Anda di halaman 1dari 23

BIOFARMASETIK

SEDIAAN PER ORAL


(FAKTOR FISIOLOGIK
PATOLOGIK)
FAKTOR FISIOLOGIK YANG
BERPERAN PADA ABSORBSI OBAT
PER ORAL
1. Permukaan Penyerap/absorben
2. Umur
3. Sifat Membran Biologik
4. Laju Transit dan Waktu Tinggal Dalam
Lambung
5. pH dan Perubahan pH karena Formulasi
6. Tegangan Permukaan
7. Kekentalan
8. Isi Saluran Cerna yg Dapat Mengubah Aksi
Zat Aktif
1. PERMUKAAN PENYERAP
Lambung sbg organ penggetahan >> > organ
penyerap.
Mukosa Lambung menyerap obat p.o
tergantung keadaan, lama kontak (absorpsi
pasif)
Usus Halus luas permukaan 40-50 m2.
Terjadi absorbsi pasif tanpa mengabaikan
peranan pH yang akan mengionisasi zat aktif
atau menyebabkan pengendapan (derajat
ionisasi).
Bentuk sediaan hrs dirancang dengan pelepasan

dan pelarutan zat aktif yang cepat.


2. UMUR
Pada bayi dan anak-anak sistem enzim belum
berfungsi sempurna sehingga dapat terjadi dosis-lebih
pada zat aktif tertentu disebabkan oleh:
1. tdk sempurnanya proses detoksifikasi metabolik.
2. absorbsi yg tidak sempurna/tdk terkontrol (sal
cerna sgt permeabel).
3. gangguan saluran cerna (bahan tambahan
tertentu yg tidak dapat diterima).

.Pada lansia (geriatri) fenomena penurunan absorbsi


dan kecenderungan menurunnya HCl lambung
sehingga mengurangi absorbsi obat asam lemah.
3. SIFAT MEMBRAN BIOLOGIK
Sifat utama lipid memungkinkan terjadinya difusi pasif
zat aktif obat dengan sifat lipofil (bentuk non ion) di
lambung dan terutama di usus besar.

Cara transport obat (absorpsi & distribusi) lintas membran:


1. Difusi pasif mol obat larut dlm lemak membran,
bergerak dr sisi yg kadar tinggi ke sisi lain. Setelah
steady state kadar obat btk non ion kedua sisi akan
sama.
2. Transport aktif semua obat bebas (obat yg tdk larut
dlm lemak dan bentuk ion). Terjadi pd sel saraf, hati, dan
tubuli ginjal.
Obat bentuk non ion, larut baik dlm lemak shg
mudah berdifusi lintas membran.
Obat bentuk ion, sukar melintasi membran krn sukar
larut dlm lemak, tergantung perbedaan pH di kedua
sisi membran.

Pada difusi pasif, obat berupa elektrolit lemah


(asam/basa lemah), akan terionisasi tergantung
derajat ionisasinya.
Derajat ionisasi tergantung pKa obat dan pH larutan:

1. Obat asam pKa rendah relatif kuat terionisasi


(basa lemah)
2. Obat basa pKa tinggi relatif kuat terionisasi
(asam lemah)
4. LAJU TRANSIT & WAKTU TINGGAL
DALAM LAMBUNG
Mempengaruhi intensitas absorbsi.

Zat aktif yg sukar diserap di lambung seharusnya tidak


tinggal lama di lambung diusahakan waktu pengosongan
lambung lebih cepat meningkatkan absorbsi obat.
Kecepatan transit di lambung tak dapat dikontrol selama
waktu makan.

Zat aktif yg hanya diserap pada bagian tertentu saluran


cerna/usus halus (transpor aktif) transit di usus
diusahakan berjalan lambat
Contoh : Riboflavin yg diserap pada bagian atas usus halus.
Contoh lain : tetrasiklin, penisilin, griseofulvin dan garam-
garam besi.
Bila laju transit dan waktu tinggal obat tsb di usus halus
terlalu cepat, maka absorbsinya menjadi sangat sedikit.
Faktor2 yang meningkatkan waktu
pengosongan lambung :

Volume isi lambung (cairan asam lemah)


Konsistensi (kekentalan isi lambung)
Keasaman (puasa pH 1-2 ; makan pH 3)
Kandungan bahan2 tertentu yg berada di
saluran cerna (makanan berlemak, asam
lemah, gula dll)
Hipertonisitas, larutan garam atau gula
Keadaan emosi, menyebabkan penutuan pylorus

Posisi berbaring pd sisi kanan


Transit di usus halus
Adanya makanan mengaktifkan proses laju transit di
usus halus
Pagi hari sewaktu puasa laju transit menjadi lebih
lambat.
Pengeluaran empedu akan dirangsang oleh sistem
saraf otonom sehingga semua gangguan pada saraf dpt
berpengaruh pada pengeluaran empedu.
Tiga hal yg mempengaruhi jumlah obat yang
diabsorbsi atau yg mencapai sirkulasi sistemik :

1. Obat yg absorbsinya lambat krn sukar larut dlm


cairan usus (digoksin, difenilhidantoin, prednison)
memerlukan waktu transit dlm sal cerna yg cukup pjg
untuk kelengkapan absorbsinya.

2. Sediaan salut enterik (sediaan lepas lambat),


absorbsinya biasanya kurang baik/inkonsisten akibat
perbedaan penglepasan obat di lingkungan/lokasi
berbeda, memerlukan waktu transit yg lama dlm usus
untuk meningkatkan jumlah obat yg diabsorbsi.
3. Obat-obat yg mengalami metabolisme di
sal cerna (penisilin G dan eritromisin oleh
asam lambung; levodopa dan klorpromazin oleh
enzim dlm dinding sal cerna), pengosongan
lambung dan waktu transit GI yg lambat akan
mengurangi jumlah obat diabsorbsi untuk
mencapai sirkulasi sistemik.
5. PH DAN PERUBAHAN PH KARENA
FORMULASI
Derajat keasaman pH cairan saluran cerna
antara 1 8 , sehingga memungkinkan terjadi
pelarutan sebagian besar zat aktif pada daerah
tertentu di saluran cerna.
pH merupakan faktor yg mempengaruhi seluruh
proses absorbsi.
Perbedaan pH di sepanjang saluran cerna,

memungkinkan berkembangnya pembuatan


sediaan yg tahan cairan lambung atau sediaan
dengan aksi terkendali (lepas lambat)/salut
enteric).
6. TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan cairan lambung berkisar
antara 38 47 dyne/cm2.
Tegangan permukaan pada cairan usus menurun
karena adanya garam empedu.
Pengurangan tegangan permukaan akan
memudahkan pembasahan dan pelarutan
partikel yg belum larut.
7. KEKENTALAN
Kekentalan relatif dari cairan cerna berpengaruh
pada proses absorbsi, dengan cara :

1. menghambat pembasahan partikel .


2. menekan laju pelarutan.
3. menghambat proses difusi molekul zat aktif
saat proses pelarutan di mukosa penyerap.
4. menghambat proses transit dan meningkatkan
waktu tinggal dalam lambung.
5. Bahan pengental yg digunakan dalam formulasi
juga akan meningkatkan viskositas cairan
cerna.
8. ISI SALURAN CERNA YG DAPAT
MENGUBAH AKSI ZAT AKTIF
a. Musin
.Senyawa ini merupakan mukopolisakarida alami

yg melapisi saluran cerna, membentuk kompleks


dengan zat aktif dan menghambat proses
penyerapan.

.Contohnya
streptomisina, dihidrostreptomisin,
antikolinergik dan penurun tekanan darah
golongan ammonium kuartener.
b. Garam empedu
Konsentrasi garam empedu, bahan penurun tegangan
permukaan fisiologik berada di atas konsentrasi
miseler kritik (CMC).

Interaksi antar garam empedu dgn zat2 aktif dgn


miselinisasi dpt melarutkan zat aktif tertentu yg tdk
larut dlm air memperbaiki absorbsi

Contoh absorbsi meningkat pada monogliserida, asam


lemak dan vitamin larut-lemak, sulfadiazine,
fenolftalein dan steroid tertentu.
c. Flora Usus
Flora usus mengeluarkan enzim misalnya penisilinase yg

menginaktifkan zat aktif tertentu.

d. Enzim
Enzim dapat merusak zat aktif tertentu, misalnya zat

aktif peptide yg akan dirusak oleh enzim proteolitik (insulin,


ositosin).
Enzim dapat merangsang pembentukan metabolit aktif

yg semula tidak aktif, misalnya esterase menghidrolisa


kloramfenikol palmitat menjadi kloramfenikol aktif.
Enzim menyebabkan peningkatan pelepasan obat dan

mempengaruhi sifat sediaan yg tahan asam atau


sediaan lepas lambat, misalnya lipase usus akan
menghidrolisa penyalut lemak tahan asam.
FAKTOR PATOLOGI YANG
BERPERAN PADA ABSORBSI OBAT PER ORAL
Faktor patologi berpengaruh pada: Penggetahan,
Pergerakan dan Penyerapan.

1.Gangguan Fungsi Penggetahan

Psikis faktor yg dapat meningkatkan atau menghambat proses


pengeluaran getah lambung. Meningkat pd org yg pemarah
dan pengeluaran getah terhambat pd orang depresif.
Pengeluaran getah lambung meningkat pada keadaan tukak
duodenum, kelebihan asam dapat merusak aktivitas enzim
pankreatik.
Pengeluaran getah lambung berkurang pada keadaan pH yg
meningkat akibat tukak lambung, gastritis kronis, dan
diabetes.
2. Gangguan Transit

Waktu tinggal dalam lambung akan meningkat


pada keadaan :
penyempitan pylorus

tukak lambung pada bagian juxta pylorus

kelainan pembuluh darah tertentu

peradangan kelenjar (myxcodemia)

Waktu tinggal di lambung akan berkurang pada


keadaan :
o Ulcus duodenalis,
o kecemasan , dan
o meningkatnya aktivitas.
3. Gangguan Penyerapan

a.Pengurangan luas permukaan penyerap,


karena:
pembedahan / Gastrectomie (berpengaruh pada

luas permukaan penyerap).


pemotongan usus, bagian distal sependek apapun

akan berpengaruh pada penyerapan vitamin B12;


pemotongan 1,50 m berpengaruh pd penyerapan
bahan lemak; pemotongan > 1,50 m berpengaruh
pd penyerapan glukosa dan asam folat.
Anomali atau cacat pd permukaan mukosa, baik

karena bawaan atau karena perolehan


(enteropati, intoleran KH, dan pertumbuhan
mikroba
b.Perubahan Media Usus, karena:
Penambahan senyawa anti mikroba atau anti parasit
dapat memutuskan ikatan konjugasi garam empedu
(kesalahan penyerapan lemak dan vit larut lemak),
dan merusak zat aktif sblm diserap (vit B12).
Antibiotika spektrum luas dapat mengganggu
keseimbangan flora usus (neomisin dpt merintangi
kerja lipase pankreatik dan garam empedu).

c. Hambatan pada pembuluh balik darah atau


pembuluh getah bening (tumor).

Anda mungkin juga menyukai

  • Biofar Sed Per Oral II
    Biofar Sed Per Oral II
    Dokumen23 halaman
    Biofar Sed Per Oral II
    Chie Neunk Imuy Murayaeamarylifolius
    Belum ada peringkat
  • Sediaan Parenteral
    Sediaan Parenteral
    Dokumen37 halaman
    Sediaan Parenteral
    Chie Neunk Imuy Murayaeamarylifolius
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen3 halaman
    Print
    Chie Neunk Imuy Murayaeamarylifolius
    Belum ada peringkat
  • Ring Kasan
    Ring Kasan
    Dokumen2 halaman
    Ring Kasan
    Chie Neunk Imuy Murayaeamarylifolius
    Belum ada peringkat
  • Apotek Modal Sendiri BARU
    Apotek Modal Sendiri BARU
    Dokumen24 halaman
    Apotek Modal Sendiri BARU
    Chie Neunk Imuy Murayaeamarylifolius
    100% (1)