Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI KASUS

TETANUS

OLEH :
AULIA OLVIANA, S.KED

KEPANITERAN KLINIK ILMU FORENSIK


RUMAH SAKIT UMUM DR. H. ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. Hn
Umur : 68 tahun
Pekerjaan : petani
Agama : Islam
Alamat : Kalianda
II. Keluhan Utama dan Riwayat
Perjalanan Penyakit

Keluhan utama : kejang seluruh badan.

RPP : pasien datang dengan keluhan kejang seluruh


badan sejak 1 hari SMRS. Kejang dirasakan berulang >
10 kali/ hari. Menurut keluarga pasien, pasien mengalami
kejang diawali dengan rahang yang sulit dibuka dan leher
yang terlihat kaku. Kemudian diikuti oleh kejang seluruh
badan, telapak tangan mengepal. Namun saat kejang,
pasien masih terlihat sadar. 4 hari SMRS pasien
tertusuk besi berkarat saat sedang mencangkul di sawah.
Kemudian pasien menolak untuk dibawa ke puskesmas,
dan luka dibiarkan tanpa tindakan apapun.
III. Hal Yang Menarik dari Kasus
dan kronologi dalam perawatan

Karena kasus tetanus sering terjadi di masyrakat dan banyak tanpa


penanganan yang baik padahal perawatan awal sangat mudah dan
murah.

Pasien di rawat di ruang kutilang bedah pria, saat dirawat pasien


ditempatkan di ruangan dengan jumlah pasien 6 dan ditambah
dengan keluarga pasien. Kondisi ruangan sangat sesak, ramai dan
panas. Pasien hanya mendapatkan terapi antibiotik amoxicillin 3x 1
gr secara IV, tanpa mendapat ATS, dan antikonvulsan. Tak
terpasang kateter dan NGT. Pasien juga hanya bisa diberi minum
karena kondisi mulut pasien susah dibuka. Tidak dilakukan
perawatan luka. Saat pasien kejang berulang tidak ada tindakan
apapun. Setelah 4 hari perawatan akhirnya pasien meninggal dunia.
IV. Diagnosis Kasus
Diagnosis : Tetanus
Diagnosis dokter dan konsulen : Tetanus
V. Terapi
Terapi yang sesuai :
Melakukan perawatan dan membersihkan luka dengan
debridement/eksisi jaringan nekrotik luka, irigasi luka dan kompres
dengan H2O2.
Isolasi pasien di ruangan yang tertutup, tenang, dan gelap.
Pemasangan NGT untuk pemberian nutrisi karena kondisi pasien sulit
membuka mulut.
Antibiotik : Penicilline 1,2 juta unit /hari selama 10 hari.
Antitoksin ; human tetanus imunoglobulin (TIG)
Tetanus toksoid (TT) secara IM
Antikonvulsan : diazepam 10 mg secara IM

Terapi yang sudah diberikan :


Antibiotik : amoxicillin 3x1 gr IV.
TINJAUAN ASPEK ETIKO-EKONO-
SOSIOKUTURAL
ETIKA

Beneficience: melakukan penanganan yang


menguntungkan pasien.
Non-maleficience: tidak melakukan perbuatan
yang memperburuk kondisi pasien.
Justice: memperlakukan pasien secara adil, setiap
pasien berhak mendapatkan penanganan yang
sama.
Autonomy: memberikan hak pasien untuk berpikir
secara logis dan membuat keputusan sendiri.
Ekonomi
Karena pembiayaan ditanggung oeh BPJS, maka
tindakan dapat dilakukan tanpa memperhitungkan
kondisi ekonomi pasien. Namun meskipun demikian,
pihak pelayanan kesehatan juga seharusnya tidak
membeda-bedakan pelayanan terhadap pasien
pengguna BPJS dengan pasien umum.

Sosiokultural
Tetanus merupakan hal yang sering terjadi pada
masyarakat sehingga diperlukan penanganan yang
tepat dan promosi tentang penanganan awal
terhadap luka dan mencegah komplikasi.
REFLEKSI JIKA MENDAPAT KASUS
SERUPA DIMASA MENDATANG

Anamnesis dan pemeriksaan fisik


Lakukan perawatan luka (debridement,
irigasi, dan kompres H2O2)
Berikan antibiotik yang sesuai ATS dan
TT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai