Dokter menguji kondisi umum pada Tuan Lakoni. Pada pemeriksaan fisik, suhu tubuhnya
390C, denyut nadi 88x/menit, tekanan darah 110/80 mmHg, gerak nafas 18x/menit,
ada lapisan pada lidah (coated tongue) dan nyeri pada epistrik pada saat palpasi. Si
pasien melakukan tes laboratorium dengan hasil Hb: 12 mg/dl, WBC (White Blood
Cells/sel darah putih): 4500/mm3, ESR (Erytrocyt Sedimen Rate/Kadar sedimen
Eritrosit): 12 mm/jam, haematokrit 36 mg%, trombosit 210.000/mm3, Widal test Thypii
O: 1/320, Parathypii H: 1/640.
Nasronudin, yang menangani ketiga dokter gigi itu mengatakan kondisi ketiga pria itu
sangat parah bahkan sulit untuk berkomunikasi. Nasronudin menolak menyebutkan nama
ketiga dokter itu, tapi hanya menyebutkan masing-masing berusia 44 tahun, 58 tahun,
dan 52 tahun. "Mereka terdiagnosis AIDS stadium 4. Kondisinya sudah sangat parah,"
kata Nasronudin kepada Tempo.
Ia memperkirakan para dokter gigi itu sudah lebih dari lima tahun terinfeksi virus
HIV/AIDS. Nasronudin mengatakan masih sulit mencari kepastian sumber penularan.
Namun, ada dua kemungkinan mereka terinfeksi, yaitu karena profesi dan pribadi.
Menurutnya, profesi dokter memang berisiko tertular HIV/AIDS. Khususnya dokter gigi,
dokter obgyn, bedah, THT, dan penyakit dalam dan infeksi. Tertutupnya pasien mengenai
penyakitnya menjadi faktor seorang dokter bisa terpapar virus HIV/AIDS tanpa sengaja.
Meski sudah diberi surat pengantar bahwa seseorang mengidap HIV/AIDS, sering
kali surat itu tidak diberikan kepada dokter yang dirujuk. Akibatnya, dokter
rujukan tersebut tidak mengetahui bahwa pasien menderita HIV/AIDS. "80 persen
pasien HIV/AIDS tidak mau berikan surat pengantar ke dokter rujukan karena takut
tidak ditangani," katanya.
Cara penularan HIV/AIDS bisa terjadi secara horizontal, yakni kontak cairan darah
dan melalui hubungan seksual. Perbandingan penularan lewat kontak cairan darah
adalah 1:1. Artinya sekali kontak, virus HIV bisa langsung tertular. Inilah yang
membuat profesi dokter gigi sangat rentan terinfeksi HIV/AIDS.
Penularan virus melalui kontak cairan darah lebih berbahaya ketimbang hubungan
seksual. Hubungan seksual perbandingan penularannya sekitar 1:60. Ini berarti
butuh 60 kali berhubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS untuk bisa tertular
virus ini.
BAB I
TENTANG ISTILAH-ISTILAH
Pasal 1
"tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau
sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana
diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau berhubung dengan tempat kerja tersebut;
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan
air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Pasal 8
Pengurus di wajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi
mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan padanya.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang :
Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.