TUJUAN UTAMA :
1. Mencatat hasil observasi & kemajuan persalinan menilai
pembukaan servik melalui PD
2. Mendeteksi proses persalinan berjalan normal
3. Data pelengkap
Partograf Digunakan :
1. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan dan merupakan elemen penting dari
asuhan persalinan
2. Selama persalinan & kelahiran bayi di semua
tempat
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang
memberikan asuhan persalinan kepada ibu &
proses kelahiran bayinya
Kisaran normal DJJ diantara angka 180
dan 100
1. Waspada bila DJJ mengarah kebawah 120 atau
diatas 160
2. DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180x/menit
pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit
Diagnosa :
Gawat janin
Lambang :
U : Selaput ketuban masih utuh
J : Selaput ketuban sudah pecah & air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah & air ketuban
bercampur mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah & air ketuban
bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak
mengalir lagi
Lambang :
0 : Tulang-tulang janin terpisah,sutura
dengan mudah dapat dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan
2 : Tulang tulang kepala janin saling
tumpang tindih tetapi masih dapat
dipisahkan
3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih dan tidak dapat dipisahkan
Semakin besar derajad penyusupan atau
tumpang tindih antar tulang kepala
semakin menunjukkan resiko (CPD)
Pantau kondisi janin
Pantau kemajuan persalinan
Rujukan
Nilai dan catat pembukaan servik setiap 4 jam
Lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda
penyulit
1. Fase Laten Berkepanjangan
Tanda & Gejala :
Pembukaan servik kurang dari 4 cm setelah 8 jam
Kontraksi teratur (lebih dari 2 dalam 10 menit)
2. Partus Lama :
Pembukaan servik mengarah kesebelah kanan garis
waspada partograf
Pembukaan servik kurang dari 1 cm per jam
Frekuensi HIS kurang dari 2 kali dalam 10 menit
dan lamanya kurang dari 40 detik
Asuhan :
Rujuk
3. Belum Inpartu
Tanda & Gejala :
Frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10 menit dan
lamanya kurang dari 20 detik
Tidak ada perubahan pada servik dalam waktu satu hingga dua
jam
Asuhan :
Anjurkan ibu untuk minum dan makan
Anjurkan ibu untuk mobilisasi
Jika kontraksi berhenti dan/atau tidak ada perubahan
serviks,evaluasi DJJ,jika tidak ada tanda-tanda kegawatan
pada ibu dan janin,pulang dengan nasehat :
Menjaga kebutuhan nutrisi
Datang jika terdapat peningkatan HIS
Garis Waspada
Jika pembukaan servik mengarah kesebelah kanan garis
waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam)
Pertimbangkan :
Fase aktif memanjang
Serviks kaku
Inersia uteri hipotenik
Garis Bertindak
Jika pembukaan serviks telah melampaui & berada
disebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan
perlu dilakukan tindakan untuk meyelesaikan persalinan
Persalinan normal,kemajuan pembukaan servik selalu
diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin
Penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah
pembukaan serviks mencapai 7 cm
2. Presentasi Bukan Belakang Kepala
Sungsang,letak lintang
Presentasi ganda (majemuk)
Adanya bagian lain dari janin ex: lengan/tangan
bersamaan dengan presentasi belakang kepala
Asuhan :
Baringkan ibu miring kekiri
Rujuk
Periksa frekuensi dan lama kontraksi
uterus setiap jam selama fase laten dan
setiap 30 menit selama fase aktif
Nilai frekuensi dan lama kontraksi yang
terjadi dalam 10 menit observasi
Slide 11 & 12
Nadi,tekanan darah dan suhu tubuh
Nadi ibu setiap 30 menit
Tekanan darah ibu setiap 4 jam
Temperatur tubuh setiap 2 jam
Volume urin,protein & aseton
Ukur sedikitnya setiap 2 jam
2. Tekanan Darah
Tekanan darah lebih dari 160/110 dan/atau terdapat
protein dalam urin (pre-eklampsia berat )
Asuhan :
Baringkan ibu miring kiri
Pasang infus menggunakan jarum berdiameter
(16/18) dan berikan ringer laktat atau garam
fisiologis (NS)
Rujuk kefasilitas gawat darurat obstetri dan
bayi baru lahir
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
bertujuan :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-
kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu
nifas dan bayinya
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang
terjadi pada masa nifas
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul
dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun
banyinya
KUNJUNGAN WAKTU ASUHAN
1 6-8 jam setelah Mencegah perdarahan masa nifas
persalinan karena atonia uteri
Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan berlanjut
Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
Pemberian ASI awal
Mengajarkan cara mempererat
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi
Bidan menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam
pertama sampai keadaan ibu dan bayi
baik
KUNJUNGAN WAKTU ASUHAN
2 6 hari setelah Memastikan involusio uterus berjalan
persalinan dengan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, tinggi fundus uteri
dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal
Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi dan perdarahan
Memastikan ibu mendapat istirahat
yang cukup
Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi dan cukup cairan
Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan benar serta tidak ada tanda-tanda
kesulitan menyusui
Memberikan konseling tentang
perawatan bayi baru lahir
KUNJUNGAN WAKTU ASUHAN
3 2 minggu Asuhan pada 2 minggu
post partum postpartum sama dengan asuhan
yang diberikan pada kunjungan
6 hari post partum
4 6 minggu Menanyakan penyulit-penyulit
post partum yang dialami ibu selama masa
nifas
Memberikan konseling KB
secara dini