Anda di halaman 1dari 27

PASCA OPERASI PASIEN

PERITONEAL DIALISIS

Fitri Ashadi
Pelatihan HD Jan Mar 2017
Identifikasi

Nama : Tn. AS
Umur : 50 tahun
MR : 302-88-79
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Kebon Jeruk
Pembayaran : BPJS
Riwayat Penyakit Sekarang

MRS 14 Februari 2015


Keluhan : benjolan pada kantung kemaluan kanan sejak 6 bulan sebelum
MRS
BAB baik,nafsu makan baik
Urine 800 cc / hari
Exchange cairan dialisat lancar
Riwayat Penyakit Dahulu

DM : 15 tahun yang lalu


Hipertensi : 10 tahun yang lalu
Awal september 2014, pasien mengeluh benjolan pada kantung ke
maluan kanan. Benjolan awalnya dirasakan naik turun.
Pasien direncanakan untuk operasi hernia di RSCM
Riwayat Dialisis

CKD dalam dialisis sejak 6 tahun yang lalu di RS Cikini


HD selama 3 tahun pertama,akses cimino brachial dextra
CAPD selama 3 tahun terakhir ok pekerjaan
CAPD mulai 16 September 2013 sering infeksi 2nd opinion ke RSCM
Riwayat Dialisis

Pada 4 Agustus 2014 poli CAPD RSCM keluhan sesuai


peritonitis kultur: Staph. Aureus vancomisin 14 hari perbaikan
Dianeal: 1.5% - 2.5% - 2.5% - 2.5% (2 L)
Balance CAPD (-) 700 cc/24 jam
Dilakukan PET test High transporter
Riwayat overload berulang (+)
Pemeriksaan Fisik
KU : tampak sakit sedang, kesadaran : CM
BB = 68,5 kg TB = 156 cm (IMT = 28.1 kg/m2; Obese I )
TD = 170/80mmHg N = 80x/mnt RR = 20 x/mnt
Conjuntiva anemis (+), sklera ikterik (-)
JVP 5-2 cmH2O
Jantung: BJ I-II dbn, gallop (-), murmur (-)
Paru : vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, supel, nyeri tekan (-), Hepar/Lien tak teraba,
shifting dullness (-), BU dbn
Ekstremitas: edem kaki (-), hangat.
Genitalia : tampak benjolan pada scrotum dextra,venektasi (-)
Akses vaskular: Cimino brachialis kanan
CAPD : Exit site : baik
Pemeriksaan Penunjang
5 Februari 2015
Hb / Ht 9.2 / 28,1 PT / kontrol 13,0 / 11,7

Erit/Leuko 3.200/5.400 APTT / kontrol 34,8 / 30,6

Trombosit 204.000 SI/TIBC 47/227

SGOT/SGPT 15/17 Sat transf 21

Albumin 3,8 Ferritin 209,7

CR / UR darah 13 / 146

e GFR 4.0

GDS 257

Na / K / CL 136 / 4,03 / 91,9


Pemeriksaan Penunjang

17 Februari 2015 18 Februari 2015


Hb / Ht 9,4 / 29,2 CR / UR darah 11,7 / 134
Erit / Leuko 3.340 / 7.980 e GFR 4,6
Trombosit 212.000 Na / K / Cl 131 / 5,46 / 85,8
CR / UR darah 10,30 / 114
e GFR 5,4
Na / K / Cl 147 / 6,15 / 106,1
Pemeriksaan Penunjang

Thorax Foto (05/02/2015)


cardiomegali dengan aorta elongasi

USG ( 05/02/2015)
Hernia scrotalis dextra

EKG (14/02/2015): ischemic inferior

Echo ( 14/02/2015):
EF : 41,79 % dengan global hipokinetik
PR mild moderate
LVH konsentrik dg disfungsi diastolik gr I
Daftar Masalah

Hernia scrotalis dextra pro op hernioplasty


Chronic Kidney Disease stage 5 on CAPD
Hipertensi tidak terkontrol
DM tipe 2
CAD
Renal Anemia
Obese I
Terapi

Bed rest
Operasi Tgl 16/2/15
High protein diet: 1.2 g/kg BW/d
Eprex 2000 unit 2x1
Clonidin 2x0.75 mg
Valsartan 1x160 mg
Adalat oros 1x30 mg
Bisoprolol 1x2.5mg
Gliquidon 1x30 mg
CaCO3 3x1 / Bicnat 3x1 / asam folat 3x1 / Vit B12 3x1
Terapi

Untuk mengurangi tekanan intra abdominal :


CAPD diubah menjadi 5 x @ 1,5L / hari
(1,5% - 2,5% - 1,5% - 1,5% - 2,5%) mulai 9 Feb 2015
Pagi pre op : pasien mengosongkan peritoneum 2 jam pre op
Operasi hernia tgl 16 Feb 2015

Post op :
1. HD Senin,Kamis untuk 2 minggu
2. CAPD bilas tiap 2 hari @ 500 ml
POST OP DIALYSIS
RESEP HD 16 Feb 2015 19 Feb 2015 24 Feb 2015 27 Feb 2015
Lama 3 jam 4 jam 5 jam 5 jam
BB kering observasi observasi observasi observasi
UF 1L 2L 4L 4L
Qb (ml/menit) 150 200 250 250

Qd (ml/menit) 500 500 500 500

Heparin free 5000 5000 5000


Dialisat Bicarbonat Bicarbonat Bicarbonat Bicarbonat
CAPD
* CAPD Tgl 2 Maret 2015
1.5% - 2.5% - 2.5% - 2.5%
4x1 L
Balans cairan CAPD: 300 cc/24 jam
* CAPD Tgl 9 Maret 2015
1.5% - 2.5% - 2.5% - 2.5%
4x1,5 L
Balans cairan CAPD: 500 cc/24 jam
* CAPD Tgl 16 Maret 2015
1.5% - 2.5% - 2.5% - 2.5%
4x2 L
Balans cairan CAPD: 700 cc/24 jam
TINJAUAN PUSTAKA
DAN PEMBAHASAN
HERNIA

Komplikasi mekanik (non infeksi) yang sering ditemukan pada CAPD.


Hernia dapat asimptomatik dan diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan
yang teliti.
Insidens : 2 37% pada pasien CAPD dewasa.
Waktu rata-rata untuk pertumbuhan menjadi hernia sekitar 1 tahun setelah
CAPD dan risiko meningkat menjadi 20% tiap tahun setelah menjalaninya.
Peningkatan tekanan intraabdominal dari dialisat peritoneal
merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya hernia.
Pada laki-laki, penurunan cairan melalui prossesus vaginalis yang
paten sehingga menyerupai hernia.
Setiap hernia yang terdeteksi sebelum memulai PD harus segera
dioperasi atau pada waktu bersamaan insersi kateter.
Variasi peresepan dialisis setelah tindakan pembedahan hernia :
Melanjutkan PD
Beralih ke HD
kombinasi PD HD
Faktor yang berkontribusi untuk pembentukan hernia

Tekanan hidrostatik + lokasi anatomi yang lemah


Volume cairan dialisis yang besar
Posisi duduk, manuver valsava
Mobilitas pasien yang tinggi
Obesitas
Kehilangan protein yang lebih banyak (10-20g/hari) pada membran
peritoneal tipe high transporter. Peritonitis kehilangan lebih
banyak
Lokasi pembedahan sebelumnya di dinding abdomen.
Uremia, Anemia Inflamasi kavum peritoneal
Shah H, Chu M, Bargman JM. Perioperative Management of Peritoneal Dialysis Patients Undergoing
Hernia Surgery Without The Use of Interim Hemodialysis. Perit Dial Int 2006; 26: 684 7
34 of the 37 UK transplant centres involved in study.
The median number of patients undergoing hernia repair at each centre
was five per annum (range 1-20).
The optimal peri-operative management of these patients is unclear as
there are currently no national guidelines.

Morris Stiff GJ, Bowrey DJ, Jurewicz WA, Lord RH. Management of Inguinal Hernia In Patients on
CAPD. Post Grad Med J. 1998; 74: 669-70
Morris Stiff GJ, Bowrey DJ, Jurewicz WA, Lord RH. Management of Inguinal Hernia In Patients on
CAPD. Post Grad Med J. 1998; 74: 669-70
During 4 5 weeks protocol
Electrolyte abnormality (-)
Simptomatic underdialysis (-)
Leakage from operative site (-)
Re herniasi (-)
Shah H, Chu M, Bargman JM. Perioperative Management of Peritoneal Dialysis Patients Undergoing Hernia
Surgery Without The Use of Interim Hemodialysis. Perit Dial Int 2006; 26: 684 7
Manajemen Post-operatif untuk pasien PD
Serum Kalium harus diperiksa secepatnya setelah pembedahan menin
gkat pada trauma jaringan, transfusi darah, hematom, cairan infus yg men
gandung kalium,
PD dapat dimulai segera pada tindakan pembedahan non abdomen
(menggunakan volume cairan yang kecil)
Pasien dengan nilai RRF kecil atau tanpa nilai RRF akan memerlukan
HD pada fase awal post-operatif pembedahan abdomen.
Setelah pembedahan yang luas pada usus besar (bowels), pasien tidak di
anjurkan untuk menjalani terapi PD kembali karena terbentuknya adhesi
sehingga drainase menjadi jelek. PD harus dihentikan jika dilakukan
kolostomi atau ileostomi.
Hindari zat-zat nefrotoksik (NSAID, gentamisin, zat kontras X-ray) untuk
melindungi RRF secara keseluruhan bagi adekuasi PD.
Untuk menjamin proses penyembuhan dan menghindari kebocoran post-
op serta kejadian hernia berulang (rekurens), maka terapi PD ditunda
untuk beberapa hari atau minggu. Pada kondisi ini diperlukan pemasangan
akses vaskuler temporer.
Kasus

Hernia : terjadi 1 tahun setelah CAPD,riwayat hernia atau operasi area abdo
men : tidak ada peningkatan tekanan intraabdominal oleh karena cairan
peritoneal dialisat
Contributing factors : mobilitas pasien yang tinggi,obesitas,adanya uremia,
anemia,tipe high transport membrane,peritonitis
1 minggu sebelum operasi dilakukan CAPD 5x/24 jam total vol 7,5 L
(sebelumnya 8L/24 jam) menurunkan tekanan intraabdominal
Kasus

CAPD dihentikan 2 jam sebelum operasi, sehingga terjadi pengosongan


cavum peritoneum dari cairan dialisat
Post op dilakukan HD selama 2 minggu (2x/minggu),CAPD dibilas tiap 2 hari
Setelah 2 minggu,CAPD digunakan kembali secara bertahap
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai