Anda di halaman 1dari 30

Minggu

KUSTA
DEFINISI
Penyakit kusta adalah penyakit menular, kronis
yang disebabkan kuman Mycobacterium
leprae yang bersifat intraseluler obligat
Mula-mula mengenai sistem saraf tepi, kulit,
mukosa mulut, traktus respiratorius atas,
mata, otot, tulang, testis & organ lain, kecuali
SSP.
ETIOLOGI
Mycobacterium leprae
Basil gram positif, tahan asam, tahan alkohol

Ukuran 3 8 m x 0,5 m ( seperti cerutu )

Sifat parasit obligat intraseluler


KLASIFIKASI
Klasifikasi WHO (1981) & modifikasi
WHO (1988)
Pausi-basilar (PB)

Multi-basilar (MB)
CIRI KHAS GEJALA KUSTA
( CARDINAL SIGN)
1. pada lesi kulit ditemukan

bercak keputihan , atau bercak

kemerahan

Serta disertai ada nya baal ( anaesthesi)

pada daerah lesi

2. kelainan pada syaraf tepi berupa:

gangguan fg sensoris = mati rasa


Lanjutan..
3. ditemukankan bakteri tahan asam
(BTA) pada kerokan jaringan kulit
yang sakit (lesi)
Seseorang dinyatakan sebagai
penderita kusta apabila di temukan
satu atau lebih dari tanda tanda di
atas
Gejala Kerusakan Saraf
N. fasialis
Cabang temporal dan zigomatik menyebabkan
lagoftalmus
Cabang bukal, mandibular dan servikal menyebabkan
kehilangan
ekspresi wajah dan kegagalan mengatupkan bibir
N. Trigeminus
Anestesia kulit wajah, kornea dan konjungtiva mata

N. Radialis
Anestesia dorsum manus, serta ujung proksimal jari
telunjuk
Tangan gantung (wrist drop)
Tak mampu ekstensi jari-jari atau pergelangan
tangan
N. Medianus
Anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk
dan jari tengah
Tidak mampu aduksi ibu jari
Clawing ibu jari, telunjuk dan jari tengah
Ibu jari kontraktur
Atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
N. Ulnaris:
Anestesia pada ujung jari anterior kelingking dan
jari manis
Clawing kelingking dan jari manis
Atrofi hipotenar dan otot interseus serta kedua
otot lumbrikalis medial
N. popliteal lateralis
Anestesia tungkai bawah, bagian lateral dan
dorsum pedis
Kaku gantung (foot drop)
Kelemahan otot peroneus
N. tibialis posterior
Anestesia telapak kaki
Claw toes
Paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus
pedis
Tes Fungsi Saraf :
Tes sensoris rasa raba, nyeri, suhu
Tes otonom tes dengan pensil tinta
(tes Gunawan)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan bakterioskopik
Sediaan kerokan jaringan kulit atau
usapan dan kerokan mukosa hidung
Jumlah tempat yang diambil untuk
pemeriksaan rutin sebaiknya minimal 4-6
tempat, yaitu kedua cuping telinga bagian
bawah dan 2-4 lesi lain yang paling aktif
(yang paling eritematosa dan infiltratif)
diwarnai dengan Ziehl-Neelsen.
2. Skin test : tes lepromin(mitsubih&fernandez)
3. Pemeriksaan histopatologik
SIS yang tinggi: makrofag -> fagosit M.leprae
SIS rendah: sel Virchow atau lepra atau sel busa.
4. Pemeriksaan serologik
Uji MLPA ( Mycobacterium Leprae Particle
Aglutination)
Uji ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent
Assay)
ML dipstick test
5. Pemeriksaan PCR( Polimerase chain
reaction)
Indeks Morfologi (IM)

Fungsi:
Untuk melihat keberhasilan terapi
Untuk melihat resistensi kuman BTA
Untuk melihat infeksiositas penyakit
DIAGNOSIS BANDING
Tujuan Terapi

Eradikasi infeksi
Mencegah komplikasi
Mengurangi morbiditas
Mencegah Penularan
Regimen Obat
Rifampisin (bakterisidal)
Diaminodifenil Sulfon (bakteriostatik)
Clofazimine (bakterisidal lemah,
bakteriostatik)
Rifampisin
Bakterisid
Menghambat DNA- dependent RNA
polymerase berikatan dengan subunit
beta
ES : hepatotoksik dan nefrotoksik
Diaminodifenil Sulfon
Diaminodifenil sulfon

Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan bakteri

Antagonis kompetitif paraaminobezoic acid (PABA)


inhibisi sintesis asam folat

ES : anemia hemolitik, skin rash

, anoreksia, nausea, vomit,

cephalgia, dan vertigo


Clopazimin
Bakteriostatik dan dapat menekan reaksi kusta
Menghambat siklus sel dan transpor dari
NA/KATPase
ES : warna kulit ungu kehitaman, diare, nyeri
lambung.
Obat Lain

Sulfas Ferrous untuk anemia berat


Vitamin A untuk kulit kering dan
bersisik
Ofloxacin dan Minosiklin pilihan terapi
bila ada intoleransi 3 regimen obat
utama.
PB dengan Lesi Tunggal

- PB dengan lesi tunggal ROM (Rifampicin Ofloxacin


Minocyclin)
Pemberian obat sekali saja langsung RFT (Release
FromTreatment)
Obat diminum di depan petugas
Anak-anak Ibu hamil tidak di berikan ROM.
PENATALAKSAAN

PB dengan lesi 2 5
Lama pengobatan 6-9bulan Release
from treatment
Masa pengamatan setelah RFT secara
pasif untuk tipe PB selama 2 tahun
MB dengan lesi > 5
Lama pengobatan ini selama 12-18
bulan Realease From Treatment
Masa pengamatan setelah RFT secara
pasif untuk tipe MB selama 5 tahun.
Untuk anak < 5tahun
Dosis sesuai berat badan :

Rifampisin : 10-l5mg/kgBB

DDS : 1-2 mg/kg BB

Clofazimine : 1 mg/kgBB
PROGNOSIS
Bergantung pada:
Seberapa luas lesi
Tingkat stadium penyakit
Kepatuhan pasien terhadap pengobatan
Pasien dapat mengalami kelumpuhan (cacat)
Kualitas hidup pasien menurun
Kematian
TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai