Anda di halaman 1dari 21

UNDESCENDED TESTIS

Disusun oleh :
Faisal Ibrahim S.ked

Pembimbing
dr. Ilham Budiono
BAB I
Udensensus testis (kriptorkismus) adalah suatu keadaan
dimana setelah usia 1 tahun, satu atau kedua testis tidak
berada di salah satu tempat sepanjang jalur desensus
normal.
Udensensus testis beraras dari bahasa yunani cryptos
(tersembunyi) dan orchis yang (testis
Tingkat insidensinya 3-6% pada bayi laki-laki yang baru
lahir dan meningkat menjadi menjadi 30% pada bayi
prematur.
Mekanisme terjadinya UDT berhubungan dengan
banyak faktor (multifaktorial) yaitu

Perbedaan pertumbuhan
relatif terhadap funikulus Peningkatan tekanan
spermatikus atau abdomen
gubernakulum
testosteron
Faktor hormonal :
Perkembangan epididimis
MIS

Extrinsic estrogen
Genito-femoral nerve/
Perlekatan gubernaakular calcitonin gene-related
peptide (CGRP)

Sekunder pasca-operasi
inguinal yang menyebabkan
jaringan ikat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu keadaan dimana setelah usia 1 tahun,
satu atau kedua testis tidak berada didalam
skrotum akan tetapi masih ada di salah satu
tempat ssepanjang jalur desensus normal
definisi

epidemiologi
Embriologi Dan Proses Penurunan Testis
Reproduksi

duktus mesonephros duktus paramesonepros


(Wollfian), (Mullerian)

Kromosom Y

Gen SRY

protein Minggu 7

Sel sertoli Jar gonat

Mullerian-inhibiting hormone
(MIH)

duktus paramesonefros apoptosis


Embriologi Dan Proses Penurunan Testis
Stimulsi HCG

Sel liding Gonad

testoteron Minggu 8

duktus mesonephros
(Wollfian),

epididimis Vas deferen

Duktus ejakulatorius Vesikel senularis


ETIOLOGI
Perbedaan pertumbuhan
relatif terhadap funikulus
spermatikus atau Perkembangan epididimis
gubernakulum
testosteron
Faktor hormonal : Genito-femoral nerve/
MIS calcitonin gene-related
peptide (CGRP)
Extrinsic estrogen Peningkatan tekanan
Perlekatan gubernaakular
abdomen

kelainan

Gubernakulumtestis Kelainan intrinsik


testis
Definisi hormon gonadotropin yang
memacu proses desensus t
estis
KLASIFIKSI
Mekanisme/ anatomik
(perlengketan, kelainan inguinalis)

Etio Endokrin/hormonal (kelainan axix


patogenesis hipotlamus- hipofisis -testis
Disgenetik (kelainaan interseks
multiple)
Herediter/ genetik

Skrotal tinggi (supraskrotal 40%)

lokasi Intrakanalikuler (inguinal 20%)

Intraabdominal (abdominal 10%)

Terobstruksi 30%
patogenesis
Suhu di dalam rongga abdomen kurang lebih 1-2 0C lebih
tinggi daripada suhu di dalam skrotum, sehingga testis
abdominal selalu mendapatkan suhu yang lebih tinggi
daripada testis normal, hal ini mengakibatkan kerusakan
sel-sel germinal testis
Pada usia 2 tahun, sebanyak 1/5 bagian dari sel-sel
germinal testis telah mengalami kerusakan, sedangkan
pada usia 3 tahun hanya 1/3 sel-sel germinal yang masih
normal. Kerusakan ini makin lama makin progresif dan
akhirnya testis menjadi mengecil. Karena sel-sel Leydig
sebagai penghasil hormone androgen tidak ikut rusak,
maka potensi seksual tidak mengalami gangguan. Akibat
lain yang ditimbulkan dari letak testis yang tidak berada
diskrotum adalah mudah terpluntir (torsio), mudah
terkena trauma, dan lebih mudah mengalami degenerasi
maligna
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSA BANDING

Diagnosis banding meliputi testis letak ektopik


dan seringkali dijumpai testis yang biasanya
berada di kantung skrotum tiba-tiba berada di
daerah inguinal dan pada keadaan lain kembali ke
tempat semula. Keadaan ini terjadi karena reflek
otot kremaster yang terlalu kuat akibat cuaca
dingin, atau setelah melakukan aktifitas fisik.
Selain itu UDT perlu dibedakan dengan
anorkismus, yaitu testis memang tidak ada. Hal
ini bias terjadi secara congenital memang tidak
terbentuk testis, atau testis yang mengalami
atrofi akibat torsio in utero atau torsio pada saat
neonatus.
DIAGNOSIS

pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisik
penunjang

Riw operasi daerah frog-leg atau


Pemeriksaan Radiologi
inguinal crosslegged

Terapi hormonal pada


ibu untuk reproduksi, sitting cross-legged atau
Laparoskopi
kehamilan kembar, baseball catchers
prematuritas
UDT, hipospadia,
infertilitas, intersex, frog-leg atau
pubertas prekoks crosslegged
PENATALAKSANAAN
uan terapi UDT yang utama dan dianut hingga saat ini adalah
memperkecil risiko terjadinya infertilitas dan keganasan dengan
melakukan reposisi testis kedalam skrotum baik dengan
menggunakan terapi hormonal ataupun dengan cara pembedahan
(orchiopexy).
Dengan asumsi bahwa jika dibiarkan testis tidak dapat turun sendiri
setelah usia 1 tahun, sedangkan setelah usia 2 tahun terjadi kerusakan
testis yang cukup bermakna, maka saat yang tepat untuk melakukan
terapi adalah pada usia 1 tahun. Pada prinsipnya testis yang tidak
berada diskrotum harus diturunkan ke tempatnya, baik dengan cara
medikamentosa maupun pembedahan.
PEMBEDAHAN
Keputusan untuk melakukan orchiopexy harus mempertimbangkan
berbagai faktor, antara lain teknis, risiko anastesi, psikologisanak,
dan risiko bila operasi tersebut ditunda.
Tujuan operasi pada kriptorkismus adalah: (1) mempertahankan
fertilitas, (2) mencegah timbulnya degenerasi maligna, (3) mencegah
kemungkinan terjadinya torsio testis, (4) melakukan koreksi hernia,
dan (5) secara psikologis mencegah terjadinya rasa rendah diri
karena tidak mempunyai testis.
Prinsip dasar orchiopexy adalah : 5,7
1. Mobilisasi yang cukup dari testis dan pembuluh darah
2. Ligasi kantong hernia
3. Fiksasi yang kuat testis pada skrotum
Testis sebaiknya direlokasi pada subkutan atau subdartos pouch
skrotum.
Tindakan operasi sebaiknya dilakukan sebelum pasien usia 2 tahun,
bahkan beberapa penelitian menyarankan pada usia 6 12 bulan.
Penelitian melaporkan spermatogonia akan menurun setelah usia 2
tahun.
Gambar 4. Penatalaksanaan kriptorkismus yang didapat.

Gambar 5. Penatalaksanaan kriptorkismus


Komplikasi Orchiopexy
Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat tindakan
pembedahan Orchiopexy antara lain: 5,10
1.Posisi testis yang tidak baik karena diseksi retroperitoneal
yang tidakkomplit (10%kasus)
2. Atrofi testis karena devaskularisasi saat membuka funikulus
(5%kasus)
3.Trauma pada vas deferens ( 12% kasus)
4.Pasca-operasi torsio
5.Epididimoorkhitis
6.Pembengkakan skrotum
KOMPLIKASI UDT
Infertilitas
Penderita UDT bilateral mengalami penurunan fertilitas yang
lebih berat dibandingkan penderita UDT unilateral, dan apalagi
dibandingkan dengan populasi normal. Penderita UDT bilateral
mempunyai risiko infertilitas 6x lebih besar dibandingkan
populasi normal (38% infertil pada UDT bilateral dibandingkan
6% infertil pada populasi normal), sedangkan pada UDT
unilateral berisiko hanya 2x lebih besar.
Komplikasi infertilitas ini berkaitan dengan terjadinya
degenerasi pada UDT. Biopsi pada anak-anak dan binatang
coba UDT menunjukkan adanya penurunan volume testis,
jumlah germ cells dan spermatogonia dibandingkandengan
testis yang normal. Biopsi testis pada anak dengan UDT
unilateral yang dilakukan sebelum umur 1 tahun menunjukkan
gambaran yang tidak berbeda bermakna dengan testis yang
normal. Perubahan gambaran histologis yang bermakna mulai
tampak setelah umur 1 tahun, semakin memburuk dengan
bertambahnya umur.
KOMPLIKASI UDT
Risiko Keganasan
Terdapat hubungan yang erat antara UDT dan keganasan testis.
Insiden keganasan testis sebesar 1-6 pada setiap 500 laki-laki
UDT di Amerika. Risiko terjadinya keganasan testis yang tidak
turun pada anak dengan UDT dilaporkan berkisar 10-20 kali
dibandingkan pada anak dengan testis normal. Makin tinggi
lokasi UDT makin tinggi risiko keganasannya, testis abdominal
mempunyai risikomenjadi ganas 4x lebih besar dibanding testis
inguinal.5,10,11
Orchiopexi sendiri tidak akan mengurangi risiko terjadinya
keganasan,tetapi akan lebih mudah melakukan deteksi dini
keganasan pada penderita yang telah dilakukan orchiopexy

Anda mungkin juga menyukai