Anda di halaman 1dari 13

Persentasi Pancasila

Partai Politik Sebagai Sarana Pendidikan

Dastya Deby Selvyana


Febriyantoro Arya Putra
Muhammad Khairul Huda
Yusuf Tri Adi
Yusak Andre Agasy
Arif Wicaksono
Ahmad Khafidin

Jurusan DIII Intrumentasi dan Elektronika


Universitas DIPONEGORO

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


MENU

1 LATAR BELAKANG

2 PERMASALAHAN

3 TUJUAN

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


MENU

Di indonesia fungsi-fungsi partai politik (PARPOL) diatur dalam Undang-undang


(UU) Nomor 31 tahun 2002, secara gamblang UU tersebut mengatakan bahwa
parpol memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat,
perekat persatuan dan kesatuan bangsa, penyerap, penghimpun, dan penyalur
aspirasi masyarakat, partisipasi politik warga negara, dan rekrutmen politik
dalam mengisi jabatan publik. Sudah menjadi rahasia umum, kehadiran parpol
benar-benar terasa hanya pada saat-saat mendekati pemilu. Pada masa-masa
itu parpol menjadi begitu populer di kalangan masyarakat sehingga mereka
tampil seolah-seolah ingin menjadi juru selamat bagi masyarakat tertindas.
Begitu pemilu selesai, bulan madu parpol-rakyat pun usai. Parpol menarik diri,
lalu sibuk menyuarakan kepentingan intern partai atau kelompok elite partai.
Partai tiba-tiba menjadi asing lantaran aktivitas dan isu-isu politiknya tidak
menyentuh kepentingan rakyat.

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


MENU

Setelah pemilihan usai, partai menjadi lupa akan fungsi yang sebenarnya,
fungsi pendidikan parpol belum menunjukan hasil yang signifikan bagi
peningkatan kesadaran politik masyarakat. Justru parpol menuai kritik, karena
parpol cenderung mengutamakan kepentingan kekuasaan atau kepentingan
para elit parpol dari pada kepentingan untuk memajukan masyarakat, bangsa
dan negara. Ironisnya, pendidikan politik yang kerap dikumandangkan para
elit parpol hanya sebuah selogan tak bermakna. Kondisi menimbulkan banyak
sekali permasalahan pada saat pemilu, anatara lain banyak masyarakat yang
memilih untuk golput atau tidak memilih

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


MENU

Untuka mengaji masalah peran parpol dalam


pendidikan politik, sehingga politik harus jelas
menyentuh masyarakat, sehingga masyarakat
memiliki pengetahuan yang menyeluruh
tentang kehidupan politik yang sehat dan
demokratis.

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


MENU

Seyognya kiprah partai politik di Indonesia bisa


menampilkan diri sebagai agen pencerah, sebab partai
politik mengemban peran dan fungsinya yang kalau saja
dijalankan secara konsisten akan membawa perubahan
pada peningkatan kesadaran politik masyarakat. Tetapi
pada kenyataan partai politik hanya mementingkan dirinya
sendiri dalam arti bahwa partai politik hanya memberikan
pendidikan politik untuk mereka yang menjadi generasi
BAB I BAB II BAB III
partainya saja, tanpa memperdulikan fungsi yang
sebenarnya.
JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO
MENU
Partai Politik
Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama, tujuannya adalah untuk
Tabel 2
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politikDeskripif
Hasil Analisis dengan cara
kontitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.
4 fungsi partai politik dalam negara demokratis :
1. Partai Politik Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Untuk melihat seberapa jauh peran partai politik sebagai wadah penyalur aspirasi
politik rakyat, sekali lagi harus dilihat dalam konteks prospektif sejarah
perkembangan bangsa Indonesia itu sendiri. Pada awal kemerdekaan, psrtsi politik
belum berperan secara optimal sebagai wadah untuk menyalur aspirasi politik
rakyat. Hal ini terlihat dari timbulnya berbagai gejolak dan ketidak puasan di
sekelompok masyarakat yang merasa aspirasinya tidak terwadahi dalam bentuk
gerakan- gerakan separatis seperti proklamasi negara islam oleh Kartosuwiryo
tahun 1949, terbentuknya negara-negara boneka yang bernuansa kedaerahan.
Negra-negara boneka ini sengaja diciptakan belanda untuk memecah belah
persatuan dan kesatuan Indonesia.

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


2. Partai Politik Ebagai Sarana Sosialisasi Atau Pendidikan Politik
Budaya politik merupakan produk dari proses pendidikan atau sosialisasi politik
dalam sebuah masyarakat. Dengan bersosialisasi politik, individu dalam negara
akan menerima norma, sistem keyakinan, dan nilai-nilai generasi sebelumnya,
yang dilakukan melalui betrbagai tahap, dan dilakukan oleh berbagai macam
agen, seperti keluaraga, saudara, teman bermain, lingkungan pekerjaan, dan
tentu media massa. Prosese sosialisasi atau pendidikan politik indonesia tidak
memberikan ruang yang cukup untuk memunculkan masyarakat madani, yaitu
masyarakat yang mandiri, yang mampu mengisi ruang publik sehingga mampu
membatasi kekuasaan negara yang berlebihan masyarakat madani merupakan
gambaran tingkat partisipasi politik pada takaran yang maksimal.
3. Partai Politik Sebagai Sarana Rekruitmen Politik
Peran partai politik sebagai sarana rekruitmen politik dalam rangka meningkatkan
partisipasi politik masyarakat adalah bagaimana partai politik memiliki andil yang
cukup besar dalam hal :
a. Menyiapkan kader-kader pemimpin politik
b. Selanjutnya melakukan seleksi terhadap kader-kadernya
c. Perjuangan untuk menempatkan kader yang berkualitas, berdedikasi, kredibilitas
yang tinggi, serta mendapat dukungan dari masyarakat.

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


4. Partai Politik Sebagai Sarana Pengatur Konflik
Secara umum kita sering beranggapan bahwa konflik mengandung benih dan
didasarkan pada pertentangan yang bersifat kasr dan keras. Nemun
sesungguhnya, dasar dari konflik adalah berbeda-beda, yang sederhana
dapat dikenali tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik
yaitu :
a. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat dalam
suatu konflik,
b. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam
kebutuhn-kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap, maupun gagasan-gagasan.
c. Terjadi atau terdapat interaksi antara unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat
dalam sebuah konflik.
Dalam menjalankan peran sebagai pengatur konflik, partai-partai politik harus
benar-benar mengakar dihati rakyat, peka terhadap bisikan hati nurani
masyarakat serta peka terhadap tuntutan kebutuhan rakyat.

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


B. Pendidikan Politik
Istilah pendidikan politik dalam bahasa inggris sering disamakan dengan istilah
political sosialization. Istilah political sosialization jika diartikan secara harfiah ke
dalam bahasa indonnesia akan bermakna sosialisasi politik. Oleh karena itu
dengan menggunakan istilah political sosialization banyak yang mensinonimkan
istilah pendidikan politik dengan istilah pendidikan politik, karena keduanya
memliki makna yang hampir sama. Dengan kata lain, sosialissi politik adalah
pendidikan politik dalam arti sempit. Faktor pendukung mulai berkembangnya
masyarakat terhadap hubungan antara pendidikan dan politik yaitu,
a. Adanya kesadaran tentang hubungan yang erat antara pendidikan dan politik
b. Adanya kesadaran akan peran penting pendidikan dalam menentukan corak
dan arah kehidupan politik.
c. Adanya kesadaran akan pentingnya pemahaman tentang hubungan antara
pendidikan dan politik
d. Diperlukan pemahaman yang lebih luas tentang politik

e. Pentingnya pendidikan kewarga negaraan

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


C. Landasan Hukum Pendidikan Politik
pendidikan politik merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang dilaksanakan secara bersikenambungan dan
terencana. Pelaksanaan pendidikan politik harus berpegang teguh pada falsafah
dan berpribadian integral dari keseluruhan pembangunan bangsa yang
dilaksanakan sesuai dengan landasan yang telah mendasari kehidupan bangsa
indonesia. Berdasarkan Inpres No.12 tahun 1982 tentang pendidikan politik bagi
generasi muda, maka yang terjadi landasan hukum sebagai berikut
landasan pendidikan politik Indonesia terdiri dari :
a. Landasan Ideologi, yaitu pancasila
b. Landasan konstitusi, yaiitu UUD 1945
c. Landasan Operasional, yaitu GBHN
d. Landasan Histiris, yaitu sumpah pemuda 28 oktober 1928 dan proklamasi 17
agustus 1945.

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


MENU

Tujuan Pendidikan Politik


Tujuan diadakannya pendidikan politik secara formal terdapat dalam inpres no.12 tahun 1982
tentang pendidikan politik bagi generasi muda yang menyatakan bahwa, tujuan pendidikan
politik adalah merupakan pedoman kepada generasi muda indonesia guna meningkatkan
kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan tujuan pendidikan politik lainnya
adalah menciptakan generasi muda Indonesia yang sadar akan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Berdasarkan pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk
membangun manusia Indonesia seutuhnya. Dari tujuan diatas jelaslah bahwa pendidikan
politik itu ditujukan pada generasi muda Indonesia untuk meningkatkan kesadaran kehidupan
berbangsa dan bernegara

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO


Wanita adalah Tiang bangsa, jika mereka baik maka baiklah bangsa itu dan jika mereka buruk

BAB I BAB II BAB III

JURUSAN DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA. FAKULTAS MIPA. UNIVERSITAS DIPONEGORO

Anda mungkin juga menyukai