Anda di halaman 1dari 63

Malnutrisi

( Gizi Kurang)
dr. Sri Wahyuni, M. Kes
Ada empat bentuk malnutrisi :

1. Under Nutrition: kekurangan konsumsi


pangan secara relatif atau absolut
untuk periode tertentu.
2. Specific Defisiency: kekurangan zat gizi
tertentu.
3. Over Nutrition: kelebihan konsumsi
pangan untuk periode tertentu.
4. Imbalance: karena disproporsi zat gizi.
Mekanisme Fisiologi yang
menyebabkan Gizi Kurang

1. Penurunan asupan nutrien


2. Penurunan absorpsi nutrien
3. Penurunan pemakaian nutrien
4. Peningkatan kehilangan nutrien
5. Peningkatan kebutuhan nutrien
Faktor-faktor yang mempengaruhi respon
terhadap pemasukan gizi yang memadai

1. Faktor-faktor gizi
a. Kecukupan cadangan/depot gizi
b. Keparahan dan durasi
pemasukan (intake) yang tidak
memadai
c. Kekurangan gizi lain yang terjadi
bersamaan
2. Sakit yang menjadi sebab
a. Demam, infeksi, trauma, dan kondisi-
kondisi lain yang berhubungan dengan
kebutuhan yang meningkat dan
hilangnya katabolik
b. Keadaan malabsorpsi dan maldigestif
c. Gangguan yang berhubungan dengan
hilangnya nutrisi yang berlebihan
d. Kondisi-kondisi yang terkait dengan
perubahan metabolisme gizi.
3. Keadaan fisiologis dimana terjadi
peningkatan kebutuhan
a. Kehamilan, laktasi
b. pertumbuhan dan perkembangan
selama masa bayi,masa kanak-kanak
dan remaja
Malnutrisi Energi
protein
Gangguan nutrisi yang mengakibatkan
kondisi klinik berspektrum luas yang
berkisar antara sedang sampai berat
Undernutrition : kondisi fisik yang
diakibatkan oleh adanya gangguana supan
zat makanan yang mana menyebabkan
menurunnya fungsi biologis tubuh.
Perubahan kondisi klinis tidak tergantung
asupan nutrien saja tetapi juga akibat
proses penyakit baik akut maupun kronis
Depletion artinya hilangnya substansi dari
tubuh seperti protein, cairan dsb
Malnutrisi energi protein merupakan
gangguan nutrisi yang sering
Tanpa pemberian nutrisi yang adekuat, stres
metabolik akibat infeksi akan menimbulkan
kehilangan berat badan dan rusaknya sel
bagian tubuh organ vital yang penting.
Penurunan BB 10-20 % akan sangat
mengurangi kemampuan daya tahan tubuh
dan meningkatkan morbiditas serta
mortalitas.
40% BB dapat menyebabkan kematian
Gangguan Fisiologis
berkaitan dengan malnutrisi
energi dan
Gastrointestinal protein
tract
Fungsi imunologis
Fungsi endokrin
Sistim kardiovaskuler
Sistim pernafasan
Kesembuhan luka
Gastrointestinal tract
Tidak adanya vili-intestinal diasosiasikan dengan
berkurangnya tingkat disakarida dan aminopeptidase
pada mukosa.
Sekresi gastrik dan pankreatik berkurang, asam
berkurang serta enzim-enzim digestif
Volume bile dan konsentrasi adsam bile konjugasi juga
berkurang
Populasi substansia dari bakterin anaerobik pada small
bowel bagian atas mengubah asam bile konjugasi
menjadi asam bile bebas.
Ketimpangan fungsi pankreas dan bile yang dihubungka
dengan struktural intestin kecil mengakibatkan salah
serap (misabsorpsi) dari KH, vitamin maupun lemak.
Tingkat steatorea proporsional dengan keparahan PEM
Fungsi imunologis

PEM menyerang sistim kekebalan yang


dimediasi sel dan sistim kekebalan humoral
Integritas epitelial yang terganggu
Berkurangnya sekresi asam gastrik
maupun lizozime dapat meningkatkan
kemungkinan infeksi
Anoreksia mengurangi masuknya zat gizi
Peningkatan tingkat metabolik yang
menaikkan sekitar 13% untuk setiap
kenaikan 1 derajat celcius suhu tubuh
Fungsi endokrin
Perubahan hormonal pada PEM merupakan akibat
penyesuaian fisiologi terhadap kurang gizi
Kurang cukupnya makanan yang masuk dalam tubuh
menyebabkan penurunan tersedianya sirkulasi glukosa dan
asam amino
Kemudian mengakibatkan rendahnya tingkat sirkulasi
insulin dan naiknya pertumbuhan hormon maupun glukagon
Penurunan tingkat somatomedin dan meningkatnya
glukokortikoid mendorong katabolisme protein otot dan
meningkatkan penggabungan asam amino terhadap organ-
organ visceral
Sintesis urea menjadi terhambat, menurunkan hilangnya
nitrogen dan meningkatkan pemanfaatan kembali asam
amino
Peningkatan lipolisis maupun glukoneogenesis dan subtract
energi yang lebih besar
Sistim kardiovaskuler

PEM ringan hingga sedang


menghasilkan perubahan kualitatif
dan kuantitatif pada myocardium.
Sistim pernafasan

Massa diafragma berkurang


proporsinya sampai pada kehilangan
bobot tubuh.
Atrofi ini mengakibatkan menurunnya
tekanan inspiratori maksimal
Kurangnya energi, dengan
mengabaikan keseimbangan Nitrogen,
juga menumpulkan ventilatory drive
dalam responnya terhadap hipoxia
Kesembuhan Luka
PEM ringan mengganggu kapasitas
untuk menyimpan kolagen pada luka
selama tahap awal penyembuhan.
Penyediaan gizi setelah pembedahan
menambah deposisi kolagen pada
luka.
Konsekuensi Gizi Kurang
Kerentanan terhadap mortalitas
Kerentanan terhadap morbiditas
akut
Penurunan perkembangan kognitif
Penurunan produktivitas ekonomi
Kerentanan terhadap penyakit
infeksi pada usia lanjut
Interaksi antar Malnutrisi
dan Penyakit Infeksi
Infeksi berat memperjelek keadaan gizi
melalui gangguan masukan makanan dan
meningginya kehilangan zat-zat gizi
essensial tubuh
Malnutrisi berpengaruh negatif terhadap
daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Malnutrisi dengan infeksi memberikan
dampak negatif lebih besar dibandingkan
faktor infeksi dan malnutrisi secara
sendiri-sendiri
Infeksi adalah :
Infeksi adalah :
suatu kondisi dimana tubuh atau
bagian dari tubuh manusia di serang
oleh agent patogen (mikroorganisme
atau virus), yang dalam kondisi
menguntungkan agent patogen
berkembang biak dan menyebabkan
efek buruk pada tubuh manusia
Respon metabolik dan
biokimia yang terjadi
akibat infeksi:
Hipermetabolisme
Proteolisis
Hilangnya nitrogen
Peningkatan penggunaan glukosa
Siklus sinergistik infeksi dan
malnutrisi
(UNICEF)
Penurunan BB
Kelambatan pertumbuhan
Penurunan imunitas
Kerusakan mukosa

Penyakit:
Insiden
Asupan makanan Severitas
tidak adekuat durasi

Kehilangan selera makan


Kehilangan nutrien
Malabsorpsi
Perubahan metabolisme
Pengaruh Infeksi Pada
Sistim Imunitas
Guna mencegah masuknya
organisme patogen ke dalam tubuh,
maka manusia mempunyai berbagai
mekanisme pertahanan.
Mekanisme pertahanan tubuh
ditandai oleh komponen pasif dan
aktif yang akan bereaksi terhadap
infeksi
Komponen defensip pasif adalah
rintangan anatomi yang dibentuk
oleh kulit, selaput mukosa dan
permukaan tenunan fasial
Sekresi normal tubuh termasuk air
mata, saliva, cairan lambung dan
mukus juga merupakan rintangan
tambahan
Dampak malnutrisi
terhadap infeksi
Menurunnya status gizi berakibat
menurunnya imunitas
3 pertahan tubuh menolak infeksi:
1. Imunitas seluler
2. Imunitas humoral
3. Aktivitas leukosit
polimorfonukleas
Gangguan Metabolisme dan
Keseimbangan Nitrogen
Gangguan metabolisme asam amino
Gangguan sintesis protein dalam hepar
Gangguan keseimbangan nitrogen (neraca
N)
Gangguan metabolisme karbohidrat
Gangguan metabolisme lipid
Gangguan metabolisme mineral makro
dan mikro
Gangguan metabolisme vitamin
Deplesi ada 3 bagian:
1. Deplesi akibat undernutrition
2. Deplesi akibat basis penyakit
3. Deplesi oleh satu atau mikronutrien
spesifik
Faktor yang berperan
terhadap terjadinya PEM
Diet
Faktor sosial
Kepadatan penduduk
Infeksi
Kemiskinan
Klasifikasi
1.BB/U
A. Gomez:
Baku : Boston
Cara :% dari median
Klasifikasi :
- >90%:N
- 90-75% : MALNUTRISI GR1
- 75- 61% :MALNUTRISI GR2
- 60% :MALNUTRISI GR3
B. Jelliffe:
Baku : Boston
Cara :% dari median
Klasifikasi :
- 110-90%:N
- 90-81% : MALNUTRISI GR1
- 80- 61% :MALNUTRISI GR2dan 3
- 60% :MALNUTRISI GR4
C. WHO:
Baku : NCHS
Cara : Persentil
Klasifikasi :
- Persentil 50-3 :N
- Persentil 3: MALNUTRISI
D. Indonesia
Baku : Boston
Cara :% dari median + kenaikan BB
- Klasifikasi : Menggunakan modifikasi Gomez,
- kemudian kenaikan BB dicatat pada KMS.
- Bila ada kenaikan tiap bulan:N
2.TB/U
A.Kanawati dan Mc Laren:
Baku : Boston
Cara :% dari median
Klasifikasi :
- 95%:N
- 95-90% : MALNUTRISI R
- 90-85% :MALNUTRISI S
- 85% :MALNUTRISI B
B. CDC/WHO
Baku : NCHS
Cara : % dari median
Klasifikasi :
- 90%:N
- <90%:Stunted/malnutrisi kronis
3.BB/TB
A. McLaren/Read
Baku : Boston
Cara :% dari median
Klasifikasi :
- 110-90%:N
- 90-85% : MALNUTRISI R
- 85- 75% :MALNUTRISI S
- 75% dgn/tanpa EDEMA:MALNUTRISI B
B.Waterlow
Baku : Boston
Cara :% dari median
Klasifikasi :
- 110 - >90%:N
- 90-80% : MALNUTRISI R
- 80- 70% :MALNUTRISI S
- 70% :MALNUTRISI GRB
C. CDC/WHO
Baku : NCHS
Cara :% dari median
Klasifikasi :
- 85-80%:N
- <80% : MALNUTRISI AKUT/WASTING
D. NCHS
Baku : NCHS
Cara : Persentil
Klasifikasi :
- Persentil 75-25 :N
- Persentil 10-5: MALNUTRISI S
- Persentil 5 :MALNUTRISI BERAT
Gejala klinis PEM
Gejala klinis berbeda-beda
tergantung:
a. derajat dan lamanya deflesi protein
dan energi
b. umur penderita
c. modifikasi disebabkan adanya
kekurangan vitamin dan mineral
yang menyertai
Gejala klinis PEM ringan
Pertumbuhan linear mengurang atau
terhenti
Kenaikan BB berkurang, terhenti dan
adakalanya menurun
Ukuran LLA menurun
Maturasi tulang terlambat
Rasio BB/TB normal atau menurun
Tebal lipat kulit normal atau menurun
Anemia ringan
Aktivitas dan perhatian berkuarang
Kelainan kulit, rambut jarang
Gizi Buruk
Kwashiorkor
Marasmus
Marasmic-Kwashiorkor
Kwashiorkor
Kekurangan protein (kualitas dan
kuantitas)
Sindroma perkembangan anak dimana
anak tersebut disapih tidak mendapatkan
ASI sesudah satu tahun karena menanti
kelahiran bayi berikutnya.
Perubahan metabolisme : kekurangan
pengaruh cairan dan elektrolit, protein,
lemak, vitamin dan mineral.
Cairan dan elektrolit
Karakteristik kwashiorkor gangguan
metabolisme cairan dan elektrolit
Total cairan tubuh meningkat. Ditandai
reduksi total kalium tubuh dan retensi
natrium
Hipoalbuminemia
Gangguan fungsi hormon
Defpresi fungsi sel enzim
Sirkulasi gagal
Metabolisme protein, lemak
vitamin dan mineral
Tingkat pengosongan protein dari
ekstremitas mempunyai tingkat yang
berbeda antara organ dan jaringan
Pengambilan protein jaringan
Gangguan fungsi metabolik yang
terkonsentrasi pada protein seperti
enzim dan plasme darah
Penurunan asam amino bebas dari
ekstremitas
lanjutan
Fungsi abnormal pada transport
lipid darah dari kontribusi
ekstremitas rendah vitamin A.
Perubahan katabolisme lemak dan
sintesis lemak serta kekurangan
lemak essensial
Konsentrasi Vit.A rendah,
kekurangan besi dan cuprum
Gejala klinis kwashiorkor
Penampilan :anak yang gemuk (moon
face)
Gangguan pertumbuhan
Perubahan mental : menangis apatis
Edema
Kelainan pada kulit: timbul sisik ( flaky
paint dermatosis)
Kelainan pada rambut: kusam, kering,
halus, tipis dan mudah dicabut
lanjutan
Atrofi otot
Pembesaran hati : infiltrasi lemak
dalam hati yang reversibel
Saluran cerna: diare
Sistem darah: anemia
Kelainan biokimia darah:
- Hipoalbuminemia
- Globulin kadang-kadang menurun,
rasio albumin/globulin biasanya 2
menjadi menurun
Penderitanya :
1. Anak lepas susu (disapih) umur 1-4
tahun
2. Tempat di daerah topikal,
subtropikal dimana ekonomi, sosial,
budaya
3. Anak-anak dirawat inap
Marasmus
Kekurangan protein dan energi yang
kronis
Karakteristik dari marasmus adalah
berat badan sangat rendah
Deteriosasi fungsi tubuh terjadi
perlahandan menghasilkan
penyusutan otot
Gejala klinis marasmus
Penampilan : Wajah seperti orang tua
Perubahan mental : menangis apatis
Kelainan pada kulit: kering, dingin dan
mengendor
Kelainan pada rambut: kering, tipis dan
mudah rontok
Lemak di bawah kulit: lemak subkutan
menghilang hingga turgor kulit
mengurang
Otot-otot : atropi, kurus kering,
tampak hanya tulang dan kulit
Saluran cerna: diare
Jantung : bradikardia
Tekanan darah: menurun
Saluran nafas: menurun
Sistem darah: anemia
Gangguan metabolisme
Terjadi pengosongan Natrium
Kekurusan karena tidak ada otot dan
asam amino eksogenous dan
endogenous
Sistem enzim khusus untuk pencernaan
dan mekanisme transport lemak dan
protein pengankut lemak masih
terpelihara
Simpanan vit dan mineral tubuh
menurun perlahan
Penderitanya :
1. Bayi umur 6-18 bulan(disapih).
2. Tempat di daerah topikal,
subtropikal dimana ekonomi, sosial,
budaya
3. Usila dirawat inap
Kwashiorkor Marasmik
Campuran antara penyakit marasmic
dan kwashiorkor
Kurang protein dan energi untuk
pertumbuhan normal
Penurunan BB < 60% ditambah
tanda kwashiorkor
Diet pada PEM
Penatalaksanaan PEM berdasarkan
berat-ringan penyakitnya
PEM ringan dan sedang rawat
jalan
PEM berat dengan komplikasi atau
tidak rawat inap
Rawat jalan
Nutrisi adekuat
- Protein 2-3 gr/kgBB/hari
- Energi 100-150 kkal/kgBB/hari
Infeksi dan infestasi cacing dibrantas
Vitamin A 1500 KI/hari
Vitamin D 400 KI/hari
Hal-hal yang harus
diperhatikan selama
1. pemberian
Frekuensi makanmakanan
sehari :
2. Lamanya setiap kali makan
3. Teknik pemberian makan
4. Respon afektif anak selama makan
5. Variasi makanan yang bisa diterima
anak
Rawat Inap
Pemberian makanan bergizi tinggi
kalori dan protein secara bertahap
sampai tercapai gizi optimal
A. PEM dengan diare atau
muntah
Hari pertama susu bisa ASI atau
susu formula
Jika intoleransi terhadap lemak
dimulai dengan pemberian susu
skim dengan pengenceran
Intoleransi laktosa dapat diberikan
susu rendah laktosa
Makanan kalori tinggi:
- modisco: susu skim, gula dan minyak
- modisco : susu skim 10 gr, gula 5
gr dan minyak kelapa 2,3 gr energi
80kkal/100ml
ASI diteruskan
Pemberian sesering mungkin, 6-12
kali/hari
Jumlah cairan 125-150 ml/kgBB/hari
dinaikkan sampai 200 ml/kgBB/hari
Pada dehidrasi berikan cairan Half
strength Darrow 50-100 ml/6 jam,
dilanjutkan cairan rumatan 100-150
ml/kg BB/hari.
Pada keadaan berat diberikan
plasma 20ml/kgBB/hari.
Mencegah kekurangan elektrolit :
- Pemberian Kalium 6 mmol/kg
BB/hari, Kalsium 100-200 mg/KgBB
/hari, dan Magnesium 2-3 mmol/kg
BB/hari.
Bila terjadi hipoglikemia :
- dextrose 40% 2 ml/kgBB/hari dan
dilanjutkan infus dextrose 10%
dengan tetesan rumatan
Infeksi: AB
Jumlah kebutuhan
Jumlah kalori;
a. Kwashiorkor: 100-125-150 kkal/kgBB/hari
b. Marasmik-kwashiorkor: 125-150-175-
kkal/kgBB/hari
c. Marasmus: 125-150-200 kkal/kgBB/hari

Jumlah protein:
a. Kwashiorkor: 3-4 gr/kgBB/hari
b. Marasmus : 2-3 gr/kgBB/hari
Vitamin dan mineral
a. Vitamin A: 100.000 KI intramuskular
atau 200.000 KI/oral pada saant masuk
RS dilanjutkan 1500 KI/hari
b. Vitamin K 5 mg IM pada saat masuk
RS
c. Vitamin D 400KI/hari
d. Asam folat 5 mg/hari selama 10 hari
e. Sulfas ferosus 4-5 mg/kgBB/hari sekali
pemberian
B. PEM berat tanpa diare dan
muntah
Makanan mula-mula cair, kemudian
bertahap makanan sesuai umur
Makanan tinggi kalori, protein, vitamin
dan mineral
Contoh:
- Sustagen HP, Enercal, Protifar, Pan-
Enteral, Pediasure, Entramil, Entrasol dll
- dibuat sendiri: 10 gr susu skim, 5 gr
gula, 4,6 gr minyak kelapa (5,6 gr
margarin) 100kkal/100ml (modisco I)
Pemberian formula susu tinggi kalori
diberikan 10-14 hari.
Kemudian ditambahkan makanan
padat sesuai umur
Diet
- energi 150 - 175 kkal/kgBB/hari,
- protein 3 - 4 gr/kgB/hari
-diberikan hingga BB optimal (4-6mgg)
C. Tahap penyembuhan
Bila nafsu makan dan toleransi terhadap
makanan cukup baik dan kalori sudah dapat
ditingkatkan secara bertahap, maka sudah dapat
dianggap tahap penyembuhan
Bila BB sudah ideal, maka pemberian kalori dan
protein dapat dikurangi secara bertahap sampai
akhirnya sesuai kebutuhan normal
Bila anak sudah mendapatkan makanan biasa
sesuai kebutuhan, pasien bisa dipulangkan.
Tahap lanjutan berikan penyuluhan kesehatan
dan gizi kepada orang tua, khususnya cara
memilih bahan makanan dan pengolahan sesuai
dengan kemampuan daya belinya.
Kelainan organ dan
dampaknya
Sistem alimentasi bagian atas
Saluran cerna gastro-intestinal
Hepar
Pankreas
Ginjal
Jantung
Sistem endokrin

Anda mungkin juga menyukai