sumber daya telah meyakini bahwa besar
kemungkinan aliran masuk sumber daya tersebut akan terjadi.
Transfer dapat berupa Dana Perimbangan.
Pendapatan transfer juga mencakup (IPSAS 23,p.77) :
1. Penghapusan hutang (debt forgiveness);
2. Denda dan pinalti;
3. Hibah (grant);
4. Warisan;
5. Hadiah dan donasi (gift and donation) termasuk dalam bentuk
barang/jasa.
29
Pengakuan Pendapatan Non-Pertukaran pada Transaksi Transfer
30
Pengakuan Pendapatan Non-
Pertukaran pada Transaksi Transfer
Hadiah dan donasi (IPSAS 23,p.93)
Hadiah dan donasi dalam bentuk uang atau barang (selain jasa) diakui sebagai aset dan
pendapatan bila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomis dan jasa potensial di masa datang
akan mengalir ke entitas dan nilai wajar atas aset tersebut dapat diukur secara andal.
Pemberian hadiah atau donasi biasanya bersamaan dengan pengalihan hak legal-nya; dalam kasus
seperti ini, perlu diyakini bahwa manfaat ekonomis di masa datang akan mengalir ke entitas.
Jasa (IPSAS 23,p.98)
Entitas mungkin saja, tapi tidak diharuskan untuk mengakui jasa sebagai pendapatan dan aset.
Yang dimaksud dengan jasa dalam PSAP adalah jasa yang diberikan oleh perorangan atau
pemerintah/organisasi internasional ke entitas pemerintah dalam transaksi non-pertukaran.
Pengakuan Pendapatan Perimbangan bagi Pemerintah Daerah maupun Kementerian
Negara/Lembaga (IPSAS 23,p.44)
Pada umumnya pendapatan dari transaksi non-pertukaran dikelola oleh bendahara umum
negara/daerah selaku entitas pelaporan pengelola pendapatan secara terpusat. Selanjutnya,
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sedikitnya sebesar 26% pendapatan
Pemerintah Pusat harus disediakan sebagai perimbangan bagi pemerintah daerah yang dalam
istilah akuntansi disebut dengan nama beban transfer (Ps.27 ay.1 UU nomor 33 Tahun 2004
Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah).
31
NONEXCHAGE TRANSACTION
(LORENSEN, 1980)
Syarat
Pendapatan Peristiwa substantif yg menimbulkan
dari
Nonexchange
klaim atas pendapatan sudah terjadi
Transaction
dapat Diakui Penagihan atas pendapatan mungkin
dilakukan
Self Ass. Tax: pendapatan diakui
dengan estimasi yang akurat
32
Nonexhange Transaction
(Lorensen, 1980) ... lanjutan
Pajak Transfer
DAU:
Official Ass. -> diakui saat
terbit produk hukum Alokasi Tetap & Tanpa Syarat:
Diakui di awal tahun
DBH:
Self Ass. -> diakui dengan
mengestimasi secara akurat Alokasi Berubah & Tanpa Syarat:
Diakui awal tahun sebesar yang
pasti diterima (Tw I sd III)
DAK:
Indonesia: Bersyarat: Diakui saat pemda sudah
Cash Basis menyampaikan persyaratan dengan
benar
33
CONTOH TRANSAKSI PEMERINTAH
PUSAT
Satker Pajak menerima DIPA sebagai berikut:
Pendapatan PPh 1.200.000.000
Belanja Gaji Pegawai 900.000.000
04-Jan Belanja Gaji Pegawai 890.000 Belanja Gaji Pegawai YMHD 890.000
Ditagihkan ke Entitas Lain 890.000 Ditagihkan ke Entitas Lain 890.000
01-Jul Diterima dari Entitas Lain 1.100.000 Diterima dari Entitas Lain 1.100.000
Pendapatan PPh 1.100.000 Pendapatan PPh 1.100.000
15 Jul Diterima dari Entitas Lain 50.000 Diterima dari Entitas Lain 50.000
Pendapatan PPh 50.000 Piutang PPh 50.000
35
Jurnal Satker Pajak ... Lanjutan
Buku Besar Kas Buku Besar Akrual
Tanggal
Uraian Dr Cr Uraian Dr
15 Jul Diterima dari Entitas Lain 50.000 Diterima dari Entitas Lain 50.000
Pendapatan PPh 50.000 Piutang PPh 50.000
1.150.00 1.180.00
31 Des Pendapatan PPh 0 Pendapatan PPh 0
890.00
Belanja Gaji Pegawai 890.000 Beban Gaji Pegawai 0
290.00
Surplus/Defisit-LRA 260.000 Surplus/Defiti-LO 0
36
Jurnal Kuasa BUN
Buku Besar Kas Buku Besar Akrual
Tgl
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
04-
Jan Ditagihkan ke Entitas Lain 890.000 Ditagihkan ke Entitas Lain 890.000
37
LRA , LPSAL, LAK
LRA
No. Uraian Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Realisasi 2014
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN
PERPAJAKAN
3 Pendapatan PPh 1.200.000 1.150.000 95,83 XXX
4 BELANJA
5 BELANJA OPERASI
6 Belanja Pegawai 900.000 890.000 98,89 XXX
7 SURPLUS/DEFISIT 300.000 260.000 86,67 XXX
LAK
No Uraian 2015 2014
LPSAL 1 Arus Kas dr Aktivitas Operasi
2 Arus Kas Masuk
No. Uraian 2015 2014
3 Pendapatan PPh 1.150.000 XXX
1 Saldo Anggaran Lebih XXX XXX
4 Arus Kas Keluar
Awal
Belanja Pegawai 890.000 XXX
2 SiLPA/SiKPA 260.000 XXX
5 Kenaikan/ Penurunan Kas 260.000 XXX
3 Saldo Anggaran Lebih XXX XXX 6 Saldo Awal Kas di BUN XXX XXX
Akhir 7 Saldo Akhir Kas di BUN XXX XXX
38
LO, LPE, Neraca
LO
No. Uraian 2015 2014 Kenaikan/ %
Penurunan
1 KEGIATAN OPERASIONAL
2 PENDAPATAN
PENDAPATAN PERPAJAKAN
Pendapatan PPh 1.180.000 XXX XXX XX
3 BEBAN
4 Beban Pegawai 890.000 XXX XXX XX
5 SURPLUS/DEFISIT 290.000 XXX XXX XX
Neraca
LPE No. Uraian 2015 2014
No. Uraian 2015 2014 1 ASET XXX XXX
39
TRANSAKSI PENDAPATAN DI PEMDA
Dinas Kesehatan menerima DIPA sebagai berikut:
Retribusi Pelayanan Kesehatan 200.000.000
Belanja Gaji Pegawai 250.000.000
Pendapatan Retribusi
31 Des Apropriasi Belanja Gaji Pegawai 250.000 Pelayanan Kesehatan 210.000
42
Jurnal di PPKD
Jurnal Anggaran Jurnal Keuangan
Tanggal
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
04-Jan RK SKPD 240.000
RK SKPD 210.000
43
LRA
No. Uraian Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Realisasi 2014
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Retribusi Daerah
4 BELANJA
5 BELANJA OPERASI
44
LO, LPE, Neraca LO
No. Uraian 2015 2014 Kenaikan/ %
Penurunan
1 KEGIATAN OPERASIONAL
2 PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 BEBAN
4 BEBAN OPERASI
LPE Neraca
No. Uraian 2015 2014
No. Uraian 2015 2014
1 ASET XXX XXX
1 EKUITAS AWAL XXX XXX 2 Kas di Bendahara XXX XXX
2 SURPLUS/DEFISIT LO (30.000) XXX
Penerimaan
3 EKUITAS AKHIR YYY XXX 3 KEWAJIBAN XXX XXX
4 EKUITAS
5 Ekuitas YYY XXX
6 RK PPKD XXX XXX
45
TERIMA
KASIH
46