Anda di halaman 1dari 30

INFEKSI SALURAN

KEMIH

Pembimbing : dr. Yulfitra Soni,SpU

Fajar Alqozali / 406161054


Jane Santosa / 406161005
Jenis Jenis Infeksi Urogenital
Infeksi Saluran Kemih atas:
- Pielonefritis
- Abses ginjal
Infeksi Saluran Kemih bawah:
- Cystitis
- Urethritis
Infeksi Genital:
- Prostitis
- Epidydimitis
- Orkhitis
Infeksi Saluran Kemih Atas
1. Pielonefritis
. Definisi : infeksi pada parenkim dan pelvis ginjal
. Pielonefritis akut terjadi akibat infeksi kandung kemih
asendens, biasanya terjadinya melalui refluks vesiko
ureter
. Penyebab akut: stasis, benda asing, cedera,
instrumentasi, infeksi hematogen
. Diagnosis ditegakkan berdasarkan demam menggigil,
nyeri pinggang, sampai tampak sakit berat dan shock,
dysuria polakisuria, piuria, bakteriruia dan biakan kemih
positif
Infeksi Saluran Kemih Atas
Pielonefritis kronis: batu, obstruksi lain, refluks
vesikoureter
Pembentukan jaringan parut & obstruksi tubulus luas
kemampuan ginjal memekatkan urin menurun gagal
ginjal kronik
2. Abses Ginjal
Karbunkel ginjal
Penyebaran dari sumber yang jauh, umumnya
stafilokukos
Disebabkan oleh infeksi nonspesifik ginjal yang sering
didasari oleh urolitiasis
Infeksi Saluran Kemih Bawah
3. Cystitis
Disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra dan dapat
pula disebabkan oleh infeksi desenden dari saluran kemih
yang lebih proksimal.
Cystitis pada perempuan umumnya disebabkan oleh
E.coli dari kulit perineum dan vulva karena uretranya
pendek
Cystitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat
bebarapa faktor misalnya prostat yang terinfeksi,
epididimitis, atau batu pada kandung kemih
Cystitis primer: kandung kemih, divertikel, hipertrofi
prostat dan striktura uretra.
Cystitis sekunder: gejala yang timbul kemudian sebagai
akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan
prostatitis.
Infeksi Saluran Kemih Bawah

4. Urethtritis
Urethtritis akut: disebabkan oleh infeksi
gonore atau Chlamydia trachomalis. Fase akut
dg dysuria
Uretritis kronik: sering pada perempuan dan
merupakan penyebab sistitis kambuhan.
Penyebab Kronik: stenosis distal uretra,
diuresis kurang, dan persetubuhan
Infeksi Genital
5. Prostatitis
Prostitis: adanya peningkatan jumlah sel-sel
radang pada stroma prostat didekat asinus
prostat.
Prostatitis akut: demam dan nyeri di daerah
prostat, biasanya krn infeksi gonorrhea
Prostitis kronis: refluks di dalam prostat, paparan
kuman terus menerus, penyakit autoimun,
metabolit urin yang bersifat iritatif atau nyeri
neuropatik
Infeksi Genital
7. Epididimitis
Inflamasi pada epididimis, yang menyebabkan rasa nyeri dan
pembengkakam, biasanya unilateral dan timbul dengan cepat
Epididymitis akut dapat dianggap sebagai infeksi asendens saluran
kemih.
obstruksi uretra distal karena prostat sering menyebabkan timbulnya
epididymitis karena tekanan tinggi sewaktu miksi. Infeksi dimulai dari
kauda epididymis dan biasanya meluas ke korpus dan hulu
epididymis

8. Orkhitis
Peradangan pada testis, umumnya disebabkan oleh virus dan juga
kadang-kadang melibatkan epididimis
Epidemiologi/ Faktor Risiko
Jenis kelamin:
Sebelum usia 1 tahun lebih banyak pada laki-laki
Setelah 1 tahun lebih banyak pada perempuan
Karena uretra perempuan lebih pendek
Usia: orang tua > usia muda
Faktor hormonal: wanita hamil, wanita menopause
Gangguan BAK (kelainan anatomis saluran kemih, incomplete
bladder emptying)
Penderita diabetes mellitus
Penderita cedera korda spinalis
Penderita yang menggunakan kateter
Pasien immunocompromized
Etiologi
Bakteri
Umumnya aerob gram negatif berasal dari uretra bagian bawah,
genitalia, rektum
Kelompok enterobacteriaceae seperti :
Escherichia coli
Klebsiella pneumoniae
Enterobacter aerogenes
Proteus
Providencia
Citrobacter
Pseudomonas aeruginosa
Acinetobacter
Enterokokus faecalis
Stafilokokus aureus
Jamur
Virus
Penularan
1. Hematogen/ Descending
Terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah
karena ada fokus infeksi ginjal
Contoh mikroorganisme Staphylococcus aureus,
Salmonella sp., Pseudomonas, Candida sp., dan
Proteus sp.
2. Ascending lebih sering terjadi
Kolonisasi mikroorganisme di uretra dan daerah
introitus vagina mikroorganisme masuk ke kandung
kemih multiplikasi bakteri di kandung kemih
bakteri naik ke ginjal
Gambaran Klinis: Pielonefritis

Demam tinggi
Kedinginan gemetaran
Rasa nyeri pada punggung atas dan panggul
Mual
Muntah
Gambaran Klinis: Sistitis
Urgency
Disuria (rasa terbakar dan perih saat berkemih)
Frequency
Hematuria
Urin berwarna gelap dan keruh
Urin berbau menyengat
Ketidaknyamanan pada daerah pelvis
Nyeri suprapubik
Perasaan tertekan pada perut bagian bawah
Demam
Nokturia
Gambaran Klinis: Uretritis
Disuria (rasa terbakar pada saat BAK)
Gangguan pada penis
Pemeriksaan Penunjang
Biakan urin
Dinilai: jenis mikroorganisme, kuantitas koloni, sensitivitas
terhadap antimikroba

Pemeriksaan mikroskopik/ sedimen


Digunakkan untuk mencari piuria:
Urin segar tidak di sentrifus: 10 leukosit/ mm3 urin
Urin sentrifus: > 10 leukosit/ lpb
Urin aspirasi suprapubik: > 800 leukosit/ml urin
Digunakkan untuk mencari hematuria
Digunakkan untuk mencari cast/ silinder leukosit
Pemeriksaan Penunjang
Tes biokimiawi urin
Nitrit (+) : bakteri golongan enterobacteriae dapat mereduksi nitrat
menjadi nitrit
Proteinuria (+)
Pemeriksaan antibody-coated bacteria (ACB)
Membedakan ISK atas dan bawah
Bakteri yang berasal dari saluran kemih atas umumnya diselubungi
antibodi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan untuk lokalisasi sumber infeksi
Non invasif
Imunologik
ACB (Antibody-Coated Bacteria)
Autoantibodi terhadap protein saluran Tam-Horsfall
Serum antibodi terhadap antigen polisakarida
Komplemen C
Nonimunologik
Kemampuan maksimal konsentrasi urin
Enzim urin
Protein Creaktif
Foto polos abdomen
Ultrasonografi
CT Scan
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Bakteriuria polimikrobial / relaps setelah terapi (termasuk pada terapi
tunggal)
Invasif
Pielografi IV / Retrograde / MCU
Kultur dari bahan urin kateterisasi ureteroan bilasan kandung kemih
Biopsi ginjal (kultur pemeriksaan imunofluoresens)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis
Untuk mendeteksi faktor predisposisi ISK urolithiasis
1. Foto polos abdomen: deteksi batu radio opak
2. IVP: menggambarkan fungsi ekskresi ginjal, mendeteksi batu
dan lokasinya, memperlihatkan derajat obstruksi; dilakukan
bila infeksi akut sembuh > 6 minggu
3. Sistouretrografi
4. USG
5. Pielografi
6. CT-scan
7. DMSA scanning
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan urin:
Digunakkan urin pagi hari (midstream/ dengan kateterisasi/ dengan
aspirasi supra pubik)
Pemeriksaan sedimen ditemukan piuria (>5 leukosit/lp),
hematuria (>5 eritrosit/lp), dan bakteuria (>1 bakteri/lp)
Pemeriksaan kimiawi nitrit (+), leukosit esterase (+)
Biakan bakteri untuk memastikan diagnosis ISK
Pemeriksaan radiologis: menyingkirkan diagnosis banding
urolithiasis
Pengobatan
Prinsip pengobatan eradikasi bakteri dengan
antibiotika
Tujuan pengobatan:
Menghilangkan bakteri penyebab ISK
Menanggulangi keluhan (gejala)
Mencegah kemungkinan gangguan organ (terutama ginjal)
Tatacara pengobatan:
Menggunakan dosis tunggal
Pengobatan jangka pendek (10-14 hari)/ jangka panjang (4-6
minggu)
Profilaksis dosis rendah
Pengobatan supresif bila eradikasi gagal
Antibiotika
1. Antibiotika oral
Sulfonamida mengobati infeksi pertama kali
Trimetoprim-sulfametoksazol untuk bakteri aerob kecuali
Pseudomonas aeruginosa; dosis 160 mg tiap 12 jam
Penicillin Ampicillin spektrum luas dosis 1000 mg tiap 6 jam/
Amoxsicillin dosisi 500 mg tiap 8 jam
Sefalosporin bila resisten AB sebelumnya
Tetrasiklin untuk ISK tahap awal dan ISK disebabkan chlamydia
Kuinolon Asam nalidixic, asam oxalinic, cinoxacin untuk ISK
tahap awal disebabkan enterobacteriaceae/ ciprofloxacin dan
ofloxacin untuk terapi sistemik dosis ciprofloxacin 50 mg tiap 12
jam dan dosis ofloxacin 200-300 mg tiap 12jam
Nitrofurantoin profilaksis
Azithromycin untuk infeksi chlamydial
Methanamin hippurat/ mandalat profilaksis dan supresif
Antibiotika
2. Antibiotika parenteral
Aminoglikosida gentamicin dan tobramisin untuk infeksi sistemik
yang serius; amikasin untuk infeksi oleh bakteri multiresisten; dosis
gentamicin 3-5 mg/kgBB tiap 24 jam atau 1 mg/kgBB tiap 8 jam
Penicillin spektrum luas untuk infeksi Pseudomonas aeruginosa
dan enterococci
Sefalosporin untuk infeksi nosokomial dan urosepsis akibat
bakteri gram negatif
Imipenem/ silastatin spektrum luas untuk infeksi akibat
enterococci dan Pseudomonas aeruginosa, dosis 250-500 mg tiap
6-8 jam
Aztreonam untuk infeksi nosokomial, dosis 1000 mg tiap 8-12
jam
Pencegahan ISK
Menjaga kebersihan organ intim dan saluran kemih
Untuk wanita membersihkan organ intim dengan sabun
khusus yang pH seimbang
Menggunakan toilet umum jongkok
Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap
keringat supaya tidak lembab
Komplikasi
Sepsis
Infeksi kuman yang multisistem
Gangguan fungsi ginjal
Renal scar
Prognosis
Baik bila dapat diatasi faktor pencetus dan penyebabnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai