Anda di halaman 1dari 20

Tujuan

1. Mengetahui kondisi sebaran jenis


batuan dari resistivitasnya yang
terdapat di daerah Desa Sukasono,
Kecamatan Sukawening, garut.
2. Mengetahui kondisi hidrostratigrafi
dan karakteristik akuifer di Desa
Sukasono, Kecamatan Sukawening,
Garut.
3. Mengetahui kondisi bawah
permukaan serta potensi air tanah
Dasar Teori
A. Deskripsi Air Bawah Tanah
Keberadaan ABT (Air Bawah Tanah) sangat tergantung
besarnya curah hujan dan besarnya air yang dapat meresap
kedalam tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi
litologi (batuan) dan geologi setempat. Kondisi tanah yang
berpasir lepas atau batuan yang permeabilitasnya tinggi akan
mempermudah infiltrasi air hujan kedalam formasi batuan.
B. Proses Pembentukan Air Tanah
C. Wadah Air Tanah
Suatu formasi geologi yang mampu
untuk menyimpan dan meloloskan air
tanah dalam jumlah yang berarti
disebut sebagai akuifer yang tidak lain
merupakan wadah air tanah.
D.Macam-macam Akuifer

1. Akuifer bebas (unconfined aquifer), yaitu lapisan lolos air


yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas
lapisan kedap air.
2. Akuifer tertekan (confined aquifer), yaitu akuifer yang
seluruh airnya dibatasi oleh lapisan kedap air, baik di atas
maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih
besar daripada tekanan atmosfer.
3. Akuifer semi tertekan (semi confined akuifer), yaitu akuifer
yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi
oleh lapisan semi lolos air dan bagian bawahnya merupakan
lapisan kedap air.
4. Akuifer semi bebas (semi unconfined aquifer), yaitu akuifer
yang bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air,
sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir
halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih
memungkinkan adanya gerakan air.
Gambar Confined Aquifer dan Unconfined Aquifer
Metode Penelitian
A. Lokasi dan Desain Penelitian
Dalam laporan ini, data hasil pengukuran
geolistrik resistivitas dilakukan di daerah Sukasono,
Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
Pengukuran geolistrik resistivitas yang dilakukan di
daerah penelitian, yaitu:
1. VES (Vertical Electrical Sounding)
Dilakukan untuk menduga jenis dan ketebalan batuan
di satu titik pengukuran secara tegak sesuai dengan
kedalaman yang diperlukan. Ves dilakukan dengan
menggunakan konfigurasi Wenner, dengan
memindahkan 4 elektroda bersamaan untuk setiap
kedalaman sebanyak 22 kali pengukuran.
2. Mapping (Imaging)
Dilakukan untuk memetakaan litologi bawah
permukaan lintasan pengukuran secara lateral dan
vertikal. Tomografi dilakukan dengan menggunakan 4
elektroda dengan spasi 5 m, 10 m, 15 m, 20 m, 25 m,
dan 30 m, dengan panjang lintasan 200 m.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini, diantaranya computer yang sudah
terpasang software Ip2Win dan
Res2div. Sedangkan bahan yang
menjadi sumber kajian adalah data
hasil kuliah lapangan.
Lintasan 1 sounding

V(mV) I (mA)
X
C1( P1( P2( C2(
No. n a Datu R1 R2 K
m) m) m) m)
m
51. 1.6 1.6 18.8 30.66 30.77 30.72
1. 1 3 45.5 48.5 51.5 54.5 50 83.5 84.3 51.3
6 28 34 4 55 93 24
0.9 1.2 37.6 34.37 40.73
2. 2 6 41 47 53 59 50 45.7 62.5 50.1 50 47.1
12 5 8 08 539
49. 0.9 0.9 56.5 53.30 53.08 53.19
3. 3 9 36.5 45.5 54.5 63.5 50 46.4 46.3 49.2
3 43 39 2 34 06 203
46. 0.9 0.9 75.3 72.26 72.11 72.18
4. 4 12 32 44 56 68 50 44.3 44.5 46.2
5 59 57 6 08 87 974
54. 0.8 0.8 79.10 79.78 79.44
5. 5 15 27.5 42.5 57.5 72.5 50 46.1 46.5 54.9 94.2
9 4 47 05 69 372
51. 1.9 1.9 113. 217.2 218.5 217.8
6. 6 18 23 41 59 77 50 98 98.8 51
1 22 33 04 14 59 864
48. 1.3 1.3 131. 174.2 173.5 173.9
7. 7 21 18.5 39.5 60.5 81.5 50 64.6 64.1 48.9
7 21 16 88 22 83 026
52. 1.2 1.2 150. 189.2 194.1 191.6
8. 8 24 14 38 62 86 50 65.8 68 52.4
8 56 88 72 63 09 86
51. 1.3 1.3 169. 225.1 228.6 226.9
9. 9 27 9.5 36.5 63.5 90.5 50 67.2 68.9 50.6
1 28 48 56 86 24 052
52. 0.8 0.9 188. 162.2 170.0 166.1
10. 10 30 5 35 65 95 50 44.6 47.4 51.8
5 61 03 4 13 98 557
57. 1.1 1.1 207. 229.9 243.3 236.6
11. 11 33 0.5 33.5 66.5 99.5 50 63.9 67.4 57.6
4 09 74 24 07 45 257
Lintasan 2 sounding

V(mV) I (mA)
X
C1( P1( P2( C2(
No. n a Datu R1 R2 K
m) m) m) m)
m

35. 2.61 2.61 18.8 49.27 49.32 49.302


1. 1 3 45.5 48.5 51.5 54.5 50 90.5 91.9 34.6
1 6 8 4 8 75 78
43. 1.45 1.45 37.6 54.66 54.70 54.685
2. 2 6 41 47 53 59 50 63.4 63.3 43.7
6 1 2 8 62 51 66
39. 1.29 56.5 73.05 72.91 72.987
3. 3 9 36.5 45.5 54.5 63.5 50 50.8 50.7 39.3 1.29
3 3 2 89 51 02
42. 1.22 1.21 75.3 92.20 91.35 91.780
4. 4 12 32 44 56 68 50 52 51.4 42.5
4 4 2 6 52 62 7
37. 1.16 110.2 109.9 110.08
5. 5 15 27.5 42.5 57.5 72.5 50 44 44 37.6 1.17 94.2
7 7 34 42 78
1.14 1.11 113. 129.5 126.0 127.82
6. 6 18 23 41 59 77 50 52.5 51.3 45.8 46
6 5 04 76 64 03
1.07 1.07 131. 141.6 141.6 141.62
7. 7 21 18.5 39.5 60.5 81.5 50 49.4 49.4 46 46
4 4 88 28 28 77
49. 0.96 0.96 150. 145.8 145.2 145.57
8. 8 24 14 38 62 86 50 48.2 48 49.8
8 8 4 72 78 72 49
52. 0.99 0.88 169. 168.2 150.7 159.52
9. 9 27 9.5 36.5 63.5 90.5 50 52 46.6 52.4
4 2 9 56 66 92 88
50. 0.84 188. 160.1 159.8 159.97
10. 10 30 5 35 65 95 50 43 43.1 50.6 0.85
8 8 4 03 43 3
1.05 0.85 207. 218.9 177.3 198.14
11. 11 33 0.5 33.5 66.5 99.5 50 65.5 44.5 62 52
6 6 24 39 5 43
Lintasan 1 Mapping

Posisi Elektroda (meter)


no n a (m) x Elevasi V(mV) I(mA) R(m)
C1 P1 P2 C2
1 1 5 0 5 10 15 7.5 747 81.1 50.1 1.6187625
2 1 5 5 10 15 20 12.5 749 14.9 53.1 0.2806026
3 1 5 10 15 20 25 17.5 747 80 43.3 1.8475751
4 1 5 15 20 25 30 22.5 748 55.6 46.2 1.2034632
5 1 5 20 25 30 35 27.5 748 81 40.2 2.0149254
6 1 5 25 30 35 40 32.5 747 9.6 41.9 0.2291169
7 1 5 30 35 40 45 37.5 749 55.7 41.1 1.3552311
8 1 5 35 40 45 50 42.5 748 69.3 36 1.925
9 1 5 40 45 50 55 47.5 750 48 49 0.9795918
10 1 5 45 50 55 60 52.5 750 11.7 43.1 0.2714617
11 1 5 50 55 60 65 57.5 751 64.3 44.9 1.4320713
12 1 5 55 60 65 70 62.5 751 11.3 36.3 0.3112948
13 1 5 60 65 70 75 67.5 752 52.3 41.8 1.2511962
14 1 5 65 70 75 80 72.5 754 53.1 48.4 1.0971074
15 1 5 70 75 80 85 77.5 754 83.1 48.6 1.7098765
16 1 5 75 80 85 90 82.5 754 19.3 38.9 0.496144
17 1 5 80 85 90 95 87.5 754 73.8 52.4 1.4083969
18 1 5 85 90 95 100 92.5 755 15.5 44.7 0.3467562
19 2 10 0 10 20 30 15 745 67.4 42.6 1.5821596
20 2 10 10 20 30 40 25 746 7.9 50.1 0.1576846
21 2 10 20 30 40 50 35 748 55.9 42.7 1.3091335
22 2 10 30 40 50 60 45 749 43.6 40.4 1.0792079
23 2 10 40 50 60 70 55 749 45.1 47.8 0.9435146
24 2 10 50 60 70 80 65 752 10.5 40.2 0.261194
25 2 10 60 70 80 90 75 752 19.3 50.8 0.3799213
26 2 10 70 80 90 100 85 753 13.3 56.6 0.2349823
27 3 15 0 15 30 45 22.5 746 14.6 52.6 0.2775665
28 3 15 15 30 45 60 37.5 749 15.8 49.8 0.3172691
29 3 15 30 45 60 75 52.5 747 41.7 47.5 0.8778947
30 3 15 45 60 75 90 67.5 755 12.5 53.4 0.2340824
31 4 20 0 20 40 60 30 749 73.6 52.4 1.4045802
32 4 20 20 40 60 80 50 752 50.4 47.8 1.0543933
33 4 20 40 60 80 100 70 754 44.3 41.4 1.0700483
34 5 25 0 25 50 75 37.5 752 45.2 51.6 0.875969
35 5 25 25 50 75 100 62.5 753 11.5 45.3 0.2538631
36 6 30 0 30 60 90 45 751 83.3 65 1.2815385
Lintasan 2 Mapping
C. Diagram Alur Penelitian
Data Lapangan

Ubah data ke format DAT Input data pada Ipi2Win

Input data pada Res2d ivn Penentuan jumlah layer dengan nilai
error terkecil

Pseudo Section 2D INVERSI


(resistivitas sebenarnya)

Kurva Resistivitas 1D hasil


Ipi2Win

Add file ( input kurva 1D resistivitas lainyang


ingin dikorelasikan pada I pi2Win

Simpan data dalam Ipi -format

Atur parameter dan nama korelasi


yang telah dibuat

Pseudo cross section 2D

INTERPRETASI
D. Penampang Penampang 2D dalam bentuk pseudo
cross section hasil korelasi titik VES (software
Ipi2Win)
E. Pseudosection 2D lintasan pengukuran tomografi hasil inversi
software Res2divn

A. Lintasan 1

B. Lintasan 2
E. Interpretasi

Pada intepretasi menggunakan software, intepretasi dilakukan dengan
melihat penampang resistivitas bawah permukaan hasil inversi software,
yaitu software Ipi2win untuk pengolahan data VES yang berupa
penampang 2D hasil korelasi titik-titik VES dan software Res2divn
pengolahan data mapping yang berupa penampang 2D.
Pada software Ipi2win penampang hasil inversi data ditampilkan dalam
suatu kurva 1D dan penampang 2D. Untuk kurva 1D, menampilkan
penyesuaian plot data apparent resistivity () terhadap kedalaman ()
dengan kurva standar. Kurva tersebut menunjukkan persebaran titik data
hasil pengukuran berdasarkan nilai resistivitasnya yang kemudian dijadikan
sebagai input untk membuat penampang resistivitas 2D. Penampang 2D
merupakan hasil korelasi titik-titik VES yang dibuat dalam bentuk pseudo
cross section berupa citra perlapisan berwarna. Hasil korelasi tersebut
menunjukkan gambaran lilotogi bawah permukaan dibawah titik-titik
pengukuran yang diintepretasi berdasarkan distribusi nilai resistivitas
bawah permukaan dalam bentuk citra perlapisan warna.
Pada software Res2divn, penampang hasil inversi data mapping
digambarkan dalam bentuk pseudosection 2D yang berupa distribusi nilai
resistivitas terhadap kedalaman yang dipetakan dengan indikasi warna.
Setiap bagian kontur warna hasil pemetaan berasosiasi dengan suatu nilai
resistivitas tertentu di bawah permukaan.

Anda mungkin juga menyukai