Anda di halaman 1dari 16

RENCANA

PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
KD.2.1
Nama sekolah : SMA 1 PEMALI

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/1

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Standar Kompetensi : Memahami prinsip -


prinsip
pengelompokkan
makhluk
hidup

Kompetensi Dasar : 2.1

Mendeskripsikan ciri-
ciri, replikasi, dan
peran
virus dalam

kehidupan
I. Indikator
Menunjukkan ciri-ciri, struktur dan jenis-jenis virus

Membedakan fase litik dan lisogenik virus

Menyebutkan gangguan dan kelainan yang


disebabkan oleh virus

Menjelaskan pencegahan dan pertahanan tubuh


terhadap virus
II. Materi pembelajaran
Materi Pokok: Virus

Sub materi : Struktur virus, reproduksi virus dan


peran virus
Virus
A. Ciri-Ciri Virus

Virus memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan bakteri dan sel makhluk hidup
lainnya. Seperti :

a. Berukuran ultramikroskopis, sekitar 20-300 milimikron


b. Tubuh terdiri dari asam nuklet (DNA atau RNA saja) dan kapsid (selubung
protein)
c. Bentuknya bisa berupa helikal, ikosahedral, kompleks, serta berselubung
d. Merupakan parasit sejati (hidup hanya jika menginfeksi inang
e. Dapat dikristalkan dan dalam keadaan mengkristal bersifat sebagai benda
tak hidup
f. Satu unit lengkap virus disebut virion
B. Struktur Virus
1. Bentuk Virus

Tubuh virus dapat dibagi menjadi brntuk helikal (ulir) dan ikosahedral. Contoh virus berbentuk ulir
misalnya virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus). Bentuk dasar virus merupakan ikosahedral,
yaitu struktur yang tersusun atas dua puluh bentuk segitiga. Ada juga virus yang bentuknya berselubung
dan bentuk kompleks. Contoh virus berselubung ialah HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) . Contoh
virus berbentuk kompleks ialah bakteriofag. Bakteriofag memiliki kepala berbentuk ikosahedral dan
bentuk ekor helikal.

2. Bagian Tubuh

Tubuh virus terdiri atas kapsid dan asam nukleat. Bakteriofag merupakan virus dengan struktur
tambahan. Bakteriofag disebut juga fag ialah virus yang hanya menyerang bakteri. Tubuh bakteriofag
tersusun atas kepala, ekor, dan serabut ekor. Kepala berbentuk segi delapan, didalamnya mengandung
inti. Dari kepala bakteriofag muncul selubung memanjang (tubus) yang disebut ekor. Ekor berfungsi
sebagai alat penginfeksi. Pada bagian ujung ekor terdapat serabut ekor. Ujung serabut berupa penerima
rangsang (reseptor). Bagian kepala dan ekor memiliki seluung yang disebut kapsid. Satu unit lengkap
protein penyusun virus disebut kapsomer. Virus penginfeksi eukariotik tidak punya serabut ekor.
Inti virus tersusun atas asam nukleat. Setiap untai asam nukleat mengandung 3500-600.000
nukleotida. Diperkirakan tiap gen tersusun atas 1000 nukleotida, maka tiap virus diperkirakan memiliki 2
sampai beberapa ratus gen. Virus ada yang memiliki DNA atau asam deoksiribonukleat berpilin dan DNA
tunggal berpilin. Ada juga virus yang memiliki RNA atau asam ribonukleat. DNA dan RNA merupakan
materi genetik, yakni kode-kode pembawa sifat viru. Didalam virus juga ada enzin.
Berdasarkan inti kandungan, virus dibedakan menjadi virus DNA dan RNA. Contoh virus DNA ialah
Virus cacar dan virus RNA seperti HIV.
3. Ukuran Virus

Ukuran virus sangat kecil hingga disebut ultramikroskopik. Ukurannya sekitar 20-300 milimikron.
Karena ukurannya yang kecil, virus tidak bisa dilihat melalui mikroskop cahaya. Virus hanya dapat
diamati dengan mikroskop elektron. Virus masih lolos dari saringan keramik dan bakteri tidak. Jadi,
jelas bahwa ukuran virus jauh lebih kecil dari bakteri. Virus bukanlah sel karena tidak memiliki
sitoplasma, membran sel, ribosom, dan dapat dikristalkan.

C. Cara Hidup Virus


Virus tidak dapat hidup di alam bebas, melainkan harus berada dalam sel makhluk hidup lain, yakni
inangnya. Virus yang menginfeksi bakteri disebut bakteriofag disingkat fag. Virus yang menginfeksi
manusia menyebabkan penyakit pada manusia, misalnya cacar, polia, hepatiitis, AIDS, dll. Virus yang
menginfeksi hewan misalnya menyebabkan penyakit rabies (anjing gila). Virus yang menginfeksi
tumbuhan menyebabkan penyakit pada tumbuhan seerti penyakit mosaik pada tembkau, dll.

Virus ditularkan ke manusia melalui kontak langsung dan tak langsung. Langsung misalnya melihat
orang yang terkena penyakit mata belek. Tak langsung misalnya nyamuk aedes aegepty penyebar
demam berdarah.
D. Reproduksi Virus
1.Daur Litik

a. Fase Adsorbsi
Fase adsorbsi ditandai dengan melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri. Virus hanya menempel
pada tempat-tempat khusus, yakni pada permukaan dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus yang
dapat ditempeli protein virus. Virus dapat menempel pada sel-sel tertentu yang diinginkan karena memiliki
reseptor pada ujung-ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim
penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri atau sel inang.

b. Fase Injeksi
Setelah terbentuk lubang, kapsid virus berkontraksi untuk memompa asam nukleatnya (DNA atau
RNA) masuk kedalam sel inang. Jadi, kapsid virus tetap berada diluar sel bakteri. Jika telah kosong,
kapsid terlepas dan tidak berfungsi lagi.

c. Fase Sintesis
Virus akan menggunakan mesin biosintesis inang (misalnya bakteri) untuk melakukan kehidupannya.
Oleh karena itu pengendali mesin biosintesis bakteri, yakni DNA bakteri harus dihancurkan. Untuk itu
DNA virus memproduksi enzim penghancur. Enzim penghancur akan menghancurkan DNA bakteri, tapi
tidak menghancurkan DNA virus. Dengan demikian, bateri tidak mampu mengendalikan mesin
biosintesisnya sendiri.
Lalu, DNA viruslah yang berperan. DNA virus mengambil alih kendali kehidupan. DNA virus
mereplikasi diri berulang kali dengan jalan mengopi diri membentuk DNA virus dalam jumlah banyak.
Selanjutnya, DNA virus tersebut melakukan sintesis protein virus yang akan dijadikan kapsid. Sintesis
tersebut menggunakan ribosom bakteri dan enzim-enzim bakteri. Jelasnya, di dalam sel bakteri yang
tidak berdaya itu disintesis DNA virus dan protein yang akan dijadikan sebagai kapsid virus, dalam
kendali DNA virus.
d. Fase Perakitan
Kapsid yang disintesis mula-mula terpisah-pisah antara bagian kepala, ekor, dan serabut ekor.
Bagian-bagian kapsid itu dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, kemudian DNA virus masuk
kedalamnya. kini terbentuklah tubuh virus yang utuh. Jumlah virus yang terbentuk 100-200 buah.

e. Fase Litik
Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim lisozim lagi, yakni enzim penghancur
yang akan menghancurkan dinsing sel bakteri. Dinding sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis
(pecah), dan virus-virus baru akan keluar untuk mencari inang yang lain. Fase ini merupakan fase
lisisnya bakteri, namun bagi virus merupakan fase penghamburan virus.
Penelitian pada fag yang menyerang bakteri Eschericia coli menunjukkan bahwa ada virus yang
mengakibatkan bakteri mengalami lisis dan ada yang tidak. Virus T4 mengakibatkan bakteri
mengalami lisis dan karenanya daur hidup virus tersebut disebut sebagai daur litik. Sedangkan virus
lamda tidak mengakibatkan bakteri mengalami lisis sehingga daur hidupnya disebut daur lisogensik.
Dalam kasus demikian, bakteri masih dapat hidup dan bereproduksi. Akan tetapi, suatu saat DNA
virus akan menyerang dari dalam dan memulai daur lisis.

2. Daur Lisogenik

a. Fase adsorbsi
Uraian sama dengan daur litik

b. Fase Injeksi
Uraian sama dengan daur litik
c,. Fase Penggabungan
Ketika memasuki fase injeksi, DNA virus masuk kedalam tubuh bakteri. Selanjutnya, DNA virus
menyisip kedalam DNA bakteri atau melakukan penggabungan. DNA bakteri berbentuk sirkuler, yakni
seperti kalung yang tidak berujung dan tidak brpangkal, DNA tersebut berupa benang ganda yang
berpiln.
Mula-mula DNA bakteri putus, kemudian DNA virus menggabungkan diri diantara benang yang
puus tersebut, dan akhirnya terbentuk DNA sirkuler baru yang telah disisipi DNA virus. Dengan kata
lain, di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus

d. Fase Pembelahan
Dalam keadaan tersambung, DNA virus tidak aktif dan dikenal sebagai profag. Oleh karena DNA
virus menjadisatu dengan DNA bakteri, maka jika DNA bakteri melakukan replikasi, profag juga ikut
melakukan replikasi. Jika bakteri membelah diri, maka profag ikut terkopi. Sehingga, akan ada dua sel
bakteri hasil pembelahan yang didalamnya ada profag identik. Proses ini terus terjadi selama proses
pembelahan berlangsung. Dengan demikian jumlah profag mengikuti jumlah sel bakteri yang
ditumpamginya.

e. Fase Sintesis
Oleh karena sesuatu hal misalnya radiasi, profag tiba-tiba aktif. Profag tersebut memisahkan
diri dari DNA bakteri, kemudian menghancurkan DNA bakteri. Selanjutnya, DNA virus mengadakan
sintesis, yakni mensintesis protein untuk digunakan sebagai kapsid bagi virus-virus baru. Selain itu,
DNA virus juga melakukan replikasi DNA sehingga DNA virus menjadi banyak.

f. Fase Perakitan
Kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, yang berfungsi sebgai selubung virus.
Kapsid virus yang terbentuk mencapai 100-200 kapsid baru. Lalu, DNA hasil replikasi masuk
kedalamnya guna membentuk virus-virus baru.
g. Fase Litik
Setelah terbentuk virus-virus baru terjadilah lisis bakteri. Virus-virus yang terbentuk
berhamburan keluar dari sel bakteri dan menyerang bakteri baru. Dalam daur selanjutnya, virus dapat
mengalami daur litik atau lisogenik.

Daur Litik
Adsorbsi Injeksi Sintesis Perakitan Lisis

Daur Lisogenik
Adsorbsi Injeksi Penggabungan Pembelahan Sintesis Perakitan
Lisis (mengikuti daur litik)

E. Klasifikasi Virus
Klasifikasi Baltimore yang mengelompokkan virus berdasarkan tipe asam nukleatnya adalah
sebagai berikut:
Kelompok 1 : Virus DNA rantai ganda
Kelompok 2 : Virus DNA rantai tunggal
Kelompok 3 : Virus RNA rantai ganda
Kelompok 4 : Virus RNA rantai tunggal positif
Kelompok 5 : Virus RNA rantai tunggal negatif
Kelompok 6 : Virus RNA transkripsi balik
Kelompok 7 : Virus DNA transkripsi balik
Ada juga pengelompokkan virus berdasarkan asam nukleatnya yaitu virus DNA dan virus RNA,
sebagai berikut :

1. Virus DNA
adalah virus yang asam nukleatnya berupa DNA, baik untai ganda maupun untai tunggal. Mencakup
virus dari kelompok 1 dan 2. DNA mengalami replikasi menjadi beberapa DNA. Dna juga mengalami
transkripsi menjadi mRNA. mRNA mengalami translasi menghasilkan protein selubung virus. Virus yang
intinya DNA seperti herpes, bakteriofag, cacar.

2. Virus RNA
adalah virus yang asam nukleatnya berupa RNA, baik untai ganda maupun untai tunggal. Mencakup
virus dari kelompok 3, 4 dan 5. Virus mereplikasi diri membentuk RNA-RNA baru. RNA mengalami
translasi membentuk selubung protein. mRNA bertranslasi membentuk enzim lisis.

3. Virus transkripsi balik


Virus yang bereplikasi dengan menggunakan transkripsi balik. Yaitu pembentukan DNA dengan
cetakan RNA. Mencakup virus kelompok 6 dan 7. Contoh, HIV penyebab AIDS.
Didalam sel inang, RNA retrovirus membuat kopi DNA. Hal ini dapat terjadi karena retrovirus
memiliki enzim transripse balik, yaitu enzim yang dapat membuat kopi DNA dari RNA. Kemampuan ini
tidak dimiliki organisme selain virus. DNA kopi kemudian diintegrasikan kedalam DNA inang. DNA
kemudia mengalami transkripsi membentuk messenger RNA (mRNA), baik mRNA yang akan menjadi
inti virus, maupun mRNA yang membawa kodon yang akan ditranslasikanmenjadi protein dan enzim
transkripse balik.
Selanjutnya RNA-RNA inti virus, enzim transkripse balik, dan protein virus mengkonstruksi diri
membentuk virus-virus baru. Retrovirus tidak memproduksi enzim lisi. Jadi, virus baru yang dibentuk
di dalam sel inang keluar sel dengan tidak mengjancurkan membran sel, tetapi dengan cara eksositosis.
Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis.
F. Peranan Virus dalam Kehidupan Manusia

1. Virus yang menguntungkan

Virus dapat digunakan untuk :


a. Membuat antitoksin
b. Melemahkan bakteri
c, Memproduksi vaksin

2. Virus yang merugikan

Adapun virus yang merugikan menyebabkan penyakit, sperti :


a. Mata belek
b. Influenza
c. Polio
d. Cacar
e. Hepatitis
f. Campak (Morbili)
g. Rabies (anjing gila)
10. Herpes simplex
11. Gondong
12. Kanker
13. AIDS
14. Ebola
15. Demam Berdarah
16. Pilek (Salesma)
17. SARS

G. Pencegahan dan pertahanan Tubuh Terhadap Serangan


Virus
Cara paling efektif dalam melakukan pencegahan untuk pendukun pertahan tubuh ialah vaksin,
bukan antibiontik dan sebagainya. Antibiotik seperti yang dilakukan merupakan cara kurang baik
diterapkan salam pengobatan virus karena dapa meningkatkan resistensi terhadap bakteri.

H. Prion
Prion ialah suatu bentuk protein penginfeksi. Prion akan mengubah struktur normal protein
hewan yang terinfeksi sehingga menjadi abnormal. Prion umumnya tahan terhadap enzim protease,
panas, radiasi, dan penggunaan formalin. Struktur prion ini lebih sederhana dibanding virus.
Sekian berupa presentasi
mengenai virus.
Terimakasih telah menyaksikan
tayangan ini

Anda mungkin juga menyukai