Anda di halaman 1dari 12

ASKEP GERONTIK

HIPERTENSI
OLEH
KELOMPOK III
HIPERTENSI
A.Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup
dominan di negara - negara maju. Di Indonesia prevalensi
untuk menderita hipertansi masih rendah
presentasinya.Walaupun demikian bukan berarti ancaman
penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.Bagi masyarakaat
golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok yang
menakutkan (Sri Rahayu : 2000).
Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti
Amerika Serikat rata-rata 20 %.Penyakit hipertensi
merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Di
negara Indonesia rata-rata 6-15 %.Presentasi ini mungkin
masih tinggi karena jumlah anak dibawah 15 tahun di negara
Indonesia lebih kurang 15 % dari populasi (Rahayu : 2000).
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung dan
stroke.Hipertensi di sebut juga sebagai The Shilent Disease karena tidak ditemukan
tanda tanda fisik yang dapat dilihat (Gede Yasmin : 1991).
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai Heterogenus
Group of Disease dari pada single disease.Hipertensi yang tidak tekontrol akan
menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak,ginjal ,mata dan jantung serta
kelumpuhan anggota gerak.Namun kerusakan yang paling sering adalah gagal
jantung dan stroke serta gagal ginjal ( Susi Purwati : 2000).
Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini .Hipertensi sering
ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas ( Sri Rahayu : 2000 : 7 ).
Untuk mencegah komplikasi diatas sangat dipeerlukaan perawatan dan pengawasan
yang baik.Banyak kasus penderita dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler
dapat dicegah jika seorang merubah perilaku kebiasaan yang kurang sehat dalam
mengkonsumsi makanan yang menyebabkan terjadinya hipertensi,selalu berolah raga
secara teratur serta merubah kebiasan hidup lainnya yang dapat mencetus
terjadinya penyakit hipertensi seperti merokok,minum-minuman beralkohol.Adapun
factor dietik dan kebiasaan makan yang mempengaruhi tekanan daran yang
meliputi ,cara mempertahankan berat badan ideal , natrium
klorid,Kalium,Kalsium,Magnesium , lemak dan alcohol. ( Dr. Wendra Ali 1996 :3 ,
20 , 21 ).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Proses Menua (Ageing Proses)
1.Pengertian Proses Menua (Ageing Proses)
Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Nogroho, Wahyudi 2000).
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah. Dimulai
sejak lahir dan umunya dialami pada semua makhluk hidup. Pada setiap individu
memiliki kecepatan yang berbeda dalam proses menua. Adakalanya orag yang
belum tergolong lanjut usia tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok
(Nogroho, Wahyudi 2000).
2.Teori-Teori Proses Menua
a.Teori Biologis
Teori biologis tentag penuaan dibagi menjadi teori itrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik
berarti perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab di dalam
sel sendiri, sedag teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi di
akibatkan pengaruh lingkungan. Teori biologis dibagi dalam (Wahit Iqbal
Mubarak, dkk 2006) :
Teori Genetic Clock
Teori ini mengatakan bahwa menua telah terprogram secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam inti selnya
suatu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi tertentu. Jadi
menurut teori ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit.


Teori Error Catastrophe (Teori Mutasi Somatik)
Menurut teori ini, meua disebabkan kesalahan beruntun dalam jangka waktu yang lama dalam transkipsi dan translasi. Kesalahan tersebut
menyebakan terbentuknya enzim yang salah dan berakibat metabolisme yang salah sehingga megurangi fungsional sel, walaupun dalam batas-
batas tertentu ksalahan dalam pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan dalam memperbaiki diri terbatas pada transkripsi yang
tentu akan menyebabkan kesalahan sintesis protein atau enzim yang dapat menimbulkan metabolit berbahaya, begitu juga jika kesalahan terjadi
pada translasi maka kesalahan juga akan semakin banyak.
Teori Auto Immune
Teori menjelaskan bahwa dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
terhadap zat tersebut sehngga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak beregenerasi. Di dalam tubuh bersiap merusak, dapat dinetralkan
dalam tubuh oleh enzim atau senyawa non enzim contohnya vitamin C betakarotin, vitamin E.
Teori Pemakaian dan Rusak
Teori ini menjelaskan bahwa kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (rusak)
Teori immunology slow virus
Sistem imun menjadi kurang efektif dengan bertambahnya usia dam masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yag biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal,
kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurang elastis,
kekakuan dan hilangnya fungsi.
Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
Teori Kejiwaan Sosial
Aktivitas atau Kegiatan (activity heori)
Teori aktivitas, menurut Havighusrst dan Albrecht 1953 berpendapat bahwa sangat penting bagi individu usia lanjut
utuk tetap beraktivitas dan mencapai kepuasan hidup.
Ketentuan akan meingkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini meyatakan bahwa usia
lanjut yang sukses adalah mereka yag aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanju usia.
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari dari usia pertengahan ke lanjut
usia.
Kepribadian berlanjut (continuity theori)
Dasar kehidupan atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan
gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.
Teori pembebasan (disengagement theori)
Tepri ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-
angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lansia menurun, baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga sering
terjadi kehilangan ganda (Tripple Loss), yakni :
Kehilangan peran (Loos of role),
Hambatan kontak sosial (restraction of Contacts and relation Ships),
Berkurangnya komitmen (to Social Mores and Values).
Teori Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh
biologi dan sosiologi salah satu teori yang ada.
Teori tugas perkembangan, menurut Hanghurst
(1972) setiap individu harus memperhatikan
tugas perkembangan yang spesifik pada tiap
tahap kehidupan yang akan memberikan
perasaan bahagia dan sukses. Tugas
perkembangan yang spesifik ini tergantung
pada maturasi fisik, pengharapan kultural dan
masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
B. Konsep Dasar Masalah
Pengertian Hipertensi
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan diastolic serta
merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakitt kardiovaskuler
( Soekarsohardi,1999 : 151 )
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas standar
dihubungkan dengan usia ( Gede Yasmin,1993 : 191 ).
Dari definisi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic diatas
normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya kompilkasi
penyakit kardiovaskuler.
Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti
berrtambahnya usia , factor psikologis , dan keturunan.
Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis, penyakit parekim ginjal,
Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan,
lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25 )
Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh
tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan tekanan
peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer
menurun .
Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya
volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput . Dalam sistim
Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi, , glandula supra
renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormon
.Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angitensin I
menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE )
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang
mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer
meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai efek langsung terhadap
vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal
untuk mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra Fluid volume
melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan meningkatkan tekanan
darah melalui peningkatan cardiac output. (Jurnlistik international
cardiovaskuler,1999 ).
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti ,
penyakit jntung koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan
mata, dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 :
22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).
Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
Pengaturan diit
Berolah raga
Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur
Menghilangkaan rasa takut
Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.
Betabloker :Proparnolol, dll.
Alfabloker : Prazosin dll.
Penghambat ACE : Kaptopril dll.
Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)
C KONSEP ASUHAN KEPRAWATAN
1.Pengkajian data
2.Analisa Data
3.Diagnosa keprawatan
4.Rencana Keprawatan
5.Implementasi keprawatan
6.evaluasi
BAB III TINJAUAN KASUS
A.Pengkajian
1.Identitas Klien
Nama : Tn G
Umur : 70 thn
Agama : Islam
Alamat : Dusun merembu mekar
RT 5 ds
merembu - Labuapi

Anda mungkin juga menyukai