PENDIDIKAN MATEMATIKA PENGAMPU : PROF. DR. SAHAT SARAGIH, M.PD
NAMA : MUHAMMAD ISHAK SINAGA
NIM : 8166172039 PRODI : PENDIDIKAN MA KELAS : B-1 ABSTRAK Pemecahan soal cerita adalah proses yang kompleks bagi siswa. Aturan yang efisien dari pemecahan soal cerita dibutuhkan sebagai strategi yang efisien. Salah satu strategi adalah dengan menggunakan representasi. Beberapa siswa menerapkan kata-kata kunci atau angka saja tetapi ketika mereka menghadapi masalah cerita yang kompleks maka mereka tidak bisa menerapkan kata kunci. Oleh karena itu guru harus mengajarkan strategi yang efisien seperti representasi. Dalam penelitian ini dicoba apakah menggunakan representasi efisien dapat menyebabkan solusi yang efisien pula. Melalui metode cluster sampling, empat puluh satu siswa yang dipilih di SD. Melalui ujian matematika, alternative jawaban mereka dipelajari. Melalui uji Spearman, hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara efisiensi representasi dan efisiensi kemampuan pemecahan masalah soal cerita. Pada kelas dua, siswa telah menggunakan representasi, sudah menerapkan berfikir tingkat tinggi dan dan berbanding terbalik dengan siswa tidak menggunakan representasi, belum memperoleh kemampuan berfikir tingkat tinggi. Oleh karena itu ada hubungan yang signifikan dan langsung antara efisiensi representasi dan kemampuan pemecahan soal cerita.
Kata kunci : soal cerita, matematika, representasi, kemampuan, efisiensi
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini
adalah memahami kemampuan pemecahan masalah soal cerita berdasarkan efisiensi aspek representasi LATAR BELAKANG HARAPAN KENYATAAN
soal cerita menimbulkan
siswa yang diterapkan representasi, lebih kesulitan bagi banyak siswa baik memahami pemecahan masalah soal cerita karena kompleksitas dari proses penyelesaiannya IDENTIFIKASI MASALAH Belajar bagaimana memecahkan soal cerita melibatkan pengetahuan tentang konstruksi dan hubungan semantik matematika harus sama baiknya dengan pengetahuan keterampilan numerik dasar dan strateginya. Masalah soal cerita tertentu sebagai suatu proses, secara lebih kompleks daripada sekedar hanya memunculkan situasi cerita untuk memecahkan persamaan, peneliti dan pendidik harus mampu memperhatikan desain aturan pemecahan masalah untuk meningkatkan belajar siswa belajar dalam masalah soal cerita. HIPOTESIS Ada hubungan yang signifikan antara efisiensi representasi terhadap kemampuan pemecahan masalah soal cerita yang efisien METODE PENELITIAN Menentukan dua variabel;
POPULASI DAN SAMPEL DESAIN PENELITIAN kemampuan representasi dan kemampuan pemecahan masalah Memberikan tes matematika sebagian ditujukan untuk siswa SD kelas dua dan siswa SD kelas tiga, dimana tes ini terdiri dari empat dan lima soal cerita masing-masing untuk kelas tiga Objek statistik adalah semua sekolah SD dan kelas dua. perempuan di provinsi Chahar- Mahalobakhtiyari. populasi memiliki 120 Setelah mengumpulkan data, siswa perempuan. Dipilih dua kelas dan peneliti telah mencoba yang kelas dua dan kelas tiga dipilih dari sekolah menggunakan tes yang tepat tersebut. Empat puluh satu siswa seperti; analisis deskriptif dan perempuan yang dipilih dari kelas dua dan kelas tiga. statistika deduktif. Dalam statistik deskriptif, data dijelaskan dalam nilai rata-rata, standar deviasi lalu data diringkas dalam berikut Tabel dan Gambar. Akhirnya hasil analisis data diuji dengan uji Spearman dengan tingkat signifikansi 0,05 HASIL PENELITIAN Berdasarkan Tabel 1, 2 dan 3, sangat nyata bahwa siswa yang menggunakan representasi yang efisien memiliki perolehan skor yang lebih baik. Di kelas tiga, siswa sering tidak menerapkan representasi dan sangat jelas bahwa mereka memiliki skor lebih rendah daripada kelas dua. Kode 0 dan 3 lebih terlihat di antara pertanyaan untuk kelas dua dan kelas tiga. HASIL PENELITIAN (LANJUTAN) HASIL PENELITIAN (LANJUTAN) Setelah mempelajari normalitas data untuk kedua kelas, digunakan uji Spearman. Seperti yang terlihat pada Tabel 4, jelas bahwa ada hubungan yang signifikan antara menggunakan representasi yang efisien terhadap kemampuan pemecahan masalah yang efisien (P <0,05) dan saling terbalik. Koefisien korelasi sama dengan 1 dan 0,53 bahwa nilai dekat dengan 1. Artinya, ada korelasi positif antara kode 3 dan rata-rata. HASIL PENELITIAN (LANJUTAN) HASIL PENELITIAN (LANJUTAN) HASIL PENELITIAN (LANJUTAN) Pada Tabel 5, jelas bahwa ada hubungan yang signifikan antara menggunakan representasi yang efisien terhadap kemampuan pemecahan masalah soal cerita (P <0,05) dan berkerbalikan. Selain itu, koefisien korelasi sama dengan 1 dan nilai tersebut setara dengan 1. Artinya, ada korelasi positif antara kode 3 dan rata-rata. HASIL PENELITIAN (LANJUTAN) Berdasarkan Tabel dan Gambar 1, siswa yang telah menggunakan representasi, berarti mereka lebih tinggi dari siswa yang lain. Pada kelas dua, siswa telah menggunakan dan menerapkan representasi (code = 3) maka mereka telah mendapatkan nilai rata-rata tertinggi secara efisien. sebaliknya, siswa kelas tiga tidak menggunakan representasi (kode = 0) maka mereka tidak mendapatkan rata-rata yang tinggi. Oleh karena itu, saangat jelas bahwa ada hubungan yang signifikan antara menggunakan representasi secara efisien dan efisiensi kemampuan pemecahan masalah soal cerita. Hubungan ini bersifat langsung. KESIMPULAN Beberapa siswa tidak mampu dan memadai dalam mendefinisikan masalah matematika. Siswa yang tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam pemecahan masalah soal cerita, akan memilih solusi cepat dan solusi yang mungkin tergesa-gesa dalam beberapa pertanyaan teologis. Beberapa siswa tidak dapat menggunakan pendapat tersebut. Mereka tidak tahu mana masalah harus menggunakan operasi "penjumlahan" atau "Pengurangan". Kurangnya motivasi, dan keengganan beberapa siswa untuk memecahkan masalah soal cerita. Beberapa siswa memahami konsep-konsep dari masalah
yang bersifat teologis, mereka tidak mengerti karena
masalah tidak terjangkau oleh siswa. SEKIAN DAN TERIMA KASIH