Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
BALYA IBNU MAULA
1210015013
- Anestesi Intravena
1. Redistribusi zat anestesi
2. Metabolisme dan eliminasi zat anestesi adanya kelainan hepar dan
ginjal memperlambat sadarnya pasien
3. Jenis zat yang digunakan zat short acting mempercepat sadarnya
pasien
4. Pemakaian LMA lebih mempercepat sadarnya pasien daripada ETT
Perawatan Pasien
Anjuran lain :
- Transport pasien dengan bed yang dapat diubah posisi kepalanya,
menjadi head-down atau back-up.
- Pasien dengan risiko muntah ditransfer dalam posisi miring.
Perawatan Pasien
Penanganan
- Hipotermia : menggunakan alat penghangat, speerti lampu penghangat
dan selimut penghangat
- Menggigil : Meperidine 10-25 mg
Perawatan Pasien
Kriteria minimum
- Mudah dibangunkan
- Kesadaran penuh
- Mampu untuk proteksi airway
- Tanda vital stabil dalam 15-30 menit
- Mampu untuk memanggil bantuan, jika perlu
- Tidak ada komplikasi pembedahan, misalnya perdarahan
Perawatan Pasien
Pemulihan Pasien : Kriteria Pulang
Kriteria Aldrete
- Pasien yang sudah pulang harus diberi tahu untuk segera menghubungi
unit gawat darurat jika terjadi komplikasi postoperatif
- Pasien dapat memulai aktivitas fisik setelah fungsi psikomotor membaik,
yaitu pada 24-72 jam postoperatif
Managemen Komplikasi : Komplikasi Respirasi
Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi jika PaCO2 > 45 mmHg, biasanya asimtomatik
atau gejalanya ringan. Gejala muncul jika PaCO2 > 60 mmHg disertai
pH < 7,25
Hipoventilasi
Beberapa penyebab meliputi :
- Efek samping opioid
- Kelemahan muskular : asidosis dan hipokalemia
- Pembedahan thoraks dan abdomen
- Mengigil, hipertermia, dan sepsis
Penanganan :
- Atasi penyebabnya
- Jika disebabkan oleh induksi opioid, berikan Nalokson 80 mcg diberikan
secara titrasi
- Jika disebabkan oleh kelemahan otot, berikan Inhibitor Kolinesterase
- Jika disebabkan oleh nyeri akibat pembedahan thoraks dan abdomen,
berikan opioid, ketorolac, atau anestesi epidural
Managemen Komplikasi : Komplikasi Respirasi
Hipoksemia
Hipoksemia ringan (PaO2 50-60 mmHg) sering terjadi pada pasien
pemulihan yang tidak diberikan suplementasi oksigen
Hipoksemia
Penyebab hipoksemia meliputi :
- Hipoventilasi
- Right to the left shunting intrapulmonar
- Operasi yang membutuhkan hipoventilasi dengan VT yang kecil
- Kolaps paru akibat kesalahan intubasi atau penumpukan sekret
endobronkial
- Aspirasi pulmoner
- Edema paru wheezing 60 menit setelah operasi dengan sekret merah
muda di jalan napas
- Operasi thoraks dan abdomen yang menyebabkan trauma diafragma
- Pneumothoraks, misalnya pada penggunaan CPC, fraktur costae, blok
supraklavikula atau intercostae
Managemen Komplikasi : Komplikasi Respirasi
Hipoksemia
Penanganan hipoksemia :
- Pemberian oksigen dengan FiO2 30-60%
- Pada pasien dengan hipksemia berat atau persisten, dapat diberikan
oksigen dengan FiO2 100% via NRM
- Pasien harus dimonitor dengan pulse oxymetri, pemberian oksigen
harus dikontrol pada pasien dengan gangguan fungsi ekspirasi
Penanganan penyebab :
- Pneumothoraks : pemasangan WSD atau needle thorakosentesis
- Gagal jantung akibat kelebihan cairan : diuretik
- Atelaktasis akibat penyumbatan mukus : bronkoskopi disertai drainase
atau suction mukus
Managemen Komplikasi : Komplikasi Kardiovaskuler
Hipotensi
Hipotensi disebabkan oleh beberapa penyebab, meliputi :
- Hipovolemia : tidak adekuatnya terapi cairan, sekuestrasi cairan ke
rongga ketiga, perdarahan, dan drainase luka
- Disfungsi ventrikel sinistra : infark miokard, penyakit katup jantung,
dan gagal jantung kongestif
- Vasodilatasi pembuluh darah : anestesi spinal/epidural, pemakaian
venodilator dan -blocker
- Sepsis dan reaksi alergi
- Pneumothoraks
- Temponade jantung
Managemen Komplikasi : Komplikasi Kardiovaskuler
Hipotensi
Penanganan meliputi :
- Hipovolemia : terapi cairan dengan kristaloid dan/atau koloid
- Hipotensi berat : dapat ditambahkan Inotropik atau Vasoconstriktor
- Tension pneumothoraks : needle thorakosentesis
- Temponade jantung : pericardiosentesis
Managemen Komplikasi : Komplikasi Kardiovaskuler
Hipertensi
Hipertensi sering terjadi pada 30 menit postoperatif. Beberapa
penyebab hipertensi meliputi :
- Nyeri insisi
- Intubasi endotrakeal
- Distensi bladder
- Respons neuroendokrin terhadap stress
- Tonus simpatis akibat hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis
- Kelebihan cairan
- Hipertensi intrakranial
Managemen Komplikasi : Komplikasi Kardiovaskuler
Hipertensi
Penanganan hipertensi meliputi :
- Hipertensi ringan sampai sedang dapat diobati dengan -blocker, ACE-
Inhibitor, atau Calcium Channel Blocker secara intravena
- Hipertensi berat dapat diobati dengan natrium nitroprusid,
nitrogliserin, nicardipin, clevidipine, atau fenoldopam secara intravena
dan dilakukan pemasangan kateter intraarterial untuk monitoring
Managemen Komplikasi : Komplikasi Kardiovaskuler
Aritmia
Aritmia dapat terjadi akibat gangguan respirasi, seperti hipoksia,
hiperkarbia, dan asidosis, agen anestesi, peningkatan tonus simpatis,
abnormalitas metabolik, dan penyakit jantung dan paru yang pernah
diderita.