Anda di halaman 1dari 25

Laju Reaksi

Referensi:
Premono, S. A. Wardani, dan N. Hidayati. 2009.
Kimia: SMA/ MA Kelas XI. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

NAMA KELOMPOK
1. MOHAMAD BAATUL HUDA IFANDA
(201654010)
2. FATUR ROHMAN (201654011)
3. KUKUH PRASTYO
(201654013)
4. MUHAMMAD FATKA FIRMANSYAH
(201654026)
A. Pengertian Laju Reaksi
Kimia
Laju reaksiadalah laju penurunan reaktan (pereaksi) atau laju bertambahnya
produk (hasil reaksi). Laju reaksi ini juga menggambarkan cepat lambatnya
suatu reaksi kimia, sedangkan reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu
zat (pereaksi) menjadi zat baru yang disebut sebagai produk. Reaksi kimia
digambarkan seperti pada bagan berikut.

Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang dimasukkan
ke dalam air akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu pula
dengan petasan dan kembang api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih
cepat daripada minyak tanah. Namun, ada pula reaksi yang berjalan lambat.
Proses pengaratan besi, misalnya, membutuhkan waktu sangat lama sehingga
laju reaksinya lambat. Cepat lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung
dinyatakan dengan laju reaksi. Dalam mempelajari laju reaksi digunakan
besaran konsentrasi tiap satuan waktu yang dinyatakan dengan molaritas.
Apakah yang dimaksud molaritas? Simak uraian berikut.
Molaritas sebagai Satuan
Konsentrasi dalam Laju
Reaksi
Molaritas menyatakan jumlah mol zat dalam 1 L larutan, sehingga

molaritas yang dinotasikan dengan M, dan dirumuskan sebagai
berikut.

Keterangan :
n = jumlah mol dalam satuan mol atau mmol
V = volume dalam satuan L atau mL
Contoh Soal:
Molaritas Sebanyak 17,1 g sukrosa (Mr = 342) dilarutkan dalam air
hingga volume larutan 500 mL. Tentukan kemolaran sukrosa.

Penyelesaian:
Diketahui :
Mr sukrosa = 342 Massa (m)
sukrosa = 17,1 g
Volume larutan = 500 mL
Ditanyakan : Molaritas sukrosa?
Jawaban :
n sukrosa = massa/Mr = 171/342 =0,05 mol = 50 mmol
M sukrosa = n/V = 50 mmol / 500 mL =0,1 M
Jadi, molaritas sukrosa tersebut adalah 0,1 M.
Apabila yang tersedia di laboratorium hanya larutan pekat
yang diketahui massa jenis dan kadarnya tanpa diketahui
konsentrasinya, misalnya larutan asam sulfat dengan kadar
97% dan massa jenisnya 1,8 kg/L, maka
molaritasH2SO4tersebut dapat ditentukan dengan rumusan
berikut.

Untuk menghitung molaritas larutanH2SO4dengan kadar


97% dan massa jenis 1,8 kg/L, kita tinggal memasukkan data
ke dalam rumus hingga diperoleh molaritas asam sulfat
tersebut sebesar 17,82 M seperti pada perhitungan berikut.
Rumus Laju Reaksi

Laju reaksi kimia bukan hanya sebuah teori, namun dapat


dirumuskan secara matematis untuk memudahkan
pembelajaran. Pada reaksi kimia: AB, maka laju berubahnya
zat A menjadi zat B ditentukan dari jumlah zat A yang bereaksi
atau jumlah zat B yang terbentuk per satuan waktu. Pada saat
pereaksi (A) berkurang, hasil reaksi (B) akan bertambah.
Berdasarkan gambar tersebut, maka rumusan laju reaksi dapat
kita definisikan sebagai:

A. berkurangnya jumlah pereaksi (konsentrasi pereaksi) per


satuan waktu,

atau

dengan r = laju reaksi, - d[R] = berkurangnya reaktan (pereaksi),


dan dt = perubahan waktu. Untuk reaksi : AB, laju
berkurangnya zat A adalah :

B. bertambahnya jumlah produk (konsentrasi produk) per satuan


waktu,

atau

dengan +[P] = bertambahnya konsentrasi produk (hasil reaksi).


Untuk reaksi : AB, laju bertambahnya zat B adalah :
Dapat disimpulkan bagaimana cepat lambatnya suatu reaksi
kimia berdasarkan laju reaksi zat tersebut. Jika laju reaksi zat itu
besar, maka reaksi berlangsung cepat, dan sebaliknya, jika laju
reaksi zat kecil, maka reaksi berlangsung lambat.
B. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Laju Reaksi
Laju reaksisuatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu konsentrasi pereaksi, luas permukaan zat yang
bereaksi, suhu pada saat reaksi kimia terjadi, dan ada
tidaknya katalis. Sehubungan dengan proses reaksi kimia,
maka ada satu hal penting yang harus dipelajari untuk
menentukan berjalan tidaknya sebuah reaksi kimia, yakni
tumbukan. Suatu reaksi kimia dapat terjadi bila ada
tumbukan antara molekul zat-zat yang bereaksi. Apakah
setiap tumbukan pasti menyebabkan berlangsungnya reaksi
kimia? Akan kita ketahui jawabannya dengan mempelajari
teori tumbukan dahulu sebelum melangkah pada
pembahasan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
1. Tumbukan sebagai Syarat Berlangsungnya Reaksi
Kimia

Tumbukan yang menghasilkan reaksi hanyalah tumbukan yang efektif.


Tumbukan efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu posisinya tepat
dan energinya cukup. Bagaimanakah posisi tumbukan yang efektif?
Dalam wadahnya, molekul-molekul pereaksi selalu bergerak ke segala
arah dan sangat mungkin bertumbukan satu sama lain. Baik dengan
molekul yang sama maupun dengan molekul berbeda. Tumbukan
tersebut dapat memutuskan ikatan dalam molekul pereaksi dan
kemudian membentuk ikatan baru yang menghasilkan molekul hasil
reaksi. Contoh tumbukan antarmolekul yang sama terjadi pada
pereaksi hidrogen iodida berikut.

HI(g) + HI(g)H2(g) + I2(g)


Tumbukan yang efektif terjadi bila
keadaan molekul sedemikian rupa
sehingga antara A dan B saling
bertabrakan (Gambar 5(a)). Jika yang
bertabrakan adalah atom yang sama,
yaitu antara A dan A (Gambar 5(b)) atau
atom A dan B namun hanya bersenggolan
saja (Gambar 5(c)), maka tumbukan
tersebut merupakan tumbukan yang
tidak efektif.
Dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu
keadaan awal (pereaksi), keadaan transisi, dan
keadaan akhir (hasil reaksi). Keadaan transisi
disebut juga komplek teraktivasi. Pada keadaan ini
ikatan baru sudah terbentuk namun ikatan lama
belum putus. Keadaan tersebut hanya
berlangsung sesaat dan tidak stabil. Keadaan
transisi ini selalu mempunyai energi lebih tinggi
daripada keadaan awal dan akhir, sedangkan
energi keadaan awal dapat lebih tinggi atau lebih
rendah daripada energi keadaan akhir.
Bila keadaan awal lebih tinggi energinya, reaksi
mcnghasilkan kalor atau dinamakan reaksi
eksoterm, dan bila yang terjadi adalah sebaliknya,
dinamakan reaksi endoterm. Perhatikan Gambar 7.
yang menggambarkan tentang energi aktivasi
padareaksi eksotermdanreaksi endoterm.
2. Pengaruh Konsentrasi
terhadap Laju Reaksi
Jika konsentrasi suatu larutan makin besar,
larutan akan mengandung jumlah partikel
semakin banyak sehingga partikel-partikel
tersebut akan tersusun lebih rapat dibandingkan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah.
Susunan partikel yang lebih rapat
memungkinkan terjadinya tumbukan semakin
banyak dan kemungkinan terjadi reaksi lebih
besar. Makin besar konsentrasi zat, makin cepat
laju reaksinya. Perhatikan Gambar 8. tentang
pengaruh konsentrasi berikut.
3. Pengaruh Luas Permukaan
terhadap Laju Reaksi
Semakin luas permukaan bidang sentuh zat, semakin besar laju
reaksinya
4. Pengaruh Suhu terhadap
Laju Reaksi
Partikel-partikel dalam zat
selalu bergerak. Jika suhu zat
dinaikkan, maka energi kinetik
partikel-partikel akan
bertambah sehingga tumbukan
antar partikel akan mempunyai
energi yang cukup untuk
melampaui energi pengaktifan.
Hal ini akan menyebabkan
lebih banyak terjadi tumbukan
yang efektif dan menghasilkan
reaksi.
Pada umumnya, setiap kenaikan suhu sebesar10oC,reaksi akan
berlangsung dua kali lebih cepat. Dengan demikian, apabila laju
reaksi awalnya diketahui, kita dapat memperkirakan besarnya laju
reaksi berdasarkan kenaikan suhunya.

Besarnya laju berbanding terbalik dengan waktu yang ditempuh,


maka:
Semakin tinggi suhu, laju reaksi
semakin besar juga.
5. Pengaruh Katalis terhadap
Laju Reaksi
Fungsi katalis dalam reaksi adalah
menurunkan energi aktivasi
sehingga jumlah molekul yang
dapat melampaui energi aktivasi
menjadi lebih besar.
Katalis memiliki beberapa sifat, di
antaranya:
Katalis tidak bereaksi secara permanen.
Jumlah katalis yang diperlukan dalam reaksi sangat sedikit.
Katalis tidak mempengaruhi hasil reaksi.
Katalis tidak memulai suatu reaksi, tetapi hanya
mempengaruhi lajunya.
Katalis hanya bekerja efektif pada suhu optimum, artinya di
atas atau di bawah suhu tersebut kerja katalis berkurang.
Suatu katalis hanya mempengaruhi laju reaksi secara spesifik,
artinya suatu katalis hanya mempengaruhi laju satu jenis
reaksi dan tidak dapat untuk reaksi yang lain.
Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh zat lain yang disebut
promotor.
Hasil suatu reaksi dapat bertindak sebagai katalis, sehingga zat
tersebut disebut autokatalis.
Katalis dalam senyawa organik disebut enzim.
Terdapat katalis yang dapat memperlambat suatu reaksi,
Berdasarkan wujudnya, katalis dapat dibedakan dalam dua golongan,
yaitu:
1. Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai wujud sama dengan
pereaksi. Katalis ini dapat berada dalam dua wujud.
Contoh:

2. Katalis heterogenadalahkatalis yang mempunyai wujud berbeda


denganpereaksi. Biasanya katalis ini berwujud padat dan pereaksinya cair
atau gas.
Contoh:
C.Persamaan Laju Reaksi dan
Orde Reaksi
Laju reaksi dalam suatu reaksi sangat bergantung pada konsentrasi
pereaksi. Besarnya laju reaksi akan berkurang karena konsentrasi
pereaksi makin kecil. Hubungan antara konsentrasi pereaksi dan
laju reaksi tersebut dinyatakan dalam persamaan reaksi.

Persamaan Laju Reaksi


Persamaan laju reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi.
Untuk reaksi secara umum:
pA + qBrC + sD
maka laju reaksinya ditulis : r = k [A]m[B]n
Penentuan Orde Reaksi
Jika pereaksinya tunggal : Ahasil, maka,v = k[A]m
Jika pereaksinya dua : A + Bhasil, maka,v = k[A]m[B]n
Jika pereaksinya tiga : A + B + Chasil, maka,v = k [A]m[B]n[C]
D.Penerapan Laju Reaksi
Dalam bidang industri, reaksi-reaksi yang terjadi selalu diusahakan berlangsung lebih
cepat. Faktor laju reaksi yang sering digunakan adalah katalis. Katalis merupakan zat
yang mempercepat laju reaksi tetapi pada akhir reaksi didapatkan kembali seperti
semula. Contoh industri yang menggunakan katalis adalah pembuatan amonia (NH 3) dan
asam sulfat (H2SO4).
Amonia merupakan bahan untuk membuat asam nitrat, pupuk, dan bahan peledak.
Proses pembuatan amonia dikenal dengan nama Proses Haber-Bosch sesuai dengan
nama penemunya, yaitu Fritz Haber dan Karl Bosch. Reaksi pembuatan amonia dari gas
nitrogen dan gas hidrogen sebagai berikut:

N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g) H = - 92kJ/mol


Reaksi tersebut sangat lambat pada suhu kamar, sehingga perlu dilakukan usaha-usaha
untuk mempercepat laju reaksinya. Usaha itu harus dilakukan agar segera didapatkan
hasil sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya, sesuai prinsip ekonomi.
Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menambahkan katalis besi. Pada proses
pembuatan asam sulfat yang sering dikenal dengan nama proses kontak, juga diperlukan
katalis yaitu Vanadium pentoksida,V 2O5.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai