EVALUASI, RENCANA
STRATEGIS DAN INDIKATOR
KINERJA RUMAH SAKIT
FASILITATOR : NOVITA SETYAWATI, SPSI. MBA
AGENDA
Strategi
Apakah yang dilakukan sudah benar?
Operasi
Apakah cara yang ditempuh sudah benar?
Pembelajaran
Apakah ada cara yang lebih baik?
Aspek Monitoring Evaluasi
Tujuan Menilai kemajuan dalam Memberikan gambaran pada
suatu
pelaksanaan program yang waktu tertentu mengenai suatu
sedang berjalan program
Fokus Akuntabilitas Akuntablitas penggunaan
penyampaian input sumber daya
program Pembelajaran tentang hal-hal
Dasar untuk aksi yang dapat dilakukan lebih baik di
perbaikan masa yang akan datang
Penilaian
keberlanjutan
programrencana?
dengan Keberhasilan
Cakupan Apakah terdapat
pelaksanaan sesuai Relevansi biaya
Efektifitas
penyimpangan? Pembelajaran
Apakah penyimpangan
tersebut dapat dibenarkan?
Waktu Dilaksanakan terus menerus Umumnya dilaksanakan pada
Pelaksanaa atau secara berkala selama pertengahan atau akhir
n pelaksanaan program program
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang fokus pada kinerja yang lebih baik (kebijakan,
program atau kegiatan).
Dapat dilaksanakan untuk alasan lain misalnya pemenuhan
kelengkapan sarana dan prasana, keperluan pembentukan
hukum dan kebijakan, atau evaluasi kegiatan sebagai bagian
dari pelaksanaan evaluasi yang lebih lengkap.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang fokuskan pada hasil (akibat).
Evaluasi sumatif ditujukan untuk memberikan informasi tentang
kegunaan sebuah program.
2//
22
Jenis Evaluasi
3. Evaluasi Prospektif.
Evaluasi prospektif fokus pada pertanyaan:
Apakah kebijakan, program, tertentu harus
atau kegiatan
evaluasi?
Apakah hasil yang akan diperoleh sesuai dengan upaya atau
sumberdaya yang digunakan?
Evaluasi prospektif merupakan sintesis dari informasi hasil
monitoring (monitoring) dan penilaian dari studi awal untuk
menilai kemungkinan hasil terhadap suatu kebijakan, program
atau kegiatan yang baru diusulkan.
menurut tujuan
Jenis Evaluasi
Evaluasi proses:
Mengkaji bagaimana program berjalan dengan fokus
pada masalah penyampaian pelayanan (service delivery).
Evaluasi biaya-manfaat:
Mengkaji biaya program relatif terhadap alternatif
penggunaan sumberdaya & manfaat dari program.
Evaluasi dampak:
Mengkaji apakah program memberikan pengaruh yg
diinginkan terhadap individu, rumahtangga, masyarakat,
& kelembagaan.
Tipe Evaluator
1. Evaluator Internal
Mengetahui lebih banyak tentang sejarah, organisasi, budaya,
problem, keberhasilan dan sebagainya.
Menyatu dengan obyek yang dievaluasi.
2. Evaluator Eksternal
Punya kredibilitas yang lebih tinggi dan keahlian yang lebih
spesifik.
Tidak terikat dengan keputusan-keputusan administratif dan
keuangan.
3. Evaluator Partisipatif
Wakil dari pemerintah dan stakeholderss (termasuk penerima
manfaat) bekerjasama dalam merancang dan melaksanakan
evaluasi.
Metode partisipatif memungkinkan digunakan dalam evaluasi
Kelebihan Kekurangan
2. Pelaksanaan evaluasi
1. Pemanfaatan temuan
Sistem Monev menghasilkan dan menyampaikan informasi
berbasis hasil kepada pengguna yang tepat di dalam
pemerintahan.
2. Mempertahankan sistem Monitoring dan Evaluasi dalam
organisasi
Upaya pengembangan sistem Monev berbasis hasil dalam
organisasi pemerintah membutuhkan proses jangka panjang
terutama guna memastikan pengambil keputusan benar-benar
mempertahankan dan memanfaatkan Monev.
Kondisi Saat Ini Harapan Ke Depan
Kondisi Saat Ini dan Harapan Ke Depan
Monev hanya untuk kepentingan Monev untuk kepentingan Lembaga
instansi/lembaga lain yang lebih sendiri
superior Sistem yang baku untuk
Sistem merupakan bagian dari sub- kepentingan nasional dilengkapi
ordinasi dengan kekhasan lokal.
Menjadi beban Lembaga Menjadi kebutuhan
Bagian dari kewajiban
Bagian dari akuntabilitas dan
Tidak ada reward tapi hanya ada dibuka kepada publik
punishment
Menjadi bahan masukan
Tidak adanya keterkaitan antara
perencanaan ke depan
evaluasi dan perencanaan ke depan
Tidak adanya implikasi/dampak dari
Ada reward dan punishment
berdasar indikator yang jelas
pelaksanaan kegiatan evaluasi
dengan perencanaan
Sangat Mahal (Biaya dan Waktu)
Kerangka Konseptual Evaluasi
Penganggaran dengan
Pendekatan:
Penganggaran Berbasis:
1. Penganggaran Berbasis
1. Pengeluaran Rutin Kinerja
2. Pengeluaran 2. Kerangka Penganggaran
Pembangunan Jangka Menengah
3. Anggaran Terpadu
Penganggaran
Tujuan
Berbasis Kinerja (PBK)
1. Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan
prestasi kinerja yang akan dicapai (directly linkages
between performance and budget);
2. Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam
Tujua
penganggaran (operational efficiency);
n
3. Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit kerja
dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran
(more flexibility and accountability).
Landasan 1. Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja
Konseptual (output and outcome oriented);
2. Fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap
Landasan menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager
Konseptual manages);
3. Alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada
tugas-fungsi unit kerja yang dilekatkan pada stuktur
organisasi (Money follow function).
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
Tujuan
(KPJM) 1. efisien
Pengalokasian sumber daya anggaran yang lebih
(allocative efficiency)
2. Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran (to
improve quality of planning)
Tujua 3. Lebih fokus terhadap pilihan kebijakan prioritas
n (best policy option)
4. Meningkatkan disiplin fiskal (fiscal dicipline)
5. Menjamin adanya kesinambungan fiskal (fiscal
sustainability)
Landasan 1. Penerapan sistem rolling
Konseptual budget
Landasan 2.
3. Mempunyai baselinepenyesuaian
Adanya mekanisme (angka dasar)
angka dasar
Konseptual 4. Penetapan Parameter
5. Adanya mekanisme usulan tambahan anggaran bagi
kebijakan baru (additional budget for new
initiatives)
Konsep 2-33
Control Monitor
Service package
Supporting facility
Communicate Facilitating goods Basis of
by advertising Explicit services selection
Implicit services
2-34
Non-ownership Classification of
Services
Type of Service Customer value Examples Management Challenge
Goods rental Obtain temporary right to Vehicles, tools, furniture, Site selection and
exclusive use equipment maintenance
Place and space Obtain exclusive use of Hotel room, seat on Housekeeping and achieving
rental defined portion of a airplane, storage unit economies of scale
larger space
Labor and expertise Hire other people to do a Car repair, surgery, Expertise is a renewable
job management resource, but time is
consulting perishable
Physical facility Gain admission to a facility Theme park, camp ground, Queuing and crowd control
usage for a period of time physical fitness gym
Network usage Gain access to participate Electric utility, cell phone, Availability and pricing
internet decisions
Strategic Service Classification 2-37
Electricity Insurance
Peak demand can Telephone Legal services
met without a major delay Police emergency Banking
Hospital maternity unit Laundry and dry cleaning
Customer
Requirement
Price
Price Oriented
Oriented Quality
Quality oriented
oriented Value
Value Oriented
Oriented
DUMB
DUMB SNOB
SNOB SMART
SMART
Sebagian
Sebagian besar
besar pelanggan
pelanggan
menginginkan
menginginkan kualitas
kualitas yang
yang
sebanding Transformation Business
sebanding dengan
dengan biaya
biaya
yang
yang dikeluarkan
dikeluarkan
Experience Business
HOSPITAL PROCESSES
( system persepctive )
CORE PROCESSES
DIAGNOST COUNSELI
PATIENT FOLLOW PATIENT
IC EXAMS. COMPLE NG and
ENTER ADMISSI MEDICAL NURSING UP OUT
TEST MENTARY PATIENT
HOSPIT ON TREATMENT CARE DISCHAR
PROCEDUR SERVICES EDUCATIO GE PLAN
COMES
AL
ES N
SUPPORT SYSTEMS
RECEPTION, LABORATORY, RADIOLOGY, PHARMACY, MED.RECORD, MAINTENANCE,
HOUSEKEEPING, SUPPLIES/EQUIPMENT, DIETARY, PERSONNEL
Clinical Audit
Kompeten dan Efektif
Karakteristik Mutu
Mutu
Mutu
Pelayanan
Produk
EKSEKUTIF
Spesifikasi dimensi
dan karakteristik
operasional Ketepatan
Masa penggunaan Konsistensi
dan ketahanan Tanggapan pd pelanggan
Keamanan produk Keahlian
Keterkaitan standar Keramahan
Pemeliharaan Kemudahan kontak
Penggunaan energi Komunikasi
dan bahan baku Pemahaman Pelanggan
Dampak terhadap
lingkungan
Biaya operasi
Keindahan 42
Definisi Mutu/Quality
(Philip B Crosby)
MONITORING PERENCANAAN
PELAKSANAAN
LATIHAN CHECK LIST EVALUASI
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang dasar itulah, RSB ini disusun dengan memposisikan
Maha Esa karena atas rahmatNya, buku Rencana RSUP Fatmawati menjadi bagian dari suatu
Strategis Bisnis RSUP Fatmawati periode 2015-2019 Academic Health System yang bekerjasama dengan
dapat diselesaikan. Penyelesaian buku Rencana FK Universitas Indonesia sesuai dengan visi RSUP
Strategis Bisnis ini berkat kerjasama, dedikasi dan Fatmawati yaitu Menjadi RS rujukan Nasional
semangat Direksi, Manajemen dan seluruh Staf RSUP dengan layanan ekselen terpadu 2019.
Rencana Strategis
Fatmawati. Bisnis (RSB) merupakan salah Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan
satu perangkat segala pihak yang
strategis untuk memandu dan mengendalikan arah terlibat dalam penyusunan buku Rencana Strategis
gerak dan perkembangan bisnis suatu organisasi. Bisnis RSUP Fatmawati periode 2015-2019 ini. Kami
Sebagaimana layaknya suatu dokumen rencana berharap buku ini dapat menjadi acuan dan
strategis, buku ini berisikan arah, prioritas, strategi, pedoman pengembangan pelayanan RSUP
sasaran-sasaran strategis, Indikator Kinerja utama Fatmawati, dan visi RSUP Fatmawati dapat tercapai.
dan program kerja strategis. Selain itu, RSB RSUP Jakarta, Januari
2015 Direktur
Fatmawati 2015-2019 ini juga dilengkapi dengan Utama,
Seiring dengan semakin besarnya harapan dan
suatu bahasan khusus tentang Analisis dan Mitigasi
kekhawatiran stakeholders, RSUP Fatmawati
Risiko.
menyadari bahwa diperlukan integrasi yang optimal Dr. Andi Wahyuningsih Attas, SpAn,
antara pelayanan, pendidikan dan penelitian serta KIC, MARS NIP.
195708021987102001
diharapkan terbangun jejaring pelayanan,
pendidikan dan penelitian yang sinergis dan
harmonis. Atas
Daftar Isi
Rencana Strategis Bisnis RSUP Fatmawati Sasaran Strategis 64 Tabel 5. 3. Rencana Mitigasi Risiko
2
2015-2019
67
Tabel 6. 1. Estimasi pendapatan 2015-2019
69
Memberikan pelayanan berbasiskan continoum of care Jumlah kemitraan riset yang dilaksanakan
throughout life cycle Persentase SIP yang ditindak lanjuti
Persentase capaian kinerja medik
KONDISI SEKARANG Persentase tindak lanjut temuan hasil KONDISI
rakor MASA DEPAN
integrasi
kurun waktu tahun 2015 2019. serta perspektif finansial. Berdasarkan peta
Menentukan arah dan prioritas strategis RSUP strategi tersebut, setiap sasaran strategis
Fatmawati Fase ini bertujuan untuk ditentukan KPI (Key Performance Indicator)
menentukan arah dan prioritas strategis RSUP yang relevan. Peran KPI ini adalah untuk
Fatmawati untuk kurun waktu tahun 2015 menentukan tingkat keberhasilan (kualitatif)
Rencana Strategis Bisnis RSUP Fatmawati 3
2019. Fase ini akan menganalisa kekuatan
2015-2019
(strength), kekurangan/kelemahan
(weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threat).
Dalam fase ini,
pencapaian suatu sasaran strategis dalam mitigasi risiko yang dibutuhkan, sedemikian
mewujudkan visi RSUP Fatmawati. Setiap KPI sehingga visi RSUP Fatmawati bisa dicapai.
dilengkapi dengan target KPI yang Proyeksi pendapatan dan anggaran
(e
menggambarkan ukuran kuantitatif ) Bagian ini bertujuan utama untuk menyajikan
keberhasilan pencapaian sasaran strategis informasi tentang estimasi pendapatan usaha
pada suatu tahun. Target KPI ditentukan dari dan berbagai
biaya bentuk
yang akan terjadi terkait upay
(c
) tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. dengan mewujudkan berbagai a
Menentukan program kerja strategis RSUP sasaran strategis gun
mewujudkan visi RSUP
Fatmawati: Bagian ini akan menjelaskan apa Fatmawati. a
saja program kerja strategis yang dibutuhkan FGD (Focus Group Discussion) telah digunakan untuk
oleh RSUP Fatmawati dalam menyusun RSBRSUP Fatmawati periode tahun 2015-
mewujudkan visi 2019. Program kerja strategis 2019. FGD merupakan salah satu metode
menggambarkan kumpulan rencana aksi atau pengambilan keputusan kelompok yang
kegiatan yang diperkirakan dapat menggabungkan pengambilan suara para anggota
(d
) mewujudkan suatu sasaran strategis. Program tim ahli (expert) dengan diskusi terbatas untuk
kerja strategis ditentukan mulai dari tahun menciptakan konsensus dan mendapatkan
2015 sampai dengan tahun 2019. keputusan tim. Penyusunan RSB RSUP
Analisa dan mitigasi risiko Fatmawatiuntuk periode tahun 2015 2019
Bagian ini bertujuan utama untuk dilakukan dengan melibatkan jajaran manajemen
mengidentifikasi apa saja risiko yang dapat puncak RSUP Fatmawati. Alasan menggunakan
menggagalkan pencapaian atau metode FGD dalam penyusunan RSB adalah sebagai
Rencana Strategis Bisnis
keterwujudan RSUP Fatmawati
sasaran strategis. Bagian ini berikut : 4
2015-2019
juga bertujuan untuk menilai tingkat risiko,
serta merencanakan upaya
FGD dihadiri oleh orang-orang yang sangat Fatmawati Metode ini dapat digunakan dalam
memahami tentang seluk beluk arah dan . keputusan untuk tahapan-tahapan
prioritas strategis RSUP Fatmawati, sehingga pengambil RSB karena diperkirakan
kualitas informasi yang diperoleh akan sangat an
perbenturan terdapat dan pembahasan
gagasan
tinggi. penyusun
berbelit-belit di antara peserta FGD.
FGD memungkinkan proses perumusan dan an
FGD memungkinkan terbentuknya suatu
pemilihan terjadi secara interaktif, sehingga komitmen di antara peserta tentang hal-hal
seorang pesertaakandapat memperbaiki yang telah disepakati dan kemudian
rumusan atau pilihannya setelah digunakan sebagai dasar untuk eksekusi RSB
mendengarkan argumentasi yang disampaikan RSUP Fatmawati pada periode tahun 2015
oleh anggota FGD lainnya. 2019.
Secara keseluruhan, metodologi penyusunan RSB
FGD dibagi dalam beberapa tahapan untuk
RSUP Fatmawati disajikan pada gambar 1.1. Gambar
memberikan kesempatan kepada peserta
1.2 menyajikan sebagian rekaman proses
untuk melahirkan suatu rumusan terbaik yang
penyusunan RSB dengan pendekatan FGD, yang
dipilih atau disepakati dalam diskusi tersebut.
melibatkan jajaran manajemen RSUP Fatmawati.
Dengan kata lain, pendekatan FGD ini juga
digunakan untuk mendorong semua peserta
agar mempunyai tingkat partisipasi yang
sama dalam setiap tahapan diskusi, tanpa
harus dibebani oleh alasan senioritas, jabatan,
atau hambatan kepribadian.
Rencana
FGDStrategis
cocokBisnis RSUP Fatmawati
diterapkan untuk permasalahan 5
2015-2019
yang sensitif dan penting, seperti dalam
penyusunan RSB RSUP
Kajian Tantangan
Gambaran Kinerja Sebelumnya
Lingkungan Eksternal Analisis Aspirasi Manajemen
dan Benchmark
dan Internal
2 1 3
Di bawah Departemen Kesehatan RI, RSUP d) Tahun 2000 berdasarkan PP No.117 tahun 2000
Fatmawati berkembang dan mengalami beberapa RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Rumah
perubahan seiring dengan Sakit Perjan (Perusahaan Jawatan)
a) Tahun kebijakan
perubahan 1984 S
pemerintah Menk bidang
dalam e) Tahun 2005 melaluisurat Menkes RI
R No.1861/Menkes/
melalui Perubahan
kesehatan. statusK RSUP
es Fatmawati
I
VI/2005 dan SK Menkes RI
No.294/Menkes/SK/V/19
1306/Menkes/SK/III/1988
sebagai berikut : SK
RSUP Menkes No
Fatmawati
. No.1243/Menkes/VIII/2005, RSUP Fatmawati
84,
dinyatakan sebagai Rumah Sakit Umum Pusat
menjadi Unit Pelaksana Teknis
Kelas B Pendidikan dan sebagai Pusat Rujukan
Departemen Kesehatan RI yang
Wilayah Jakarta Selatan.
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PPK-BLU)
f) Tahun 2008 berdasarkan SK Menkes RI
Rencana Strategis Bisnis RSUP Fatmawati 7
2015-2019 No.424/Menkes/SK/VI/2008 RSUP Fatmawati
ditetapkan sebagai RSU dengan pelayanan
unggulan Bidang Orthopaedi dan Rehabilitasi
Medik.
g) Tahun 2010, bertepatan dengan HUT RSUP
2.3. Evaluasi Kinerja 2011-2014
Fatmawati yang ke 49, berdasarkan SK
Terlepas dari telah diperolehnya akreditasi JCI dan
Menkes No.8/Menkes/SK/IV/2010 RSUP
semakin membaiknya pencapaian indikator-
Fatmawati ditetapkan sebagai Rumah Sakit
indikator utamanya, hasil evaluasi kinerja RSUP
Kelas A dan tersertifikasi sebagai RS
Fatmawati 2011-2014 menunjukkan beberapa hal:
Pendidikan.
- RSUP Fatmawati perlu lebih meningkatkan
h) Tahun 2011 RSUP Fatmawati mendapatkan layanan-
sertifikat ISO & OHSAS layanan unggulan, mengingat fungsi RSUP
i) Tahun 2013 RSUP Fatmawati meraih akreditasi Fatmawati sebagai Rumah Sakit Umum Pusat
nasional KARS dan internasional JCI. dan diharapkan dapat menjadi rujukan
2.2. Pencapaian Kinerja 2011-2014
nasional
Salah satu pencapaian kinerja yang sangat
- RSUP Fatmawati perlu lebih meningkatkan
membanggakan adalah diperolehnya akreditasi JCI integrasi
(Joint Commission Internasional) yang menandakan pelayanan, pendidikan dan penelitian sehingga
bahwa tatakelola klinis dan manajerial RSUP fungsi RSUP Fatmawati sebagai Rumah Sakit
Fatmawati sudah berstandar internasional. Pendidikan dapat berjalan dengan optimal
Secara lebih rinci, capaian-capaian indikator-
indikator utama memuaskan semua stakeholdernya
terkait aspek manajemen pelayanan medik dan
aspek mutu pelayanan medik juga terus mengalami
peningkatan selama tahun 2011-2014, seperti
terlihat pada Tabel 2.1.
Peningkatan kunjungan rawat jalan disebabkan Pelayanan Rehabilitasi Medik merupakan salah satu
karena belum optimalnya rujukan berjenjang dan pelayanan Unggulan RSUP Fatmawati yang terdiri
satu-satunya rumah sakit pemerintah di wilayah wicara, psikologi, orthotik prostetik, rehabilitasi
Jakarta Selatan.Sebagian besar pasien rawat jalan terpadu geriatri, sosial medik, rehabilitasi jantung,
merupakan peserta ASKES (43,36%), JAMKESMAS osteoporosis, olahraga DM. Peningkatan kunjungan
(25,47%) yang datang dirujuk baik dari wilayah rawat jalan Rehabilitasi cenderung meningkat
Jakarta Selatan, Depok, Bogor dan Tangerang sampai dengan tahun 2012, namun pada tahun
Selatan. Pertumbuhan pasien rawat jalan pada tahun 2013 terjadi penurunan kunjungan yang disebabkan
2011 sebesar 1,06, tahun 2012 sebesar 1,14 dan karena dilakukannya perbaikan/renovasi fasilitas
pada tahun 2013 sebesar 0,96, sehingga rata-rata gedung dan sarana prasarana di Instalasi
pertumbuhan kunjungan rawat jalan sebesar 5%. Rehabilitasi Medik. Pertumbuhan kunjungan
Rehabilitasi Medik tahun 2011 sebesar 1,23, tahun,
tahun 2012 sebesar 1,14 dan pada tahun 2013
sebesar 0,78, sehingga rata-rata pertumbuhan
Rencana Strategis Bisnis RSUP Fatmawati 1
2015-2019 rehabilitasi medik sebesar 5%. 1
e. Hari Perawatan Rawat Inap f. Cakupan Kamar Operasi Tahun
Tahun 2010 2013 2010 - 2013
1400
2500 0
1995 2095 1988
00 06 1200 913
2000 78 72 1000 887
1608 0
0
787 7 9
00 75 3
800 5292 481
446 449 419
1500 0 5 5
2 2
00 600 141 159 176 159
0 3 5 2 4
1000 400
0 2010 2012
00
200 2011 ODC & BEDAH
0 OPERASI ELEKTIF 2013 PRIMA
5000 201 201 201 201 0 OPERASI KECIL IRJ &
0 0 1 2 3 IGD
0
Hari Perawatan dan Bed Occupancy Rate (BOR) Cakupan kamar operasi terdiri dari cakupan operasi
Rawat Inap terjadi penurunan pada tahun 2013, hal elektif, operasi kecil, operasi bedah prima (one day
ini disebabkan terjadinya care). Trend operasi elektif meningkat, hal ini
kebutuhan ruang perawatan tingkat lanjutan seperti dibuktikan dengan meningkatnya kasus- kasus berat
ruang perawatan Intensive Care, High Care Unit dan yang ditangani. Sementara untuk cakupan operasi
ruang khusus lainnya. kecil dan bedah prima one day care cenderung
stabil. Pertumbuhan kamar operasi pada tahun 2011
sebesar 1,22, tahun 2012 sebesar 1,32 dan tahun
2013 sebesar 0,86, sehingga rata-rata pertumbuhan
jumlah operasi sebesar 13%
trend yang meningkat. Penurunan pada tahun adanya penambahan tenaga dokter spesialis
2013 sebanyak onkologi.Banyaknya pasien kasus onkologi dari luar
118 orang ( 1%). Hal ini juga disebabkan mulai wilayah Jakarta Selatan (Bogor, Bekasi, Depok,
dikembangkan sistem pelayanan Coronary Tangerang Selatan) datang dirujuk ke RSUP
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).Pertumbuhan Fatmawati dan adanya kesulitan RSUP Fatmawati
pelayanan hemodialisa sebesar 1,42. merujuk pasien ke RS Kanker Dharmais atau
RSCM.Pertumbuhan pelayanan kemoterapi sebesar
2,00.
c. Post Operative
Death Rate
f. Angka Infeksi
Saluran Kemih
F.Kepuasan Pelanggan
a.Penanganan Komplain
Penanganan pengaduan/komplain merupakan
indikator yang diukur mulai pada tahun 2013
dengan prosentase pengaduan yang ditindak lanjuti Grafik diatas menggambarkan tingkat kepuasan
96,6% (standar >60%) pasien di RSUP Fatmawati selama tahun 2010
b. Indeks Kepuasan Pelanggan
sampai 2013 menunjukan ada kecenderungan yang
Kepuasan pelanggan merupakan hasil survei
meningkat walaupun masih belum mencapai target
kepuasan pelanggan dengan menggunakan Indeks
yang ditetapkan. Dengan gambaran ini diharapkan
Kepuasan Masyarakat (IKM) yang ditetapkan
ada upaya lebih baik lagi untuk melakukan perbaikan
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan
disetiap lini pelayanan yang dapat meningkatkan
Reformasi dalam Keputusan no : KEP / 25 / M.PAN / 2
kepuasan pelanggan.
/ 2004.
G. Kepedulian kepada Masyarakat
Indikator Kepedulian kepada Masyarakat pada tahun
2010-2013 meliputi pembinaan kepada Puskesmas
dan sarana kesehatan lain, penyuluhan kesehatan
(PKMRS), rasio tempat tidur kelas III.
2. 2 2,00
Laporan Keuangan berdasarkan
A RasioKeuangan
StandarAkuntansi Keuangan (SAK)
2. RasioLancar (Current Ratio) 2,50 379,88% 1,50 Pendapatan dan Belanja BLU
3. 2 49,25 1,00
PeriodePenagihanPiutang (Collection (SP3B BLU)
Period)
4. TarifLayanan 1 1,00
4. 2 24,11% 2,00
PerputaranAsetTetap (Fixed Asset
Turnover)
5. 2 2,35% 0,80
ImbalanAtasAsetTetap (Return on
Fixed Asset) 5. SistemAkuntansi 1 1,00
P
Dengan adanya perubahan parameter indikator
Total 30 21,60 N
keuangan pada tahun 2013 berdasarkan Peraturan S
Perbendaharaan Nomor 54 Tahun 2013 mengalami
1 Medis 245 48 1 294
kenaikan menjadi 21,80 dengan perhitungan aspek
2 Keperawatan 705 204 22 931
keuangan dan aspek kepatuhan. 2.7. Hasil Evaluasi Kinerja
3 Non
2011-2014 285 21 22 328
sangat
adalahPerawatan
Salah diperolehnya
satu pencapaian
akreditasi JCImembanggakan
(Joint Commission
2.6 Gambaran Sumber Daya Manusia RSUP kinerja
4 Nonyang
Medis 493 89 bahwa 159tatakelola
741
Internasional) yang menandakan
Fatmawati saat ini
klinis Total
dan 1728RSUP
manajerial 362Fatmawati
204 2294
sudah
a.Menurut Status Kepegawaian
No Status Pegawai Jumlah berstandar internasional.
1 Pegawai Negeri Sipil 1728 Terlepas dari telah diperolehnya akreditasi JCI
dan semakin
2 Pegawai BLU Non PNS 204
membaiknya pencapaian indikator-indikator
3 Kontrak / PTT 362
utamanya, hasil evaluasi kinerja RSUP Fatmawati
Total 2294
2011-2014 menunjukkan beberapa hal:
Suatu Rencana Strategis organisasi memberikan pendidikan, dan penelitiannya di masa mendatang.
panduan arah dan prioritas strategis organisasi Untuk kepentingan ini, bagian ini akan
dalam waktu lima tahun menyajikan informasi tentang
mendatang. Arah ke mana sebuah institusi publik proyeksi tuntutan stakeholders kunci dan benchmark
hendak diwujudkan di masa depan akan sangat yang kelak menentukan arah dan prioritas strategis
tergantung pada dinamika tuntutan stakeholders RSB RSUP Fatmawati pada kurun waktu tahun 2015-
kunci terhadap keberadaan institusi publik tersebut. 2019.
Kondisi ini juga berlaku bagi RSUP Fatmawatidalam
3.1 Tuntutan
mewujudkan visi dan misi. Kemampuan Stakeholders
Bagian Kunci
ini menyajikan
tenta harapan
mengidentifikasi harapan dan kekhawatiran informasi kekhawatiran stakeholders
ng dan
stakekolders kunci sebagai bagian dari tuntutan utama dari para inti RSUP 2015
Fatmawatipada kurun waktu
utama stakeholders kunci merupakan salah satu tahun 2019. Tabel 3.1
menyajikan informasi harapan dan kekhawatiran
tahap kritis awal dalam menentukan arah dan utama para
prioritas strategis pengelolaan RSUP Fatmawatidi stakeholders inti terhadap RSUP Fatmawati.
tahun- tahun mendatang. Selain itu, informasi
tentang patok duga (benchmark) juga ikut
menentukan arah dan prioritas strategis
pengelolaan RSUP Fatmawati dalam menjalankan
misi layanan,
7 Pihak Ketiga Pembayaran tepat waktu dengan administrasi Ketidakpastian pembayaran tepat waktu
yang mudah
7. Mengoptimalkan sistem remunerasi dan
3.2 Tantangan Strategis
meningkatkan kesejahteraan pegawai
Memperhatikan dinamika tuntutan stakeholders
8. Memantapkan sistem manajemen SDM
kunci dan informasi dari benchmark, maka
(kompetensi berkesinambungan, kejelasan
tantangan strategis yang akan dihadapi oleh RSUP
jenjang karir sehingga ada pengakuan
Fatmawati untuk periode tahun 2015 2019 sebagai
keahlian)
berikut:
1. Mempertahankan Akreditasi JCI 9. Memiliki
10. Good Corporate
Meningkatkan Governance
sarana, fasilitas (medik dan
2. Meningkatkan Pelayanan yang ekselen (tepat umum) dan sistem informasi yang terpadu
waktu, komunikasi interaktif dengan pasien
dan aksesibilitas pelayanan)
3. Meningkatkan Jaminan mutu untuk wahana
pendidikan (kualifikasi sebagai tenaga
pendidik, sarana, kasus)
4. Memiliki Sistem manajemen kinerja yang
terukur dan
terpadu
5. Memiliki layanan rujukan unggulan yang
berbasis Penelitian
6. Mewujudkan Integrasi Pelayanan, Pendidikan
dan Penelitian (Academic Health System)
Peluang
Kekuatan
Sistem pembiayaan Jaminan Kesehatan Rumah Sakit telah terakreditasi nasional
Nasional
(KARS) & internasional (JCI)
Sistem kemitraan yang luas
Fleksibilitas pengelolaan keuangan
Rencana Strategis Bisnis RSUP Fatmawati 3
2015-2019 8
Lokasi yang strategis, dapat diakses dari Propinsi
Sistem manajemen kinerja belum
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Bangka optimal
Belitung 3.6 Diagram Kartesian Pilihan Prioritas
Sudah memiliki layanan unggulan orthopedi dan Strategis
Sudah memiliki layanan terpadu Tumbuh bersaing RSUP Fatmawati dalam mewujudkan visi
Kembang, Kesehatan Remaja, Diabetes Terpadu, periode tahun 2015 2019 untuk menentulan
Klinik Wijaya Kusuma, Medical Check Up, dll pilihan prioritas strategis. Penilaian posisi bersaing
Memiliki jejaring dengan Puskesmas dan RS ini dilakukan dengan memperhatikan benchmark
sekitar (patok duga). Posisi bersaing RSUP Fatmawati
Memiliki kerjasama dengan FK dilakukan dengan memperhatikan hasil analisa
Kelemahan SWOT dan benchmark.
Jumlah dan kompetensi SDM medik belum
memadai (terutama tenaga pendidikan dan
penelitian)
Berikut ini disajikan analisa posisi bersaing
Sistem informasi belum terintegrasi (belum Fatmaw
RSUP untuk periode tahun 2015 2019. ati
menjadi Decision
Sistem Support System)
pelayanan,
penelitian
pendidikan dan belum
terintegrasi
Sarana prasarana belum
memadai
Aksesibilitas masih rendah
Rencana Strategis Bisnis RSUP Fatmawati 3
2015-2019 9
Tabel 3.2. Peluang
(Opportunity)
OPPORTUNITY BOBOT Nilai Skor
Sistem pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional 20 90 18
Sistem kemitraan yang luas 10 70 7
Fleksibilitas pengelolaan keuangan 10 80 8
Kebijakan formularium sebagai alat kendali 10 80 8
Menjadi RS Pendidikan spesialis & subspesialis 15 70 10.5
15 60 9
Potensi pasar dan Kebijakan Kemkes tentang continoum of
care throughout
life-cycle
Kebijakan Kemkes tentang sistem rujukan Nasional 20 70 14
Tabel 3.3. Ancaman
TOTAL 100
(Threat) 74.5
THREAT BOBOT Nilai Skor
Sistem rujukan belum berjalan baik 20 50 10
Kebijakan Sistem pentarifan berubah-ubah 10 50 5
RS pesaing
10 50 5
Kesadaran hukum dan tuntutan kualitas pasien yang semakin 20 70 14
tinggi
Ketergantungan yang tinggi pada produk impor 15 70 10.5
Ketidakpastian kebijakan supra sistem 10 50 5
Foreign Direct Invesment (FDI) 15 40 6
TOTAL
100 55.5
Rencana StrategisSistem
Bisnis manajemen kinerja belum optimal
RSUP Fatmawati 10 70 7 4
2015-2019 TOTAL 1
100 67.5
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.2 hingga kekuatannya. Meskipun demikian, terdapat peluang
3.5, posisi bersaing RSUP Fatmawati untuk periode yang lebih besar dibandingkan ancaman dari
tahun 2015 2019 berada di kuadran II pada eksternal. Untuk itu, strategi yang sebaiknya dipilih
diagram kartesius (lihat gambar 3.1). Posisi yang adalah penguatan mutu kelembagaan dengan fokus
ada memperlihatkan bahwa dari internal, RSUP pada perbaikan kelemahan dengan memanfaatkan
Fatmawati memiliki kelemahan yang lebih besar peluang yang ada.
dibandingkan 100
Opportunity
80
60
(-16; 40
2
19) 0
Weakne Stren
ss gth
- - - 2 4 6 8 10
60 40 20 0 0 0 0 0
-100 -
-20
80
-40
-60
-80
Threat
-100
15 (lima belas) jenis sasaran strategis yang 12.Terwujudnya SDM yang berkompeten
dikembangkan berdasarkan pada analisa TOWS 13.Terwujudnya sarana fasilitas dan sistem
1. Terwujudnya kepuasan stakeholder
sebagai berikut: informasi terpadu
2. Terwujudnya pelayanan, pendidikan dan
14.Tercapainya pertumbuhan pendapatan
penelitian yang ekselen
15.Terwujudnya cost effectiveness dalam layanan
3. Tercapainya sustainability akreditasi RS
Berikut ini disajikan peta strategi RSUP Fatmawati
4. Terwujudnya pelayanan unggulan dan cluster
untuk periode tahun 2015 2019 (Gambar 3.2).
layanan terpadu
Untuk mewujudkan kedua sasaran strategis tersebut, Corporate Governance, SDM yang
perlu terlebih dahulu diwujudkan pelayanan berkompeten, serta sarana fasilitas dan sistem
unggulan dan cluster layanan terpadu yang informasi terpadu.
terdapat pada perspektif bisnis dan proses internal. Perspektif finansial pada peta strategi berfungsi
Pelayanan unggulan dan cluster pelayanan terpadu sebagai enabler yang memampukan percepatan
pelayanan, pendidikan dan penelitian (AHS) dari (perspektif stakeholder, perspektif proses bisnis
terwujudnya pembinaan jejaring kesehatan, internal, dan perspektif learning & growth). Ada dua
terwujudnya kemitraan yang mendukung pelayanan, jenis sasaran strategis yang perlu direalisasikan
pendidikan dan penelitian, dan terwujudnya oleh RSUP Fatmawati yaitu tercapainya
9 Terwujudnya penyempurnaan proses bisnis RS Persentase tindak lanjut temuan hasil rakor integrasi
20
10 21 Persentase capaian kinerja satker
Terwujudnya sistem manajemen kinerja yang
terukur
dan terpadu
11 Terwujudnya Good Corporate Governance Indeks Persepsi GCG
22
12 Terwujudnya SDM yang berkompeten 23
Persentase SDM yang mempunyai kompetensi sesuai
standar
(kebutuhan kompetensi pekerjaan)
13 Terwujudnya sarana fasilitas dan Tingkat keandalan sarpras
KPI berfungsi sebagai
sistem ukur tingkat keberhasilan 24
alat terpadu
informasi Total bobot semua jenis KPI adalah 100 (seratus)
Tingkat integrasi sistem informasi
secara kuantitatif di tiap tahun atas kemajuan 25 persen. Dengan demikian, bila ada suatu jenis KPI
14 Tercapainya pertumbuhan pendapatan Trend Peningkatan Pendapatan
26
pencapaian suatu sasaran strategis pada peta mempunyai nilai bobot lebih tinggi daripada jenis
15 Terwujudnya cost effectiveness dalam layanan POBO
27
strategi.Target KPI yang ditetapkan tiap tahun KPI lainnya, jenis KPI tersebut dinilai lebih
diupayakan ada peningkatan secara kuantitatif menentukan dalam mewujudkan visi RSUP
hingga terwujudnya visi RSUP Fatmawatidi tahun Fatmawati di akhir
Bobot KPI ditentukan untuk menunjukkan tingkat
2019. tahun 2019. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa
kepentingan relatif suatu jenis KPI dibandingkan
bobot KPI yang lebih tinggi merepresentasikan
dengan jenis KPI lainnya.
keinginan kuat jajaran manajemen RSUP Fatmawati
1 Indeks Kepuasan Pasien Survei kepuasan Survei kepuasan Survei kepuasan Survei kepuasan Survei kepuasan
pasien pasien
pasien pasien pasien
2 Persentase Staf yang puas Survei Kepuasan Staf Survei Kepuasan Staf Survei Kepuasan Survei Kepuasan Survei Kepuasan
Staf Staf Staf
3 Persentase Kepuasan Survei kepuasan Survei kepuasan Survei kepuasan Survei kepuasan Survei kepuasan
peserta didik peserta didik peserta didik
Peserta peserta peserta
Didik didik didik
4 Tingkat Kesehatan BLU - - - - -
Peningkatan kinerja Peningkatan kinerja Peningkatan kinerja Peningkatan Peningkatan
Tingkat kinerja kinerja
penanganan penanganan penanganan
5 keberhasilan
penanganan kasus sulit penanganan penangana
kasus sulit kasus sulit Spine kasus sulit Spine
multidisipilin Spine
dan dan kasus sulit n kasus
Endometriosis Spine, sulit Spine,
Endometriosis
Endometrios Endometrio
uasi
KPI
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
n n n
P pu pu
e bli bli
n kas ka
d i si
a
n
a
a
n
p
u
bl
ik
a
si
KPI
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah staf yang Mapping SDM Mapping SDM Mapping SDM Mapping SDM Mapping SDM
mengikuti program Sub- Program Program Pendanaan Program Program
16 Pro
Spesialisasi, S3 dan Pendanaan Monitoring dan Pendanaan Pendanaan
Monito Evaluasi Monitori Monitori
Spesialisasi Perawat gra
ring ng dan ng dan
dan Evaluas m Evaluasi
Evalua i
Pe
si
nd
an
aa
n
Monitori
ng dan
Evaluasi
Telaah terhadap Telaah terhadap RS Telaah terhadap Telaah terhadap Telaah terhadap
jejaring &
RS RS RS RS
benchmark
Jumlah riset jejaring & jejaring & jej jej
17 Kerjasama
kemitraan yang benchmark benchmark ari ari
kemitraan
dilaksanakan Kerjasama Kerjasama ng ng
riset
kemitraan kemitraan & &
Publikasi riset
riset riset be be
Monitoring &
Publikasi riset Publikasi riset nc nc
Evaluasi
Monitoring & Monitoring & hm h
Evaluasi Evaluasi ark m
Kerjasa ar
ma k
kemitra Kerjasa
an riset ma
Publikas kemitra
i riset an riset
Monit Publika
oring si riset
& Monit
Evalu oring
asi &
Evalu
asi
Persentase SIP yang Penyusunan SIP Penyusunan SIP Penyusunan SIP Penyusunan SIP Penyusunan SIP
18 ditindak lanjuti tingkat RS tingkat RS tingkat RS
tingkat tingkat
Monitori Monitori Monitori
RS RS
ng dan ng dan ng dan
Monito Monitoring dan
evaluas evaluasi evaluasi
ring evaluasi
i
dan
evalua
si
Penyusunan Penyusunan kinerja Penyusunan Penyusunan Penyusunan
Persentase
19 medik
KPI
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
22 Indeks Persepsi GCG Survei GCG Survei GCG Survei GCG Survei GCG Survei GCG
Tindak Tindak Tindak Tindak Tindak
lanjut lanjut lanjut hasil lanjut hasil lanjut hasil
hasil hasil survey survey GCG survey
survey survey GCG GCG
GCG GCG
Persentase SDM yang
Mapping Mapping Mapping Mapping Mapping
mempunyai kompetensi
23 kompetensi kompetensi kompetensi
sesuai standar kompetensi kompetensi
Pro Prog Prog
(kebutuhan kompetensi Program Program
gra ram ram
pekerjaan) peningkatan peningkatan
m peni
kompetensi kompetensi
pen ngka peni
ing tan ngk
kat kom ata
an pete n
ko nsi kom
mp pet
ete ensi
nsi
Mapping Mapping
Mapping
Mapping Mapping tingkat tingkat
tingkat tingkat kehandalan tingkat kehandalan
24 Tingkat keandalan sarpras kehandalan kehandalan sarpras keh sarpras
sarpras sarpras Program and Program
peningkata ala peningkata
Program Program n n n
peningkatan peningkatan keandalan sar keandalan
sarpras pra sarpras
keandalan keandalan s
Program
sarpras sarpras
peningkata
n
keandalan
sarpras
Peningkatan SDM Penambahan SDM Peremajaan Implementasi Finalisasi DRP
ISIRS jaringa denga
server awal
Penambahan n n
utama Front Cloud
SDM denga meng
office sebagai DRP
Programmer n gunak
Pengadaa tahap
Tingkat dengan sertifik an
25 n server kedua
Integrasi kompetensi asi sistem
handkey Pembagu
Sistem teknologi Web CISCO Cloud
Peremajaan nan
Informasi Pengemban Peremajaan
Pembuatan fiber optic ke Sistem
gan server
ruang server Interaksi
modul e- lanjutan Database
Pasien
SIMRS Baru Penambahan dan Aplikasi
lanjutan
Resep Pembuatan Virtualisasi
Aplikasi bandwidth Pemba Server
Implementasi persuratan Pengadaan
internet nguna
Sistem RS media
Informasi Pengada Implement penyimpan
n
KPI
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
27 POBO - - - - -
V. ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO
T T E E E
pengaruh sedang pada suatu sasaran I.
SANGAT
strategis dan membutuhkan upaya cukup BE
S
serius penanganannya A
R
II BESAR M T T E E
Dampak mayor : risiko mempunyai pengaruh
III SEDANG R M T E E
besar pada suatu sasaran strategis dan
IV KECIL R R M T E
membutuhkan serius penanganannya
V SANGAT R R M T T
Dampak malapetaka : risiko mempunyai Tabel KECIL
5.2 menyajikan hasil analisis risiko yang
Keterangan: R: Risiko Rendah M: Risiko Moderat T: Risiko Tinggi
pengaruh
Berdasarkan tidak terpenuhinya
pertemuan suatu sasaran
antara kemungkinan risiko menggambarkan E: Risiko
sasaran
Ekstrim strategis, identifikasi
terjadi strategis
dan jenisdan membutuhkan
dampak risiko pada upaya sangat
suatu sasaran risiko, tingkat kemungkinan, skala dampak, dan
serius
strategis penanganannya
dapat dinilai suatu level risiko dengan level risiko bagi RSUP Fatmawati dalam rangka
kualifikasi sebagai berikut (tabel 5.1): mewujudkan visi 2019.
Tabel 5.2. Pemetaan Risiko terkait Pencapaian
Sasaran Strategis
NO SASARAN IDENTIFIKASI FAKTOR PELUAN DAMPA
TINGKA
STRATEGIS RISIKO G K
T
RISIKO
1 Terwujudnya kepuasan Semakin tingginya ekspektasi stakeholder D 4 E
Stakeholder
Terwujudnya pelayanan Rendahnya animo untuk meneliti C 3 Tinggi
2 yang ekselen berbasis Kurangnya fasilitas pendidikan B 3 Mediu
pendidikan dan m
penelitian Kurangnya penelitian yang dapat diimplementasikan C 3 Tinggi
sehari-hari
3 Tercapainya JCI sustainability Belum mantapnya budaya JCI C 4 Tinggi
4 Terwujudnya pelayanan Belum munculnya budaya Team Work D 4 Ekstri
unggulan dan cluster m
layanan terpadu Kurang tersedianya SDM ahli C 3 Tinggi
5 Terintegrasinya Belum jelasnya kebijakan supra sistem terhadap AHS B 4 Tinggi
pelayanan, pendidikan Ketidak siapan para pelaku AHS C 4 Tinggi
dan penelitian (AHS)
6 Terwujudnya pembinaan Ketidaksiapan sarana, fasilitas dan SDM jejaring D 3 Tinggi
jejaring kesehatan Ketidak percayaan masyarakat terhadap kemampuan C 3 Tinggi
jejaring
Belum adanya pohon penelitian B 2 Renda
Terwujudnya kemitraan h
7 yang mendukung Belum adanya roadmap kerjasama bidang pelayanan C 3 Tinggi
pelayanan, pendidikan Lemahnya dukungan Kebijakan supra sistem C 3 Tinggi
dan penelitian Belum adanya kesepakatan bentuk kerjasama di bidang B 4 Tinggi
pendidikan
Belum optimalnya budaya kinerja C 4 Tinggi
Belum sempurnanya penerapan sistem jaminan mutu B 3 Mediu
m
8 Terwujudnya sistem jaminan Belum efektifnya pengendalian mutu harian B 3 Mediu
mutu m
Belum efektifnya dukungan sistem IT untuk sistem D 4 Ekstri
jaminan mutu m
Belum sempurnanya kemampuan analisa D 3 Tinggi
data mutu untuk pengambilan
keputusan manajemen
Tabel 5.2.Pemetaan Risiko terkait Pencapaian Sasaran
Strategis (Lanjutan)
N SASARAN IDENTIFIKASI FAKTOR PELUAN DAMPA TING
O STRATEGIS RISIKO G K KAT
RISI
KO
Belum adanya keterlibatan aktif satker dalam C 4 Tinggi
pengendalian
Terwujudnya
penyempurnaan proses bisnis
9 penyempurnaan
Belum terintegrasinya upaya D 4 Ekstrim
proses bisnis RS
penyempurnaan proses bisnis dengan
penataan sistem IT
Penempatan SDM yang belum sesuai dengan D 3 Medium
tuntutan jabatan / pekerjaan
Penginputan data ke dalam database tidak konsisten C 3 Tinggi
Terwujudnya sistem Belum efektifnya monev pencapaian kinerja B 3 Medium
10 manajemen kinerja Belum terbangunnya sistem manajemen kinerja D 4 Ekstrim
yang terukur dan berbasis IT
terpadu
Terwujudnya Good Belum efektifnya peran Dewas C 4 Tinggi
11 Corporate Belum konsistennya kebijakan suprasistem C 4 Tinggi
Governance Belum optimalnya peran SPI mulai dari P-O-A-C C 4 Tinggi
Kurangnya kemauan SDM (demotivasi) C 4 Tinggi
Terwujudnya Belum sinkronnya rencana pengembangan SDM C 4 Tinggi
12 Kemenkes RI dan RSUP Fatmawati
SDM yang
berkompete Belum efektifnya monev kompetensi SDM B 4 Tinggi
n
Tidak adanya anggaran C 4 Tinggi
Terwujudnya sarana Keterbatasan SDM IT B 3 Medium
13 Kebijakan yang berubah-ubah B 3 Medium
fasilitas dan sistem
informasi terpadu Ketidak disiplinan penginputan data C 4 Tinggi
5.2 Rencana Mitigasi Risiko
Berdasarkan hasil pada tahap sebelumnya, rencana
mitigasi risiko didefinisikan. Rencana mitigasi risiko
menggambarkan upaya nyata yang dibutuhkan oleh
RSUP Fatmawati untuk menangani kemungkinan dan
dampak risiko tertentu pada sasaran strategis di
peta strategi. Rencana mitigasi yang disusun
diutamakan untuk menangani berbagai jenis risiko
yang dinilai EKSTRIM dan TINGGI bagi RSUP
Fatmawati.
terpadu
5
Terintegrasinya Belum jelasnya kebijakan supra sistem T Kesepakatan kebijakan
dan penelitian (AHS) Ketidak siapan para pelaku AHS T Kesepakatan kebijakan
Ketidaksiapan sarana, fasilitas dan SDM T
Advokasi
jejaring
Capacity building jejaring
T Advokasi
Ketidak percayaan masyarakat terhadap
6 Terwujudnya
pembinaan kemampuan
jejaring jejaring
kesehatan
Belum adanya roadmap kerjasama bidang T Penetapan Road Map Pelayanan
pelayanan
Lemahnya dukungan Kebijakan supra sistem T
Penataan Infra struktur
Peningkatan koordinasi dengan supra
sistem
T Kesepakatan kebijakan
Belum adanya kesepakatan bentuk
kerjasama di
bidang pendidikan
Belum optimalnya budaya kinerja T Reward and punishment
E Membangun sistem jaminan mutu berbasis
8 Terwujudnya sistem Belum efektifnya dukungan sistem IT untuk
IT
jaminan mutu
sistem
jaminan mutu
Belum sempurnanya kemampuan T Penambahan kompetensi untuk analisa
analisa data mutu untuk pengambilan data
keputusan manajemen Membudayakan pemutakhiran data mutu
Tabel 5.3.Rencana Mitigasi
Risiko (Lanjutan)
N SASARAN IDENTIFIKASI RISIK Program Mitigasi (Khusus untuk
O STRATEGIS RISIKO O Level E dan T)
Belum adanya keterlibatan aktif T Membudayakan satker agar
Terwujudnya satker dalam pengendalian terlibat aktif dalam
9 penyempurnaan penyempurnaan proses bisnis penyempurnaan proses bisnis
proses bisnis RS Belum terintegrasinya upaya
E Perbaikan proses bisnis pada SMF dan satker
penyempurnaan proses bisnis dengan
penataan sistem IT lainnya
berbasis IT
Penyusunan blue print IT sesuai proses
bisnis
Terwujudnya Penginputan data ke dalam database tidak T
sistem konsisten Reward and punishment
10 manajemen Membudayakan pemutakhiran data mutu
Belum terbangunnya sistem E Membangun dashboard kinerja berbasis IT
kinerja yang
terukur dan manajemen kinerja berbasis IT
terpadu
T
Workshop berkala untuk perbaikan
Belum efektifnya peran Dewas
11 Terwujudnya Good implementasi
Corporate GCG
Governance
Adanya board manual yang diterapkan
Belum konsistennya kebijakan suprasistem T Advokasi
Belum optimalnya peran SPI mulai dari P-O- T Capacity building SPI
A-C
Kurangnya kemauan SDM (demotivasi) T Menyempurnakan reward dan konsekuensi
Terwujudnya Belum sinkronnya rencana T Peningkatan kompetensi
12 pengembangan SDM Kemenkes RI
SDM yang
berkompeten dan RSUP Fatmawati
Belum efektifnya monev kompetensi SDM T Monev kompetensi secara rutin
13 Terwujudnya sarana Tidak adanya anggaran T Sewa beli
fasilitas dan sistem Ketidakdisiplinan penginputan data T Reward and punishment
informasi terpadu
VI. PROYEKSI FINANSIAL
6.1Estimasi Pendapatan
Estimasi pendapatan RSUP Fatmawati dapat dilihat pada tabel 6.1.
Tabel 6.1. Estimasi pendapatan
2015-2019
N Sumber B
Estimasi Pendapatan (Rp)
o pendapatan a
s 2015 2016 2017 2018 2019
e
l
i
n
e
2
0
1
4
pengembangan ditujukan untuk pembiayaan 2019 dapat dilihat pada tabel 6.2
1 Kegiatan Operasional
2 Program
Pengembangan &
Mitigasi Resiko
A. Pencapaian IKU
Anggaran yang disusun berdasarkan kebutuhan yang diperlukan dalam penyusunan program strategis untuk
periode tersebut. Dalam pengembangan yang diperlukan pada tahun 2015-2018, dihitung dengan cara sebagai
berikut :
1. Untuk kebutuhan rutin diambil berdasarkan data-data historis yang ada serta volume kegiatan yang
akan dikembangkan pada kurun waktu tersebut.
2. Sedangkan untuk program pengembangan dan mitigasi risiko RSUP Fatmawati telah menyusun
perencanaan berdasarkan master plan yang ada sehingga kebutuhan tersebut menyesuaikan dengan
perencanaan yang ada di master plan tersebut.
3. Sedangkan untuk mitigasi risiko anggaran yang dibutuhkan akan diambil dari belanja operasional dan
apabila diperlukan untuk pembangunan akan diambil dari anggaran yang sudah termuat dalam
belanja modal tersebut.
LAMPIRAN KAMUS KPI
Definisi :
Tingkat Keberhasilan penanganan kasus sulit Definisi : Persentase Jumlah modul per program studi
multidisiplin yang secara
Kasus Sulit adalah kasus-kasus dengan kriteria Mandiri dilaksanakan di RSUP Fatmawati (3
SMF)
Formula : :
1. Kasus medis langka dengan prevalensi Persentase jumlah modul yang
< 5% dilaksanakan secara
Bobot KPI (%) : Formula : mandiri di RSUP Fatmawati oleh SMF Bedah
2. Sulit untuk menegakkan diagnosis pasti
Person in : Orthopedi, Rehabilitasi Medik dan Kebidanan
3. Sulit dalam menjalankan tata laksana
Charge Jumlah modul yang mandiri (Bedah
Sumber Data : perawatan pasien Bobot KPI : Orthopedi,
Periode : 4. Memerlukan tindakan (%)
Pelaporan Rehabilitasi Medik dan Kebidanan) dibagi
Target : 5. Melibatkan multidisiplin Person in : dengan jumlah seluruh modul (Bedah
Orthopedi, Rehabilitasi Medik dan
Keberhasilan penanganan kasus sulit ditentukan Charge
Sumber Data : Kebidanan) yang direncanakan pada satu
oleh Komite Medik Periode : tahun dikali seratus persen
Pelaporan
Jumlah seluruh kasus sulit yang berhasil 3
Target :
ditangani dibagi Komite Penelitian dan Pengembangan /
dengan jumlah seluruh kasus sulit pada satu Direktur USP
tahun dikali seratus persen
Bagian Diklit
3
Tahunan
Komite Medik
2015 2016 2017 2018 2019
IRMPDI
20% 40% 60% 80% 100
6 Bulanan
%
2015 2016 2017 2018 2019
3 5 6 7 8 8
0
KPI-9. Persentase Pengembangan cluster layanan unggulan KPI-10. Persentase Supervisi DPJP
terpadu terhadap peserta: didik
Perspektif
Perspektif : Proses Bisnis Internal Proses Bisnis Internal
Sasaran :
Sasaran : Terwujudnya pelayanan unggulan dan cluster Strategis Terintegrasinya pelayanan, pendidikan dan
Strategis
KPI : pelayanan K : penelitian
terpadu PI (AHS)
Definisi : Persentase Pengembangan cluster Defin :
Persentase Supervisi DPJP terhadap peserta
isi
layanan unggulan didik
terpadu
Supervisi DPJP terhadap peserta didik yang
Persentase Pengembangan Cluster
dimaksud
layanan unggulan adalah dalam kegiatan di gawat darurat,
terpadu adalah jumlah pengembangan rawat jalan, rawati inap dan kamar operasi.
cluster layanan terintegrasi yang
melibatkan multidisiplin dan didukung oleh Jumlah DPJP yang berjalan sesuai dengan
proses bisnis. Contoh : Spine Centre, Tumbuh
jadwal dibagi
Kembang, Kesehatan Remaja, dll. dengan jumlah total kewajiban supervisi
Formula : Target : dikali seratus persen
2015 : Spine Centre Form :
ula 3
Bobot KPI (%) : 2016 : Spine
Direktur Medik & Keperawatan 3
Perspektif : Perspektif :
Proses Bisnis Proses Bisnis
Internal Internal
Sasaran : Terintegrasinya pelayanan, pendidikan dan Sasaran : Terintegrasinya pelayanan, pendidikan dan
Strategis penelitian Strategis penelitian
(AHS) (AHS)
KPI : Persentase AFI (Action for KPI : Jumlah riset translasional yang
Improvement) terkait didokumentasikan
integrasi yang ditindaklanjuti
Definisi : Definisi : Riset translasional adalah riset yang
Action for Improvement (AFI) terkait
berdasarkan basic science dan
integrasi adalah epidemiologi yang dapat diimplementasikan
tindak lanjut temuan dalam untuk meningkatkan mutu pelayanan di
integrasi pelayanan, RS.
pendidikan dan penelitian.
Temuan AFI didapat melalui kegiatan rapat
bersama antara manajemen RS dan
manajemen FK
Formula : Jumlah AFI integrasi yang ditindak lanjuti Formula : Jumlah riset translasional yang
dibagi dengan didokumentasikan dan
jumlah seluruh temuan terkait integrasi diregistri di Badan Penelitian dan
pelayanan, pendidikan dan penelitian Pengembangan Kesehatan
(Yandiklit)
Bobot KPI (%) : Bobot KPI :
4 (%) 3
Jumlah KSO pengadaan peralatan Jumlah staf yang mengikuti program Sub-
Kerjasama Operasional yang dimaksud Spesialisasi, S3
KPI : dan Spesialisasi Perawat
ditujukan untuk
Formula :
pengadaan peralatan medik dengan pihak Jumlah staf yang mengikuti program Sub-
Definisi : ketiga yang bernilai investasi minimal Rp 5 Bobot KPI :
(%) Spesialisasi / S3
Milyar per paket, dengan tujuan
adalah jumlah SDM yang mengikuti
meningkatkan kapasitas dan mutu layanan Person in : program Sub- Spesialisasi, S3 dan
Jumlah KSO dalam 1 tahun Charge Spesialisasi perawat per tahun
Sumber Data :
Formula :
3 Jumlah SDM yang mengikuti program Sub-
Periode :
Bobot KPI (%) : Direktur Keuangan Pelaporan Spesialisasi,
Target : S3 dan Spesialisasi Perawat
Unit Layanan Pengadaan (ULP)
4
Tahunan
Person in : Direktur Umum, SDM dan Pendidikan
2015 2016 2017 2018 2019
Charge Bagian SDM
1 2 2 3 3
Sumber Data : Tahunan
2015 2016 2017 2018 2019
Periode : 10 10 10 10 10
Pelaporan
Target :
KPI-17. Jumlah riset kemitraan yang dilaksanakan KPI-18. Persentase Strategic Improvement Plan (SIP) yang
Perspektif : ditindaklanjuti
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran : Proses Bisnis Internal
Strategis Sasaran :
Terwujudnya kemitraan yang mendukung Terwujudnya sistem jaminan mutu
KPI : Strategis
pelayanan, KPI : Persentase Strategic Improvement Plan
Definisi : pendidikan dan penelitian
Definisi : (SIP) yang
Jumlah riset kemitraan yang dilaksanakan ditindaklanjuti
Riset kemitraan adalah kerjasama penelitian SIP yang ditindak lanjuti adalah hasil
yang ketidaksesuaian
dilakukan oleh RS dengan institusi mitra pelayanan dengan standar akreditasi (KARS
dalam dan luar negeri dalam bentuk MoU dan JCI)
yang direalisasikan. SIP yang ditindak lanjuti dibagi seluruh
Formula : Formula :
Bobot KPI (%) : - Bobot KPI : temuan dikali
(%) seratus persen
Person in : 3 Person in : 4
Charge Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Charge Komite Mutu dan Manajemen Risiko
Sumber Data : Sumber Data :
Periode : Bagian Diklit Periode :
Laporan Bulanan Satker terkait dan Pokja
Pelaporan Tahunan Pelaporan Akreditasi
Target : Target :
2015 2016 2017 2018 2019 3 Bulanan
2 2 3 4 4 2015 2016 2017 2018 2019
KEGUNAAN
dasar penilaian kinerja, baik dalam tahap perencanaan (ex-ante),
pelaksanaan (on-going), maupun setelahnya (ex-post)
petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran
Fungsi Indikator Kinerja
Indikator
Kinerja
Kualitatif Kuantitatif
Apa yang
Produk/barang/jasa akhir
OUTPUT dihasilkan
yang dihasilkan
Metode
(barang) atau
dilayani (jasa)
Proses/kegiatan
menggunakan input Apa
KEGIATAN menghasilkan output yang
yang diinginkan
Metode dikerjaka
n
Pelaksan Sumberdaya yang Apa yang
aan digunakan
INPUT memberikan kontribusi
dalam menghasilkan dalam bekerja
output
53
Sumber : Framework for Managing Programme, Republic of South Africa, May 2007
Indikator Kinerja INPUT
Contoh:
Jumlah dana yang dibutuhkan
Tenaga yang terlibat
Peralatan yang digunakan
Jumlah bahan yang digunakan
Indikator Kinerja OUTPUT
Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan
suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran
kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur.
Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan lingkup dan sifat
kegiatan instansi.
Contoh:
Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan
Jumlah orang yang diimunisasi/ vaksinasi
Jumlah permohonan yang diselesaikan
Jumlah pelatihan/ peserta pelatihan
Jumlah jam latihan dalam sebulan
Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan
Jml pupuk/obat/bibit yang dibeli
Jumlah komputer yang dibeli
Jumlah gedung/jembatan yg dibangun
meter panjang jalanyang dibangun/rehab
Indikator Kinerja OUTCOME
Open Open
Communicat Communicat
ion ion
Reward
Objectives, Performan
and
Values & ce
Recognitio
Competency Appraisals
n
Open Open
Communicat Communicat
Coaching & ion ion Coaching &
Feedback Feedback
Monitoring &
Developmen
t Planning
16
Komponen Proses Manajemen Kinerja 6
Objective Setting
Menetapkan sasaran kerja individu di dalam
konteks bisnis dan unit kerja, kompetensi kerja
dan nilai
Development/Career Planning
Mengetahui ketrampilan karyawan dan
menentukan apa yang perlu dikembangkan
agar dapat mencapai sasaran kerjanya serta
memberikan arahan karier
Performance Appraisals
Merencanakan dan melaksanakan diskusi
penilaian kinerja , mempertimbangkan kinerja
karyawan dibandingkan dengan sasaran kerja
dan rencana pengembangan serta kompetensi
dan nilai perusahaan
16
Objective Setting 7
(Sasaran Kerja)
7. List
benefits
Pa
ge
Perencanaan dan Penetapan Target Priba
Apabila anda
merencanakan Menentukan target
target pribadi personal bisa
dengan baik, target digunakan untuk
akan lebih mudah
target yang kecil
dicapai
maupun besar
Tetapkan target jangka panjang dan
untuk mencapainya , dibutuhkan
beberapa tahapan target jangka pendek
pada awalnya
a an akan
t pe rencan ukan cara
Metode/Cara untuk mencapai Cata u menem ai target
an t cap
target juga harus memb alam men
ik d
direncanakan terba
Spesifik
Performance
Siapa yang terlibat
Apa yang kita inginkan
Goals S
Kapan kita menginginkan
Apa saja
persyaratannya/kendalanya
Mengapa kita menginginkan
Paul J. Meyer
Attitude is Pag
Everything
e
Measurable
Harus dikenali metode /cara yang akan digunakan untuk mencapai target
Fokus pada :
Tindakan yang bisa diobservasi
Kuantitas
Kualitas
Periode waktu
Efisiensi
Achievable
SMART very
specific area,
This would help
easily assessed your behaviour
and time limit level and your
overall
has been set. achievement!
Prinsip Goal Setting
Lakukan dokumentasi.
Komitmen sesuai target yang telah ditetapkan .
Tetapkan secara spesifik
Tetapkan target yang tinggi tapi bisa dicapai .
Buat target jangka panjang untuk menghindari frustasi/
stres
Pag
e
Contoh Instrumen Penilaian
Sistem Kinerja di Rumah Sakit
FASILITATOR :
NOVITA SETYAWATI, S.PSI,MBA
Pedoman Pengisian Instrumen
Penilaian Sistem Kinerja
Proses Peningkatan Kualitas bertujuan untuk merubah sebuah pelayanan dari praktik
praktik aktual menjadi praktik praktik yang diinginkan sesuai dengan standar yang
diakui. Untuk itu terdapat beberapa kunci yang dapat menjadikan proses peningkatan
kualitas ini berlangsung:
Keterlibatan dan rasa memiliki dari petugas/staf: staf dari semua level harus terlibat
dalam proses ini.
Berorientasi pada pasien: kebutuhan dan harapan pasien harus dapat dipenuhi
Berfokus pada sistem dan proses: harus selalu diingat bahwa kualitas pelayanan yang
buruk seringkali merupakan hasil dari sistem dan proses yang lemah, atau kesulitan
dalam mengimplementasikan suatu standar daripada kesalahan atau kekurangan
individu.
Sadar biaya dan efisien.
Pembelajaran yang terus menerus, pembangunan dan pengembangan kapasitas.
Peningkatan kualitas yang terus menerus.
1 Siklus iniInstrumen
dimulaiPenilaian
dengan pengumpulan data dan analisis.
Sistem Kinerja di
Rumah Sakit
Instrumen Sistem Kinerja Rumah
Sakit
RTL
A. Maternal
B. Neonatus
Instrumen 1 : Kinerja Klinik dan Evaluasi Instrumen 2 : Instrumen Penilaian Sistem Kinerja di 4
Umpan Balik Pelanggan Rumah Sakit
D. Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit
Terdiri dari 20 standar yang harus dipenuhi, di 5 area kerja yaitu kamar bersalin, ruang nifas,
ruang Perina, kamar operasi dan ruang Gawat Darurat.
Kolom Catatan/komentar kolom ini sangat berguna untuk melakukan analisis dan sebaiknya
dimanfaatkan sebanyak mungkin oleh staf fasilitas untuk memberi penjelasan terhadap
pengisian dalam kolom Y dan T. Contohnya kolom ini dapat digunakan untuk menuliskan
catatan atau mendokumentasikan bagaimana suatu kriteria yang perlu dipenuhi, atau
keterangan mengapa metode yang berbeda digunakan dalam menentukan kriteria verifikasi.
Setelah menilik seluruh kriteria verifikasi yang diminta pada setiap instrumen, maka staf
menuliskan nilai pada kolom NILAI. Penilaian diberikan kepada tiap tiap nomor dalam
instrumen penilaian,
7 dan apabila terdapat
Instrumen Penilaianlebih
Sistemdari satu
Kinerja di kriteria verifikasi pada nomor tersebut,
nilai 1 hanya diberikan jika semua kriteria verifikasi dijawab dengan YA.
Rumah Sakit
Pada contoh di bawah ini, kriteria verifikasi pertama adalah Ya
karena selama pengamatan petugas memeriksa ketersediaan SDM
serta alat sedangkan, semua kriteria verifikasi nomor 2 dituliskan
Tidak karena pedoman/jadwal yang dibutuhkan tidak tersedia.
Pada kriteria verifikasi ke empat adalah N/A karena kondisi yang diinginkan tidak ada (tidak
ada kasus) , sedapat mungkin berikan catatan pada kolom CATATAN untuk menjelaskan hal
tersebut.
Persentase pencapaian %
Infeksi dan Dokumentasi. Berdasarkan datadata kualitatif tersebut serta hasil penilaian
dari instrumen standar kinerja maka Tim dan Aktor bersamasama menyusun RTL yang
dievaluasi setidaknya setiap 3 bulan atau sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
1 Instrumen Penilaian Sistem Kinerja di
Penting
1 untukRumah Sakit
memahami bahwa proses biasanya diawali dari kelompok kecil orangorang
yang berkomitmen karena hal ini luar biasa memerlukan dukungan
luas untuk inisiatifinisiatif baru. Selain itu, penting menemukan orangorang yang
berkomitmen untuk suatu inisiatif dan melibatkan mereka sejak awal.
Tugas utama dari kelompok orang2 yang berkomitmen tersebut adalah mengatur/
mengkoordinasikan tim untuk mengimplementasikan proses peningkatan.
Sebagaian besar proses akan tergantung pada kerja tim, sehingga perlu dikembangkan
sekelompok orang yang berkomitmen pada kualitas melebihi apapun. Timtim sebaiknya
terdapat di tiap=tiap area intervensi, di mana mereka melakukan analisis dari semua data yang
dikumpulkan, membuat rencana strategis, mengimplementasikannya serta memonitor
pencapaiannya.
Sangat disarankan untuk bekerja dalam suatu jejaring dalam mengimplementasi rencana
rencana. Bekerja dalam jejaring akan mendorong pertukaran pengalaman dan saling
mendukung, sehingga mendorong percepatan pencapaian perubahan yang positif.
Proses ini juga menunjukkan sebuah aksi yang berangkat dari dasar (petugas lini depan),
klien/pasien dan keluarga serta keterlibatan masyarakat. Tujuan utama dari keseluruhan proses
ini adalah menyediakan dukungan bagi petugas kesehatan, manajer dan komunitas berupa
sebuah instrumen sederhana yang mendaya gunakan dan meingkatkan kemampuan mereka
untuk menguatkan proses penyediaan pelayanan kesehatan.
IU : International Unit
IM : Intra Muscullar
SPO : Standar Prosedur
Operasional ETT : Endo
Tracheal Tube
ICU : Intensive Care Unit
NICU : Neonatal Intensive Care
Unit WHO : World Health
Organization CRP :
Cardiopulmonary resuscitation
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
ASI : Air Susu Ibu
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
PMK : Perawatan Metode
Kanguru DTT : Disinfeksi
Tingkat Tinggi
CSSD : Central Sterile Supply
Department VK: Verlos Kamer
OK : Operatie Kamer
Instrumen Penilaian Sistem Kinerja di 1
Rumah Sakit
4
MATERNAL
Respon Emergensi Obstetri di
Rumah Sakit
Instrumen 1: Respon Emergensi Obstetri di Rumah Sakit
Petunjuk pengisian: Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat
pengamatan dilakukan, dan tanda apabila tidak ditemukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan
tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
Eklampsia
Masker oksigen
Tensimeter
Stetoskop
Dexamethason
Obat obstetri :
Ergotamine inj
Oxytosin inj
Nifedipin
Kalsium Glukonas
3. PERSEDIAAN LAINNYA
Plester
Total Pencapaian
Cairan infus Ringer Laktat,Nacl 0,9% dan set
% Pencapaian
Aqua bides
Penilai: Tanggal:
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan dan
tanda apabila tidak di
temukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan
haaman belakang jika diperlukan).
NO. NILAI STANDAR KRITERIA VERIFIKASI BERI TANDA CATATAN
KINERJA
1. Catatan rekam Catatan rekam medis 1 2 3 4 5
medis mendokumentasikan
mendokumentasik bahwa hal berikut telah dilakukan
an bahwa pada setiap persalinan :
manajemen aktif
kala III dilakukan Pemberian oksitosin 10 IU IM
pada setiap ibu setelah bayi lahir dan dicatat
bersalin. dalam catatan rekam medis
ibu.
Total Pencapaian
% Pencapaian
Penatalaksanaan
Perdarahan Postpartum
di Rumah Sakit
Instrumen 3:
Penatalaksanaan Perdarahan Postpartum di Rumah Sakit
Nama Fasilitas: _ __
Kabupaten, Kota: Penilai: _Tanggal:
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan dan tanda
apabila tidak di temukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya
(gunakan halaman belakang jika diperlukan).
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI BERI TANDA CATATAN
1. Catatan rekam medis Catatan rekam medis yang berisi: 1 2 3 4 5
mendokumentasikan
penatalaksanaan yang Daftar pengawasan istimewa yang
tepat pada setiap ibu
dilengkapi setiap 15 menit tentang
dengan perdarahan
postpartum pemantauan denyut nadi, tekanan
darah, input / output cairan.
Catatan pemasangan infus
Total Pencapaian
% Pencapaian
Tabel 3.1 : Penggunaan obat
Uterotonika
Obat Dosis & cara Dosis lanjutan Dosis Maksimal Perhatian dan Kontra
pemberian Indikasi
Oksitosin IV: infus 20 U dalam 1 IV: infus 20 U Tidak melebihi dari 3 Jangan diberikan secara bolus
Liter cairan dg tetesan dalam 1 Liter Liter cairan infus IV
60 tetes/menit cairan dg tetesan yang berisi oksitosin
40 tetes/menit
IM: 10 U
Bila perlu
berikan 0,2 mg
IM atau
IV (pelan) tiap
4 jam
Nama Fasilitas: _ _
_ _ _ _Tanggal:
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat
pengamatan dilakukan dan tanda apabila tidak di temukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan
informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI BERI TANDA CATATAN
1. Catatan rekam medis Mendokumentasikan dalam catatan rekam 1 2 3 4 5
medis:
mendokumentasikan Daftar pengawasan istimewa berisi
bahwa pencatatan
penatalaksanaan teratur tentang pengawasan ketat tekanan
yang tepat pada darah , pernapasan, reflex tendon, output
setiap ibu dengan urin
preeklampsia Terpasang infus intravena
berat/eklampsia
Pemeriksaan laboratorium hematologi dan
ginjal dilakukan paling tidak satu kali
meliputi : hitung
trombosit, protein urin dengan dipstick
Terpasang kateter urin menetap
3
0
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI BERI TANDA CATATAN
1. 1 2 3 4 5
Edema Paru
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
7. Fasilitas kesehatan Mengkaji catatan di fasilitas tentang
memiliki sistem yang system
berlaku untuk penilaian
penilaian keterampilan termasuk:
keterampilan klinik Jadwal penilaian
yang dibutuhkan
untuk Daftar tenaga kesehatan yang telah
menatalaksana dinilai
preeklampsia berat/
8. Tenaga kesehatan di Dokumentasi menunjukkan bahwa 80%
fasilitas kesehatan petugas
kompeten
kesehatan kompeten melakukan
memperagakan
penatalaksanakan keterampilan yang dinilai dengan
preeklampsia penilaian sederhana langsung dalam
berat/eklampsia pada pelayanan atau simulasi kasus
klien atau model menggunakan daftar tilik
penatalaksanaan preeklampsia berat/
eklampsia
Total Pencapaian
% Pencapaian
Tabel 4.1 Regimen pemberian MgSO4 bagi Preeklampsia
Berat/Eklampsia
Referensi Dosis inisial MgSO4 Dosis Rumatan MgSO4
PONEK 2008 Alternatif 1 Dosis Awal :
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan dan tanda
apabila tidak di temukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya
(gunakan halaman belakang jika diperlukan).
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI BERI TANDA CATATAN
1. Catatan rekam medis Catatan rekam medis untuk ibu dengan 1 2 3 4 5
mendokumentasikan bahwa ketuban
penatalaksanaan yang tepat pecah >=18 jam mendokumentasikan:
pada setiap ibu dengan Pemberian antibiotik : pilihan, dosis
ketuban pecah dan
>=18 jam lamanya di terapi tepat
Terpasang infus intravena
Ampicillin/Amoxicillin IV
Gentamycin IV
Metronidazole IV/PO
Total Pencapaian
% Pencapaian
Tabel 5.1 Regimen Terapi Antibiotika Lini pertama bagi Infeksi
Berat/Sepsis Maternal
Referensi Infeksi Berat Sepsis
IMPAC 2003 Ampisillin 2 g IV tiap 6jam + Penicillin G 2 juta unit atau ampisillin 2 g IV tiap 6
gentamisin 5 mg/kgbb IV tiap 24 jam+ jam +
metronidazole 500 mg IV tiap 8 jam sampai gentamisin 5 mg/kg bb IV tiap 24 jam +
48 jam bebas demam metronidazole 500 mg IV tiap 8 jam sampai
48 jam bebas demam
4
0
Persalinan Macet di Rumah
Sakit
Instrumen 6:
Persalinan Macet
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan dan tanda
apabila tidak di temukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya
(gunakan halaman belakang jika diperlukan).
Partograph
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI BERI TANDA CATATAN
1. Terdapat partograf Partograf diisi dengan lengkap dan tepat 1 2 3 4 5
lengkap dan tepat waktu
untuk memantau Denyut jantung janin
semua ibu inpartu
Penyusupan (molase) tulang kepala janin
Riwayat alergi
Laporan operasi
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
5. Fasilitas kesehatan Periksalah apakah halhal berikut tersedia 24 jam per hari:
mempunyai SpOG,dokter umum atau SpB terlatih
kapasitas untuk melakukan seksio sesarea
untuk melakukan Operator anestesi
seksio sesarea yang
aman
Tim perawat bedah
Ruptur uteri
% Pencapaian
NEONATUS
Respon Emergensi
Neonatus di
Rumah Sakit
Instrumen 1: Respon Emergensi Neonatal di Rumah Sakit
Nama :
Fasilitas: Kabupaten: Kota: Penilai:
Tanggal
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan, dan tanda
apabila tidak di temukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya
(gunakan halaman belakang jika diperlukan).
NO. NILAI STANDAR KRITERIA VERIFIKASI Ruang Kamar Kamar Ruang Ruang Ruang
KINERJA Emergensi Bersali Operasi Bayi SCN NICU
n
Lihat Lampiran
daftar
kelengkapan troli
emergensi
neonatal
Periksa apakah terdapat ceklis troli emergensi neonatal berisi:
3. Kelengkapan dan
kesiapan emergensi Ceklis set
troli diperiksa secara peralatan lengkap
teratur. pada troli atau
wadah yang
sama fungsinya.
Jadwal
pemeriksaan troli
atau wadah yang
sama fungsinya
pada setiap
pergantian dinas
petugas kesehatan
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA Ruang Kamar Kamar Ruang Ruang Ruang
VERIFIKASI Emergens Bersali Operas Bayi SCN NICU
i n i
4 Terdapat poster berisi Poster berisi
Algoritma/ Jobaids Algoritma/
tentang job aids (sesuai
penatalaksanaan standar WHO)
emergensi neonatal terpasang dan
yang terpasang terlihat dengan jelas
dengan jelas dan untuk digunakan
terlihat oleh tenaga oleh staf yang berisi
kesehatan tentang:
Resusitasi Neonatus
Total Pencapaian
% Pencapaian
DAFTAR KELENGKAPAN TROLI EMERGENSI NEONATAL Petunjuk pengisian :
Berilah tanda pada kolom yang sesuai dengan situasi saat pengamatan di lakukan. Gunakan kolom Catatan untuk
menjelaskan, menuliskan masalah yang di hadapi, dan catatan lainnya.
Sungkup 3 ukuran
( kecil
,sedang , besar )
Sumber oksigen dengan
pengatur aliran
(ukuran sampai 12 L
/m )
Slang oksigen untuk
resusitasi
2. PERLENGKAPAN
PENGHISAP
Balon penghisap
dan/Penghisap mekanik
Kateter penghisap ,5F,
6F, 8F,10F, 12F, 14F
Pipa lambung no 8F
Aspirator
mekoneum/connector
5
0
NO NILAI PERALATAN/PERLENGKA Ruang Kamar Kamar Ruang Ruan Ruan Catatan
PAN DAN SUPLAI Emerge Bayi g g
nsi Bersali Operas SCN NICU
n i
3. PERALATAN INTUBASI
Laringoskop dengan
daun
lurus No 00,0 d dan 1
yang berfungsi
dengan baik
Baterai cadangan untuk
Stilet
Gunting
Plester
Kapas alkohol
4. PERLENGKAPAN,OBAT
DAN CAIRAN
Epinefrin sediaan 1:
1000
Salin normal 100/500 ml
atau Ringer Laktat 500
ml
Natrium bikarbonat
8.4%
yang 25 ml
Dextrosen 10% 500 mL
NO NILAI PERALATAN/PERLENGKA Ruang Kamar Kamar Ruang Ruan Ruan Catatan
PAN DAN SUPLAI Emerge Bayi g g
nsi Bersali Operas SCN NICU
n i
5. PERALATAN LAINNYA
Kateter umbilikal 3, 5F
atau
Pipa orogastrik 5F
Sarung tangan steril
Larutan yodium
1
Stetoskop
Buku resusitasi panduan pelatihan bagi bidan dan perawat
PERINASIA hal 126
Plester atau inchi1
Total Sistem Kinerja 5
Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
Resusitasi Neonatus di Rumah
Sakit
Instrumen 2:
Resusitasi Neonatus di Rumah Sakit
Nama Fasilitas:
Kabupaten/Kota: Penilai: _
Tanggal:
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan, dan tandakan
apabila tidak di temukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya
(gunakan halaman belakang jika diperlukan).
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
Terdapat infant warmer dan Dokumentasikan bahwa setiap persalinan diruangan berikut memiliki akses segera
1. set pada
resusitasi neonatus setidaknya satu infant warmer (radiant warmer atau dengan lampu pemanas)
dalam jumlah yang yang berfungsi baik:
mencukupi dan terletak Kamar Bersalin
dekat dengan Kamar
Bersalin/Kamar Operasi Kamar Operasi
Penatalaksanaan apnu
Menjaga kehangatan
Total Pencapaian
% Pencapaian
Penatalaksanaan Neonatus Sepsis
di Rumah Sakit
Instrumen 3:
Penatalaksanaan Neonatus Sepsis di Rumah Sakit
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan, dan tandakan
apabila tidak di temukakan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya
(gunakan halaman belakang jika diperlukan).
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI BERI TANDA CATATAN
Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus kasus terakhir. Jika tidak
dapat mengkaji 5 rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
2. Antibiotik yang sesuai Farmasi/ruang perawatan di fasilitas kesehatan ini mempunyai persediaan
untuk terapi infeksi cukup antibiotik berikut ini yang dapat digunakan pada setiap waktu:
pada Injeksi Gentamisin
neonatus adalah
tersedia Injeksi Ampisilin/Ampisillin surbaktam
untuk digunakan di
fasilitas kesehatan ini. Amoksisilin/Amoksisilin clavulanate
Vancomycin
Selang oksigen
Catatan untuk penilai: kaji 5 rekam medis dari kasus kasus terakhir. Jika tidak dapat
mengkaji
5 rekam medis, maka catatkan alasannya pada kolom catatan.
5. Neonatus dengan infeksi Dalam rekam medis tercatat: 1 2 3 4 5
berat atau sepsis
menerima terapi Pemberian antibiotik lini pertama
antibiotik yang sesuai. sesuai standar
6
0
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
6. Fasilitas kesehatan Kaji SPO terapi antibiotika untuk
memiliki kondisi
Standar Prosedur seperti berikut:
Operasional (SPO) Neonatal sepsis
pemberian antibiotik
lini pertama yang
digunakan untuk
terapi infeksi pada
neonatus.
7. Fasilitas Laporan kegiatan berikut di fasilitas
menyelenggarakan kesehatan:
Technical update Technical Update tentang
teknis regular diagnosis dan penatalaksanaan
terjadwal untuk infeksi pada
diagnosis dan neonatus setidaknya setiap
penatalaksanaan tahun
infeksi yang sering Technical update tentang
terjadi pada pemberian obatobatan secara
rasional termasuk
neonatus
antibiotik yang dilakukan
setidaknya setahun sekali
Technical update adalah penyelenggaraan kegiatan penyegaran untuk
semua bidan,
perawat, dokter umum, dokter spesialis berupa ceramah, video, video
conference dsb.
Fasilitas melakukan audit Kaji dokumen berisi catatan tentang:
8 semuakematian Audit semua kematian
Total SISTEM KINERJA 8
neonatus terkait infeksi
Total Diobservasi neonatus akibat infeksi
berat atau sepsis
Total Pencapaian
% Pencapaian
6
1
Pemberian Steroid Antenatal
di Rumah Sakit
6
2
INSTRUMEN 4:
Pemberian Steroid Antenatal Untuk Mencegah Komplikasi Prematur di Rumah Sakit
Nama Fasilitas: _ _ _ _ _
Kabupaten, Kota: _ __ _ _ _ _
pengisian:
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan
pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika
diperlukan).
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
1. Fasilitas mempunyai SPO Dokumen SPO tentang pedoman pemberian steroid pada saat antenatal berisi:
tentang kapan dan
bagaimana memberikan
Waktu pemberian antara 2835
steroid pada saat
minggu kehamilan
antenatal untuk
mencegah komplikasi
terkait kelahiran prematur Dosis : injeksi IM deksametason 6
sesuai pedoman nasional mg diberikan selang 12 jam
untuk 2 hari (total 4 suntikan)
Total Pencapaian
% Pencapaian
Inisiasi Menyusu Dini dan
ASI Ekslusif di Rumah Sakit
INSTRUMEN 5:
Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi Ekslusif di Rumah Sakit
Penilai
2
Keputusan dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Tahun 1997
dan 2010
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
3. Poster berisi Algoritma/ Job Poster berisi Algoritma/ job aid terpasang dan terlihat dengan jelas yang
aid berisi:
tentang Inisiasi Menyusu Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini
Dini dan ASI Ekslklusif yang
terpasang dengan jelas Pemberian ASI yang benar
dilokasi pelayanan ibu
hamil, nifas, neonatus dan Manfaat ASI Ekslusif bagi ibu
anak. dan neonatus
4. Fasilitas kesehatan memiliki Mengkaji catatan di fasilitas tentang sistem penilaian keterampilan termasuk:
sistem yang berlaku untuk Jadwal penilaian
penilaian keterampilan
yang dibutuhkan untuk Daftar tenaga kesehatan yang
melakukan langkah telah dinilai
langkah Inisiasi Menyusu
Dini dan ASI Ekslusif.
5. Petugas kesehatan di Tanyakan kepada 2 orang ibu bersalin tentang hal berikut:
fasilitas #1 Apakah ibu memberikan
kesehatan ini memberikan ASI
penyuluhan tentang ASI Apakah ibu akan
Eksklusif untuk 6 bulan memberikan ASI saja
selama 6 bulan
pertama kepada ibu dan
pertama?
keluarganya. #2 Apakah ibu memberikan
ASI?
Apakah ibu akan
memberikan ASI saja
selama
6 bulan pertama?
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
Total Pencapaian
% Pencapaian
Perawatan Metode Kanguru
di Rumah Sakit
INSTRUMEN 6:
Perawatan Metode Kanguru (PMK) di Rumah Sakit
Nama Fasilitas:
1. Tenaga kesehatan Catatan rekam medis neonatus mendokumentasikan bahwa PMK telah dilakukan
melakukan PMK untuk pada:
semua BBLR dengan BBLR yang stabil dengan
kondisi berat badan antara 1000
stabil berat badan 2000 g
antara 10002000 g Catatan untuk penilai: mengkaji minimal 5 catatan rekam medis neonatus.
Apabila tidak dapat melakukan pengkaji an, catat alasan pada kolom yang
tersedia dalam rekam medis.
2. Terdapat SPO tentang Kaji SPO fasilitas kesehatan ini tentang PMK untuk BBLR yang stabil dan
PMK di fasilitas mengacu pada pedoman nasional/internasional:
kesehatan
Frekuensi dan lamanya kontak
kulit langsung
Pemulangan BBLR
Lihat kriteria pemulangan
BBLR
7
0
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
3. Peralatan dan Kaji peralatan dan perlengkapan PMK di fasilitas kesehatan ini:
perlengkapan Ruangan dengan suhu antara
PMK untuk ibu dan 2224C yang cukup
bayinya untuk 2 sampai 4 tempat
tidur
2
Lihat Daftar peralatan dan perlengkapan PMK
4. Fasilitas kesehatan Catatan/ Log di fasilitas tentang jadwal latihan/demo yang berisi:
menjadwalkan dan Pelaksanaan Perawatan
melakukan Metode
latihan/demo rutin Kanguru
kepada tenaga Daftar tenaga kesehatan yang
kesehatan yang telah mengikuti
memberikan asuhan latihan/demo rutin
PMK pada neonatus pelaksanaan
BBLR sesuai pedoman Perawatan Metode
Kanguru di rumah sakit
PMK nasional
5. Poster berisi Algoritma/ Poster berisi Algoritma/ job aid tentang Perawatan Metode Kanguru terpasang
Job aid tentang dan terlihat dengan jelas untuk dapat digunakan oleh staf yang berisi:
pelaksanaan ASI esklusif dalam Perawatan
Perawatan
Metode Kanguru
Metode Kanguru
terpasang dengan Posisi ibu tidur dan istirahat
jelas selama menggunakan
pada unit Perawatan Metode Kanguru
pelayanan Posisi neonatus dalam
neonatus Perawatan
Metode Kanguru
2
Buku Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Metode Kanguru Perinasia Cetakan ke 2 (WHO Kangaroo
Mother Care 2003)
7
1
NO. NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
6. Tenaga kesehatan di Fasilitas kesehatan mempunyai dokumen yang menyatakan bahwa 80% tenaga
fasilitas kesehatan kesehatan
dapat melakukan yang memberikan pelayanan asuhan neonatus dapat lakukan perawatan
perawatan metode metode kanguru pada klien atau pada model secara kompeten
kanguru Mendokumentasikan
pelaksanaan perawatan
metode kanguru dengan
penilaian sederhana
keterampilan atau simulasi
kasus menggunakan Ceklis:
Pelaksanaan Metode
3
Kanguru
.
Total Pencapaian
% Pencapaian
3
Buku Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Metode Kanguru Perinasia Cetakan ke 2 (WHO Kangaroo
Mother Care 2003)
7
2
TATA KELOLA KLINIK
Instrumen Tata Kelola Klinik
di Rumah Sakit
INSTRUMEN TATA KELOLA KLINIK DI RUMAH SAKIT
1. Kinerja Klinik dan Evaluasi
1. Fasilitas kesehatan Memeriksa dokumen di fasilitas yang menunjukkan adanya kegiatan untuk memantau
mengunakan dashboard tren aktifitas
klinik untuk memantau dan kualitas pelayanan:
dan mengevaluasi tren Dashboard klinik di unit
aktifitas dan kualitas kebidanan
pelayanannya yang digunakan secara
rutin setidaknya sekali
seminggu
Terdapat indikator tentang
kematian ibu dan neonatus
serta lahir mati
dengan berat lahir >2000
gram dalam dashboard
klinik
Analisis terhadap data yang di
dapat
melalui dashboard baik di
manajemen tingkat dasar
hingga Komite Mutu RS
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
2. Fasilitas kesehatan Mengkaji dokumen di fasilitas kesehatan yang mencatat halhal berikut:
melakukan SOP/Petunjuk Teknis yang di
kajian/audit terhadap dalamnya menjelaskan
kasus near miss penyelenggaraan audit
secara rutin dengan budaya tidak
menyalahkan dan dengan
pendekatan sistem, serta
kriteria untuk kasus near
miss
Tim/komite yang melakukan
kajian
terhadap kasus kasus near
miss dan menentukan kasus
yang membutuhkan audit
pada level 1 atau 2
Jadwal kegiatan near miss audit
setidaknya satu kali per bulan
tergantung jumlah kasus di
fasilitas
Daftar hadir pada setiap
kegiatan
near miss audit yang dihadiri
oleh professional terkait: dr
spesialis
Obgyn, Anak, Anestesi, dr
umum, bidan dan perawat
Laporan tertulis berisi rencana
tindak lanjut dari setiap kasus
near miss
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
3. Fasilitas kesehatan Mengkaji dokumen di fasilitas
melakukan audit
kesehatan yang mencatat hal
terhadap setiap kasus
hal berikut:
kematian ibu
SOP/pedoman yang
menjelaskan
bahwa audit (level 1 dan level
2) harus dilakukan pada
setiap kasus kematian ibu
Audit kematian ibu (level 1)
harus
dilakukan pada setiap
kematian ibu dalam 24 jam
oleh dokter
spesialis Kebidanan dan
Tim Kebidanan
Audit kematian ibu (level 2)
harus dilakukan pada setiap
kematian ibu
setidaknya dalam 2 minggu
oleh Tim Kebidanan dan
Komite Medik
Daftar hadir pada setiap
audit kematian ibu yang
dihadiri oleh
professional terkait: dr
spesialis
Obgyn, Anak, Anestesi, dr
umum, bidan dan perawatan
Laporan tertulis dari setiap
kematian ibu yang dilaporkan
ke Direktur RS/Komite Medik
24 jam
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
4. Fasilitas kesehatan Mengkaji dokumen di fasilitas kesehatan yang mencatat halhal berikut:
melakukan audit
terhadap setiap kasus bahwa:
lahir mati dan o audit (level 1) harus
kematian neonatus dilakukan pada setiap
kasus lahir mati dan
kematian neonates
o audit (level 2) harus
dilakukan pada setiap kasus
lahir mati dan kematian
neonatus dengan berat lahir
> 2000 gram
Total Pencapaian
% Pencapaian
INSTRUMEN TATA KELOLA KLINIK DI RUMAH SAKIT
2. Umpan Balik Pelanggan
Penilai: Tanggal:
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan pada
kolom catatan untuk menjelaskan,menuliskan masalah yang dihadapi, dan catatkan alasannya.
Total Pencapaian
% Pencapaian
8
0
PENCEGAHAN INFEKSI
DI RUMAH SAKIT
Instrumen:
i
Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
Nama Fasilitas:
Kabupaten, Kota: Penilai: Tanggal:
Petunjuk pengisian: Beri Tanda pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan
dilakukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan
halaman belakang jika diperlukan).
No NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
1 Rumah sakit atau Tempat berikut tampak bersih*:
fasilitas Ruang observasi kala I persalinan
kesehatan lainnya
tampak bersih Kamar Bersalin (VK)
Ruang Nifas
Ruang Perina
9
0
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
8. Wadah diberi label yang
mencantumkan nama cairan
antiseptik dan tanggal
pengisian ulang
Kasa atau gulungan kapas
disimpan dalam wadah kering
ii
yang telah di DTT dan
bertutup
Korentang disimpan dalam
wadah
ii
di DTT dan kering
9. Persiapan mencuci alat Petugas menyiapkan pencucian
di alat di
Ruang Perina
Ruang Perina mengikuti
sesuai
langkah dan rekomendasi
rekomendasi
seperti berikut:
Wadah plastik digunakan untuk
larutan klorin
Larutan klorin baru
dipersiapkan
pada pagi hari atau lebih awal
jika diperlukan
Merendam alat habis pakai
dalam
larutan klorin 0.5% selama
10 menit,
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
9. Setelah 10 menit, alat
dikeluarkan dari larutan
klorin dan dicuci
segera
Membuat Larutan Klorin 0,5%
dari
konsentrat klorin berbentuk cair
Jika menggunakan konsentrasi
6
%, 1 bagian pemutih
dicampur dengan 11
bagian air**, atau
Jika menggunakan konsentrasi
5,25 %, 1 bagian pemutih
dicampur dengan 9 bagian
air**, atau
Jika menggunakan konsentrasi
lain, gunakan formula
berikut untuk
mempersiapkan larutan:
Jumlah bagian air =
( % Konsentrat ) -1
0,5%
Membuat larutan Klorin
0,5% dari serbuk klorin
Jika menggunakan kalsium
hipoklorida (35%), 14 g
pemutih serbuk dicampur
dengan 1 L air** atau
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
10
9
Total Sistem kinerja 20
Total Diobservasi
Total Pencapaian
% Pencapaian
i.Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas, YBP
SP, Jakarta 2004 Pencegahan Infeksi, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Departemen Kesehatan
RI 2008
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pleayanan Kesehatan
Lainnya. Depertemn Kesehatan RI 2010
ii.DTTDisinfeksi Tingkat Tinggi secara memasukkan dalam air mendidih dan gunakan penutupnya selama 20 menit, kemudian
air dikeluarkan dan biarkan wadah dan tutupnya kering sebelum digunakan. Atau untuk wadah yang besar, rendam dalam
larutan klorin 0,5% pada wadah plastik, seperti ember atau bak plastic selama 20 menit kemudian bilas dengan air matang
dan dianginkan sehingga kering sebelum dipakai. (Untuk bahan metal dan mudah korosif, gunakan larutan klorin 0,1% lihat
Buku Pedoman Pencegahan Infeksi untuk cara menyiapkannya).
11
0
Pengelolaan
Penyimpangan Kinerja
Klinis dan Studi Kasus
STRATEGI PENGELOLAAN PENYIMPANGAN
Batasan
kewenangan masing-
masing divisi sesuai
SOP
Larangan adanya sharing
username
yang and
telah ditentukan
password.
Mengurangi Kebocoran
Informasi ke Publik Jika Terjadi
suatu tindak pidana
1, Efisiensi
2. Mutu Pelayanan Medik
3. Mutu Pelayanan
Administrasi
KEMUNGKINAN FRAUD DALAM INA
CBGsUpcoding
Kecenderungan
Kecenderungan Unbundling
Kecenderungan dipulangkan belum waktunya
Pasien diminta pulang dan diminta masuk lagi ke rumah sakit
Pasien tidak pulang, diadministrasi pulang dan masuk lagi ke RS
Menambah severity level tanpa bukti pendukung