Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

PERAN KANTOR
KESEHATAN
PELABUHAN DALAM
SURVEILAN PENYAKIT
KARANTINA
Pembimbing :
dr. Wienta Diarsvitri, M.Sc.,
Ph.D.
Oleh :
Viky Anindya
Vina Ayudya
Wahyu Aji A.
Widya P.
Yohana C.M.
DEFINISI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
(KKP)
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 265/MENKES/SK/III/2004,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan:

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) adalah unit pelaksana teknis


di lingkungan Kementrian Kesehatan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.
Tugas dan Fungsi KKP Surabaya
Sesuai dengan Permenkes Nomor 2348/Menkes/Per/XI/ :

UPT Ditjen PP dan PL Depkes RI, yang mempunyai tugas pokok

untuk mencegah masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial

wabah, surveilan epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak

resiko lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA

serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul

kembali , bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi

di wilayah kerja pelabuhan, bandara dan pos lintas batas.


Bidang Pengendalian Karantina
Dan Surveilans Epidemiologi
Perencanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan dibidang
kekarantinaan, surveilans epidemiologi penyakit dan penyakit potensial
wabah dan muatannya, lalu lintas OMKABA ekspor dan impor serta
pengembangan teknologi, pendidikan dan pelatihan bidang kekarantinaan di
wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Bidang Pengendalian Karantina dan
Surveilans Epidemiologi terdiri dari :
Seksi Pengendalian Karantina :
penyiapan bahan perencanaan
pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan pemeriksaan dan
sertifikasi OMKABA ekspor dan impor,
pengembangan, pengawasan dan tindakan kekarantinaan terhadap kapal, pesawat udara, dan
alat transportasi lainnya,
pengangkutan orang sakit/jenazah, kajian, pengembangan teknologi, serta pendidikan dan
pelatihan dibidang kekarantinaan.
Seksi Surveilans Epidemiologi :
penyiapan bahan perencanaan
pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan surveilans
epidemiologi penyakit,
penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali,
jejaring kerja surveilans epidemiologi nasional/internasional, serta kesiapsiagaan,
pengkajian, advokasi, dan penanggulangan KLB, bencana/pasca bencana bidang kesehatan.

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Definisi

Pengamatan secara sistematis dan terus menerus


terhadap penyakit atau masalah kesehatan kesehatan serta
faktor risiko agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui pengumpulan dan
pengolahan data, analisis dan interpretasi dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada pihak yang membutuhkan.
FUNGSI SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI
Menyusun perencanaan, pengendalian,
pemantauan dan evaluasi program kesehatan
Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini
(SKD)
Merencanakan studi epidemiologi, penelitian
dan pengembangan program
KARANTINA
Definisi
Pembatasan kegiatan dan atau pemisahan sesorang yang diduga
terinfeksi penyakit meski belum menunjukan gejala. Juga termasuk
pemisahan peti kemas, alat angkut atau barang yang diduga
terkontaminasi dari orang/barang lain.

Tujuan karantina
Mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina, penyakit
menular, dan penyakit potensi wabah, serta pengamanan terhadap
penyakit baru dan penyakit muncul kembali di wilayah kerja,
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARANTINA

1. Ruang Lingkup Secara Operasional Penyelenggaraan Faktor


Resiko
Alat angkut (kapal laut, pesawat) dan muatannya (termaksud kontainer).
Manusia (ABK, penumpang) .
Lingkungan pelabuhan dan bandara .

2. Jenis-jenis Faktor Resiko Penyakit Karantina Dan Penyakit Menular


Virus, Bakteri, Protozoa yang menginfeksi penumpang maupun kru kapal/pesawat.
Vektor yang menjadi perantara penyakit karantina dan penyakit menular wabah .
3. Kegiatan Identifikasi
Identifikasi alat angkut /kapal yang singgah/berlabuh dalam waktu pendek
atau panjang perlu di curigai adanya faktor resiko munculnya penyakit
menular potensial wabah.
Identifikasi pada penumpang Penumpang kapal meliputi ABK/crew,
penumpang dari pelabhan asal ke pelabuhan tujuan dengan menggunakan
kapal/pesawat.
Identifikasi pada barang yang dibawa penumpang maupun awak kapal
yang di letakan dalam kabin maupun yang di bagasikan juga bisa menjadi
faktor risiko munculnya penyakit menular potensial wabah.
Identifikasi masalah di pelabuhan Media lingkungan (air, tanah, udara,
biota) dengan segala komponen dan sifatnya merupakan faktor resiko yang
harus di kendalikan.
ISYARAT KARANTINA
Sering disebut Isyarat Q
Merupakan suatu prosedur internasional untuk menyatakan bahwa
sebuah kapal masih belum diizinkan masuk pelabuhan dan menjadi
pengawasan kantor kesehatan pelabuhan.
Dinyatakan dalam bentuk pengibaran bendera kuning di kapal,
dikibarkan saat kapal memasuki Bandar pelabuhan
Bila kapal memasang bendera, walaupun petugas kesehatan tidak
menyatakan dalam karantina
Kapal tidak melanggar UU karantina
Petugas kesehatan tetap melakukan pemeriksaan karantina
KAPAL DALAM KARANTINA
Kapal dinyatakan dalam karantina :
Datang dari luar negeri sehat.
Datang dari daerah terjangkit (affected area). Kriteria daerah-daerah
terjangkit di dunia ini ditetapkan oleh WHO.
Terdapat tersangka (suspect) penderita penyakit karantina atau
penyakit berbahaya lainnya yang oleh Departemen Kesehatan
dikategorikan dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
KAPAL TERSEBUT DIPERLAKUKAN
1. Tempat berlabuh bagi kapal yang berada dalam karantina ditetapkan
setempat oleh Syahbandar bersama Pejabat Kesehatan Pelabuhan.

2. Kapal yang karena sesuatu hal tidak dapat berlabuh, diizinkan sandar
dengan tetap memasang isyarat karantina misalnya terjadi hal-hal
seperti : kemacetan mesin jangkar, perahu-layar dan sebagainya.

3. Sebaiknya Pejabat Kesehatan Pelabuhan tidak mengizinkan siapapun


untuk mengunjungi kapal dengan isyarat Q, kecuali oleh pandu laut/
sungai yang bertugas.

4. Hanya pandu laut/ sungai yang bertugas, yang diizinkan meninggalkan


kapal dengan isyarat Q setelah terlebih dahulu yang bersangkutan
mendapat keterangan nahkoda bahwa kapalnya sehat.
5. Karenasuatu hal nahkoda dari kapal dengan Isyarat Q
perlu naik ke darat, maka yang harus dilakukan pertama
kali sesampainya di darat ialah melapor pada KKP
setempat.

6. Harus
dilakukan tindakan kesehatan sesuai dengan jenis
masalahnya (disinseksi, disinfeksi, derattisasi dan
dekontaminasi) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Kapaldinyatakan sehat bila dalam pemeriksaan tidak


ditemukan indikasi penderita seperti di daerah terjangkit
atau sudah dilakukan tindakan kesehatan dan diberikan
free pratique serta port health clearance untuk
keberangkatan.
SUSPECT
Ialah seseorang yang dianggap telah mengalami kemungkinan
tertularnya suatu penyakit karantina dan dapat menyebarkan penyakit
tersebut. Yang dapat dianggap sebagai suspect ialah :
Orang yang berasal dari atau mengunjungi daerah-daerah yang
terjangkit penyakit karantina atau kekebalannya rendah
Orang yang berada dalam kapal dan oleh KKP dinyatakan terjangkit
atau tersangka terjangkit penyakit karantina.

PERNYATAAN TERJANGKIT
PENYAKIT
Dari suspect ini, petugas memberi pernyataan tertulis kepada kapal yang
terjangkit atau tersangka yang terjangkit sesuai ketentuan yang tercantum dalam UU
IHR dan Karantanina
PENGAWASAN/PEMERIKSAAN PENUMPANG
DAN KAPAL DARI DAERAH TERJANGKIT
Cara pengawasan penumpang dan kapal dari daerah terjangkit :
1. Sebaiknya petugas kesehatan pelabuhan melakukan pemeriksaan
di kapal dan suspect tidak turun dari kapal (crew atau
penumpang transit)
2. Bila suspect turun dari kapal/ pesawat udara, maka pemeriksaan
harus dilakukan oleh petugas kesehatan pelabuhan di klinik KKP
3. Pemeriksaan penumpang menggunakan standar pemeriksaan
kesehatan
PELAKSANAAN
1. KKP mencatat (untuk dokumentasi) nama, alamat
rumah,tanggal tiba kapal/pesawat udara yang ditumpangi
dan alamat di Indonesia yang dituju.
2. Kepada suspect diberi kartu kewaspadaan atau health alert
card.
3. KKPsegera mengirim daftar nama orang yang berada di
dalam pengawasan kepada Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan dan ditembuskan ke KKPKKP di pelabuhan
yang dituju oleh penumpang
PENGAWASAN/PEMERIKSAAN PENUMPANG
DAN KAPAL DARI DAERAH TERJANGKIT
Terhadap Kapal yang datang dari luar negeri:
Kapal yang dalam waktu 2 minggu sebelum tiba di Indonesia telah
menyinggahi negara yang terjangkit penyakit karantina yang ditetapkan
oleh WHO, maka Pejabat Kesehatan di pelabuhan pertama wajib
mengadakan pemeriksaan secara visual terhadap semua crew dan
penumpang dan diberikan kartu kewaspadaan dini atau health alert card.
Agar proses pemeriksaan penumpang dilakukan cepat hendaknya
menggunakan thermoscanner
Terhadap Kapal yang datang dari luar negeri:
Ketika dalam waktu 2 minggu sebelum tiba di Indonesia tidak
menyinggahi negara terjangkit tetapi di kapal ada penumpang
yang datang dari negara terjangkit penyakit karantina, maka
pejabat Kesehatan di pelabuhan pertama wajib melakukan
pemeriksaan secara visual terhadap penumpang yang
dianggap suspect.
Jika kapal ini adalah kapal turis yang mempunyai rute tetap
ke Indonesia dan demi kelancaran kepariwisataan sementara
tuntutan didalam hal kewaspadaan tetap tinggi maka masing-
masing penumpang diminta mengisi Health Alert card dan
kartu ini bersama ICV telah terkumpul sebelum Pejabat
Kesehatan Pelabuhan mengunjungi kapal.
PERAN KKP DALAM SURVEILAN
PENYAKIT KARANTINA
Definisi Penyakit Karantina
Penyakit Karantina adalah penyakit menular yang sesuai dengan
International Sanitary Regulation (ISR) dari WHO, yang pencegahan dan
pemberantasannya dilaksanakan secara internasional.
PERAN KKP DALAM SURVEILAN
PENYAKIT KARANTINA
Macam-macam penyakit karantina:
Menurut UU No. 1 / 1962 tentang karantina laut, yang termasuk penyakit
karantina adalah :
(1) Pes (Plague)
(2) Kolera (Cholera)
(3) Demam kuning (Yellow fever)
(4) Cacar (Smallpox)
(5) Tifus bercak wabahi - Typhus exanthematicus infectiosa (Louse borne
Typhus)
(6) Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai