Anda di halaman 1dari 38

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. WL
Usia : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan pusing
berputar sejak 4 jam SMRS. Pusing dirasakan
terus menerus dan semakin lama semakin
memberat. Karena pusing, pasien sempat jatuh
terduduk dikamar mandi. Dengan mual +,
muntah + (muntah menyemprot -).
Pasien juga mengeluh telinga berdenging
pada kedua telinga.
ANAMNESIS
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 1 tahun
yang lalu, dengan mengkonsumsi captopril
2x25mg, tetapi pasien tidak makan obat dengan
teratur. Pasien mengaku, mengkonsumsi captopril
saat pasien merasa pusing.
Saat di ruangan, bangun tidur pasien mengeluh
tangan kiri baal dan kesemutan, juga pusing.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : TD 130/90 mmHg N 86 x/m
R 20 x/m S 36,6 C
Mata : Konjungtiva anemis (-)
KGB : Tidak teraba membesar
Thoraks : Bunyi jantung I dan II murni, gallop (-), murmur ()
BND vesikuler kanan = kiri
Abdomen : Supel, nyeri tekan -, Bising usus + 4 x/menit
Kulit : hangat
STATUS GENERALIS
Mata : Konjungtiva anemis (-)
KGB : Tidak teraba membesar
Thoraks : Bunyi jantung I dan II murni, gallop (-), murmur ()

BND vesikuler kanan = kiri


Abdomen : Supel, nyeri tekan -, Bising usus + 4 x/menit
Kulit : hangat
STATUS
NEUROLOGIS
Rangsang meningeal:
Sistem Otonom :
kaku kuduk : -
Miksi : Baik
brudzinski I : - Defekasi : Baik
brudzinski II : -/- Keringat : Umum
kernig : >135 / >135
lasegue : >70 / >70
Fungsi Luhur :
Memori : Baik
Bahasa : Baik
Kognitif : Baik
Afek & Emosi : Biasa
SISTEM REFLEXS
Refleks Fisiologis :
Bisep ++/++ KPR ++/++
Trisep ++/++ APR ++/++

Refleks patologis :
Babinski -/- Chaddock -/- rosolimo -/-
Gordon -/- Oppenheim -/- medel-bectrew -/-
Schaeffer -/- Hoffman Trommer -/-
klonus kaki -/- klonus lutut -/-
SARAF CRANIAL :
N. Oftalmikus (I) : Normosmia, cavum nasi lapang/lapang

N. Optikus (II) : Visus kasar baik, lapang pandang baik, funduskopi


tidak dilakukan.

N. Okulomotorius, trochlearis, abdusen (III, IV, VI) :


Posisi bola mata simetris, ptosis (-), eksoftalmos (-),
enoftalmos (-), strabismus (-), diplopia (-), pergerakan bola mata
kesegala arah, pupil bulat, isokor, ditengah, tepi rata, RCL +/+, RCTL
+/+,

N. Trigeminus (V): Buka tutup mulut baik, gerak rahang baik,


reflex maseter (-).
N. Fascialis (VII) : Sikap wajah saat istirahat simetris, lagoftalmus -/-, angkat
alis (+) simetris, kerut dahi (+) simetris, kembung pipi (+) simetris, sulcus
nasolabialis tidak mendatar.

N. Vestibulocochlearis (VIII) : Nistagmus +/+ horizontal dan vertikal,


sensasi vertigo +, tes gesek jari +/+

N. Glossofaringeus, Vagus (IX, X) : Arcus faring simetris, uvula ditengah,


palatum mole intak

N. Ascecorius (XI) : Angkat bahu (+) simetris, menoleh kanan dan kiri baik.

N. Hypoglossus (XII) : Posisi lidah dalam mulut simetris, tremor (-), fasikulasi
(-), atrofi (-), julur lidah tidak ada deviasi, tenaga otot lidah kanan = kiri.
Sensibilitas :

Eksteroseptif : rasa nyeri: simetris ka=ki

rasa raba: simetris ka= ki

rasa suhu: tidak dilakukan


Motorik
5555 5555
Normotonus, Eutrofi.
5555 4444

Koordinasi : Tes telunjuk hidung baik

Tes telunjuk - telunjuk baik

Romberg : baik

Romberg dipertajam : pasien seperti akan terjatuh


PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
GDS : 108 Kimia Darah
Hb : 13 Ureum : 26
Ht : 39
Kreatinin: 1,1
Leu : 8.600
As. Urat : 6,6
Trom : 246.000
SGOT : 19
SGPT : 23
EK
G
Nontypical ST elevasi V2-
V4
RONTG
EN
THORA

KS
KESAN : Kardiomegali
CT-
SCAN
KESAN :
Lacunar infark pada daerah
periventrikel lateral kanan
DIAGNOSIS
Diagnosis :
Klinik : Vertigo sentral
Etiologi : Stroke infarc
Topis : Vertebrobasiler iskemik, lacunar infark periventrikel lateral
kanan
TATALAKSANA IGD
Pro rawat inap

IVFD RL 20 tpm

MM / Amlodipin 5mg Sublingual

Ondancentron 4mg iv
Ranitidin 50mg iv
Konsul dr. Andrew, Sp.S (+)

OMZ 1x40mg (IV)


Ondancentron 3x4mg (drip)
Sucralfat 3xIIC (PO)
Valsartan 1x80mg (PO) bila TD >140mmHg
Flunarizin 1x10mg (PO)
Betahistin 3x6mg (PO)
FOLLOW UP RUANGAN
Keluhan Pemeriksaan Diagnosis Tatalaksana
7 Maret 2017
Nyeri Kepala KU: CM, sakit Vertigo + Konsul dr. Andrew, Sp.S
seperti ditekan, sedang Riwayat Terapi lanjut +
telinga kiri T 170/110 Trauma O2 NK 4-6 lpm
berdengung, mmHg RL + Ketorolac/8 jam
tangan kiri baal & N 77x/m Mannitol 4x125cc drip 20-
Kesemutan S 36,8C 30min
R 29x/m CTScan segera
Obs TTV & EKG
8 Maret 2017
Pusing+, telinga KU: CM, sakit -Susp. Slide selanjutnya
berdengung+, sedang Stroke
kelemahan dan T 150/90 mmHg -HT stg1
kram2 tangan N 80x/m, S -Vertigo
kiri+, mual+, nyeri 36,5C Sentral
kepala-, layu-, R 20x/m
5 lema -Hyper
h
demam- GCS 15 uricemia
TATALAKSANA RUANGAN 8
MARET 2017
IVFD RL + Ondansetron 4mg/12jam(drip)

Neurosanbe 1x1 (drip NaCl 100cc)

Manitol 3 x 125mg (drip) tap down

OMZ 1x40mg (IV)

Citicolin 2x500mg (IV)

Episan Syrup 3x1C (PO)

Valsartan 1x80mg (PO) TD >150

Flunarizin 1x10mg (PO)

Betahistin 3x6mg (PO)

Allopurinol 1x100mg

Aspilet 80mg tab (jika CTScan Infarc)


FOLLOW UP RUANGAN
Keluhan Pemeriksaan Diagnosis Tatalaksana
9 Maret 2017
Tangan kiri baal & KU: CM, sakit sedang -Stroke ec infarct Slide selanjutnya
Kesemutan T 130/60 mmHg -HHD
N 82x/m -CAD
S 36,7C -Hyperuricemia
R 20x/m
10 Maret 2017
Tangan kiri baal & KU: CM, sakit sedang -Stroke ec infarct Slide selanjutnya
Kesemutan T 130/60 mmHg -HHD
N 80x/m -CAD
S 36,6C -Hyperuricemia
R 20x/m
TATALAKSANA RUANGAN
9 Maret 2017 10 Maret 2017
IVFD RL + Ondansetron 4mg/12jam(drip) IVFD RL + Ondansetron
Neurosanbe 1x1 (drip NaCl 100cc) 4mg/12jam(drip)

Manitol 2 x 125mg (drip)


Neurosanbe 1x1 (drip NaCl 100cc)

OMZ 1x40mg (IV)


Manitol 1 x 125mg (drip)

Citicolin 2x500mg (IV)


OMZ 1x40mg (IV)

Episan Syrup 3x1C (PO)


Citicolin 2x500mg (IV)

Valsartan 1x80mg (PO) TD >150


Episan Syrup 3x1C (PO)

Flunarizin 1x10mg (PO)


Valsartan 1x80mg (PO) TD >150

Betahistin 3x6mg (PO)


Flunarizin 1x10mg (PO)

Allopurinol 1x100mg
Betahistin 3x6mg (PO)

Aspilet 80mg tab


Allopurinol 1x100mg
Aspilet 80mg tab
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
GANGGUAN KESEIMBANGAN (DIZZINESS)
VERTIGO VERTIGO DISEQUILIBRIUM PRESINKOPE
VESTIBULAR NONVESTIBULAR

-Berputar -berenang mengambang -goyang, tak stabil Rasa mau pingsan


-melayang -kepala tidak melayang
-goyang -membaik bila duduk

Visual Neuropathy, ataxia,


Somatosensory jatuh Kardiovaskular pingsan
Vestibular berputar melayang
PATOFISIOLOGI
Vertigo
Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan
sekitarnya.
Persepsi gerakan bisa berupa:
1. Rasa berputar, disebut vertigo vestibular
Timbul pada gangguan system vestibular. Contohnya Benign paroxysmal
positional vertigo (BPPV), menieres disease, neuritis vestibular, oklusi
a.labirin, labirinits, obat ototoksik, autoimun, tumor N.VIII, microvaskular
compression, perlymph fistel. Sentral: migraine, CVD, tumor, epilepsy,
demielinisasi, degenerasi.
2. Rasa goyang, melayang,mengambang, disebut vertigo nonvestibular.
Timbul pada gangguan system propioseptif atau system visual.
Contohnya Polineuropati mielopati, strosis servikal, trauma leher,
presinkopa. Hipotensi ortostatik, hiperventilasi, tension headache,
hipoglikemia, penyakit sistemik.
Gejala Perifer Sentral

Bangkitan Lebih mendadak Lebih lambat

Beratnya vertigo Berat Ringan

Pengaruh gerakan kepala ++ +/-

Mual/muntah/keringat ++ +

Gangguan pendengaran +/- -

Tanda local otak - +/-


DIAGNOSIS
VERTIGO
1. Anamnesis yang terinci
Pusing yang dikeluhkan ini dapat berupa sakit
kepala, rasa goyang, pusing berputar, rasa tidak
stabil atau melayang.
Gejala mual, muntah, keringat dingin. Obat yang
menimbulkan gejala vertigo seperti: streptomisin,
gentamisin, kemoterapi.
2. Pemeriksaan fisik.
a. Test Romberg
- Pemeriksa berdiri di belakang pasien
- Pasien berdiri tegak dengan kedua tangan di
dada, kedua mata terbuka
- Diamati selama 30 detik
- Setelah itu pasien diminta menutup mata
dan diamati selama 30 detik.
- Jika pada keadaan mata tertutup pasien
cenderung jatuh ke satu sisi >
vestibuler/propioseptif
b. Tes fukuda
- Pemeriksa berada di belakang pasien
- Tagan diluruskan ke depan, mata pasien ditutup
- Pasien diminta berjalan ditempat 50 langkah
- Tes fukuda diangkat abnormal jika deviasi ke satu sisi > 30 derajat
atau maju/mundur > 1 meter.
- Tes fukuda ini menunjukan lokasi kelainan di sisi kanan atau kiri
c. Test past pointing
- Pada posisi duduk, pasien diminta untuk
mengangkat satu tangan dengan jari mengarah
keatas
- Jari pemeriksa diletakkan di depan pasien
- Pasien diminta dengan ujung jarinya menyentuh
ujung jari pemeriksa beberapa kali dengan mata
terbuka
- Setelah itu dilakukan dengan cara yang sama
dengan mata tertutup.
- Pada kelainan vestibular: ketika mata tertutup
maka jari pasien akan deviasi kearah lesi
- Pada kelainan sereberal: akan terjadi hipermetri
atau hipometri
d. Head thrust test
Pasien diminta memfiksasi mata pada hidung/dahi pemeriksa
Setelah itu kepala digerakan secara cepat ke satu sisi
Pada kelainan vestibular perifer akan dijumpai adanya sakadik
Pemeriksaan nistagmus
- Bedside
- Pasien diminta mengikuti jari pemeriksa ke kiri dan ke
kanan 30 untuk melihat nistagmus horizontal
- Pasien diminta mengikuti jari pemeriksa ke atas dank e
bawah untuk melihat nistagmus vertical

Head shaking test


- Pasien dugerakan kepala ke kiri dan kanan 20 hitungan
- Kemudian diamati adanya nistagmus horizontal dan
vertical
Dix-hallpike test
3. Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium pada kasus stroke, infeksi
- EEG pada kasus vestibular epilepsy
- EMG pada kasus neuropati
- EKG pada kasus serebrovaskular
- TCD pada kasus serebrovaskular
- LP pada kasus infeksi
- CT scan/MRI pada kasus stroke, infeksi, tumor
TERAPI VERTIGO
1. Terapi Kausal
a.Farmakoterapi
b.Prosedur reposisi partikel
c.Bedah
2. Terapi Simptomatik farmakoterapi
3. Terapi Rehabilitatif
4. Hindari Faktor pencetus dan
memperbaiki life style
Pemilihan terapi vertigo sangat
tergantung dari tipe dan kausa
vertigo
d. Mencegah faktor pencetus dan lifestyle
- Makanan dan diet adekuat
- Mencegah minum alcohol dan rokok berlebihan
- Mengurangi obat sedative, ototoksik dan opioid
- Memperbaiki posisi tidur dan saat bekerja.

e. Terapi bedah
Pada sebagian kecil penderita BPPV yang
berkepanjangan dan tidak sembuh dengan terapi
konservatif bias dilakukan operasi neurektomi atau
canal pligging. Tindakan operatif tersebut bias
menimbulkan komplikasi berupa tuli sensorineural pada
10% kasus.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai