D R . A N D O K O B U D I W I S E S A S P. B HEMOTORAX
Hemothorax adanya darah
di ruang pleura. Darah mungkin berasal dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar.
Hemothorax biasanya biasanya
merupakan akibat dari trauma tumpul atau tembus. Lebih jarang merupakan komplikasi penyakit, iatrogenik. HEMOTORAX
Hemothorax tidak menimbulkan nyeri selain
dari luka yang berdarah di dinding dada. Luka di pleura viseralis umumnya juga tidak menimbulkan nyeri. Di dalam rongga dada, dapat terkumpul banyak darah tanpa gejala yang menonjol. Kadang gejala dan tanda anemia atau syok hipovolemik menjadi keluhan dan gejala yang pertama muncul. HEMOTORAX
Tube thoracostomy drainage merupakan
tatalaksana primer. Thoracotomy merupakan prosedur pilihan untuk eksplorasi dada jika hemothorax atau perdarahan terus berlangsung. DEFINISI
WSD merupakan tindakan invasive yang
dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura menggunakan pipa penghubung untukmempertahankan tekanan negatifrongga tersebut. TUJUAN
Mengeluarkan cairan atau darah, udara
dari rongga pleura dan rongga thorak Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura Mengembangkan kembali paru yang kolaps INDIKASI Pneumothoraks : Spontan > 20% oleh karena rupture bleb pleura Luka tusuk tembus Klem dada yang terlalu lama Kerusakan selang dada pada sistem drainase Hemothoraks : Robekan pleura Kelebihan antikoagulan Pasca bedah thoraks Thorakotomy : Lobektomy Pneumoktomy Efusi pleura : Post operasi jantung Emfiema : Penyakit paru serius Kondisi inflamasi TEMPAT PENUSUKAN Bagian Apex Anterolateral intercosta 1-2 berfungsi untukmengeluarkan udara dari rongga pleura Bagian Basal Posterolateral intercosta ke 8-9 berfungsi untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura JENIS-JENIS WSD A. WSD dengan sistem 1 botol B. WSD dengan sistem 2 botol C. WSD dengan sistem 3 botol WSD dengan sistem satu botol Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi WSD dengan sistem 2 botol Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2 Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi peura WSD dengan sistem 3 botol Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang digunakan Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan TEKNIK PEMASANGAN 1. Bila mungkin penderita dalam posisi duduk. Bila tidak mungkin setengah duduk, bila tidak mungkin dapat juga penderita tiduran dengan sedikit miring ke sisi yang sehat. 2. Ditentukan tempat untuk pemasangan WSD. Bila kanan sela iga VII atau VIII, kalau kiri di s.i VIII atau IX linea aksilaris posterior atau kira-kira sama tinggi dengan sela iga dari angulus inferius skapulae. Bila di dada bagian depan dipilih s.i II di garis midklavikuler kanan atau kiri. 3. Ditentukan kira-kira tebal dinding toraks. 4. Secara steril diberi tanda pada slang WSD dari lobang terakhir slang WSD tebal dinding toraks (misalnya dengan ikatan benang). 5. Cuci tempat yang akan dipasang WSD dan sekitarnya dengan cairan antiseptik. 6. Tutup dengan duk steril 7. Daerah tempat masuk slang WSD dan sekitarnya dianestesi setempat secara infiltrate dan "block". 8. Insisi kulit subkutis dan otot dada ditengah s.i. 9. Irisan diteruskan secara tajam (tusukan) menembus pleura. 10. Dengan klem arteri lurus lobang diperlebar secara tumpul. 11. Slang WSD diklem dengan arteri klem dan didorong masuk ke rongga pleura (sedikit dengan tekanan). 12. Fiksasi slang WSD sesuai dengan tanda pada slang WSD. 13. Daerah luka dibersihkan dan diberi zalf steril agar kedap udara. 14. Slang WSD disambung dengan botol SD steril. 15. Bila mungkin dengan continous suction dengan tekanan -24 sampai -32 cmH20. PERAWATAN SLANG DAN BOTOL WSD
Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa
cairan yang keluar kalau ada dicatat. Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan adanya gelembung udara yang keluar dari bullow drainage. Penggantian botol harus tertutup untuk mencegah udara masuk yaitu mengklem slang pada dua tempat dengan kocher. Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan sterilitas botol dan slang harus tetap steril. Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri-sendiri,dengan memakai sarung tangan. DINYATAKAN BERHASIL
Paru sudah mengembang penuh pada
pemeriksaan fisik atau radiologik. Darah cairan tidak keluar dari WSD. Tidak ada pus dari slang WSD (tidak ada empiema). DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, S.C. & Bare. B.G.,2002. Brunner &
Suddarths Textbook of Medical Surgical Nursing 8thEdition Volume I, Jakarta: ECG.(2) 2. Koentjahja, Abiyoso, Agung S, MuktyatiS. Pneumotoraks dan Penatalaksanaannya.Kumpulan Makalah Simposium Dokter Umum Gawat DaruratParu, Surakarta, 3 Juli1993; 39-45.(3) 3. Carpenito, Lynda Juall. 2001. BukuSaku Diagnosa Keperawatan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC