Grace Vanny Sayow 10 2009 097 Stephanie Anni Melissa Pakpahan 10 2009 163 Risa Sucitra Munthe 10 2010 293 Kelly SC Tanzil 10 2011 118 Ratna Setia Wati 10 2011 203 Alvin Wijaya 10 2011 307 Paskalia E Romas 10 2011 326 Nonong Maulina Armando 10 2012 521 Skenario: Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan payudara kirinya membengkak, terasa sakit disertai demam sejak satu minggu yang lalu. Pasien sedang menyusui. Pada pemeriksaan fisik, tanda tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis, terdapat benjolan pada quadran lateral bawah dari payudara kiri dengan ukuran 4x3 cm, hiperemis, hangat, teraba fluktuasi, nyeri tekan +. Anamnesa Keluhan Utama: Riwayat penyakit sekarang: Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit keluarga Riwayat Pengobatan: Riwayat makanan: Pemeriksaan Pengamatan umum fisik - Keadaan Umum - Kesadaran - Tanda- tanda vital Pemeriksaan fisik Lokalis : Inspeksi: duduk/tidur angkat tangan keatas Bandingkan kanan kiri: bentuk kedua payudara, warna kulit tonjolan lekukan, retraksi, kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan Palpasi dilakukan pada 4 kuadran kedua bagian payudara dengan keadaan pasien duduk ataupun berbaring. Pemeriksaan axilla: mencari metastase atas dugaan carcinoma Pemijatan putting: mencari adanya cairan, duktus yang berisi cairan, keluar spontan atau dengan pemijatan, berhubungan dengan haid, obat hormon atau keluar dari segmen tertentu Diagnosa Abses payudara kiri: Abses payudara merupakan komplikasi dari mastitis berupa kumpulan nanah yang terokalisir diantara jaringan payudara Diagnosa banding : Mastitis : peradangan parenkimal kalenjar payudara yang disebabkan tersering oleh infeksi Staphylococcus aureus. Mastitis memperlihatkan gejala klinis pada payudara seperti tanda radang umumnya, kulit payudara kemerehan, bengkak keras, teraba panas dan nyeri sekali. Dapat mengenai satu atau pada kedua bagian payudara. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Lab Pemeriksaan Darah lengkap Pemeriksaan Radiologi - USG - MRI - mammografi Infeksi Patofisiologi pada payudara terbagi dua kategori umum, infeksi pada masa lakstasi dan infeksi subareola kronik yang berhunungan dengan ectasia duct. Infeksi pada masa laktasi diperkirakan ditimbulkan dari masuknya bakteri melalui putting ke system duktus laktasi. Infeksi sering disebabkan oleh Staphylococcus aureus Manifestasi klinis
di karakteristikkan dengan demam, leukositosis,
erythema, tendeness Pada benjolan teraba fluktuasi dan bisa di manifestasikan sebagai selulitis dengan infeksi parenkimal payudara dan pembengkakan mastitis atau sebagai abses. Etiologi masuknya bakteri melalui putting ke system duktus laktasi. Infeksi sering disebabkan oleh Staphylococcus aureus padaFaktor resiko wanita yang tidak dalam masa menyusui, bentuk infeksi kronik berulang dapat menyebabkan berkembangnya infeksi pada subareolar bagian dalam pada umunya terjadi pada wanita yang lagi laktasi, terinfeksi mastitis dan tidak diobati adekuat sehingga sumbatan pada duktus sudah menghasilkan nanah Komplikasi
Pada kasus yang dilakukan pembedahan jarang
ditemukan komplikasi Pada kasus drainase kateter sering ditemukan tersumbatnya kateter Jarang ditemukan galaktokel, bila ditemukan dan tidak diatasi dapat dilakukan ablasi payudara Akibat pembedahan, sering ditemukan cacat jaringan parenkim Tata laksana Anti biotik: amoksisilin/asam klavulanat, macroides, sefalosporin, lincosamides atau kuinolon Pembedahan: fine needle aspiration dan tehnik drainage yang dipandu dengan FNA Pencegahan Pada 9% pasien abses berulang dapat terjadi 4 bulan dan 4 tahun setlah selesei therapy. Pasien harus diberkan antibiotic tambahan mencegah timbul kekambuhan. Pasien yang gilakukan tindakan drainase memberikan hasil positive pada pemberian antibiotic sehingga jarang di temukan Kekambuhan Menjaga kebersihan areola mamae pada masa laktasi juga dapat mengurangi resiko terjadinya mastitis dan abses Kesimpulan Abses adalah bentuk lanjutan atau komplikasi dari mastitis baik pada masa laktasi ataupun pada masa non laktasi,dan didapat kejadian berulang pemberian antibiotik dan drainase secara pembedahan dapat mengobati kejadian kasus ini.