Anda di halaman 1dari 47

Fasilitas PPN

PPN-PPnBM
Pasal 16B UU PPN - Tujuan Diberikan
Fasilitas Kemudahan Bidang Perpajakan

Fasilitas perpajakan yang diberikan benar-benar diperlukan:


Untuk berhasilnya sektor kegiatan ekonomi yang
berprioritas tinggi dalam skala nasional
Mendorong perkembangan dunia usaha dan
meningkatkan daya saing
Mendukung pertahanan nasional
Memperlancar pembangunan nasional.
Kemudahan Perpajakan Terbatas untuk:
Mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di
tempat penimbunan berikat, atau untuk
mengembangkan wilayah dalam daerah pabean yang
dibentuk khusus untuk maksud tersebut;
Menampung kemungkinan perjanjian dengan negara
atau negara lain dalam bidang perdagangan dan
investasi, konvensi internasional yang telah diratifikasi,
serta kelaziman internasional lainnya;
Mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui
pengadaan vaksin yang diperlukan dalam rangka
program imunisasi nasional;
Menjamin tersedianya peralatan tentara nasional
indonesia/kepolisian republik indonesia (TNI/POLRI) yang
memadai untuk melindungi wilayah republik indonesia
dari ancaman eksternal maupun internal;
Menjamin tersedianya data batas dan foto udara wilayah
Kemudahan Perpajakan Terbatas untuk:

Meningkatkan pendidikan dan kecerdasan bangsa


dengan membantu tersedianya buku pelajaran umum,
kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan harga yang
relatif terjangkau masyarakat;
Mendorong pembangunan tempat ibadah;
Menjamin tersedianya perumahan yang harganya
terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah, yaitu rumah
sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun
sederhana;
Mendorong pengembangan armada nasional di bidang
angkutan darat, air, dan udara;
Mendorong pembangunan nasional dengan membantu
tersedianyabarang yang bersifat strategis, seperti bahan
baku kerajinan perak;
Kemudahan Perpajakan Terbatas untuk:

Menjamin terlaksananya proyek pemerintah yang


dibiayai dengan hibah dan/atau dana pinjaman luar
negeri;
Mengakomodasi kelaziman internasional dalam importasi
barang kena pajak tertentu yang dibebaskan dari
pungutan bea masuk.
Membantu tersedianya barang kena pajak dan/atau jasa
kena pajak yang diperlukan dalam rangka penanganan
bencana alam yang ditetapkan sebagai bencana alam
nasional;
Menjamin tersedianya air bersih dan listrik yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat; dan/atau
Menjamin tersedianya angkutan umum di udara untuk
mendorong kelancaran perpindahan arus barang dan
orang di daerah tertentu yang tidak tersedia sarana
Pasal 16B UU PPN No. 42 Tahun 2009

Pajak terutang tidak dipungut sebagian atau seluruhnya


atau dibebaskan dari pengenaan pajak , baik untuk
sementara waktu atau selamanya untuk:
Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di
dalam Daerah Pabean;
Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau
penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu;
Impor Barang Kena Pajak tertentu;
Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud tertentu
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean.
Fasilitas PPN dan PPnBM

1. Pajak Terutang Dibebaskan


Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan BKP
dan/atau JKP yang atas penyerahannya dibebaskan
dari pengenaan PPN tidak dapat dikreditkan oleh
PKP penjual yang menyerahkan BKP/JKP tersebut.

2. Pajak Terutang Tidak Dipungut


Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan BKP
dan/atau JKP yang atas penyerahannya tidak
dipungut PPN dapat dikreditkan oleh PKP penjual
yang menyerahkan BKP/JKP tersebut.
Pajak Terutang Dibebaskan
Fasilitas PPN Dibebaskan
1. Impor dan/atau penyerahan BKP dan/atau JKP tertentu
yang dibebaskan dari pengenaan PPN
(PP No. 38 Tahun 2003, KMK No. 370/KMK.03/2003)
a. Impor BKP yang dibebaskan dari pengenaan PPN
b. Penyerahan BKP yang Dibebaskan dari pengenaan
PPN
c. Penyerahan JKP yang Dibebaskan dari pengenaan
PPN
2. Perwakilan Negara Asing dan Badan-badan
Internasional
(KMK No. 25/KMK.01/1998)
3. Impor dan Penyerahan BKP Tertentu yang bersifat
Strategis
(PP No. 31 Tahun 2007, PMK No. 31/PMK.03/2008)
d. Impor BKP tertentu yang bersifat strategik yang
dibebaskan dari pengenaan PPN
BKP tertentu yang atas Impornya
Dibebaskan dari Pengenaan PPN
1) Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan
di bawah air, alat angkutan di udara, alat angkutan di
darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli, dan
kendaraan angkutan khusus lainnya, serta suku
cadangnya yang diimpor oleh Departemen
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI),
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) atau
oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Departemen
Pertahanan, TNI atau POLRI untuk melakukan impor
tersebut, dan komponen atau bahan yang belum
dibuat di dalam negeri, yang diimpor oleh PT
(PERSERO) PINDAD, yang digunakan dalam
pembuatan senjata dan amunisi untuk keperluan
Departemen Pertahanan, TNI atau POLRI;
2) Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program
Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
BKP tertentu yang atas Impornya
Dibebaskan dari Pengenaan PPN
4)Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan
danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan
pelayaran atau keselamatan manusia yang diimpor dan
digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional,
Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan
Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau
Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai,
Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan
kegiatan usahanya;
5)Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan
penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan
digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga
Nasional, dan suku cadang serta peralatan untuk
perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang
BKP tertentu yang atas Impornya
Dibebaskan dari Pengenaan PPN
6)Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk
perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang
diimpor dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api
Indonesia, dan komponen atau bahan yang diimpor
oleh pihak yang ditunjuk oleh PT (PERSERO) Kereta
Api Indonesia, yang digunakan untuk pembuatan
kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan
atau pemeliharaan, serta prasarana yang akan
digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia;
dan
7)Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan
oleh Departemen Pertahanan atau TNI untuk
penyediaan data batas dan photo udara wilayah
Negara Republik Indonesia yang dilakukan untuk
mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh
Departemen Pertahanan, TNI atau pihak yang
BKP tertentu yang atas Penyerahan
Dibebaskan dari Pengenaan PPN
1) Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah
susun sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa dan
pelajar serta perumahan lainnya, yang batasannya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendengar
pertimbangan Menteri Pemukiman dan Prasarana
Wilayah;
2) Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di
bawah air, alat angkutan di udara, alat angkutan di
darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli dan
kendaraan angkutan khusus lainnya, serta suku
cadangnya yang diserahkan kepada Departemen
Pertahanan, TNI atau POLRI, dan komponen atau bahan
yang diperlukan dalam pembuatan senjata dan amunisi
oleh PT (PERSERO) PINDAD untuk keperluan
Departemen Pertahanan, TNI atau POLRI;
3) Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan
Imunisasi Nasional (PIN);
BKP tertentu yang atas Penyerahan
Dibebaskan dari Pengenaan PPN
5)Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan
danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan
pelayaran atau keselamatan manusia yang diserahkan
kepada dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran
Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional,
Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional
atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai,
Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan
kegiatan usahanya;
6)Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan
penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diserahkan
kepada dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional dan suku cadang serta peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara
yang diperoleh oleh pihak yang ditunjuk oleh
BKP tertentu yang atas Penyerahan
Dibebaskan dari Pengenaan PPN
7) Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk
perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang
diserahkan kepada dan digunakan oleh PT (PERSERO)
Kereta Api Indonesia dan komponen atau bahan yang
diserahkan kepada pihak yang ditunjuk oleh PT
(PERSERO) Kereta Api Indonesia, yang digunakan
untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana
yang akan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api
Indonesia;
8) Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan
untuk penyediaan data batas dan photo udara
wilayah Negara Republik Indonesia untuk mendukung
pertahanan Nasional yang diserahkan kepada
Departemen Pertahanan atau TNI.
JKP tertentu yang atas Penyerahan
Dibebaskan dari Pengenaan PPN
1) Jasa yang diterima oleh perusahaan pelayaran niaga
nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional
yang meliputi: jasa persewaan kapal; jasa pelabuhan
meliputi jasa tunda, jasa pandu, jasa tambat, dan jasa
labuh; dan jasa perawatan/reparasi kapal.
2) Jasa yang diterima oleh perusahaan angkutan udara
nasional yang meliputi: jasa persewaan pesawat udara,
jasa perawatan/reparasi pesawat udara.
3) Jasa perawatan/reparasi kereta api yang diterima oleh PT
KAI
4) Jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk
pemborongan bangunan dan pembangunan tempat yang
semata-mata untuk keperluan ibadah;
5) Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah
sederhana, dan rumah sangat sederhana; dan
6) Jasa yang diterima oleh Departemen Pertahanan atau TNI
yang dimanfaatkan dalam rangka penyediaan data batas
dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia
Perwakilan Negara Asing dan Badan-
badan Internasional

Pembelian BKP atau perolehan JKP yang dilakukan


oleh Perwakilan Negara Asing, Badan Internasional di
Indonesia yang memperoleh kekebalan diplomatik
serta pajabat/tenaga ahlinya
Penyerahan BKP Tertentu yang bersifat
strategis yang dibebaskan dari pengenaan
PPN
1.Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik
dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk
suku cadang yang diperlukan secara langsung dalam proses
menghasilkan BKP, oleh PKP yang menghasilkan BKP
tersebut;
2.Makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku
untuk pembuatan makanan ternak, unggas, dan ikan;
3.Bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan;
4.Barang hasil pertanian, yaitu barang yang dihasilkan dari
kegiatan usaha di bidang:
a. Pertanian, perkebunan, dan kehutanan;
b. Peternakan, perburuan atau penangkapan, maupun
penangkaran; atau
c. Perikanan baik dari penangkapan atau budidaya,
yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap
langsung dari sumbernya termasuk yang diproses awal
Penyerahan BKP Tertentu yang Bersifat
Strategis Dibebaskan dari Pengenaan PPN

5. Air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh


Perusahaan Air Minum;
6. Listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya
di atas 6600 (enam ribu enam ratus) watt;
Surat Keterangan Bebas
Surat Keterangan Bebas adalah surat keterangan yang
menyatakan bahwa Wajib Pajak dibebaskan dari
pembayaran Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), WP yang mendapat fasilitas
tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM dan yang
dibebaskan dari pemotongan/pemungutan PPh karena
WP memiliki peredaran bruto tertentu.
Jenis-jenis SKB:
a. SKB PPh
b. SKB PPN
c. Fasilitas Tidak Dipungut PPN atau PPN & PPnBM
d. SKB karena PP Nomor 46 Tahun 2013
SKB PPN
SKB PPN diberikan atas:
a. Impor barang kena pajak (BKP) tertentu/strategis.
b. Penyerahan barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa
kena pajak (JKP) tertentu/strategis.
Pajak Terutang Dibebaskan
Adanya perlakuan khusus berupa pembebasan dari
pengenaan PPN mengakibatkan tidak adanya
Pajak Keluaran, sehingga Pajak Masukan yang
berkaitan dengan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak yang memperoleh
pembebasan tersebut tidak dapat dikreditkan.
Ilustrasi Pajak Terutang Dibebaskan
PKP B memproduksi BKP yang mendapat fasilitas dari
negara, yaitu atas penyerahan BKP tersebut
dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
Untuk memproduksi BKP tersebut, PKP B
menggunakan BKP lain dan/atau JKP sebagai bahan
baku, bahan pembantu, barang modal ataupun
sebagai komponen biaya lain.
Pada waktu membeli BKP lain dan/atau JKP tersebut,
PKP B membayar PPN kepada PKP yang menjual atau
menyerahkan BKP atau JKP tersebut (Pajak Masukan).
Meskipun PPN yang dibayar oleh PKP B kepada PKP
pemasok tersebut merupakan PM yang dapat
dikreditkan, karena tidak ada PK berhubung
diberikannya fasilitas dibebaskan dari pengenaan
pajak , maka PM menjadi tidak dapat dikreditkan.
CONTOH
Pak Ahmad adalah seorang penjual suatu Barang Kena Pajak,
misalkan buku. Anggap saja atas satu buku tersebut, Pak
Ahmad memerlukan biaya sebesar Rp 50.000,-. Pak Ahmad
mengharapkan laba 20% HPP. Misalkan atas perolehan bahan-
bahan tersebut Pak Ahmad telah membayar Pajak Masukannya
sebesar Rp 5.000,-

Maka karena pajak masukan atas fasilitas PPN ini tidak bisa
dikreditkan, maka biasanya Penjual atau pengusaha akan
memasukkannya sebagai biaya dan menjadi bagian dari harga
pokok penjualan, sehingga perhitungannya adalah sebagai
berikut.

Biaya Rp50.000
PM Rp5.000
Harga pokok penjualan Rp55.000
Laba diharapkan (20%) Rp11.000
Harga jual :Rp55.000 + Rp11.000 Rp66.000
PPN terutang Rp 6.600 (dibebaskan)
Pajak Terutang Tidak
Dipungut
Fasilitas PPN Tidak Dipungut
1. BKP tertentu yang impornya mendapat pembebasan
bea masuk dan PPNnya tidak dipungut (PMK No.
70/PMK.011/2013).
2. Dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang
dibiayai oleh hibah atau dana pinjaman luar negeri
(PP No. 25 Tahun 2001, KMK No. 486/KMK.04/2000)
3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET)
(KEP-229/PJ./2001)
4. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
(UU No. 39 tahun 2009)
BKP Tertentu yang Impornya Mendapat
Pembebasan Bea Masuk dan atas PPNnya
Mendapat Fasilitas Tidak Dipungut
a. Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya
yang bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik;
b. Barang untuk keperluqn badan internasional yang diakui
dan terdaftar pada Pemerintah Indonesia beserta
pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan tidak
memegang paspor Indonesia;
c. Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum,
amal, sosial, atau kebudayaan;
d. Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan
tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum
e. Barang untuk keperluan penelitiail dan pengembangan ilmu
pengetahuan;
f. Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra' dan
penyandang cacat lainnya;
g. Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu
jenazah;
BKP Tertentu yang Impornya Mendapat
Pembebasan Bea Masuk dan atas PPNnya
Mendapat Fasilitas Tidak Dipungut
h. barang pindahan Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar
negeri, mahasiswa yang belajar di luar negeri, Pegawai Negeri
Sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, atau anggota Kepolisian
Republik Indonesia yang bertugas di luar negeri sekurang-
kurangnya selama 1 .(satu) tahun, . sepanjang barang tersebut
tidak untuk diperdagangkari dan mendapat rekomendasi dari
Perwakilan Republik Indonesia setempat;
i. barang pribadi penumpang, aWak sarana. pengangkut, pelintas
batas, dan barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan Pabean;
j. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum
k. Perlengkapan militer termasuk suku cadang yang diperuntukkan
bagi keperluan pertahanan dan keamanan Negara;
l. barang impor sementara;
m. barang yang dipergunakan untuk kegiatan usaha eksplorasi hulu
minyak dan gas bumi serta panas bumi;
n. barang yang dipergunakan untuk kegiatan usaha eksploitasi hulu
minyak dan gas bumi
BKP Tertentu yang Impornya Mendapat
Pembebasan Bea Masuk dan atas PPNnya
Mendapat Fasilitas Tidak Dipungut

Fasilitas PPN tidak dipungut atas impor barang yang


dipergunakan untuk kegiatan usaha eksplorasi hulu
minyak dan gas bumi serta panas bumi; dengan
ketentuan:
a. Barang tersebut belum dapat diproduksi dalam
negeri;
b. Barang tersebut sudah diproduksi dalam negeri,
namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan;
c. Barang tersebut sudah diproduksi dalam negeri,
namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan
industri.
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang
Dibiayai oleh Hibah atau Dana Pinjaman
Luar Negeri

Fasilitas diberikan kepada kontraktor, konsultan,


pemasok (utama) yang melaksanakan proyek
pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau
pinjaman luar negeri, termasuk tenaga ahli yang
dibiayai dengan hibah luar negeri.

Fasilitas yang diberikan berupa PPN dan PPnBM


yang terutang atas impor BKP, Pemanfaatan JKP
dari luar daerah pabean, Pemanfaatan BKP tidak
berwujud dari luar daerah pabean, Penyerahan
BKP/JKP, tidak dipungut
KEK

KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu


dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan
memperoleh fasilitas tertentu.
Fungsi KEK adalah melakukan dan
mengembangkan usaha di bidang perdagangan,
jasa, industri, pertambangan dan energi,
transportasi, maritim dan perikanan, pos dan
telekomunikasi, pariwisata dan bidang lain.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yakni Tanjung
Lesung dan Sei Mangke, Tanjung Siapi-Api,
Tanjung Kelayang, Palu, Morotai, Mandalika,
Maloy Batuta Trans kalimantan (MBTK), Bitung
KAPET

KAPET adalah wilayah geografis dengan batas-


batas tertentu yang memiliki potensi untuk cepat
tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang
dapat mengerakkan pertumbuhan ekonomi
wilayah dan memerlukan dana investasi yang
besar bagi pengembangannya serta penetapan
lokasi dan Badan Pengelolanya dilakukan melalui
Keputusan Presiden
penetapan lokasi KAPET, yaitu 14 KAPET, yang
terdiri dari 12 KAPET di Kawasan Timur
Indonesia (KTI) dan dua KAPET di Kawasan Barat
Indonesia (KBI).
KAPET Biak, Batulicin, Sasamba, Sanggau
(Khatulistiwa), Manado-Bitung, Mbay, Parepare,
Seram, Bima, Palapas (Batui), Bukari, DAS Kakab,
Fasilitas PPN
Pengusaha di Kawasan Berikat (PDKB) di dalam wilayah KAPET
diberikan fasilitas PPN tidak dipungut atas:
a. Impor barang modal atau peralatan lain oleh PDKB yang
berhubungan langsung dengan kegiatan produksi PDKB yang
semata-mata dipakai oleh PDKB;
b. Impor barang dan/atau bahan untuk diolah di PDKB;
c. Pemasukan Barang Kena Pajak dari Daerah Pabean Indonesia
Lainnya (DPIL) ke PDKB untuk diolah lebih lanjut;
d. Pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk
diolah lebih lanjut;
e. Pengeluaran barang dan/ atau bahan dari PDKB ke perusahaan
industri di DPIL atau PDKB lainnya dalam rangka sub kontrak;
f. Penyerahan kembali Barang Kena Pajak hasil pekerjaan
subkontrak oleh Pengusaha Kena Pajak di DPIL atau PDKB
lainnya kepada Pengusaha Kena Pajak PDKB asal;
g. Peminjaman mesin dan/ atau peralatan pabrik dalam rangka
subkontrak dari PDKB kepada perusahaan industri di DPIL atau
PDKB lainnya dan pengembaliannya ke PDKB asal
Pajak Terutang Tidak Dipungut

Adanya perlakuan khusus berupa Pajak


Pertambahan Nilai yang terutang, tetapi tidak
dipungut, diartikan bahwa Pajak Masukan yang
berkaitan dengan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak yang mendapat
perlakuan khusus dimaksud tetap dapat
dikreditkan.
Pajak Pertambahan Nilai tetap terutang,tetapi
tidak dipungut.
Ilustrasi Pajak Terutang Tidak Dipungut

PKP A memproduksi BKP yang mendapat fasilitas dari


negara, yaitu PPN yang terutang atas penyerahan BKP
tersebut tidak dipungut selamanya (tidak sekadar
ditunda).
Untuk memproduksi BKP tersebut, PKP A menggunakan
BKP lain dan/atau JKP sebagai bahan baku, bahan
pembantu, barang modal ataupun sebagai komponen
biaya lain.
Pada waktu membeli BKP lain dan/atau JKP tersebut, PKP
A membayar PPN kepada PKP yang menjual atau
menyerahkan BKP/JKP tersebut.
Jika PPN yang dibayar oleh PKP A kepada PKP pemasok
tersebut merupakan PM yang dapat dikreditkan dengan
PK, PM tetap dapat dikreditkan dengan PK walaupun PK
tersebut nihil karena menikmati fasilitas PPN tidak
dipungut dari negara.
CONTOH
Untuk fasilitas PPN terutang tidak dipungut, karena PM
bisa dikreditkan maka Pak Ahmad atau pengusaha
biasanya tidak akan memasukkannya sebagai biaya ke
harga pokok penjualan karena juga tidak rugi jika tidak
dimasukkan,
sehingga perhitungannya sebagai berikut.

Harga pokok penjualan Rp 50.000,-


Laba (20%) Rp 10.000
PPN terutang Rp 6.000 (tidak dipungut)

Harga yang akan dibayar oleh konsumen : Rp 60.000

Dengan begitu, harga barang yang diberikan fasilitas PPN


terutang tidak dipungut lebih murah jika dibanding
dengan fasilitas PPN terutang dibebaskan.
KASUS
1. Jelaskan perbedaan antara dibebaskan dari
pengenaan PPN dan PPN yang tidak
dipungut!
2. Seorang murid SD membeli buku pelajaran
sekolah di toko buku yang sudah dikukuhkan
sebagai PKP. Dia membayar Rp140.000,- .
a. Apakah PKP diatas perlu memungut PPN atas
penjualan buku tersebut? Jelaskan?
b. Berapakah jumlah uang yang dibayar siswa tsb?
3. Tentukan pajak masukan di bawah ini yang
dapat dikreditkan dan yang tidak dapat
dikreditkan! Berikan alasannya?
a. PPN atas pembelian bahan baku untuk
memproduksi buku-buku pelajaran Sekolah
Dasar.
b. PPN atas pembelian bahan baku untuk
memproduksi tekstil dimana tekstil tersebut
akan diserahkan ke Pengusaha di Kawasan
Berikat.
c. Penyerahan kopra oleh pedagang pengumpul
kepada pabrik minyak.
4. Tentukan dari transaksi-transaksi berikut yang
mendapat fasilitas PPN dan sebutkan fasilitas PPN
yang didapat!
a. 15 Februari 2013, Taufik Hidayat, seorang
bendaharawan instansi pemerintah, membayar
tagihan listrik sebesar Rp1.000.000 kepada PT
PLN.
b. 19 Februari 2013, dikeluarkan dari pelabuhan
Tanjung Priok (Kawasan Berikat) mesin pembuat
spare part Televisi yang diimpor dari Kawaii ltd
Jepang dengan nilai impor sebesar Rp550 juta,
dengan PIB nomor PIB-0000064 tanggal 19 Januari
2013.
c. 20 Februari 2013, Pak Ramzi yang mempunyai
usaha budidaya tanaman hias dan kios peralatan
perkebunan, menjual tanaman hias sebesar
d. 21 Februari 2013, Pak Ramzi yang mempunyai
usaha budidaya tanaman hias dan kios peralatan
perkebunan, menjual peralatan perkebunan
sebesar Rp2.500.000,-
e. Hayati selaku pengusaha perkebunan kopi di
Takengon menyerahkan 100 kg buah kopi kering
kepada pabrik kopi serbuk.
f. Dedi mengelola usaha jasa penggemukan dan
pemotongan sapi, selain itu dia juga membuat
pakan ternak. Pada tanggal 5 Juni 20xx dia
menjual peralatan pembuat bekas yang
dimilikinya pada PT XXX. Peralatan tersebut
diimpor dan mendapat fasilitas.
g. Berdasarkan soal di ats, Dedi menyerahkan pakan
ternak kepada PT ZZZ
5. Budiman sudah dikukuhkan sebagai PKP dengan
bidang usaha pedagang pengumpul barang hasil
pertanian dan perkebunan. Tanggal 23 Maret 20xx
menyerahkan biji coklat kepada pabrik coklat.
a. Apakah PKP tersebut perlu membuat FP
b. Jika dibuat FP bagaimana bentuknya.
6. Kementerian PU melaksanakan proyek pemerintah
pembangunan jalan lintas Kalimantan dengan
menggunakan dana yang berasal dari hibah Luar Negeri
dari Asia Foundation sebesar US$100,000,000
(Rp850.000.000.000 dengan kurs Menkeu sebesar
Rp8,500/US$) yang telah tercantum dalam DIPA
Kementerian PU.
Proyek tersebut dilaksanakan selama jangka waktu 3
tahun yaitu dari tahun 2009 s.d 2011. Untuk tahun 2011
sisa anggaran yang belum dicairkan adalah
Rp340.000.000.000.
Proyek pemerintah tersebut dilaksanakan oleh kontraktor
utama PT Andang Konstruksi yang memiliki kualifikasi
usaha besar yang dibuktikan dengan sertifikasi pelaksana
konstruksi dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.
Bagaimanakah kewajiban perpajakan yang harus
dilakukan oleh Bendahara Kementerian PU, apabila pada
bulan Mei 2011 Bendahara tersebut mencairkan sisa
Kewajiban perpajakan yang harus dilakukan oleh
Bendahara Kementerian PU:
PPN yang terutang atas impor serta penyerahan BKP/JKP
dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai
hibah (pinjaman luar negeri) TIDAK DIPUNGUT.
1. Melakukan pengecekan keabsahan faktur pajak yang
telah dibubuhi cap PPN dan PPnBM Tidak Dipungut
yang telah dibuat oleh PT Andang Konstruksi.
2. Menyerahkan dokumen SPM yang dilengkapi dengan SSP
dan Faktur Pajak ke KPPN.
3. Setelah terbit SP2D, bendahara menyerahkan Faktur
Pajak lembar ke-2 kepada PT Andang Konstruksi.
7. Tentukan dari transaksi-transaksi berikut yang
mendapat fasilitas PPN dan sebutkan fasilitas PPN yang
didapat!
PT RI Motor (PKP) adalah perusahaan yang bergerak di
bidang usaha perdagangan kenderaan bermotor (mobil),
baik mobil baru maupun mobil bekas.
a. Menandatangani kontrak jual beli 8 unit mobil
minibus dengan PT MNO yang merupakan pengusaha
di kawasan berikat dengan nilai kontrak sebesar Rp
1Milyar.
b. Membayar uang langganan telpon kepada PT Telkom
dan uang langganan air ledeng kepada PAM Kota xxx
8. Tentukan dari transaksi-transaksi berikut yang
terutang dan tidak terutang PPN serta fasilitas PPNnya.
PT Turangga adalah importir kenderaan bermotor. Pada
tanggal xxx telah masuk sejumlah mobil yang
peruntukkan untuk:
a. Menyerahkan 100 unit kepada PT K selaku penjual
mobil (distributor utama)
b. Menyerahkan 10 unit kepada POLRI untuk mobil
dinas
c. Menyerahkan 8 unit kepada Setneg untuk kegiatan
protokoler kenegaraan

Anda mungkin juga menyukai