Anda di halaman 1dari 12

ALERGI

SEFALOSPORIN
Kelompok 13

Akhmad Fauzan I1A008045


Hermawan Rachman I1A008034
Nurprianto I1A008082
Jonathan Joentry I1A008051
Joyce I1A008031
Rakhmat Ikhwani I1A008077
Sefalosporin
Sefalosporin adalah jenis antibiotik yang
dipergunakan secara luas dipakai untuk
infeksi umum seperti bronkhitis, otitis media,
pneumonia, dan selulitis.
Sering juga digunakan sebagai obat
profilaksis regimen pertama untuk berbagai
jenis prosedur bedah.
Reaksi Terhadap
Sefalosporin
A. Reaksi Umum
- erupsi kulit mobiliform atau maculopapular
- demam karena pengaruh obat
- positif antiglobulin/Coomb Test

B. Reaksi Jarang
- Urtikaria
- Eoshinophilia
- Reaksi Serum Sickness like
- Anafilaxis
Pembahasan
Reaksi Kulit
Frekuensi reaksi kulit yang diinduksi
oleh Sefalosporin seperti urtikaria, ruam,
exanthem, pruritus sekitar 1-3%. Reaksi
yang lebih berat jarang terjadi dan lebih
sedikit dibandingkan dengan Penisilin.
Serum Sickness like
Reaction
Serum Sickness like Reaction terdiri dari
ruam dan arthritis tercatat pada anak-anak
yang telah diberikan Sefalosporin

Fever
Sefalosporin dapat menyebabkan reaksi
demam. Dari 101 yang mendapat
sefalosporin, 2 diantaranya mengalami reaksi
demam.
Anafilaxis
Studi menunjukkan bahwa reaksi anafilaxis terhadap
sefalosporin jarang terjadi(0,0001 0,1 persen).
Resiko anafilaxis meningkat pada orang yang
mempunyai riwayat alergi terhadap penisilin.

Reaksi Imunohematologik
Beberapa pasien yang mendapat sefalosporin
menunjukkan hasil tes antiglobulin positif.
Sefalosporin dapat bergabung dengan membran sel
darah merah dan antibodi spesifik bisa menyerang
sefalosporin dan terjadi reaksi dengan obat.
Reaksi Silang Terhadap Penicillin

Berdasarkan suatu review tentang alergi


penicillin, 28 dari 15.987 pasien yang
mengalami reaksi setelah diterapi dengan
cephaloridine, cephalexin, cephalothin,
cefazolin, atau cefamandole, 8,1 %
memiliki riwayat alergi penicillin, sedangkan
1,9 % tanpa riwayat serupa.
Dengan demikian, pasien dengan riwayat
alergi penicillin memiliki resiko empat kali
lebih tinggi.
Faktor Resiko
Pasien dengan riwayat alergi penicillin dan
skin test (+) berisiko lebih tinggi mengalami
reaksi terhadap cephalosporin dari pasien
dengan alergi penicillin saja.

Riwayat atopik(allergic rhinitis, asthma, atau


atopic dermatitis) bukan penyebab
tunggal,walaupun bisa menjadi faktor
predisposisi

Pasien dengan riwayat alergi antibiotik harus


disertai keterangan lengkap dari symptoms
Pencegahan
Memakai antibiotik non--Lctam untuk pasien
dengan Alergi Penicillin
(e.g.,Macrolides, quinolones,sulfonamides, and
vancomycin)

Skin test untuk pasien dengan Alergi


Cephalosporin yang memerlukan Penicillin
Hasil (-) : pasien bisa menerima Penicillin

Desensitisasi (Belum terstandar & belum banyak


pembuktian)

Test Dosing
Pemberian dosis rendah yang ditingkatkan secara
Students can only do their best,
and
let God do the rest

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai