Anda di halaman 1dari 78

TUJUAN

Memberikan informasi konsep dasar K3


khususnya mengenai pengenalan kerugian
dan pencegahanya
Teori pendukung dalam penerapan dan
peningkatan K3
Istilah istilah yang berhubungan dengan K3
Lambang K3
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau Selamat, sehat dan


sejahtera.

Bentuk
Bentuk lambang
lambang berupa
berupa palang
palang Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda
berwarna
berwarna hijau dengan roda bergerigi
hijau dengan roda bergerigi Sebelas Bab Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
sebelas
sebelas dengan
dengan warna
warna dasar
dasar putih
putih Keselamatan Kerja.
Pengertian K3
Filosofi (Mangkunegara)
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.

Keilmuan
Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK),
kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.
Dasar Hukum Penerapan K3
Di Tempat Kerja
UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3


Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan
atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik
proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat
kerja (PAK).

Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (P2K3)
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang
atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang
tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar
akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radio
aktif.
Tujuan K3

1. Melindungi dan menjamin


keselamatan setiap tenaga
kerja dan orang lain di
tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber


produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien.

Berdasarkan Undang-Undang No 1 3. Meningkatkan kesejahteraan


Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan produktivitas Nasional.
Insiden K3
Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana
cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan
(kematian) dapat terjadi (termasuk insiden ialah keadaan
darurat).

Kecelakaan Kecelakaan Kerja


Kerja Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja
(PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


Insiden yang tidak menyebabkan cedera, penyakit akibat
kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Nearmiss
(hampir
celaka)
NYARIS CELAKA
NEAR MISS

Suatu kejadian :
Tidak di ingginkan yang bila keadanya
sedikit saja berbeda dapat :
Mengakibatkan luka pada manusia
Kerusakan harta benda atau
Kerugian proses

UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
KECELAKAAN
ACCIDENT

Suatu kejadian :
Tidak di ingginkan yang mengakibatkan :
Luka pada manusia
Kerusakan Properti atau
Kerugian pada proses

UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
KESEHATAN/
HEALTH

DERAJAT / TINGKAT KEADAAN


FISIK DAN PSIKOLOGI INDIVIDU

THE DEGREE OF PHYSIOLOGICAL


AND PSYCHOLOGICAL WELL
BEING OFF THE INDIVIDUAL

UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
HAZARD /
BAHAYA

Adalah sumber atau sesuatu


keadaan yang berpotensi untuk
menimbulkan kerugian ( manusia,
properti, proses, lingkungan)

UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
RISK ( RESIKO )

Menyatakan kemungkinan
terjadinya kerugian pada periode
waktu tertentu atau siklus operasi
tertentu.

UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Kecelakaan Kerja Accident rasio study
* Industrial Accident
* Community Accident Frank E. Bird 1969
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan 1
dan tercatat 10 Kecelakaan Ringan
30 Kerusakan Properti

600 Nyaris Celaka

Perbuatan &
Kondisi Tidak
10.000 Aman
Bahaya

UTAMAKAN KESELAMATAN Teori Frank Bird


DAN KESEHATAN KERJA
Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyeba Penyeba
Penyeba Kecelakaan Kerugia
b Tidak b
b Dasar Kerja n
Langsun Langsun
g g
1. Kurangnya 1. Faktor 1. Tindakan 1. Kontak 1. Manusia
Prosedur/Atu Pekerjaan. Tidak Aman. Dengan (Cedera,
ran. 2. Faktor 2. Kondisi Tidak Bahaya. Keracunan,
2. Kurangnya Pribadi. Aman. 2. Kegagalan Cacat,
Sarana. Fungsi. Kematian,
PAK).
3. Kurangnya
Kesadaran. 2. Mesin/Alat
(Kerusakan
4. Kurangnya
Mesin/Alat).
Kepatuhan.
3. Material/Bah
an
(Tercemar,
Rusak,
Teori Efek Domino
H.W. Heinrich Produk
Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja
Identifikasi dan Pengendalian
Bahaya Di Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.

Pembinaan dan Pengawasan


1. Pelatihan dan Pendidikan.
2. Konseling & Konsultasi.
3. Pengembangan Sumber Daya.

Sistem Manajemen
1. Prosedur dan Aturan.
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
3. Penghargaan dan Sanksi.
UTAMAKAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
TEORI GUNUNG ES
Bahaya K3
Pengertian Faktor
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang 1.Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
berpotensi menimbulkan cedera dan atau penyakit Binatang).
akibat kerja (PAK). 2.Kimia
(Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
Sumber Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
1.Manusia. 3.Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
2.Mesin. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
3.Material. Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu,
4.Metode. Cahaya, Listrik, Getaran, Radiasi).
5.Lingkungan. 4.Biomekanik (Gerakan Berulang,
Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan Manual,
Desain Tempat Keja/Alat/Mesin).
Jenis 5.Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan,
1.Tindakan. Pelecehan, Pengucilan, Lingkungan, Emosi
2.Kondisi. Negatif).
Resiko K3
Pengertian
Potensi kerugian yang bisa
diakibatkan apabila terdapat
kontak dengan suatu bahaya
(contoh : luka bakar, patah
tulang, kram, asbetosis, dsb).

Penilaian dan
Kategori
Perkalian antara nilai frekuensi
dengan nilai keparahan suatu Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu
resiko. Sedang Perlu Tindakan Langsung
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas


Pengendalian Resiko K3
Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya

Eliminasi Eliminasi Bahaya

Tempat
Penggantian
kerja /
Substitusi Alat/Mesin/Bahan/Tempa
Pekerjaan
t Kerja yang Lebih Aman
Aman
(Mengurangi
Modifikasi
Bahaya)

PERLINDUNGAN
Perancangan Alat/Mesin/Tempat Kerja
yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan,
Pelatihan, Durasi Kerja,
Administrasi Tenaga Kerja
Tanda Bahaya, Rambu,
Aman
Poster, Label
(Mengurangi
Paparan)
Menyediakan APD
Alat Pelindung Diri
kepada Tenaga Kerja
KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA

TENTANG
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai
sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga
kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. APD juga
merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
Alat Pelindung Diri

Merupakan the least desirable method


(paling sedikit digunakan) melindungi tenaga
kerja.
Merupakan Cara terakhir untuk melindungi TK
Bisa merupakan satu - satunya pilihan
(misalnya pada tempat kerja konstruksi
dimana dibutuhkan topi pengaman, safety
shoes, dll.)
Syarat-syarat APD
Harus memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya yang
dihadapi tenaga kerja/sesuai dengan sumber bahaya yang ada.
Tidak mudah rusak.
Tidak mengganggu aktifitas pemakai.
Mudah diperoleh dipemasaran.
Memenuhi syarat spesifik lain.
Nyaman dipakai.
Dalam program pengadaan APD untuk melindungi tenaga kerja
dalam bekerja, maka penyimpanan, pemeliharaan APD sebaiknya
dibilik yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu, waktu
kadaluarsanya dan tidak akan menimbulkan alergi terhadap
sipemakai serta tidak menularkan penyakit.
PERINGATAN
APABILA KITA SUDAH MEMAKAI ALAT
PELINDUNG DIRI YANG SESUAI, KITA
MASIH DITUNTUT UNTUK SELALU BERHATI-
HATI KARENA ALAT PELINDUNG DIRI YANG
KITA PAKAI MEMPUNYAI KETERBATASAN.
Kelemahan APD
Kekurangan
1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena
(memakai APD yang kurang tepat
2. Fungsi dari ADP ini hanya untuk menguragi akibat dari
kondisi yang berpotensi menimbulkan bahaya.
3. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan
4. Cara pemakaian APD yang salah,
5. APD tak memenuhi persyaratan standar)
6. APD yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
7. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister,
filter dan penyerap (cartridge).
8. APD dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.
Dasar Hukum
Undang-undang No. 1 tahun 1970.
Pasal 3 ayat (1) butir f: Memberikan Alat-alat Perlindungan
Diri pada para pekerja.

Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan


dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang
APD bagi TK yang bersangkutan .

Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur


kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD
yang diwajibkan.

Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan secara


cuma-cuma APD yang diwajibkan pada pekerja dan orang
lain yang memasuki tempat kerja.
Dasar Hukum

Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981


Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus
menyediakan secara Cuma-cuma APD yang diwajibkan
penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya untuk mencegah PAK.

Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982


Pasal 2 menyebutkan memberikan nasehat mengenai
perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat
pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja
Program APD
Kebijakan dan komitmen
Identifikasi & evaluasi potensi bahaya
Diklat APD
Pemilihan yang tepat & kesesuaian
Penggunaan
Pemeliharaan (cleaning, sanitizing, maintenance,
storage)
Surveillance Kesehatan TK
Sangsi dan penghargaan
Evaluasi
Jenis-jenis APD dan Penggunaannya
1. A.P. Kepala (Head Protection): Helmet,
Hair protection, Hats/Cap.
2. A.P. Muka dan Mata : face Shield,
Kaca mata
3. A.P. Telinga : Ear plug, Ear muff
4. A.P. Pernafasan : masker, respirator
5. A.P. Tangan : sarung tangan (Gloves)
6. A.P. Kaki (Foot Protection): Safety
shoes
7. Pakaian Pelindung
8. Tali Pengaman (Safety Belt)
Alat Alat Pelindung Diri dan
Fungsinya
Safety Helmet
berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung di gunakan ketika bekerja di lokasi kerja seperti tambang minyak,
pabrik, proyek pembangunan gedung dan berbagai hal lainnya.

Sepatu Karet (sepatu boot)


Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Sepatu pelindung (safety shoes)


Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal
dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Alat Alat Pelindung Diri dan
Fungsinya
Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

Tali Pengaman (Safety Harness)


Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan
alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)


Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)


Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Alat Alat Pelindung Diri dan Fungsinya
Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

Pelindung wajah (Face Shield)


Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan menggerinda)

Jas Hujan (Rain Coat)


Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu
hujan atau sedang mencuci alat).
ALAT PELINDUNG KEPALA
(SAFETY HELMET)
Pakailah selalu Safety
Helmet pada area dengan
tanda wajib memakai
pelindung kepala !!!
GAMBAR SEPATU KARET DAN SEPATU
PELINDUNG (SAFETY SHOES)
GAMBAR SARUNG TANGAN
(GLOVES)
a. METAL MESH
b. LEATHER GLOVES
c. VINYL DAN
NEOPRENE GLOVES
d. RUBBER GLOVES
e. PADDED CLOTH
GLOVES
f. HEAT RESISTANT
GLOVES
g. LATEX DISPOSABLE
GLOVES
GAMBAR TALI PENGAMAN DAN SABUK
KESELAMATAN (SAFETY BELT)

TALI PENGAMAN SABUK KESELAMATAN


(SAFETY BELT)
GAMBAR PENUTUP TELINGA
(EAR PLUG / EAR MUFF)

ALAT INI DIGUNAKAN


UNTUK MERENDAM
SUARA
YANG TIDAK
DIKEHENDAKI /
BISING.

ALAT INI ADA DUA JENIS :

a. EAR PLUG lebih


murah,
disposable, NRR
cukup tinggi,
kadang-kadang
susah berbicara
dengan si
pemakai.
PEMILIHAN - ALAT PERLINDUNGAN MATA

Visitor : pelindung mata yang ditujukan


untuk tamu yang tak terpapar langsung
pada bahaya

Safety glass digunakan untuk melindungi


mata dari benda-benda terbang (tanpa
pelindung muka)

Chemical goggles melindungi mata dari


fluida (gas dan cairan) bahan kimia

ALAT PERLINDUNG PERNAFASAN


( RESPIRATORY PROTECTION EQUIPMENT )

1. Purifying respirator
Orang yg memakai alat ini,
udara pernafasannya
diambil dari hasil proses
pemurnian udara
lingkungan yang
terkontaminasi.

Cara kerja alat ini dibagi tiga :


a. Secara kimia / chemical
B. Secara mekanik /
mechanical
C. Kombinasi / combination
ALAT PERLINDUNGAN PERNAFASAN

SUPPLYING
RESPIRATOR
ORANG YANG
MEMAKAI ALAT INI
UDARA
PERNAFASANNYA
DISUPLAI DARI
LUAR SEHINGGA
RELATIF TIDAK
TERPENGARUH
OLEH KONDISI
UDARA
ALAT PELINDUNG WAJAH
(FACE SHIELD)
ALAT PERLINDUNG BADAN

1. Appron dari bahan kulit,


digunakan untuk melindungi
badan dari bahan-bahan
panas pada pengelasan atau
pengecoran logam
2. Appron dari bahan PVC, untuk
melindungi badan dari bahan
kimia pada pekerjaan
laboratorium atau instalasi
pencampuran tel
3. Appron dari bahan Pb, untuk
melindungi badan dari bahaya
radiasi
Baju kerja
Be Success!

THANKS FOR
ATTENTION
RAMBU RAMBU
KESELAMATAN KERJA /
SAFETY SIGN
SAFETY FIRST
Apa itu safety sign / Rambu rambu
keselamtan kerja..???
Suatu tanda atau petunjuk yang berisi perintah,
peringatan atau informasi mengenai keselamatan
kerja.

Secara umum safety sign berbentuk tulisan atau


gambar. Namun sekarang juga bisa berbentuk audio
visual maupun animasi bergerak
LANDASAN HUKUM

Undang-undang no 1 Tahun 1970 Pasal 14b.

Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja
Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kriteria
audit 6.4.4.

Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai dengan standar dan
pedoman
Kegunaan Rambu-rambu keselamatan
Menarik perhatian terhadap adanya bahaya kesehatan dan
keselamatan kerja.
Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat.
Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.
Mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan
peralatan perlindungan diri.
Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang
atau perilaku yang tidak diperbolehkan.
Standar Acuan pemasangan Rambu
Keselamatan

1. ANSI Standard
2. ISO Standard
3. British Standard
4. Hazmat & NFPA Standard
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
6. Rambu Lalu Lintas
7. IMO Standard
Rambu keselamatan terbagi atas 3 (tiga) kategori
atau bagian

1. Perintah, yaitu yang berisi suatu kewajiban atau larangan yang


harus dilakukan atau dihindari.

2. Waspada, yaitu suatu peringatan atau notice akan suatu bahaya


atau hal-hal yang harus di perhatikan.

3. Informasi, berupa petunjuk atau pemberitahuan mengenai


kesehatan dan keselamatan kerja.
SECARA UMUM RAMBU
KESELAMATAN ADA 3 JENIS
1. Rambu yang berupa symbol
2. Rambu yang berupa symbol dan tulisan
3. Rambu yang berupa pesan dalam bentuk
tulisan

Rambu tulisan seharusnya digunakan apabila tidak adanya


symbol yang tersedia
PEDOMAN UMUM RAMBU KESELAMATAN

1. Warna
Lanjutan..

2. Simbol
Lanjutan..

Tulisan.
Tulisan dipergunakan untuk menyampaikan
pesan pada rambu keselamatan secara
tersurat, adapun detail makna tersirat nya
kembali kepada pemilihan warna dan
bentuk geometrinya.
CONTOH
CONTOH 2
CONTOH 3
macam-macam rambu-rambu/simbol-simbol yang
sering dipakai di industri

Mandatory sign/ WAJIB


Caution sign/WASPADA
Danger Sign/BAHAYA
Safety First/Emergency Sign/DARURAT
Fire Sign/PEMADAM API
Safe Condition Sign
Prohibited Sign
Mandatory Sign
Mandatory Sign dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan
sebagai Rambu Wajib, yang mengharuskan seluruh karyawan
dan pengunjung untuk menggunakan.

Mandatory Sign adalah salah satu simbol keselamatan kerja


tentang bahaya yang sering digunakan oleh perusahaan-
perusahaan Multinasional, dengan standar ISO
Caution Sign
Caution Sign dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan
sebagai Rambu Waspada, yang mengindikasikan situasi yang
berpontensi menimbulkan bahaya, yang jika tidak dihindari,
akan menyebabkan cedera yang ringan atau berat.

Caution Sign adalah salah satu simbol keselamatan kerja


tentang bahaya yang sering digunakan oleh perusahaan-
perusahaan Multinasional, terutama yang berasal dari amerika
serikat berdasar ANSI
Contoh Simbol Caution Sign/ WASPADA

ANSI ISO
Danger Sign
Danger Sign dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan
sebagai Rambu Bahaya, yang mengindikasikan kondisi yang
sangat dekat dengan bahaya, yang jika tidak dihindari, akan
menyebabkan kematian atau cedera serius. Rambu ini
dibatasi penggunaannya hanya untuk kondisi yang sangat
ekstrim saja.
Danger Sign adalah salah satu simbol keselamatan kerja
tentang bahaya yang sering digunakan oleh perusahaan-
perusahaan Multinasional, terutama yang berasal dari amerika
serikat berdasar ANSI
Contoh Simbol Danger Sign/ BAHAYA
Safety First / Emergency Sign
Safety First / Emergency Sign dalam bahasa Indonesia dapat
diterjemahkan sebagai Rambu Utamakan Keselamatan /
Darurat.

Safety First / Emergency Sign adalah salah satu simbol


keselamatan kerja tentang bahaya yang sering digunakan oleh
perusahaan-perusahaan Multinasional, terutama yang berasal
dari amerika serikat berdasar ANSI
Safety First / Emergency Sign
Fire Sign
Fire Sign dalam bahasa indonesia disebut Rambu
Pemadaman Api, bertujuan untuk memberikan informasi
kepada orang yang melihatnya agar mengetahui dimana letak
peralatan pemadaman api seperti fire extinguisher, fire
hydrant, fire alarm, dan lain-lain ketika terjadi kebakaran.

Fire Sign adalah salah satu rambu pemadaman api yang


cukup populer dalam British Standard (BS) yang sering
digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional yang
berpusat di Inggris atau negara-negara persemakmuran
Fire Sign
Safe Condition Sign
Safe Condition Sign dalam bahasa indonesia disebut Rambu
darurat, bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang
yang melihatnya untuk mengetahui dimana letak peralatan
untuk menangani keadaan darurat

Safe Condition Sign adalah salah satu rambu penyelamatan


dalam British Standard (BS)

Safe Condition Sign ditandai dengan pictogram berwarna putih


yang dikelilingi bentuk geometri segi empat berwarna hijau.
Safe Condition Sign
Prohibited Sign
Prohibited Sign dalam bahasa indonesia disebut Rambu Larangan,
bertujuan untuk memberitahukan kepada orang yang melihat untuk
tidak melakukan hal-hal yang dilarang tersebut karena dapat
mengakibatkan kecelakaan fatal.

Prohibited Sign adalah salah satu rambu penyelamatan dalam British


Standard (BS)

Prohibited Sign ditandai dengan pictogram berwarna hitam yang


dikelilingi geometri outline lingkaran dan tanda silang tunggal berwarna
merah.
Prohibited Sign
Petunjuk pemasangan rambu rambu keselamatan

1. Rambu-rambu harus terlihat jelas, ditempatkan pada jarak pandang dan tidak
tertutup atau tersembunyi.

2. Kondisikan rambu-rambu dengan penerangan yang baik. Siapapun yang


berada di area kerja harus bisa membaca rambu dengan mudah dan
mengenali warna keselamatannya.

3. Pencahayaan juga harus cukup membuat bahaya yang akan ditonjolkan


menjadi terlihat dengan jelas.

4. Siapapun yang ada di area kerja harus memiliki waktu yang cukup untuk
membaca pesan yang disampaikan dan melakukan tindakan yang diperlukan
untuk menjaga keselamatan.
Lanjutan

6. Posisikan rambu-rambu yang berhubungan bersebelahan, tetapi jangan


menempatkan lebih dari empat rambu dalam area yang sama.

7. Pisahkan rambu-rambu yang tidak berhubungan.

8. Pastikan bahwa rambu-rambu pengarah terlihat dari semua arah. Termasuk


panah arah pada rambu keluar disaat arah tidak jelas atau membinggungkan.
Rambu arah arus ditempatkan secara berurutan sehingga rute yang dilalui
selalu jelas.

9. Rambu-rambu yang di atap harus berjarak 2.2 meter dari lantai.

Anda mungkin juga menyukai