Anda di halaman 1dari 18

R E K A H E M A D I A N S YA F I T R I

R E KA M U T I A RA S .
S I T I PAT H U R R A H M A H
W I K A N ATA L I A
W I K A P U S P I TA
WINDI MELINDA
Y U L I A P U S PA A N G G RA I N I

PENGGUNAAN EYD YANG BENAR PADA PENULISAN HURUF DAN KATA

1. Penggunaan Huruf Kapital


a. Jabatan Tidak Diikuti Nama Orang
Dalam butir 5 Pedoman EYD dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsure nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Contoh, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Gubernur Jawa Barat, Profesor Jalaluddin Rakhmat,
Sekretaris Jendral, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Huruf Pertama Nama Bangsa
Dalam butir 7 dinyatakan, huruf kapital digunakan sebagai huruf
pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Contoh, bangsa
Indonesia, suku Sunda, bahas Inggris.
c. Nama Geografi Sebagai Nama Jenis
Dalam butir 9 ditegaskan, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Contoh,
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah
tenggara, kacang bogor, salak bali, pisang ambon, pepaya bangkok, nanas
subang, tahu sumedang, peuyeum bandung dan telur brebes.

e. Penulisan Kata Depan dan Kata Sambung


Dalam butir 12 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal. Biasanya dipakai pada penulisan judul
cerpen, novel. Contoh, Harimau Tua dan Ayam Centil, Hari-Hari Penantian
dalam Gua Neraka, Kado untuk Setan, Taksi yang Menghilang.
2. Penulisan Huruf Miring
a. Penulisan Nama Buku
Pada butir 1 pedoman penulisan huruf miring ditegaskan, huruf miring
dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan. Contoh, Buku Jurnalistik Indonesia,
Majalah Sunda Mangle, Surat Kabar Bandung Pos.

b. Penulisan Penegasan Kata dan Penulisan Bahasa Asing


Butir 2 pedoman penulisan huruf miring menyatakan, huruf miring dalam
cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh, boat modeling, aeromodeling, motorsport.
c. Penulisan Kata Ilmiah
Butir 3 pedoman penulisan huruf miring menegaskan, huruf miring
dan cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah dan
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Contoh,
royal-purple amethyst, crysacola, turqoisa, rhizopoda, lactobacillus,
dsb.
3. Penulisan Kata Turunan
a. Gabungan Kata Dapat Awalan Akhiran
Butir 3 pedoman kata turunan menegaskan, jika bentuk dasar yang
berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh, bertepuk tangan,
garis bawahi, dilipatgandakan, sebar luaskan.
b. Gabungan Kata dalam Kombinasi
Butir 4 pedoman penulisan kata turunan menyatakan, jika salah satu
unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata
itu ditulis serangkai. Contoh, antarkota, antarsiswa, antipornografi,
antikekerasan, anti-Amerika, audiovisual, demoralisasi, dwiwarna,
dwibahasa, ekasila, ekstrakulikuler, interkoneksi, intrakampus,
multifungsi, pramuwisma, tunakarya, tunarungu, prasejarah,
pascapanen, tridaya, rekondisi.
4. Penulisan Gabungan Kata
a. Penulisan Gabungan Kata Istilah Khusus
Butir 2 pedoman penulisan gabungan kata mengingatkan, gabungan
kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan
pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Contoh; alat pandang-
dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan, ibu-
bapak kami.

b. Penulisan Gabungan Kata Serangkai


Butir 3 pedoman penulisan gabungan kata menegaskan, gabungan
kata berikut harus ditulis serangkai. Contoh, acapkali, adakalanya,
akhirulkalam, daripada, darmawisata, belasungkawa, dukacita,
kacamata, kasatmata, manakala, manasuka, matahari, olahraga,
padahal, peribahasa, radioaktif, saptamarga, saripati, sediakala,
segitiga, sekalipun, sukacita, sukarela, sukaria, titimangsa.
Penggunaan EYD yang Benar pada Partikel, Singkatan, Akronim, dan
Angka.
a. Penulisan Partikel
Penulisan partikel -lah, -kah, dan tah. Pedoman EYD menetapkan
ketentuan pertama menyatakan partikel -lah, -kah, dan tah ditulis
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai