Anda di halaman 1dari 75

MK.

MK.PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
TANAH
TANAH

PREDIKSI
PREDIKSI DAN
DAN
EVALUASI
EVALUASI EROSI
EROSI
Oleh:
Oleh:
Dr.Ir.R.Sudaryanto,M.S.
Dr.Ir.R.Sudaryanto,M.S.
Penyusun Tanah Mineral Mineral Primer:
Kuarsa
Mineral Sekunder:
Liat silikat

Udara: Mineral:
20-30% 45%
Pori: Padatan:
50% 50%
Air:
20-30%
Organik
5%
EROSI Erosi
Erosi Geologi atau Erosi
Geologi atau Erosi Alami
Alami yaitu
yaitu :: erosi
erosi yang
yang
kecepatannya
kecepatannya lebih
lebih kecil
kecil dari
dari kecepatan
kecepatan pembentukan
pembentukan
tanah.
tanah. Erosi
Erosi ini
ini tidak
tidak merusak
merusak tanah,
tanah, justru
justru diperlukan
diperlukan
untuk pembaharuan tanah supaya tanah tetap
untuk pembaharuan tanah supaya tanah tetap subur.subur.

Erosi Dipercepat
Erosi Dipercepat (Accelerated
(Accelerated Erosion)
Erosion) atau
atau sering
sering disebut
disebut Erosi
Erosi saja,
saja,
yaitu :: adalah
yaitu adalah erosi
erosi yang
yang kecepatannya
kecepatannya melebihi
melebihi kecepatan
kecepatan
pembentukantanah,
pembentukan tanah,biasanya
biasanyadisebabkan
disebabkanoleh
olehaktivitas
aktivitasmanusia.
manusia.Erosi
Erosi
inibersifat
ini bersifatmerusak
merusaktanah
tanah

Erosi Diperbolehkan atau Erosi yang masih Ditoleransikan (Toleranced


Erosion) atau sering disebut Nilai T : adalah kecepatan atau laju erosi maksimal
yang masih diperbolehkan pada suatu tempat
Erosi aktual
adalah laju erosi yang telah terjadi dari
suatu lahan/bidang tanah yang
digunakan untuk penggunaan dan
pengelolaan tertentu.
Erosi potensial
adalah laju erosi yang akan terjadi
apabila suatu lahan/bidang tanah yang
digunakan untuk penggunaan dan
pengelolaan tertentu.
PREDIKSI EROSI
adalah suatu metode untuk memperkirakan
laju erosi dari suatu lahan atau bidang tanah
yang digunakan untuk kegiatan tertentu.
adalah alat bantu untuk untuk mengambil
keputusan dalam perencanaan konservasi
tanah pada suatu areal tanah
Kecepatan Erosi = rata-rata erosi = laju erosi
= .....ton/ha/th atau .... cm/ha/th
Evaluasi erosi
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahi potensi atau bahaya erosi suatu lahan
atau sebidang tanah dan mengetahui tingkat atau
besarnya erosi yang telah terjadi (erosi aktual)
Jika laju erosi potensial telah dapat diduga atau
diperkirakan dan nilai T telah dapat ditetapkan
maka dapat ditentukan kebijakan penggunaan
lahan dan tindakan konservasi yang harus
dilakukan agar tidak menimbulkan kerusakan
tanah dan tanah tetap produktif dan lestari.
Erosi aktual
adalah laju erosi yang telah terjadi dari
suatu lahan/bidang tanah yang
digunakan untuk penggunaan dan
pengelolaan tertentu.
Erosi potensial
adalah laju erosi yang akan terjadi
apabila suatu lahan/bidang tanah yang
digunakan untuk penggunaan dan
pengelolaan tertentu.
Dasar-dasar penetapan Nilai T
Menurut Thompson : Penetapan Nilai T didasarkan pada
kedalaman tanah, permeabilitas tanah lapis bawah dan kondisi
tanah substratum
Menurut USDA : Kedalaman tnh, ciri-2 fisik dan sifat-2 tnh lain yg
berpengaruh pd pertumbuhan akar, pencegahan terjadinya erosi
parit, penyusutan kandungan b.o., kehilangan unsur hara dan
masalah yang timbul karena sedimen.
Menurut Hudson : Penetapan nilai T didasarkan pada kedalaman
tnh, tekstur tnh, tingkat kesuburan & bahan induk
Menurut El-Swaify, Arsyad dan Krisnarajah : Penetapan Nilai T
harus didasarkan pula pada tingkat teknologi yang digunakan dan
iklim
Pedoman Penetapan Nilai T oleh Thomson (1957)
Sifat Tanah dan Substratum Nilai T (ton/ha/th)

1. Tanah dangkal di atas batuan 1,12


2. Tanah dalam di atas batuan 2,24
3. Tnh dg lap.bawah padat, di atas
substrata yg telah melapuk 4,48
4. Tnh dg lap.bawah berpermeabilitas
lambat di atas bat. Yg telah lapuk 8,96
5. Tnh dg lap.bawah berpermeabilitas sdg,
di atas bat. yg telah lapuk 11,31
6. Tnh dg lap.bawah berpermeabilitas
agak cepat, di atas bat. Yg tlh lapuk 13,45
Salah satu metode penetapan Nilai T
Hummer (1987) :
menggunakan konsep kedalaman
equivalen dan umur guna.
Kedalaman equivalen : Faktor
kedalaman tanah x kedalaman efektif
Umur guna : dugaan waktu yang cukup
untuk penggunaan tanah scr lestari
Spesifikasi faktor kedalaman tanah
Harkat kecepatan penurunan/kemerosotan Nilai Faktor
sifat tanah Kedalaman
-------------------------------------------------------
Fisik Kimia Tanah
R R 1,00
R S 0,95
R T 0,90
S R 0,90
S S 0,85
S T 0,80
T R 0,80
T S 0,75
T T 0,70
Nilai Faktor Kedalaman 30 Suborder Tanah (Hammer, 1981)
No. Suborder Nilai FKD No. Suborder Nilai FKD
1 Aqualf 0,90 16 Ustoll 1,00
2 Udalf 0,90 17 Aquox 0,90
3 Ustalf 0,90 18 Humox 1,00
4 Aquent 0,90 19 Orthox 0,90
5 Arent 1,00 20 Ustox 0,90
6 Fluvent 1,00 21 Aquod 0,90
7 Orthent 1,00 22 Ferrod 0,95
8 Psamment 1,00 23 Humod 1,00
9 Andept 1,00 24 Orthod 0,95
10 Aquept 0,95 25 Aquult 0,80
11 Troppet 1,00 26 Humult 1,00
12 Alboll 0,75 27 Udult 0,80
13 Aquoll 0,90 28 Ustult 0,80
14 Rendoll 0,90 29 Udert 1,00
15 Udoll 1,00 30 Ustert 1,00
Contoh Soal :

Tanah di Daerah Masaran Sub-ordo : Udult


Mempunyai Kedalaman efektif : 1250 mm
Umur Guna : 400 tahun (Jangka waktu yg
cukup untuk memelihara kelestarian tanah)
Hitunglah : Nilai T
Jawab
:

Tanah Subordo Udult berart Nilai Faktor Kedalaman


Tanah nya : 0,80
Kedalaman equivalent : 0,80 x 1250mm = 1000mm
Erosi yg diperbolehkan atau Nilai T adalah

1000 mm
Nilai T = -------------- = 2,5 mm/tahun
400 tahun
Atau = 30 ton/ha/tahun (BV = 1,2 g/cc)
Pedoman untuk menetapkan Nilai T Tanah-2 di Indonesia
No. Sifat Tanah & Substratum Nilai T
mm per tahun
1 Tanah sangat dangkal di atas batuan 0,0
2 Tanah sangat dangkal di atas batuan yg telah melapuk 0,4
3 Tanah dangkal di atas batuan yg telah melapuk 0,8
4 Tanah kedalaman sedang di atas batuan yg telah
melapuk 1,2
5 Tanah dalam dg lapisan bawah yg kedap air di atas
substrata yg telah melapuk 1,4
6 Tanah dalam dg lapisan bawah berpermeabilitas lambat,
di atas substrata yg telah melapuk 1,6
7 Tanah dalam dg lapisan bawah berpermeabilitas sedang,
di atas substrata yg telah melapuk 2,0
8 Tanah dalam dg lapisan bawah permeabel, di atas
substrata yg telah melapuk 2,5
Pedoman lain penentuan Nilai
T
Penentuan besar erosi yang masih dapat ditoleran-
sikan dari suatu bidang tanah atau tanah-2 dalam
suatu Daerah Aliran Sungai (DAS), harus juga
memperhatikan kecepatan pendangkalan waduk,
sungai atau badan air yang lain. Artinya jika
ancaman pendangkalan menjadi sangat gawat pada
suatu DAS maka Nilai T yang ditetapkan berda-
sarkan prosedur yang telah ditetapkan di atas
dapat diturunkan menjadi lebih kecil
Pendugaan Erosi

1. Model pendekatan kotak hitam


2. Model pendekatan kotak kelabu
3. Model Pendekatan Kotak Putih
4. Model Determinastik
5. Model CREAMS
Model pendekatan kotak hitam

Berupa penyesuaian antara masukan dan


keluaran dalam suatu fungsi matematik
yang sederhana tanpa ush memasukkan
parameter lain yang berpengaruh
Y=aXb
Y = banyak tanah yang terangkut
X = banyaknya limpasan permukaan
a&b = Konstanta
Model pendekatan kotak kelabu

Model ini di dapat secara empirik, yang


berakhir dalam bentuk hubungan antara
besar erosi dengan sejumlah variabel dalam
persamaan regresi
1. Model kotak kelabu suatu DAS
2. Model kotak kelabu suatu bidang tanah
Model kotak kelabu suatu DAS
Yaitu suatu model yang menghubungkan besar
sedimen yang keluar dari suatu DAS pada
suatu kejadian hujan serta menyertakan faktor
lain yang berpengaruh dalam suatu persamaan
regresi berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + . . . . . . . .+ biXi
Y : Laju erosi
X1, X2, X3, .. Xi : Faktor-2 yg berpengaruh pd
erosi
a : konstante
b1, b2, b3, bi : Koefisien regresi
Model kotak kelabu suatu bidang tanah

Yaitu suatu model parametrik untuk memprediksi


erosi pada suatu bidang tanah.
Contoh model USLE : A = RKLSCP
A : Besar Erosi (ton/ha/th)
R : Faktor hujan
L : Faktor panjang lereng
S : Faktor Kecuraman lereng
C : Faktor Pengelolaan Tanaman
P : Faktor pengelolaan Tanah
Logika Model USLE
Besar Erosi Hujan Kemungkinan Erosi Tanah

Energi Sifat Tnh Pengelolaan

Erosivitas Hujan P.Tanaman P.Tanah

A R K C LS P

Rumus USLE :
A = R.K.L.S.C.P
A : Banyak tanah tererosi (ton/ha/th)
R : Faktor curah hujan dan aliran permukaan; indeks erosi hujan : E x I 30 thn
K : Faktor erodibilitas tanah; y.i.: laju erosi pd petak percobaan standart
dibagi R
L : Faktor Panjang Lereng; y.i.: nisbah ant. besar erosi dr tnh pd panjang
lereng ttt dg erosi tnh pd petak standart (panjang lereng 22 m) di bawah
kondisi yang identik
S : Faktor kecuraman Lereng; y.i.: nisbah ant. besar erosi dr tnh pd \
kecuraman lereng ttt dg erosi tnh pd petak standart (lereng 9%) di bawah
kondisi yang identik
C : Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tnm; y.i. : nisbah ant.
besar erosi pd tnh dg vegetasi & pengelolaan tnm ttt thp besar erosi pd tnh
identik tetapi tanpa tnm.
P : Faktor tindakan kondervasi tanah; y.i.: nisbah ant. besar erosi dr tnh dg
perlakuan konservasi ttt. thd besar erosi pd tnh yg diolah searah lereng di
bawah kondisi identik
Petak standart : petak dg ukuran panjang 22 m, lebar 2-4 m dg kelerengan 9%.
Cara Penghitungan R
Erosivitas hujan (R = EI30) dpt mgnk rumus-2 sbb.:
1). EI30 = E (I30. 10 -2)
2). EI30 = 2,34 R 1,98
R : Curah hujan tahunan (cm)
3). EI30 = 6,119 (RAIN) 1,21 (DAYS) -0,47 (MAXP) 0,53
Rain : curah hujan rata-2 bulanan (cm)
Days : jumlah hari hujan rata-2 bulanan
Maxp : ch maksimum slm 24 jam pd bulan ybs.
EI30 tahunan = Jumlah EI30 bulanan
Cara Penghitungan K (Erodibilitas Tanah)
1). Menggunakan rumus :
100K = 1,292[2,1 M 1,14 (10 -4) (12-a) + 3,25
(b2) + 2,5(c-3)]
Dimana M : (% pasir sgt halus + % debu)x(100-% liat)
a : % bahan organik
b : kode struktur tanah
c : Kelas permeabilitas tanah
K= 0,004 + 0,00023 M 0,108 (% Al2O3 + % Fe2O3)
K= 0,705 0,019 clay + 0,112 bahan amorf
Dimana : M : % (debu + pasir sgt halus) x % (debu + Pasir)

2). Menggunakan nomogram


Cara Penghitungan L dan S
Faktor panjang lereng (L)
L = (X/22) m
Dimana X : panjang lereng terukur
m : konstanta yg besarnya 0,5 untuk lereng > 5%;
0,4 untuk lereng 3,5-4,5% dan 0,3 untuk lereng 1-3%
Faktor Kelerengan (S)
S = (0,43 + 0,30s +0,043s2)/6,613
Dimana s : kecuraman lereng dalam %
Kuantifikasi Faktor C dan P
Faktor C adalah nisbah besar erosi di bawah tajuk
dengan pengelolaan tanaman ttt terhadap besar
erosi pada tanah dg kondisi identik tanpa vegetasi
penutup. Sudah banyak hasil penelitian sehingga
jika diperlukan dapat dibaca dari tabel
Faktor P adalah nisbah besar erosi dr tanah dg
model konservasi tabah tertentu thd besar erosi dr
tanah yg kondidinya identik dg pengolahan tanah
searah lereng.
Contoh hitungan
Model Pendekatan Kotak Putih
Model ini menggunakan : CH, Aliran
Run-off dan aliran dalam saluran
sebagai masukan dan sedimen yang
terangkut run-off, sedimen terangkut
alur, parit dan saluran sebagai keluaran,
dihubung-kan dalam persamaan-
persamaan.
Model Determinastik
Model ini didasarkan pada hukum
konversi masa dan energi
MasukanKeluaran = Kehilangan atau
penambahan Material
Model CREAMS
Singkatan dari chemical, run-off and erosion from
agricultural managemen system
CREAMS pada dasarnya memuat tiga kelompok
model, y.i. : model hidrologi, model sedimen dan
model unsur hara dan pestisida. Digunakan untuk
satu bidang tanah yang sama penggunaanya yg
dicirikan : (1). Penggunaan tanah sama, (2).Tanah
homogen; (3).curah hujan sama; dan
(4).Pengelolaan tanah yg sama
Evaluasi Ancaman Erosi dan Pengukuran Erosi

Evaluasi ancaman erosi = Evaluasi Potensi Erosi,


sedang evaluasi untuk mengetahui besarnya erosi
yg telah terjadi disebut pengukuran erosi
Evaluasi potensi erosi dibedakan menjadi :
1. Tingkat Makro : menggunakan p/P
2. Tingkat meso : menggunakan A = RKLS
3. Tingkat mikro :menggunakan Indeks Bahaya
Erosi (IBE = Erosi Pot/Nilai T)
Pengukuran Erosi
1. Pengukuran erosi petak kecil
2. Pengukuran erosi di Daerah Aliran Sungai
(DAS)
3. Pengukuran erosi dg Survei Sedimen di
waduk/danau
4. Pengukuran erosi dg tongkat pengukur
5. Pengukuran erosi melalui Survei Tanah
Divisi I : Unsur-unsur alami dan senyawa inter-metalik
Divisi II : Karbida, Nitrida, dan Fosfida
Divisi III : Sulfida, Garam Sulfon, dan senyawa turunannya
Divisi IV : Halida (Fluorida; Klorida, Bromida, dan Iodida)
Divisi V : Oksida (Oksida sederhana, Hidroksida)
Divisi VI : Garam oksigen (Iodat, Nitrat, Karbonat, Sulfat, Kromat, Molibdat,
Fosfat, Arsenat, Borat, dan Silikat)

Klasifikasi Silikat:
1. Neso-Silikat : Tetrahedra SiO4 berdiri sendiri-sendiri
2. Soro-silikat : dua SiO4 berpolimerisasi
3. Siklo-silikat : Tetrahedra SiO4 membentuk rantai siklis
4. Ino-silikat : Tetrahedra SiO4 membentuk lembaran kontinyu
5. Filo-silikat : Polimerisasi SiO4 membentuk struktur tiga dimensi
6. Tekto-silikat : Tetrahedra SiO4 berpolimerisasi membentuk struktur tiga
dimensi yang kompleks.
1. Dalam pembentukannya diperlukan oksigen dari udara
KELOMPOK 2. Ikatan ionik di antara unit-unit strukturalnya
OKSIDA 3. Struktur kristal mengandung O (oksida) dan OH- (hidroksida)
4. Dlm struktur kristalnya, kation inti dikelilingi oleh anion oksigen
dan hidroksil

HEMATIT : Fe2O3
Komposisi kimia : mengandung 70% Fe, campurannya Ti dan Mg
Struktur kristal : Agak kompleks
Habit : Pipih, Rhombohedral
Warna : Hitam besi hingga kelabu baja
Kekerasan : 5.5 - 6.0; Rapuh
Berat jenis : 5.0 - 5.2
Sifat diagnostik : Warna goresannya merah, sangat keras, tidak magnetik
Genesis : Dibentuk dalam suasana oksidasi dlm endapan dan batuan

MAGNETIT : FeFe2O4
Komposisi kimia : FeO 70%, Fe2O3 69%, kadar Fe 72.4%
Sistem : Kubik, simetrik, heksoktahedral
Habit : Oktahedral
Warna : Hitam besi
Kekerasan : 5.5 - 6.0; Rapuh
Berat jenis : 4.9 - 5.2
Sifat diagnostik : Magnetik kuat, Warna goresannya hitam
Genesis : Dibentuk dalam suasana reduksi dlm endapan bijih dan batuan
KELOMPOK KUARSA: SiO4
1. Ada tiga polimorfiknya: Kuarsa, Tridimit, Kristobalit
OKSIDA 2. Modifikasinya diberi awalan alfa, beta
3. Ion inti Si4+ dikelilingi oleh empat anion oksigen O= yg
menempati titik sudut tetrahedron

KUARSA : SiO2
Komposisi kimia : Sesuai dg formulanya
Struktur kristal : Agak sederhana .
Habit : Heksagonal
Warna : Tidak berwarna, putih susu, kelabu
Kekerasan : 7.0
Berat jenis : 2.5 - 2.8
Sifat diagnostik : Bentuknya yg khas, keras, tdk mempunyai belahan
Genesis :

Bentuk kristal Kuarsa


KELOMPOK 1. Senyawa logam dengan OH- : Hidrat atau hidroksida
HIDROKSIDA 2. Struktur kristalnya berlapis
3. Heksagonal

BRUSIT : Mg(OH)2
Komposisi kimia : MgO 69%; H2O 31%; campurannya Fe dan Mn
Struktur kristal : Berlapis
Habit : Tabuler tebal
Warna : Putih, kadangkala kehijauan
Kekerasan : 2.5
Berat jenis : 2.3 - 2.4
Sifat diagnostik : Mudah larut dlm HCl

HIDRARGILIT : Al(OH)3
Komposisi kimia : Al2O3 65.4%, H2O 34.6%
Sistem : Monoklin, Simetri prismatik
Struktur kristal : Berlapis, lembaran Al dijepit oleh dua lembaran hidroksil
Habit : Tabuler-heksagonal
Warna : Putih, sedikit kekelabuan
Kekerasan : 2.5 - 3.5
Berat jenis : 2.43
Sifat diagnostik : Belahan sgt baik, kilap kaca, ringan
KALSIT : CaCO3
KELOMPOK Komposisi kimia : CaO 56%; CO2 44%; campurannya Mg, Fe dan
KARBONAT Struktur kristal
Mn sampai 8%
: spt NaCl
Habit : Skalenohedral
Agregat : Kalsit yg kompak disebut Marble, Sdg
Batukapur bersifat kriptokristalin kompak
Warna : umuknya tdk berwarna, atau Putih susu
Kekerasan : 3.0; Rapuh
Berat jenis : 2.6 - 2.8
Sifat diagnostik : Bereaksi dg keras bila diberi HCl

MAGNESIT : Mg(CO3 )
Komposisi kimia : MgO 47.6, CO2 52.4%
Sistem : Trigonal, Simetri , ditrigonal skalenohedral
Struktur kristal : Analog dg kalsit
Habit : Umumnya rhombohedral
Warna : Putih dg becak kekuningan atau kekelabuan
Kekerasan : 4.0 - 4.5 ; Rapuh
Berat jenis : 2.9 - 3.1
Sifat diagnostik : Larut asam bila dipanaskan, kondisi dingin tdk bereaksi dg HCl

DOLOMIT : CaMg(CO3)2
Komposisi kimia : MgO 21.7%, CaO 30.4%, CO2 47.9%
Sistem : Trigonal, Simetri rhombohedral
Warna : Putih kelabu Kekerasan : 3.5 - 4.0 ; Rapuh
Berat jenis : 1.8 - 2.9
Sifat diagnostik : Kondisi dingin lambat bereaksi dg HCl
KELOMPOK VIVIANIT : Fe3(PO4)2 . 8H2O
Sistem : Monoklinik
FOSFAT Habit : Kristal prismatik
Warna : tidak berwarna
Kekerasan : 1.5 - 2.0
Berat jenis : 2.68
Sifat diagnostik : Biasanya berubah menjadi biru atau hijau ,
belahan jelas, larut asam nitrat menghasilkan endapan fosfat yg kuning

APATIT : Ca5(PO4)3Cl,OH,F
Sistem : Heksagonal
Habit : Kristal dlm batu kapur prismatik
Belahan : Tidak jelas
Kekerasan : 5.0 ; Rapuh
Berat jenis : 3.1 - 3.2
Warna : Hijau, hijau kebiruan, hijau kelabu, biru, violet
Sifat diagnostik : Bentuk kristalnya, warnanya , lareut dlm asam

TURQUOIS : CuAl6(PO4)4(OH)8. 4H2O


Sistem : Triklinik
Habit : Kristal jarang ditemukan, biasanya masif
Warna : Putih kelabu
Kekerasan : 5 - 6.0
Berat jenis : 2.6 - 2.8
Warna : Biru langit, Hijau kebiruan
Sifat diagnostik : Warna biru yang khas
KELOMPOK SANIDIN= ORTOKLAS : KAlSi3O8
Sistem : Monoklinik
FELDSPAR Habit : Kristal prismatik pndek, agak pipih atau memanjang
Warna : umumnya tidak berwarna
Kekerasan : 6.0
Berat jenis : 2.56
Sifat diagnostik : Kilap kaca

MIKROKLIN : KAlSi3O8
Sistem : Triklinik
Habit : Serupa dg Ortoklas
Belahan : Sempurna, baik
Kekerasan : 6.0
Berat jenis : 2.56
Warna : Putih, cream, merah muda
Sifat diagnostik : Sifat optik

PLAGIOKLAS : (Ca,Na)(Al,Si) AlSi2O8


Sistem : Triklinik
Habit : Kristal biasanya berbentuk batang
Warna : Putih atau kelabu
Kekerasan : 6.0
Berat jenis : 2.62 - 2.76
Warna : Putih atau kelabu
Sifat diagnostik : bentuk kembar
1. Ciri khusus: Adanya tetrahedron SiO4 dimana tiga atom oksigen pd titik
FILOSILIKAT sudutnya mengikat tetrahedra lainnya shg membentuk lembaran
tetrahedra
2. Lembaran tetrahedra ini dapat bergabung dg lembaran oktahedra
membentuk lapisan majemuk tetrahedra-oktahedra

KAOLINIT : Al4Si4O10(OH)8
Sistem : Triklinik
Habit : Kristal pseudoheksagonal pipih
Belahan : Sempurna
Kekerasan : 2.0
Berat jenis : 2.6
Warna : Putih, seringkali berbintik coklat atau kelabu
Kimiawi : Komposisi sesuai formula, substitusi jarang terjadi.
Polimorfiknya adalah Dikrit, Nakrit, dan Haloisit.

MONTMORILONIT : Al2Si4O10(OH)2. xH2O


Sistem : Monoklinik
Habit : Kristal sukar dilihat
Warna : Biasanya kelabu atau kelabu kehijauan
Kekerasan : 2 - 2.5
Berat jenis : 2.0 - 2.7, menurun dengan kadar air
Sifat diagnostik : Komposisinya selalu menyimpang dari formula ideal, sering terjadi
substitusi atom dlm struktur kristal, misalnya Mg mengganti Al, Al mengganti Si. Substitusi
ini mengakibatkan munculnya muatan negatif pd struktur.
FILOSILIKAT VERMIKULIT : Mg3Si4O10(OH)2 . xH2O
Sistem : Monoklinik
Habit : Biasanya pseudomorf
Belahan : Sempurna
Kekerasan : 1.5
Berat jenis : 2.4
Warna : Kuning sampai coklat
Kimiawi : Selalu ada sejumlah Al yg menggantikan Si,
Mg oleh feri
KELOMPOK MUSKIVIT : KAl2(AlSi3O10) (OH)2
Sistem : Monoklinik
MIKA Habit : Biasanya masanya berlapis
Warna : Tidak berwarna atau pucat
Kekerasan : 2.5
Goresan : Putih
Komposisi kimia : Komposisinya beragam akibat substitusi atom.
Sejumlah Na menggantikan K. Sebagian Al (koordinasi enam) digantikan
oleh Mg dan Fe.

BIOTIT : K(Mg,Fe)3 (AlSi3O10)(OH)2


Sistem : Monoklinik
Habit : Kristalnya prisma pseudo-heksagonal, seringkali pipih berlapis
Belahan : Sempurna
Kekerasan : 2.5
Berat jenis : 2.8 - 3.4
Warna : Kuning pucat hingga coklat
Komposisi kimia : Komposisinya beragam. Sebagian K diganti oleh Na, Ca, Rb, Cs.
Mg dapat diganti oleh fero dan feri; sebagian OH dapat diganti oleh F

KHLORIT : (Mg, Fe,Al)6 (Al,Si)4O10 (OH)8


Sistem : Monoklinik
Habit : Kristal pseudo-heksagonal
Warna : Hijau khas
Kekerasan : 2.5
Berat jenis : 2.6 - 3.3
Warna : Hijau khas
Komposisi kimia : Mg dan Fe dapat saling menggantikan
Alumino silikat
Kaya Mg, Ca, Na, Fe Kaya K

Feldspar; Augit; Hornblende Muskovit; Mika; Biotit Mikroklin; Ortoklas

-Mg -K
Klorit Hidrous mika

-Mg -K
-Mg -K
Derajat +K
Pelapukan Vermikulit
Meningkat

Pengusiran basa lambat Montmorilonit Kaya Mg dlm zone pelapukan

Pengusiran basa cepat Kaolinit Pengusiran basa cepat

Iklim panas basah (-Si) Oksida Fe dan Al Iklim panas basah (-Si)

Diagram ttg Kondisi umum pembentukan liat silikat dan oksida Fe & Al
TETRAHEDRA SILIKA OKTAHEDRA ALUMINA

Si

Al

OH
MINERALOGI LIAT 1. Paket lapisan mineral tersusun atas lempeng aluminium-
KAOLINIT hidroksida yg bergabung dg lempeng silika
2. Salah satu ion oksigen menjadi mata rantai (jembatan) di
antara kedua lempengan
3. Seluruh kristal merupakan tumpukan dari paket-paket
lapisan seperti di atas

O
3O
tetra- 2 Si
Si hedra
O-OH-O

Al 2 Al Okta-

OH hedra
3 OH

Pd kondisi kemasaman alamiah (pH 4 - 8), kaolinit tdk begitu aktif.


Hidroksil permukaan yang terikat pada Al, bersifat asidoid pd pH > 8.1, bersifat basidoid pd pH
< 8.1.
Shg pd kondisi pH tinggi, permukaan liat ini akan bermuatan negatif, KTK nya tinggi
MINERALOGI LIAT 1. Seringkali mengiringi kaolinit, formulanya
HALOISIT Al2O3.2SiO2.4H2O
2. Lempeng-lempeng Si dan Al tidak diikat oleh ion-ion
oksigen milik bersama
3. Seluruh kristal terdiri atas lempeng Si2O5H2 bergantian
dg lempeng Al2(OH)6

O
3O
Si tetra- 2 Si
hedra 2 OH
3 OH
Al
2 Al Oktahedra
OH 3 OH

Kisi kristal tidak tahan terhadap pemanasan


Pada suhu 40oC air telah lenyap dan lambat laun terbentuk suatu persenyawaan meta-haloisit
MINERALOGI LIAT 1. Rumus umumnya Al2O3.4SiO2.H2O
PIROFILIT 2.

O
3O
Si tetra- 2 Si
hedra O-OH-O
Al
2 Al okta-
O-OH-O hedra
OH tetra- 2 Si
hedra 3O

Permukaan kristal tersusun atas atom oksigen dari lempengan Si2O5, bersifat inert
1. Kisi kristalnya bersifat dapat membengkak
MINERALOGI LIAT 2. Ruang antara Lempeng-lempeng dapat dimasuki air, shg
MONTMORILONIT jarak antar lempengan melebar
3. Rumus umum Al2O3.4SiO2.H2O.nH2O

n H2O n H2O
.. n H2O ...

3O
tetra- 2 Si
hedra O-OH-O

2 Al /Fe/Mg
oktahedra
O-OH-O
tetra-
hedra 2 Si

n H2O n H2O
3O

..n H2O ..
MINERALOGI LIAT 1. Adalah Muskovit yg bersisik halus dg formulanya K2O.
SERISIT 3Al2O3. 6SiO2. 2H2O atau KAl2(AlSi3)O10(OH)2
2. Mg menggantikan sebagian Al (Substitusi isomorfik)
3. Paket-paket Al2(AlSi3)O10(OH)2 dirangkaikan bersama
oleh ion kalium

6O
K . K ...
6O
Si tetra- Al, 3Si
hedra
OH 2O-2OH-2O

4 Al oktahedra
Al
2O-2OH-2O

O Al, 3Si tetrahedra


6O
. K .
MINERAL Ukuran liat 2 mikron
Ukuran partikel koloid 1 mikron
LIAT Tidak semua liat bersifat koloidal

LIAT SILIKAT:
Berbentuk pipih-laminer, lapisan lempengan
Berstruktur kristal = kristalin
Umumnya bersifat koloidal
Luas permukaannya sangat besar
Permukaannya bermuatan elektronegatif shg
mampu menjerap kation-kation

Liat Fe dan Al-hidrous-oksida:


Tidak mempunyai struktur kristal, amorf
Banyak dijumpai di daerah tropika

ALOFAN: Si dan Al seskui-oksida


Al2O3.2SiO2.H2O
STRUKTUR Ukuran kecil , KRISTALIN
Tersusun atas unit-unit kristal
LIAT Susunan mineralogik dari unit kristal ini tgt pada
SILIKAT tipe liat

Struktur Dasar LIAT SILIKAT:


Silikat-alumina = alumino-silikat:
Lempengan tetrahedra-silika bertumpukan dg lempengan
oktahedra alumina

Tetrahedra silika
Oktahedra alumina

Kedua lempengan ini berikatan satu-sama lain dalam kristal


liat melalui atom oksigen .. Jembatan oksigen

Tetrahedra Oktahedra
SiO4
Mineralogi Berdasar susunan lempeng dlm unit kristal:
1. Tipe mineral 1:1 (Silika : Alumina)
Liat Silikat 2. Tipe mineral 2:1 yg unit kristalnya memuai
3. Tipe mineral 2:1 yg unit kristalnya tdk memuai
4. Tipe mineral 2:2

Tipe Mineral 1:1


Kaolinit, Haloisit, Anauksit, Dikit
Unit kristal terdiri atas satu lempeng silika & satu alumina
Kisi kristalnya 1:1
Kedua kisi dlm unit kristal diikat oleh atom oksigen yg dipegang
bersamaan oleh atom Si dan Al dlm masing-masing kisi
Unit-unit kristal diikat bersama secara kuat oleh ikatan hidrogen
sehingga tidak dapat memuai (mengembang-mengkerut)
Permukaan efektif terbatas di permukaan luar saja
Hampir tidak ada substitusi isomorfik
Nilai KTK-nya rendah
Kristal Kaolinit berbentuk heksagonal, diameternya 0.1 - 5 mikron
Sifat plastisitas dan kohesinya rendah
Sifat koloidalnya tidak terlalu intensif
Tipe mineral Memuai 2:1
Mineralogi Unit kristalnya tersusun atas lempeng alumina yang dijepit
Liat Silikat oleh dua lempeng silika
Dua Kelompok yang terkenal:
1. Montmorilonit : Montmorilonit, Beidelit, Nontronit, Saponit
2. Vermikulit

MONTMORILONIT

Unit-UNIT kristal diikat bersama melalui ikatan oksigen yang lemah,


sehingga kisi kristal mudah mengembang bila basah
Diameter montmorilonit 0.01 - 1 mikron
Permukaannya sangat luas: Permukaan luar dan permukaan dalam
Muatan listrik negatif pada permuakaannya sangat besar, terdiri atas
muatan permanen dan muatan yang tergantung pH.

Muatan permanen terbentuk melalui proses substitusi isomorfik


Mg menggantikan sebagian Al dalam lempeng Oktahedron
Al menggantikan sebagian Si dalam lempeng Tetrahedron
Sifat plastisitas dan kohesinya tinggi, mengembang & mengkerut
Sifat koloidalnya sangat intensif
Mineralogi VERMIKULIT
Liat Silikat Ciri-ciri strukturalnya serupa dengan Montmorilonit
Pd bbrp Vermikulit ternyata Mg dominan, menggantikan Al
dalam lempeng alumina.
Pd lempeng silika sebagian Si digantikan oleh Al, inilah yang
Menimbulkan MUATAN NEGATIF yg sangat besar
Kapasitas jerapan (KTK) sangat besar.

Molekul air bersama dg kation Mg dijerap kuat di antara unit


kristal, sehingga derajat memuainya tidak terlalu intensif
(MEMUAI TERBATAS)

Tipe mineral 2:1 Tidak Memuai (ILLIT)


Ukurannya berada di antara montmorilonit dan kaolinit
Muatan negatifnya terutama pd lempeng silika tetrahedra,
karena sekitar 15% dari Si digantikan oleh Al.
Kalium diikat kuat di antara unit-unit kristal, sehingga
tidak mudah mengembang
Mineralogi KLORIT: Tipe mineral 2:2
Liat Silikat Mineral liat Magnesium-silikat yg mengandung Fe dan Al.
Satu unit kristal tersusun atas LAPISAN TALK (spt
montmorilonit) dan LAPISAN BRUSIT [ Mg(OH)2 ]
Atom Mg mendominasi lempeng oktahedron lapisan TALK.
Sehingga unit kristal terusun atas dua lempeng tetrahedron
silika dan dua lempeng oktahedron magnesium (Tipe 2:2)
Mineral liat ini bersifat mudah memuai

CAMPURAN LIAT SILIKAT

Susunan unit kristalnya berbeda-beda, spt misalnya:


1. Klorit - Illit
2. Ilit-Montmorilonit
Ciri-ciri Tipe Liat
Montmorilonit Ilit Kaolinit

Ukuran (mikron) 0.01 - 1 0.1 - 2 0.1 - 5


Bentuk Serpih tak menentu Serpih tak menentu Heksagonal
Permukaan jenis (m2/g) 700-800 100-200 5 - 20
Permukaan luar Luas Sedang Sempit
Permukaan dalam Sgt luas Sedang Tdk ada
Kohesi / Plastisitas Tinggi Sedang Rendah
Kapasitas Memuai Tinggi Sedang Rendah
KTK (me/100 g) 80-100 15 - 40 3 - 15

Sumber: Sifat dan Ciri Tanah (G. Soepardi, 1983)


Mineral HIDRUS OKSIDA BESI & ALUMINIUM
Koloidal
Liat ini penting karena Sangat dominan di daerah tropika
selain Molekul air berasosiasi dengan oksida :
Silikat Fe2O3.xH2O : Limonit dan Goetit
Al2O3.xH2O : Gibsit
Muatan negatifnya sedikit
Sifat plastisitas, lengket, dan kohesinya rendah
Tanah yg kaya minerla liat ini biasanya sifat isiknya baik

ALOFAN & MINERAL AMORF

Bersifat koloidal non-kristalin


Alofan: Gabungan antara silikon dan aluminium seskuioksida
Susunannya mendekati Al2O3.2SiO2.H2O
Banyak ditemukan pada tanah-tanah Abu volkan
SIFAT Karakteristik bahan koloid: penyebaran cahaya, osmotik dan muatan
listrik
Koloidal Koloid tanah bersifat amfotir, diduga ada kaitannya dg gel-gel besi,
MINERAL aluminium, dan mangan yang menyelimuti inti kristalin.
Berbagai jenis kation dijerap oleh koloid tanah dengan kekuatan yang
LIAT berbeda-beda, tergantung pada ukuran, muatan (valensi) dan
hidratasi kation.
Penjerapan kation oleh mineral liat berhubungan erat dengan tipe
mineral liat
Kaolinit dan Haloisit: muatan listrik terdapat pd ikatan yg patah di
tepi kristal, dan disosiasi H dari gugusan OH permukaan
Ilit dan Khlorit; muatan listrik pd ikatan yg patah di tepi kristal, dan
muatan permanen akibat substitusi atom inti kristal
Montmorilonit dan Vermikulit: muatan listriknya terutama akibat dari
substitusi atom inti kristal.

PENJERAPAN DAN PERTUKARAN ION


Penjerapan kation dipengaruhi oleh:
1. Jenis kation
2. Konsentrasi ion-ion
3. Sifat anion yang berhubungan dg kation
4. Sifat partikel koloid
Sumber PINGGIRAN KRISTAL YANG TERBUKA
muatan
Ada dua mekanisme, yaitu:
negatif liat 1. Adanya valensi dari atom inti (Si atau Al) yg tidak dijenuhi
Silikat yg terdapat pd pinggiran patahan lempeng silika dan
alumina
2. Permukaan luar yg datar (pd Kaolinit) mempunyai gugusan
oksigen dan hidroksil (OH-) yg tersembul dan merupakan
titik-titik yg bermuatan negatif. Muatan ini sifat dan
besarannya tergantung pH

SUBSTITUSI ISOMORFIK = Penggantian atom inti kristal

O = Si = O O = Al - O -
(tidak bermuatan) (bermuatan negatif satu)

OH OH OH OH OH OH -1

Al Al Mg Al

O O OH O O OH
Material KTK (meq/100g) KTA
Permanen Variabel Total

Montmorilonit 112 6 118 1


Vermikulit 85 0 85 0
Illit 11 8 19 3
Halloisit 6 12 18 15
Kaolinit 1 3 4 2
Gibsit 0 5 5 5
Goetit 0 4 4 4
Alofan 10 41 51 17
Peat 38 98 136 6

Sumber: Mehlich & Theisen (Sanchez, 1976).


R-C=O R-C=O

O O
O O

R-C Al + 3OH- R-C + Al(OH)3


O O
O O
R-C R-C
O O

Peningkatan muatan negatif gugusan karboksil terjadi kalau ion


kompleks aluminium diendapkan; ini terjadi kalau pH tanah meningkat
(ada OH-)
Fe Fe Fe Fe

O OH HO O O OH HO O

Fe Fe Fe Fe

O OH H+ + HO O O OH + OH- O O + H2O
H+
Fe Fe Fe Fe

O OH HO O O OH HO O

Fe Fe Fe Fe

POSITIF ZERO NEGATIF


Andept Humult

- Hor A - Hor A
Hor B
0 0
pH(H2O) = 6.5 pH(H2O) = 5.8
+ +

Net surface charge


me/100g Orthox Udalf
Hor A
- - Hor A
Hor B Hor B
0 0 pH(H2O) = 6.8
pH(H2O) = 6
+ +
pH dlm 0.01 N NaCl
pH & ZERO POINT of CHARGE

1. Status muatan dari sistem liat-oksida dpt dg mudah ditentukan dg mengukur pH-
nya dalam air dan dalam larutan garam netral seperti 1 N KCl
2. pH = pH (1 N KCl ) - pH ( H2O)
= positif : koloid liat bermuatan positif (KTA)
= negatif : koloid liat bermuatan negatif (KTK)

3. Dalam sistem liat silikat berlapis, pH selalu negatif :

[Liat]-H+ + H2O ===== [ Liat ]-H+ + H2O

[Liat]-H+ + KCl ===== [ Liat ]-K+ + Cl- + H+

sehingga pH dalam air lebih tinggi dp pH dalam lrt KCl


pH & ZERO POINT of CHARGE

4. Dalam sistem liat oksida, pH dpt positif atau negatif tgt pada pH tanah aktual:

[Liat+]OH- + H2O ===== [ Liat +]OH- + H2O

[Liat+]OH- + KCl ===== [ Liat+]Cl- + OH- + K+

5. Nilai pH negatif, bukan berarti seluruh permukaan liat bermuatan negatif, ada
sedikit muatan positif pada titik-titik yang terisolir dari muatan negatif.

Ultisol, Oxisol, Alfisol: KTA = < 1 meq/100g


Andepts : KTA = 6.8 meq/100g
------------------- pd kondisi pH tanah lapangan
FAKTOR HUBUNGAN pH vs MUATAN LISTRIK

Pada sistem liat-oksida hubungan tsb adalah:

kDRT pHo
= --------- . --------
4 F pH
dimana:
: muatan permukaan (m.eq./ 100 g)
k : reciprocal tebal lapisan rangkap (tgt konsentrasi lrt tanah)
D : konstante dielektrik
R : konstante gas
T : temperatur absolut
F : konstante Faraday
pH : pH tanah
pHo : pH tanah pd titik isoelektrik, yaitu pH pd ZPC
ALTERATION of the ZERO POINT OF CHARGE

pH pada ZPC dapat berubah: KTK naik, pH tetap

O O
Al Al R
O OH OH O C=O
Al + R C Al + H 2O
O OH O O
Al Al O-
BO
O T O
PERTUKARAN Contoh sederhana:
KATION
Ca-[MISEL] + 2H+ H-[MISEL]-H + Ca++

PERTUKARAN KATION DI ALAM

40Ca 38Ca + 2 Ca(HCO3)2


MISEL 20Al + 5 H2CO3 MISEL
20Al
20H 25H L(HCO3)
20L 19L
tercuci

KEHILANGAN KATION LOGAM:


Dengan mekanisme reaksi seperti di atas, kation logam Ca, Mg, K, dan
Na dapat hilang tercuci dari tanah, dan tanah menjadi semakin masam

PENGARUH PEMUPUKAN:
40Ca 7K
20Al 38Ca + 2 CaCl2
MISEL 40H + 7 KCl MISEL 20Al
20L 39H HCl
18L 2 LCl
KAPASITAS Koloid tanah bermuatan negatif, sehingga mampu menjerap
TUKAR (mengikat) kation. Kation-kation yg dijerap ini dapat ditukar
dengan ammonium atau barium, kemudian ammonium atau
KATION barium itu ditentukan jumlahnya.
[ KTK ] ..Kapasitas jerapan dapat diketahui besarnya

PENGARUH pH TANAH
Sebagian dari muatan negatif pd koloid tanah tergantung pd pH, sehingga
kapasitas jerapan juga dipengauhi pH
Biasanya KTK ditetapkan pd pH 7.0 atau lebih, ini berarti meliputi
muatan permanen dan sebagian besar muatan yg tergantung pH

CARA MENYATAKAN
Satuan untuk kapasitas tukar kation (KTK): mili-ekuivalen (meq atau me)
1 meq = 1 mg hidrogen atau sejumlah ion lain yg dapat bergabung atau
menggantikan ion hidrogen tsb.
KTK liat = 1 me/100 g : setiap 100 gram liat dapat menjerap 1 mg hidrogen
KTK, me/100 g)

200

160 Koloid Organik

120 Montmorilonit

Muatan tgt pH
80

40
Muatan permanen
4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 pH tanah
KTK Tanah asal KTK (me/100g) Kelas tekstur
TANAH
Ciletuh, Jabar 8.1 Lempung Berdebu
Way Seputih, Lampung 16.0 Lempung Liat Berdebu
Pengubuan, Lampug 22.9 Lempung Liat Berdebu
Tj.Kresik, Krawang 28.7 Liat Berdebu
Rentang Barat 38.8 Liat Berdebu

FAKTOR YG MEMPENGARUHI
1. Tekstur tanah: semakin halus teksturnya semakin tinggi KTKnya
2. Kandungan humus dan liat koloidal menentukan KTK tanah
3. Macam liat koloidal juga mempengaruhi besarnya KTK tanah
PERSENTASE H+ dan Al+++ : sumber kemasaman tanah
KEJENUHAN
BASA TANAH Al+++ + H2O Al(OH)++ + H+

Al(OH)++ + H2O Al(OH)2+ + H+

Kation basa: Ca++, Mg++, K+, dan Na++

CaO + H2O Ca(OH)2 Ca++ + OH-

KB dan pH
Proporsi KTK yang ditempati oleh kation-kation basa disebut PERSENTASE
KEJENUHAN BASA
Penurunan %KB mengakibatkan menurunnya pH
Tanah di daerah iklim kering biasanya mempunyai KB yang tinggi
Tanah di daerah iklim humid biasanya mempunyai KB yang rendah
PERTUKARAN Kation terjerap mudah tersedia bagi tanaman & jasad renik
KATION & Penyerapan kation oleh akar:
KETERSEDIAAN 1. Penyerapan melalui larutan tanah
HARA 2. Pertukaran ion antara akar dg koloid tanah

Kejenuhan kation dan serapan hara


Faktor pelepasan kation jerapan:
1. Rasio / proporsi jenis-jenis kation pd kompleks jerapan
2. Kejenuhan Ca yg tinggi ------- Ca++ mudah diserap tanaman
3. Pengaruh jenis kation lain: Afinitas dan aktivitas kation

PENGARUH TIPE KOLOID


Berbagai koloid mempunyai daya ikat kation yg berbeda
Kalsium diikat oleh montmorilonit lebih kuat daripada oleh kaolinit
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai