Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DIAGNOSTIK SISTEM
NEURO
Andy Dharma Pramudya
Ayu Rezki Amaliah
Edi Purnomo
Indah Endang Winarni
Indria Nirmala Putri
Kamsiah
Lima Prosedur diagnostik yang lazim
dilakukan yaitu Lumbal Pungsi,
Angiografi, Elekto Encephalografi,
Elektromiografi, Computerized Axial
Tomografi Scan (CT Scan) Otak.
LUMBAL PUNGSI
Pengertian
Adalah suatu cara pengambilan cairan
cerebrospinal melalui pungsi pada
daerah lumbal
Tujuan
Mengambil cairan cerebrospinal untuk
kepentingan pemeriksaan/diagnostik
maupun kepentingan therapi
Indikasi
Untuk diagnostik
kecurigaan meningitis
Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
Pemberian media kontras pada pemeriksaan
myelografi
Evaluasi hasil pengobatan
Untuk Therapi
Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba
intra tekal
Pemberian anesthesi spinal
Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF
Persiapan
Persiapan pasien
- Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal pungsi
meliputi tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami
dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi
hal-hal tersebut
- Meminta izin dari pasien/keluarga dengan menadatangani formulir kesediaan
dilakukan tindakan lumbal pungsi.
- Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan
Persiapan Alat
- Bak steril berisi jarum lumbal, spuit dan jarum, sarung tangan, kassa dan lidi
kapas, botol kecil (bila akan dilakukan pemeriksaan bakteriologis), dan duk bolong.
- Tabung reaksi tiga buah
- Bengkok
- Pengalas
- Desinfektan (jodium dan alkohol) pada tempatnya
- Plester dan gunting
- Manometer
- Lidokain/Xilocain
- Masker. Gaun, tutup kepala
Prosedur Pelaksanaan
1. Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur. Lutut pada
posisi fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi kedepan dagunya menepel pada dada
(posisi knee chest)
2. Pilih lokasi pungsi. Tiap celah interspinosus vertebral dibawah L2 dapat digunakan pada orang
dewasa, meskipun dianjurkan L4-L5 atau L5-S1 (Krista iliaca berada dibidang prosessus
spinosus L4). Beri tanda pada celah interspinosus yang telah ditentukan.
3. Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.
4. Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril dengan duk penutup.
5. Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi jaringan lebih dapam hingga ligamen
longitudinal dan periosteum
6. Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan subkutis. Jarum harus
memasuki rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang vertebra.
7. Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan perlahan-lahan, sampai terasa lepas. Ini
pertanda ligamentum flavum telah ditembus. Lepaskan stilet untuk memeriksa aliran cairan
serebrospinal. Bila tidak ada aliran cairan CSF putar jarumnya karena ujung jarum mungkin
tersumbat. Bila cairan tetap tidak keluar. Masukkan lagi stiletnya dan tusukka jarum lebih
dalam. Cabut stiletnya pada interval sekitar 2 mm dan periksa untuk aliran cairan CSF. Ulangi
cara ini sampai keluar cairan.
8. Bila akan mengetahui tekananCSF, hubungkan jarum lumbal dengan manometer pemantau
tekanan, normalnya 60 180 mmHg dengan posisi pasien berrbaring lateral recumbent.
Sebelum mengukur tekanan, tungkai dan kepala pasien harus diluruskan. Bantu pasien
meluruskan kakinya perlahan-lahan.
9. Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan mengedan.
10.Untuk mengetahui apakah rongga subarahnoid tersumbat atau tidak, petugas dapat
melakukan test queckenstedt dengan cara mengoklusi salah satu vena jugularis selama I\10
detik. Bila terdapat obstruksi medulla spinalis maka tekanan tersebut tidak naik tetapi apabila
tidak terdapat obstruksi pada medulla spinalis maka setelah 10 menit vena jugularis ditekan,
tekanan tersebut akan naik dan turun dalam waktu 30 detik.
11. Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan. Masukkan cairan tesbut dalam
3 tabung steril dan yang sudah berisi reagen, setiap tabung diisi 1 ml
cairan CSF. Cairan ini digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis dan
hitung sel, biakan dan pewarnaan gram, protein dan glukosa. Untuk
pemeriksaan none-apelt prinsipnya adalah globulin mengendap dalam
waktu 0,5 jam pada larutan asam sulfat. Cara pemeriksaanya adalah
kedalam tabung reaksi masukkan reagen 0,7 ml dengan menggunakan
pipet, kemudian masukkan cairan CSF 0,5 . diamkan selama 2 3 menit
perhatikan apakah terbentuk endapan putih.
Cara penilainnya adalah sebagai berikut:
( - ) Cincin putih tidak dijumpai
( + ) Cincin putih sangat tipis dilihat dengan latar belakang hitam dan bila
dikocok tetap putih
( ++ ) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi
opolecement (berkabut)
( +++ ) Cincin putih jelas dan bila dikocok cairan menjadi keruh
( ++++ ) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi sangat
keruh
Komplikasi
4. Herniasi Tonsiler
5. Meningitis dan empiema epidural atau sub dural
6. Sakit pinggang
7. Infeksi
8. Kista epidermoid intraspinal
9. Kerusakan diskus intervertebralis
ANGIOGRAFI
Pengertian
Melihat secara langsung sistem pembuluh darah otak. Zat kontras dimasukkan melalui
arteri. Biasanya pada arteri carotis dan arteri vertebra, atau mungkin juga pada arteri
brchialis dan arteri femoralis
Persiapan Pasien
Menciptakan rasa aman dan nyaman pada diri klien. Persiapan ini meliputi :
Menjelaskan prosedur pelaksanaan, sensasi yang terjadi (rasa terbakar saat
penyuntikan zat kontras yang lama kelamaan akan menghilang)
Hal yang perlu dilakukan setelah tindakan dilakukan
Surat izin tindakan telah ditandatangani klien
Komplikasi
1. Hematom pada daerah suntikan. Dapat dicegah dengan
melakukan balut tekan pada daerah suntikan
2. Keracunan zat kontras. Dapat dicegah dengan pemberian anti
alergi sesuai program
Setelah prosedur
3. Observasi tanda-tanda vital setiap jam sampai kondisi stabil
4. Kompres es pada daerah suntikan untuk menghilangkan rasa
nyeri dan mengurangi/mencegah hematom
5. Klien tidur terlentang tanpa bantal selama 24 jam.
6. Jika penyuntikan dilakukan pada daerah femoralis, tungkai harus
tetap lurus selama 6-8 jam
7. Catat perubahan-perubahan neurologi setelah tindakan
angiografi.
Elektro Encephalografi (EEG)
Pengertian
Adalah suatu cara untuk merekam aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh.
Prinsip Kerja
Dengan elektroda yang ditempelkan pada berbagai daerah tengkorak, potensial permukaan
otak direkam. Perekaman ini berlangsung terus menerus untuk beberapa menit. Tegangan
yang tercatat pada kertas yang bergerak berupa gelombang-gelombang. Dengan memasang
16 elektroda pada tengkorak aktivitas seluruh otak dapat di tekan dan diselidiki. Tegangan
otak sebesar 50 mikrovolt agar dapat direkam harus diperkuat sampai 1 juta kali. Oleh
karena itu aliran listrik dari sumber lain seperti gerakan otot kepala atau generator listrik
juga ikut tercatat (artefak)
Macam-macam EEG
Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang mencerminkan adanya gaya listrik
yang diproduksikan pada ujung-ujung dendrit, sebagai fenomena potensial aksi neuron-
neuron yang disalurkan kedndrit-dendritnya dikorteks serebri. Potensial dendrit pada korteks
selalu berubah-ubah juga. Fluktuasi inilah yang tercatat pada kertas EEG. Dari sekian banyak
fluktuasi, maka dapat dibedakan menurut frekuensinya dan menurut pada gelombangnya.
a.Empat gelombang menurut frekuensinya :
1)Gelombang Alfa, bersiklus 8 13 perdetik
2)Gelombang Beta, bersiklus lebih dari 13 perdetik
3)Gelombang teta, bersiklus 4 7 perdetik
4)Gelombang Delta, bersilus kurang dari 4 perdetik
b.Fluktuasi potensial otak menurut
pola gelombang
1)Gelombang lamda
2)Gelombang tidur
3)Kompleks K
4)Gelombang verteks
c.Gelombang patologis
1)Gelombang runcing (Spike)
2)Gelombang tajam (sharp wave)
3)Gelombang runcing (spike
4)Gelombang runcing multipel i
5)Hypsarithmia
Indikasi Pemasangan
Penderita dicurigai atau dengan epilepsi
Membedakan kelainan otak organik
Mengidentifikasi infark pembuluh darah atau adanya lesi (tumor, hematom, abses)
Diagnosa retardasi mental atau over dosis obat
Menentukan kematian jaringan otak
Penatalaksanaan
a.Persiapan pasien
1)Penyuluhan kesehatan
- Penderita diberitahu hal-hal yang akan dilakukan. EEG akan dikerjakan diruangan
yang aman (laboratory diagnostik) oleh teknisian EEG. Didalam ruanga penderita
akan dipasang elektroda sebanyak 16-24 dengan pasta, elektroda yang kecil
tersebut akan dihubungkan dengan mesin EEG, tunjukkan melalui gambar atau
video cassate bila memungkinkan..
- Menganjurkan pada pasien untuk membebaskan rasa gelisah selama 45-60 menit,
pemasangan alat bukan merupakan alat yang berbahaya.
- Melakukan pendekatan kepada pasien untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
stres, kecemasan atau gemetaran akibat pemasangan elektroda.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa pada waktu pemeriksaan harus dalam keadaan
relaksasi sempurna, duduk atau tiduran dengan tanpa gerakan sedikitpun
sehingga mendapatkan hasil yang baik.
- Anjurkan pasien mengikuti perintah petugas selama prosedur, antara lain :
hiperventilasi selama 3-5 menit danusahakan untuk tetap dapat menutup mata
2) Fisik
obat-obatan depresan susunan saraf pusat (alkohol atau tranqualizer)
atau stimulan tidak diberikan selama 24 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan karena akan memberikan pengaruh terhadap aktivitas listrik
otak. Dokter akan memberikan instruksi untuk pemberian anti konvulsi
bila perlu 24 48 jam sebelum tindakan.
Cairan yang mengandung caffein seperti kopi, cokelat dan the tidak
diberikan selama 24 jam sebelum tindakan dilakukan
Rambut harus bersih, bebas dari spray, minyak lotion dan hair fastener.
Pasien harus makan pagi sebelum melakukan pemeruiksaan, karen
ahipoglikemia menyebabkan ketidak normalan potensial listrik.
3) Pelaksanaan
posisi pasien berbaring, ciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
nyaman bagi pasien
petugas EEG menempelkan 14-16 elektroda pada lokasi yang spesifik
pada kulit kepala serta menghubungkannya. Melalui kawat penghubung
ke mesin/alat EEG.
Pencetakan garis dasar (gambar dasar) dihasilkan mengikuti 3 urutan
pemeriksaan yaitu hiperventilasi, stimulasi photic dan tidur.
Hiperventilasi :
Pasien dianjurkan untuk melakukan hiperventilasi dengan cara mengambil
nafas 30-40 nafas melalui mulut setiap menitnya selama 3-5 menit. Perlu
diingat kenaikan PH serum kira-kira 7,8 akan menaikkan rangsangan
neuron dan akan menyebabkan serangan aktivitas pada pasien epilepsi
Photic stimulasi :
Cahaya yang silau difokuskan kepasien dimana pasien dianjurkan untuk
menutup matanya . stimulasi ini akan menyebabkan aktivitas serangan
bagi pasien yang mempunyai kecenderungan mendapat serangan
Tidur :
Pasien dianjurkan untuk tidur, jika pasien tidak bisa tidur dapat diberikan
hipnotik yang bekerjanya cepat. Hasil perekaman dari aktifitas listrik
tersebut diinterpretasikan oleh neurologi
4) Setelah tindakan
bersihkan dan cuci rambut pasien
ciptakan lingkungan yang tenang sehingga pasien dapat beristirahat
dengan tenang
berikan posisi tidur yang baik dan perhatikan pernafasan pasien terutama
yang menggunakan obat hipnotik
observasi aktivitas kejang bagi pasien yang cenderung untuk mendapat
serangan kejang.
Elektromyegrafi (EMG)
Pengertian
Adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengukur dan mencatat aliran
listrik yang ditimbulkan oleh otot-otot skeletal. Dalam keadaan istirahat otot
tidak melepaskan listrik, tetapi bila oto berkontraksi secara volunter
potensial aksi dapat direkam.
Tujuan
membantu membedakan antara gangguan otot primer seperti distrofi otot
dan gangguan sekunder
membantu menetukan penyakit degeneratif saraf sentral
membantu mendiagnosa gangguan neuromuskular seperti myestania grafis
Penatalaksanaan
a.Persiapan pasien
Menginformasikan kepada pasien seluruh pemeriksaan prosedur ini akan
menyebabkan gangguan rasa nyaman sementara. Khususnya bila pasien
sendiri diberi rangsangan listrik.
Pastikan bahwa pasien tidak menggunakan obat-obat depresan atau sedatif
24 jam sebelum prosedur.
Cegah terjadinya syok listrik
Mengurangi rasa sakit dan rasa takut
b.Prosedur
prosedur dapat dilakukan disamping tempat tidur atau diruang
tindakan khusus.
elektroda ditempatkan pada syaraf-syaraf yang akan diperiksa.
Dimulai dengan dosis kecil rangsangan listrik melalui elektorda
kesaraf dan otot, apabila konduksi pada saraf selesai maka otot
akan segera berkontraksi.
Untuk mengetahui potensial otot digunakan macam-macam jarum
elektroda dari nomor 1,3 7,7 cm.
Pasien mungkin dianjurkan untuk melakukan aktifitas untuk
menukur potensila otot selama kontraksi minimal dan maksimal
Derajat aktifitas saraf dan otot direkam pada osiloskop dan
akanmmemberikan gambaran grafik yang dapat dibaca.
Perawat berusaha memberikan rasa nyaman dan memantau daerah
penusukan tarhadap kemungkinan terjadinya hematoma.
c.Setelah tindakan
Berikan kompres es pada daerah hematoma untuk mengurangi rasa
nyeri.
Ciptakan lingkungan yang memudahkan klien untuk beristirahat
Computerized Axial Tomografi (CT
Scan)
Pengertian
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.