Anda di halaman 1dari 22

BAB IX.

KONSEP CONSTRUCTION
SAFETY AND HEALT
KONSTRUKSI

NAMA KELOMPOK :
FAISHAL MAHDY. S
K
3
MUHAMMAD MEISA. L
PENGERTIAN CSH

Contruction safety and Health (CSH), merupakan


penerapan secara spesifi k dari safety engineering
dalam industri konstruksi. Konsep ini baru di
kembangkan 5 atau 6 dekade yang lalu. Jadi hal ini
dapat dikatakan relatif masih baru, apa lagi jika di lihat
di Indonesia.
The Business Round Table (BRT) di USA telah mulai
memberikan Construction Industry Excellence (CISE)
Award. Pemenang award itu antara lain:
Air Product and Chemicals Inc (1988).
Mon Santo Chemical Company (1989).
Gulf States, Inc (1989).
KCI Constructor (1992).
PENGERTIAN CSH..LANJUTAN

Konsep keselamatan dalam CSH adalah bahwa keselamatan


bukan hanya semata-mata keselamatan pekerja saja tetapi
juga keselamatan bangunan, atau dengan perkataan lain
CSH meliputi faktor manusia dan faktor ekonomi.
Hario sabrang menyatakan dalam penyelenggaraan K-3
pada sektor industri jasa konstruksi haruslah bersifat
mengurangi probabilitas terjadi nya kecelakaan serta
dampak negatif terhadap kesehatan para pekerja, dan
dilakukan secara eff ektif serta effi sien, tertib dan tidak
menimbulkan ketegangan.
Peraturan perundang-undangan mengenai keselamatan
kerja dan kesehatan kerja dalam sektor konstruksi ,
khususnya yang ditujukan untuk jasa konstruksi, haruslah
bersifat antisipatif terhadap persoalan yang terjadi di
lapangan.
ASPEK ASPEK DALAM CSH

Dalam CSH ada dua aspek penting yang harus di


capai, Kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan, yaitu:
Aspek kemanusiaan, aspek ini terlihat jelas pada
penerapan CSH. Tidak satu pihakpun yang terlibat
dalam proses konstruksi yang menginginkan pekerja
mengalami kecelakaan dalam pekerjaannya, yang
menjadi pertaanyaan adalah apakah keinginan itu
sudah didukung oleh suatu sistem keamanan yang
baik. Aspek ini oleh pemerintah dan organisasi
pekerja sangat ditonjolkan sehingga kriteria accident
adalah bila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan
meninggalnya manusia atau cacat permanen.
Penghargaan zero accident banyak diartikan tidak
terjadinya korban manusia.
ASPEK ASPEK DALAM CSH
.LANJUTAN
Aspek ekonomi, biaya kecelakaan konstruksi telah di
hitung dalam bermacam cara. Pada tahun 1980-an
telah tercatat dari berbagai sumber bahwa biaya
kecelakaan dalam industri konstruksi mencapai 6,5 %
dari total biaya konstruksi sebesar US $ 300 milyar
atau US $ 20 milyar per-tahun. Dari aspek ekonomi
memaksa owner maupun kontraktor untuk melakukan
pendekatan yang pragmatis terhadap keamanan
konstruksi. Keuntungan ekonomi yang didapat
biasanya akan membuat lebih mudah untuk
memasyarakatkan CSH.
BIAYA KESELAMATAN

B ia ya kesela m a t a n (sa fet y co st ) da pa t d ib ag i m en ja di 2 b ag ia n ya it u :

Dir ec t co st o f s afet y , a da la h bia ya - bia ya l an g su n g y an g b erkai t a n


den ga n kes ela m at a n d an keseh at a n ko n s t r u k s i, b ia ya in i rela t iv e
lebih m u da h di hit u ng a n t a r a la in sep er t i :
Bermacam-macam asuransi baik jiwa maupun harta
Peralatan keselamatan (safety equipment)
Fasilitas keselamatan
Bangunan-bangunan pengamanan termasuk pembuatan rambu-rambu
Pengawasan

Indirect cost of safety, adalah biaya-biaya yang secara tidak langsung


berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan konstruksi. Biaya-biaya
ini sulit untuk diestimasikan. Ada reference yang menyebutkan biaya
ini kurang lebih 4 sampai 17 kali besarnya direct cost of safety. Yang
termasuk biaya tidak langsung ini adalah seperti :
BIAYA KESELAMATAN.LANJUTAN

Lambatnya dikembalikannya pekerja


Kehilangan effisiensi dari tim kerja
Biaya pembersihan, perbaikan dan penempatan kembali
peralatan
Biaya lembur yang diharuskan oleh kecelakaan
Biaya personal keselamatan dari kecelakaan
Biaya penempatan kembali pekerja
Biaya mendatangkan dengan tundaan akibat kecelakaan
Upah untuk supervisor dari kecelakaan
Biaya penjadwalan ulang pekerjaan
Biaya transportasi
Upah yang dibayarkan kepada pekerja yang cedera selama
tidak bekerja
BIAYA KESELAMATAN.LANJUTAN

Pihak-pihak yang berperan dan berpengaruh dalam CSH adalah


Pemerintah, Organisasi Pekerjaan, Asuransi, Owner, Kontraktor
dan lain-lain. Dari banya k pihak tersebut yang perannya besar
adalah kontraktor, karena kontraktor terlibat secara lengkap
pada perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses
kontruksi.

Manajeman Kontraktor, Kegiatan intinya adalah manajemen


produksi yaitu kegiatan pelaksana an proyek. Kegiatan
pelaksanaan proyek baru ada, sebagai hasil kegiatan
pemasaran, kemudian di dala m pelaksanaan proyek kegiatannya
didukung oleh pengaturan sumber daya milik perusahaan (uang,
tenaga kerja, dan alat) sasaran dari kegiatan usaha kontraktor
dapat di jabarkan dalam 3 hal yaitu :
Profi t / keuntungan
Performance / kinerja
Profesionalisme
BIAYA KESELAMATAN.LANJUTAN

Ketiga sasaran tersebut dicapai melalui pengendalian biaya,


mutu, waktu dan safety. Bila profi t tercapai maka akan
memperkuat manajeman sumber daya, bila performance
diperoleh akan mempermudah / memperkuat manajemen
pemasaran, dan bila perusahaan memperoleh profesionalisme
/ keahlian atau ketrampilan maka hal ini akan memperkuat
manajemen produksi sebagai inti kegiatannya.

CHS dalam Manajemen Proyek, untuk mencapai sasaran


proyek akan perlu adanya pengendalian dalam aspek biaya,
mutu, dan waktu (BMW) ditambah dengan keselamatan
(safety). Masing-masing mempunyai alat kendali yang
merupakan produk perencanaan dalam manajemen proyek
konstuksi , yaitu :
Biaya, alat kendalinya adalah Anggaran Biaya Pelaksanaan
( Cost Budgeting ).
BIAYA KESELAMATAN.LANJUTAN

Biaya, alat kendalinya adalah Anggaran Biaya Pelaksanaan (


Cost Budgeting ).
Mutu, alat kendalinya adalah Rencana Mutu ( Quality Plan ).
Waktu, alat kendalinya adalah Rencana Waktu Pelaksanaan
( Time Schedule )
Safety , alat kendalinya adalah Rencana Keselamatan
( Safety Plan )

Cost of Safety, dengan pola pemikiran yang saat


seperti Cost of Quality, maka Cost of Safety dapat
digambarkan dari tiga unsur yaitu :
Inspection cost (biaya inspeksi)
Prevention cost (biaya pencegahan)
Accident cost (biaya kecelakaan)
BIAYA KESELAMATAN.LANJUTAN

Bila system keamanan belum berlaku, biasanya


biaya inspection dan prevention kecil sedang biaya
accident besar. Dengan upaya CSH maka sasaran
utamanya adalah menekan sekecil mungkin biaya
accident dengan memperbesar biaya prevention atau
inspection sehingga total cost of safety menurun. Total
cost of safety tersebut masih dapat diturunkan dengan
pola investasi pada biaya prevention. Maksudnya
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk prevention seperti
peralatan keamanan bangunan dan rambu-rambu
keamanan dibuat yang permanen dan dapat dipakai
berkali-kali sehingga dibebankan sebagai investasi.
Dengan demikian biaya prevention menjadi biaya
depresiasi dari investasi yang dilakukan.
PELAKSANAAN CSH

Dalam pelaksanaan CSH, kontraktor adalah pihak


yang paling bertanggung jawab sekaligus pihak yang
paling menerima resikonya, sekalipun sudah dicover
dengan asuransi. Disamping itu kegiatan CSH yang ada
pada kontraktor adalah paling lengkap dan nyata yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

Unsur-unsur yang menyebabkan accident pada


proses konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut
(lihat gambar 9.1.):
PELAKSANAAN CSHLANJUTAN

Brain ware Pelaku Konstruksi

Construction Material
Penyebab
Constructio Hard ware
n
Construction
accident
Equipment

Soft ware Construction Design

Construction Metods
PELAKSANAAN CSHLANJUTAN

Pelaku ko nst ruksi yang m elip ut i ; p ekerj a, tukang, mandor,


s upervi so r, s taf manag er maupun m anag er harus d alam keadaa n
s ehat lahir bat in. Serta m emep unyai kemam puan m elaks anaakan
t ug asnya d alam s ituasi dan ko nd is i y ang d itut untut lapa ng an.
C o ns truct io n material , material y ang d ig unakan baik untuk
b angunan itu se ndi ri maupun unt uk p ekerj aan b ant u / p ersia pan,
harus mengg unakan kual itas s ert a ukura n y ang d itetap kan d alam
p erencanaan.
C o ns truct io n eq uipm ent , s emua peralat an y ang digunakan
ukurannya harus d ikal ibras i d an m asi h b erlaku, alat harus me miliki
s ertifi kat l ayak p akai.
C o ns truct io n des ign , d is ain yang d ib uat o leh perencana perlu
d ice rmati dan d ieval uas i s ecara leb ih khus us , m engingat d ap at saja
t erja di kekeliruan info rmas i s ehi ng ga di sain yang dibua t tidak
cukup aman untuk d il aksanakan. Biay a ko ns ult an value eng ineering
m eng emb ang ka n d is ain yang d is esuaikan d eng an has il evaluas inya,
d es ain ini tetap ha rus m em- perti mb ang kan fakto r s afety nya hal ini
m enj adi penting s eb ab dengan d emiki an cos t red uct ion terhad ap
d es ain yang s ud ah ada dap at d ila kuka n d eng an aman.
PELAKSANAAN CSHLANJUTAN

Construction method , per an construction method sanga t besa r


dan yang dipilih harus dapat diyakini aka n memberikan indikasi :
Secara teknis aman
Peralatan yang digunakan cocok / sesuai
Pelaku-pelakunya cukup punya pengalaman
Sudah mempertimbangkan safety
Perubahan construction method di lapa nga n dapa t sa ja terjadi,
tetapi tetap harus dala m kerangka pertimbangan sa fety .

Pekerjaan yang r awan kecelakaa n, pekerja an konstruksi pa da


umunya memiliki resiko ya ng besar terhadap kecelaka an
(accident ), apalagi bangunan tinggi yang bia sa nya juga
memerlukan basement (rua ng di ba wah tanah) yang cukup dalam .
Kecelakaan yang dimaksud a dalah seluruh jenis kecelakaa n yang
menimpa orang saja, banguna n saja, ma upun ya ng menimpa
keduanya. Peranan construction m ethod , khususnya untuk jenis
pekerja an yang rawan kecelaka an sa nga t besar sekali da lam
menjamin keamanan terhada p kecela ka an tersebut. Tindaka n
yang diperlukan untuk pekerjaa n yang ra wa n dapa t dila kuka n
PELAKSANAAN CSHLANJUTAN

1. Ti n d a ka n p en c eg a h a n b e r u p a :
Pemakaian alat pelindung / pengaman seperti safety hat, safety shoes,
safety belt, dan lain-lain.
Pemasangan rambu-rambu di tempat rawan kecelakaan
Pembuangan material sisa/sampah dari atas melalui jalur yang tertutup
Menjaga kesehatan lingkungan kerja.
Pembuatan construction method yang aman .
Penggunaan alat-alat pengangkat yang aman
Pemasangan bangunan pengaman sementara.
Melakukan pengawasan pelaksanaan CSH.

2 . Ti n d a ka n p en y ela m a t a n b e r u p a :
M e n yi a p ka n t en a g a d a n a l a t - a l a t k h u s u s u n t u k d i e va ku a s i .
M e n yi a p ka n p o lik lin ik a t a u b e ke r j a s a m a d e n g a n r u m a h s a k i t t e rd e ka t .
M e n g e va ku a s i ke ja d ia n ke ce l a ka a n d a n s e g e r a m e l a ku ka n t i n d a ka n
a g a r ke c ela ka a n t id a k m e l u a s d a n t e r ke n d a li .
Pe re n c a n a a n ev a lu a s i d i t e m p a t ke r j a y a n g r a w a n ke c e l a ka a n .
PELAKSANAAN CSHLANJUTAN

Pelaksanaan safety, untuk tindakan pencegahan dapat


dilakukan oleh setiap petugas yang terkait, tetapi untuk
pengawasan serta tindakan penyelamatan harus ada petugas
khusus. Oleh karena itu di dalam struktur organisasi
kontraktor baik di lapangan maupun di kantor pusat harus ada
petugas safety. Di lapangan petugas tersebut dapat disebut
sebagai safety engineer, secara operasional di bawah kendali
project manager dan secara fungsional di bawah safety
manager.
Ruang lingkup, ruang lingkup CSH meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan. Hal tersebut dapat diperinci
sebagai berikut :
Dalam perencanaan ada tiga mandat yang harus dipenuhi
yaitu: perencanaan yang aman, pelaksanaan yang aman dan
penggunaan yang aman. Dalam kegiatan perencanaan
kegiatan yang dilakukan meliputi :
Menyiapkan safety manual, termasuk pencegahan kebakaran
dan peledakan.
Membuat construction method yang aman.
PELAKSANAAN CSHLANJUTAN

Membuat rencana bangunan-bangunan pengaman termasuk


rambu-rambu
Membuat rincian peralatan keamanan dan perlindungan yang
diperlukan
Membuat rencana bangunan toilet untuk perkeja
Membuat rencana pembuangan sampah khususnya sampah dari
bangunan atas
Membuat rencana evakuasi kemungkinan terjadinya accident.

Pelaksanaan, meliputi :
Menyiapkan alat-alat pelindung diri untuk dipakai setiap pekerja
Membuat bangunan-bangunan pengaman termasuk rambu-rambu ,
alat pemadam kebakaran dan lain-lain
Membuat bangunan toilet untuk pekerja
Membuat tempat pembuangan sampah yang bergerak ke atas
mengikuti perkembangan pekerjaan
Melakukan koordinasi denganb kegiatan pelakasanaan bangunan
terutama yang erat kaitannya dengan keamanan
Melakukan evakuasi dan pengamanan jika terjadi accident
PELAKSANAAN CSHLANJUTAN

Pengawasan meliputi :
Kegiatan input
Kegiatan proses
Kegiatan output

Edward J. Jeselskis, menyampaikan ada beberapa faktor lain


yang perlu dipertimbangkan dalam menilai keberhasilan
pelaksanaan program CSH pada sebuah proyek yaitu :
Perilaku manajemen atas
Perputaran tim manajemen proyek
Waktu yang diberikan untuk program CSH oleh perwakilan
lapangannya
Jumlah pertemuan dengan pelaksana.
Kontraktor spesialis
Inspeksi lapangan oleh tim CSH
Kemahiran pekerja dalam pelaksanaan CSH
KUALISIFIKASI

Sebelum tender persiapan yang perlu dilakukan,


safety engineer mengembangkan kriteria untuk unjuk
kerja keselamatan dengan rincian sebagai berikut :
Kontraktor menyampaikan pengalaman tentang cacat
dan kerusakan yang terjadi selama pengalaman 5
tahun terakhir yaitu tentang :
Bahaya
Cacat
Waktu hilang
Biaya medis dan kompensasi
Penjelasan rinci dan kejadian
Peralatan berbahaya atau fasilitas yang termasuk di
dalamnya
Pengukuran keseluruhan penanggulangan bahaya
Tingkat modifi kasi pengalaman (Experience
Modifi cation Rate / EMR) kontraktor untuk
kompensasi pekerja
Program dan tulisan kebijakan keselamatan dari
kontraktor
Referensi dari pihak lain yang melakukan evaluasi
terhadap unjuk kerja kontraktor tentang program
keselamatannya
Rekaman pengalaman kontraktor sebelum
mendapatkan penghargaan (Occupational Safety
and Health Administration / OSHA)
Jika mungkin informasi dari kontraktor sebagai
pemakaian metode dan peralatan dalam praktek
pembangunan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai