Anda di halaman 1dari 30

TRAUMA

KAPITIS

1 Ns. Yani Sofiani, M. Kep.,


Sp KMB
STATISTIK
Di USA dalam satu tahun ada 500.000 kasus
cedera kepala
10% meninggal di tempat kejadian
10% cedera kepala sedang
10% cedera kepala berat
Sisanya dikelompokkan sebagai cedera kepala
ringan

2
ANATOMI

Kulit kepala
Tulang tengkorak
Otak
Cairan serebro spinalis

3
KULIT KEPALA
Skin (kulit)
Connective Tissue
(jaringan penyambung)
Aponearosis langsung
dengan tengkorak
Loosc Areolus Tissue

jaringan penunjang
longgar
Perikranium
4
TULANG TENGKORAK
Terdiri dari :
o Kalvarius
o Basis Krani

Rongga dasar tengkorak dibagi atas 3,


yaitu Fosa anterior, media dan posterior
Fosa anterior adalah tempat lobus
frontalis
Fosa media adalah tampat lobus
temporalis
Fosa posterior adalah ruang bagi
tulang otak bawah dengan cereblum

5
OTAK

Terdiri dari :
1. Cerebrum
2. Cerebelum
3. Batang otak (medula spinalis)
Anatomy otak.mov

6
CAIRAN SEREBROSPINALIS

Dihasilkan oleh pleksus khoroidus dengan


kecepatan produksi 30 ml/jam.

YouTube - Cerebros pinal Fluid Circulation.flv

7
KLASIFIKASI TRAUMA KAPITIS

Secara praktis dibagi 3 deskripsi yaitu:


1. Mekanisme (tumpul & tembus, coup, contracoup,

akselerasi, deselerasi)

2. Beratnya (menilai GCS ringan, sedang, berat)

3. Morfologi (menurut hasil CT Scan fraktur,


perdarahan) 8
CEDERA KEPALA RINGAN
GCS 15-13
Kesadaran disorientasi, tanpa defisit neurologi fokal
CT scan: dilakukan bila dicurigai adanya lucid interval
(hematom intrakranial), follow up kesadaran semakin
menurun, timbul lateralisasi
Tindakan :
Observasi selama 12 s.d 24 jam
kesadaran (GCS), tanda vital, pupil, gejala fokal
serebral
Lakukan perawatan luka
9
CEDERA KEPALA SEDANG
GCS 9-12
Biasanya mengalami ggn kardiopulmoner periksa
dan atasi ggn jalan nafas, pernafasan, sirkulasi
Pemeriksaan kesadaran, pupil, tanda fokal serebral,
dan cedera organ lain
Fiksasi leher dan patah tulang ekstremitas jika ada
Ro kepala, bila perlu bagian tubuh yang lain
CT scan bila dicurigai hematom intrakranial
Tindakan : Observasi tanda vital, kesadaran, pupil,
defisit fokal serebral
10
CEDERA KEPALA BERAT
GCS 3-8
Biasanya disertai cedera multipel, disamping kelainan
serebral juga ada kelainan sistemik
Tindakan : Resusitasi jantung paru
Pasien CK berat sering dalam keadaan hipotensi,
hipoksia, hiperkapnea akibat ggn pulmoner resusitasi
ABC

11
PENDARAHAN EPIDURAL
Hematoma epidural terletak di luar duramater (dlm rongga tengkorak)
Ciri : Menyerupai lensa cembung
Letak : Di area temporal atau temporo parietal
Penyebab : Robeknya meningeal media dengan retaknya tulang
tengkorak
Pendarahan dapat :
Berasal dari pendarahan pembuluh arteri dan vena
Robeknya Sinus Vinosus
Pendarahan epidural jarang terjadi
Pendarahan epidural bila di tolong segera pada tahap dini
prognosisnya baik karena penekanan gumpalan darah pada 12
jaringan otak tidak berlangsung lama
PENDARAHAN SUBDURAL
Lebih sering terjadi pada pendarahan epidural + 30% dari
trauma kapitis berat
Pendarahan diakibatkan robeknya vena yang terletak antara
korteks serebrum dengan sinus venosus (tempat vena
bermuara)
Dapat terjadi juga akibat laserasi arteri permukaan otak
Pendarahan subdural biasanya menutupi seluruh permukaan
hemisfer otak dan kerusakan otak di bawahnya lebih berat
Diagnosanya jauh lebih buruk dari pendarahan epidural
Angka kematian tinggi, dapat diturunkan dengan tindakan
pembedahan cepat dan penatalaksanaan yang agresif

13
SUB DURAL HEMATOM

14
FRAKTUR KRANIUM
Dapat terjadi pada atap atas dasar tengkorak
Dapat berbentuk garis atau lintang
Dapat terjadi tertutup atau terbuka
Memerlukan pemeriksaan CT Scan dengan tehnik
Jendela Tulang (bone window) untuk dapat
memperjelas frakturnya
Adanya fraktur merupakan petunjuk beratnya Trauma

15
BONE WINDOW

16
FRAKTUR

17
TANDA-TANDA KLINIS
Adanya tanda klinis merupakan petunjuk untuk
dilakukannya pemeriksaan lebih rinci antara lain :

1. Ekimosis periobital (Reccoon eyes sign)


2. Ekimosis retro aurikuler (Bettles Sign)
3. (Rhinorrhea otorrhea) kebocoran CSS dengan
paresis nervus fasialis

18
BETTLES SIGN

19
Indikasi Operasi
Bilaterdapat fragment tulang yang masuk ke
dalam, lebih tebal dari tulang kalvaria biasanya
perlu tindakan pembedahan

Bila fraktur terbuka dan adanya hubungan laserasi


kulit kepala dengan permukaan otak akibat
robeknya selaput otak perlu dilakukan operasi

20
TINDAKAN RESUSITASI ABC
A. Jalan nafas (airway) jalan napas tidak efektif

Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun kebelakang


dengan posisi kepala ekstensi, pasang pipa oropharing
(OPA )/ endotrakheal

bersihkan sisa muntah, darah ,lendir, atau gigi palsu

Isi lambung dikosongkan melalui pipa NGT untuk


menghindari aspirasi muntahan dan kalau ada stress ulcer

21
LANJUTAN RESUSITASI ABC

B. Pernafasan (breathing) gangguan pola napas

Ggn sentral : lesi medula oblongata, nafas cheyne


stokes, dan central neurogenik hiperventilasi

Ggn
perifer: aspirasi, trauma dada, edema paru, DIC,
emboli paru, infeksi

Tindakan Oksigen, cari dan atasi faktor penyebab,


kalau perlu ventilator

22
LANJUTAN RESUSITASI ABC

C. Sirkulasi (circulation)

Hipotensi iskemikkerusakan sekunder otak.


Hipotensi jarang akibat kelainan intrakranial, sering
ekstrakranial, akibat hipovolemi, perdarahan luar,
ruptur organ dalam, trauma dada disertai tamponade
jantung atau pneumotorak, shock septik

Tindakan: hentikan sumber perdarahan, perbaiki fungsi


jantung ,mengganti darah yang hilang dengan plasma,
darah 23
PENATALAKSANAAN CK
Tekanan Intra Kranial meninggi
Terjadi akibat vasodilatasi, udem otak, hematom

Untuk mengukurnya sebaiknya dipasang monitor TIK.


TIK normal adalah 0-15 mmHg. Diatas 20 mmHg sudah
harus diturunkan dengan:
1. Hiperventilasi
2. Setelah resusitasi ABC lakukan hiperventilasi
terkontrol dengan pCO2 27-30 mmHg. Dipertahankan
selama 48-72 jam lalu dicoba dilepas, bila TIK naik
lagi diteruskan selama 24-48 jam. Bila tidak turun
periksa AGD dan CT scan untuk menyingkirkan 24
hematom
LANJUTAN PENATALAKSANAAN CK

Drainase cairan serebro spinal


Dilakukan bila hiperventilasi tidak berhasil

Terapi Diuretik osmotik Manitol 20%


Bolus 0,5-1 gr/kgBB dalam 20 menit dilanjutkan 0,25-0,5
gr/kgBB setiap 6 jam selama 24-48 jam.Monitor osmolaritas
tidak melebihi 310 mOsm 2(Na+K)+GDS/18+Ureum/6.4

Diuretik Furosemid
Menghambat pembentukan LCS, menarik cairan interstitial
udema serebri. Pemberian bersama manitol punya efek
sinergik dan memper[anjang efek osmotik serum oleh manitol.
Dosis 40mg/hari IV
25
LANJUTAN PENATALAKSANAAN CK

Steroid
Manfaat tidak terbukti pada Cedera kepala

Posisi kepala. Ditinggikan 20-30 derajat dengan kepala dan


dada pada satu bidang, jangan fleksi atau laterofleksi supaya
vena leher tidak terjepit sehingga drainase vena otak lancar

26
LANJUTAN PENATALAKSANAAN CK

Keseimbangan elektrolit
Pada saat awal masuk dikurangi untuk mencegah udem
otak, 1500-2000 ml/hari parenteraldengan cairan
koloid , kristaloid Nacl 0,9%, ringer laktat. Jangan
diberikan yang mengandung glukosa hiperglikemi,
menambah udem otak

Pantau keseimbangan cairan, elektrolit darah.

27
LANJUTAN PENATALAKSANAAN CK

Profilaksis: diberikan pada CK berat dengan fraktur


impresi, hematom intrakranial

Komplikasi sistemik
Demam, kelainan gastrointestinal, kelainan
hematologis perlu ditanggulangi segera.

Obat Neuroprotektor
Manfaat obat pada CK berat masih diteliti manfaatnya
seperti lazaroid, antagonis kalsium, glutamat, citikolin
28
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
B.D. PENURUNAN KESADARAN
Tujuan :
Klien akan mempertahankan jalan nafas tetap efektif, ditandai :

Jalan nafas bagian atas bebas dari sekresi.

Pernafasan teratur (16-22)

bunyi perbafasan jelas pada kedua dasar paru.

Gerakan dada simetris.

Tidak ada dispnea, agitasi, confusio.

AGD normal ( PO2 diatas 90 mmHg dan PCO2 antara 30 - 35 mmHg..

Intervensi:
Pertahankan kepatenan jalan napas

Lakukan suction oropharynx dan trachea sesuai indikasi

Kaji RR setiap 1 -2 jam.

Cek bunyi nafas dan gerakan dada.

Monitor AGD.

Posisi baring semi prone/posisi lateral.

Berikan oksigen humidified.


29
Bantu atau pertahankan endotracheal tube, tracheostomy, dan mechanical

ventilation (bila diperlukan).


GANGGUAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL B.D.
HIPOTENSI/INTRACRANIAL HEMORRHAGE/HEMATOMA
Tujuan
Klien akan mempertahankan perfusi jaringan serebral yang adekuat, ditandai dengan :

CS nilai 9 atau lebih.

Refleks pupil terhadap cahaya baik

Respon motorik stabil atau peningkatan(gerakan lengan dan tungkai).

ICP kurang dari 15 mmHg.

tekanan sistolik diatas 90 mmHg.

Intervensi
Kaji lebarnya pupil setiap 1 - 4 jam.

Kaji gerakan ekstraokuler setiap 1 - 4 jam.

Catat respon verbal, gerakan tungkai, dorsiflexion dan plantar flexion setiap 1 - 4 jam.

Jika klien tidak sadar, catat gerekan spntan atau upaya menghindari nyeri setiap 1 - 4 jam.

Laporkan jika ada kelainan/kemunduran yang terjadi.

Monitor temperatur setiap setiap 2 jam, pertahankan temperatur batas normal

denganpemberian obat antiperetika.


Monitor kondisi kardiovaskular dan pernafasan.

Catat vital sign setiap 1 - 4 jam.

Pertahankan posisi kepala 30 derajat dan pertahankan posisi kepala secara netral

Monitor input dan output urin.


30
Rubah posisi setiap 2 jam.

Anda mungkin juga menyukai