Anda di halaman 1dari 26

Universitas Muhammadiyah

Purwokerto

Sistem Kerja Weighing Feeder Pada


Area Clinker P10 B
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Disusun oleh :
Muhammad Imam Setiaji
1203030015
Profil Perusahaan
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Merupakan salah satu produsen besar di
Indonesia dengan kapasitas produksi total
sekitar 20 juta ton pertahun dan semen putih
300 ribu ton pertahun yang dihasilkan dari 12
plant yang dimilikinya, 9 plant di Citeureup
Bogor, 2 plant di Palimanan, Cirebon, dan 1
plant di Tarjun, Kalimantan, sehingga mampu
bersaing dan membantu memenuhi kebutuhan
pasar nasional dan internasional
BAB BAB II BAB III BAB BAB
V
Profil Perusahaan
PT INDOCMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
Didirikan pada tanggal 16 Januari 1985, sebagai hasil
penggabungan enam perusahaan semen yang pada saat itu
memiliki delapan pabrik.

Indocement saat ini memiliki beberapa anak perusahaan yang


memproduksi beton siap-pakai (ready-mix concrete/RMC) serta mengelola
tambang agregat dan trass.

BAB BAB BAB III BAB BAB


V
Hasil Produk Indocement
Portland Composite Cement
(PCC)
PCC dibuat untuk penggunaan umum seperti rumah, bangunan
tinggi, jembatan, jalan beton, beton pre-cast dan beton pre-
stress

Ordinary Portland Cement (OPC)


Memberikan perlindungan tambahan terhadap

kandungan sulfat di air dan tanah.

BAB BAB II BAB III BAB BAB


V
Hasil Produk Indocement
Oil Well Cement (OWC)
Khusus untuk pengeboran minyak dan gas baik
di darat maupun lepas pantai

White Cement

Untuk dekorasi eksterior dan interior gedung.

BAB BAB II BAB III BAB BAB


V
Hasil Produk Indocement
Acian Putih TR30
Mengurangi retak dan terkelupasnya permukaan, karena
mempunyai sifat plastis dengan daya rekat tinggi

Ready-Mix Concrete
Diproduksi dengan mencampur OPC dengan bahan
campuran yang tepat (pasir dan batu) serta air

BAB BAB BAB III BAB BAB


V
Hasil Produk Indocement

Agregat
Tambang aggregates (batu andesit) di
Rumpin dan Purwakarta, Jawa Barat
dengan total cadangan 130 juta ton
andesit.

BAB BAB II BAB III BAB BAB


V
Proses Pembuatan Semen
mining

crusher

reclaiming

rawmill

rotary
kiln

clinker
cooler

cement
mill

packing

BAB BAB BAB III BAB BAB


V
Landasan Teori
Weighing Feeder
Weighing feeder merupakan sebuah
instrument timbang yang digunakan
untuk menimbang material yang
sedang berjalan secara terus
menerus yang berada pada belt
konveyor. Weighing feeder
merupakan instrument paling penting
dalam proses produksi pembuatan
bahan baku baik itu makanan
ataupun bahan baku bangunan
seperti semen. Pada PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk plant 10
BAB BAB BAB BAB
menggunakan BAB
jenisV weighing feeder
Bagian Weighing
Feeder
Hoppe
rHopper adalah alat untuk menyimpan
material baik itu clay, lime stone
ataupun iron sand, pada hopper
terdapat lubang yang berada di atas
dan dibawah, lubang diatas untuk
memasukan material, sedangkan
lubang dibawah untuk mengeluarkan
material yang langsung dibawa oleh
belt konveyor untuk ditimbang.Pada
area clinker, material yang
tertampung dalam hooper sebesar
BAB BAB BAB BAB BAB
150 ton/jam. V
Bagian Weighing
Feeder
Belt Conveyor
Belt conveyor adalah alat untuk
membawa material yang keluar dari
hooper untuk dibawa ke area
timbang, lalu di bawa ke silo. Lebar
dari belt ini sesuai dengan lebar
diameter pada hopper.

BAB BAB BAB BAB BAB


V
Bagian Weighing
Feeder
Load Cell
Load cell adalah sebuah sensor
tekanan atau sensor berat untuk
menditeksi berat material. Load cell
akan menghasilkan unit keluaran
berupa Kg, lalu oleh controller akan di
konversi untuk keluaran berupa ton/
jam.

BAB BAB BAB BAB BAB


V
Bagian Weighing
Feeder
Speed
Speed detector
Detector merupakan tranduser
yang berfungsi untuk menditeksi
kecepatan dari motor yang
menggerakan belt konveyor yang
didalam kontruksinya mempunyai
susunan piringan bergerigi sebagai
objek putar dan proximity sebagai
sensor. Speed detector akan
menghasilkan output berupa pulsa
tegangan yang dihasilkan dari
proximity, karena speed detector
yang digunakan merupakan speed
detector digital, jumlah pulsa
persatuan waktu dapat dijadikan
menjadi parameter dasar yang dijadikan sebagai acuan dalam
sebagai informasi kecepatan dari
pengaturan kecepatan motor yang berputar pada weighing feeder.
motor sehingga menjadi representasi
dari kecepatan putaran motor yang
nantinya akan
BAB BAB BAB BAB BAB
V
Bagian Weighing
Feeder
Inverter
Inverter adalah sebuah perangkat
elektronik yang mengubah tegangan
AC tiga fasa menjadi tegangan DC,
kemudian tegangan DC tersebut akan
diubah kembali menjadi tegangan AC
dengan frekuensi yang dapat diatur.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
menggunakan inverter untuk
mengatur kecepatan motor dengan
cara megubah tegangan AC, tetap
pada tegangan AC yang dapat diatur

BAB sehingga tegangan


BAB AC yang
BAB BAB BAB
V
Bagian Weighing
Feeder
Motor Induksi 3 Fasa
Motor induksi memiliki konstruksi
yang sangat sederhana, terdiri dari
stator sebagai bagian yang diam dan
rotor sebagai bagian yang berputar.
Motor pada weighing feeder
digunakan untuk menggerakan belt
konveyor , pada kasus ini, kecepatan
motor disesuaikan dari hasil timbang,
mencapai 100 ton/ jam maka motor pada material
akan diatur clinker dibutuhkan
kecepatannya agar 150
ton/jam
mencapai 150 ton/jam. Pada weighing feederjika
ini nilai
motor aktual
yanghanya
digunakan
adalah motor AC yang mempunyai input 1.1 KW.

BAB BAB BAB BAB BAB


V
Bagian Weighing
Feeder
Controller Disocont
Disocont merupakan kontroler yang
bersifat digital, karena tuning PID
(Proportional Integral Derivative) dan
kontrolernya sudah terintegrasi dalam
suatu alat, kemudian untuk tuning
PIDnya tinggal menginput data
kedalam DISOCONT, begitupun
dengan kalibrasinya. DISOCONT
merupakan merk dagang dari salah
satu produk SHENCK yang merupakan
sebuah controller dengan alat
kalibrasinya yaitu VLB (vesa local
BAB BAB BAB BAB BAB
bus). V
Bagian Weighing
Feeder
VLB (vesa local bus)
Vesa local bus atau biasa disingkat
VLB adalah alat untuk mengontrol
weighing feeder. Alat ini biasa
digunakan untuk mengkalibrasi. Saat
kontrol weighing feeder diambil alih
oleh VLB, maka CCR tidak dapat
mengontrol weighing feeder.

BAB BAB BAB BAB BAB


V
Weighing Feeder
Multidos
Sistem Kontrol Weighing Feeder

Sistem kontrol industri umumnya mencakup beberapa


jenis sistem kontrol yang digunakan. Pada proses
weighing feeder clinker plant 10 menggunakan
konfigurasi distributed control system (DCS) yang
terintegrasi dengan konfigurasi programmable logic
control (PLC). Pada proses pengontrolan Weighing feeder
ini dapat dilakukan dengan menggunakan VLB yang
terintegrasi dengan disocont melalui local bus. VLB
sendiri merupakan unit yang digunakan untuk
mengontrol system berbasis HMI (Human Machine
Interface), sehingga mudah dalam pengoprasiannya. VLB
biasa digunakan untuk proses kalibrasi. Saat kontrol VLB
ini dijalankan maka CCR tidak dapat melakukan
pengaturan karena mode yang digunakan telah berubah
menjadi mode lokal.

BAB
BAB BAB
1. Kontrol II
Internal BAB III BAB
BAB IV BAB V
Prinsip Kerja Weighing
Feeder
Prinsip kerja weighing feeder yaitu saat hopper berisi material
clinker lalu mengeluarkannya dan pada saat itu akan dibawa
oleh belt conveyor yang berjalan. Material akan dibawa pada
daerah timbang dan berat material akan terbaca oleh load cell,
lalu dari load cell akan mengirim sinyal ke kontroler dalam
bentuk mV/V AC. Pada saat bersamaan laju belt conveyor yang
digerakan motor terbaca oleh speed detector berupa frekuensi
yang berkisar dari 0-75 Hz, output dari speed detector dan load
cell akan dikirim ke kontroler dan menunjukan nilai actual,
sehingga kontroler akan membandingkan nilai aktual tersebut
apakah berat material dan waktu tempuhnya telah sesuai
dengan set point, jika nilai set point tidak sama dengan nilai
actual maka kontroler akan melakukan perubahan terhdap
kecepatan motor untuk mengatur kecepatan motor , output
dari kontroler akan menuju inverter yang bertugas mengatur
kecepatan motor dengan cara mengubah nilai frekuensi motor,
sehingga motor akan menggerakan belt sesuai dengan nilai
frekuensi yang diberikan inverter.
BAB BAB II BAB III BAB IV BAB
Kalibrasi weighing
Feeder
Pengertian Kalibrasi
Kalibrasi dapat diartikan dengan membandingkan nilai
ukur yang sudah ada dan di cocokan kembali dengan nilai
yang baru.
Tujuan
Menjaga mutu kendali dari instrument tersebut dan
memastikan kinerja dan akurasi dengan membandingkan
nilai awal dan nilai yang di capai oleh alat ukur

BAB BAB BAB III BAB BAB


Hasil Kalibrasi
Parameter Before After
Range correction 0.9350 1.0000

Belt circuit time 17.1 s 17.1 s

Chieck weight 20.000 kg 20.000 kg

Basic tare 27.98 kg/m 30.11 kg

Tare correction 0 kg 0 kg

Belt circuit no 2427 i/unit 2427


(pulsa)

BAB BAB BAB III BAB BAB


Hasil Kalibrasi
Check Deviation Tare
Check Zero
Zero
1 0.20 % 33.78
2 -0.10 % 33.78
3 0 33.78

Check Span Set Cw. Correctio


Ready n
1.0000 341.91 1.0014
1.0000 341.95 1.0013
1.0000 341.96 1.0013

BAB BAB BAB III BAB BAB


Pembangkitan Sinyal
PWM
Teknik penggunaan inverter untuk pengendalian
kecepatan motor induksi yang sering digunakan adalah
dengan teknik PWM, karena memiliki kelebihan yaitu
dapat menggerakan motor induksi dengan putaran
stabil. Sinyal kontrol on/off didapatkan dengan cara
membandingkan sinyal referensi dengan sinyal carrier
(pembawa).

Sinyal PWM akan bernilai 1 ketika sinyal referensi


lebih besar dari sinyal carrier. Dan sinyal PWM akan
bernilai 0 jika sinyal referensi lebih kecil dari sinyal
pembawa.
BAB BAB BAB III BAB BAB
Diagram Operasi WF
Saat weighing feeder
beroperasi dan material masuk
dalam area timbang, lalu load
cell akan membaca material
tersebut dalam bentuk Kg.
Kemudian outputnya akan
diolah oleh controller sehingga
mendapatkan perhitungan
ton/jam. Keluaran dari speed
detector juga diolah oleh
kontroler kemudian pada
kontroler akan membandingkan
dengan setpoint (nilai acuan)
BAB BAB BAB III BAB
CCR / VLB. BAB
Kesimpulan
Weighing feeder adalah alat instrument
paling penting dalam proses produksi
semen, karena setiap material harus
ditimbang dalam keadaan berjalan.
Setiap weighing feeder mempunyai
kapasitas yang berbeda beda, tergantung
kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan
dan tergantung dari ukuran hopper tersebut.
Pengkalibrasian harus dilakukan secara
tertib, artinya dilakukan secara teratur
dalam jangka waktu tertentu agar menjaga
presisi dari instrument tersebut.
Saat kalibrasi dilakukan dengan VLB maka
BAB BAB BAB III BAB BAB V
CCR tidak dapat mengambil alih sistem
BAB BAB BAB III BAB BAB

Anda mungkin juga menyukai