CUTIS (KULIT)

PENAMPILAN
WARNA
RELIEF KULIT
FUNGSI
ASAL-USUL
MIKROSKOPIS
APENDIX KULIT
RAMBUT
KELENJAR
KUKU

8/31/04 1
 PENAMPILAN LUAR KULIT

WARNA:
BERANEKA MACAM: SANGAT DIPENGARUHI OLEH
KUALITAS DAN KUANTITAS PIGMEN
RELIEF
PORI KULIT SEBAGAI MUARA KELENJAR KERINGAT
BERAMBUT :
LIPATAN-LIPATAN HALUS
TIDAK BERAMBUT
DERMATOGLYPH
GARIS-GARIS KULIT (CRISTA CUTIS DAN SULCUS CUTIS)

8/31/04 2
 PENAMPILAN LUAR KULIT

SULCUS
CUTIS

CRISTA
CUTIS

KULIT TIDAK BERAMBUT KULIT BERAMBUT

8/31/04 3
 FUNGSI KULIT

ORGAN TERBESAR
BERAT: 16% BERAT BADAN
LUAS PERMUKAAN ORANG DEWASA: 1.2 - 2.3 m 2
PERLINDUNGAN TERHADAP
PENGUAPAN AIR/PERESAPAN AIR
RANGSANG MEKANIS
SINAR UVIOL
PENGATURAN SUHU
LINGKUNGAN (SISTEM IMUN)
PENGHASIL
VITAMIN D3 DENGAN BANTUAN SINAR UVIOL
TEMPAT ORGAN SENSORIK

8/31/04 4
 STRUKTUR KULIT
LAPISAN :
EPIDERMIS
EPITEL GEPENG BERLAPIS DENGAN KERATINISASI
BERASAL DARI EKTODERM
CORIUM (DERMIS)
JARINGAN PENGIKAT
BERASAL DARI MESODERM
HUBUNGAN DENGAN SEKITARNYA:
EPIDERMIS : PERMUKAAN BEBAS
CORIUM: TELA SUBCUTANEA (JARINGAN PENGIKAT)
KETEBALAN : 1,5 mm - 4 mm
KULIT TIPIS: EPIDERMIS: 75 m - 150 m
KULIT TEBAL: EPIDERMIS: 400 m - 600 m

8/31/04 5
 STRUKTUR KULIT

8/31/04 6
 HUBUNGAN EPIDERMIS DAN DERMIS

LEKUKAN-LEKUKAN DI
EPIDERMIS UNTUK PAPPILA

DUCTUS EXCRETORIUS
GLANDULA SUDORIFERA
EPIDERMIS

PAPILLA
CORII DERMIS =
CORIUM

8/31/04 7
 EPIDERMIS
LAPISAN:
STRATUM GERMINATIVUM
STRATUM SPINOSUM
STRATUM GRANULOSUM
STRATUM LUCIDUM
STRATUM CORNEUM
PERBATASAN DENGAN CORIUM
TIDAK RATA: PENONJOLAN KE ATAS UNTUK PAPILLA CORII
KOMPONEN SEL
KERATINOSIT (PALING BANYAK)
MELANOSIT
SEL LANGERHANS
SEL MERKEL

8/31/04 8
 LAPISAN EPIDERMIS

8/31/04 9
 STRATUM BASALE

BERTUMPU PADA MEMBRANA BASALIS

SELAPIS SEL-SEL KUBOID
AKTIVITAS MITOSIS UNTUK PENGGANTIAN SEL
HASIL MITOSIS DIDORONG KE ATAS
HUBUNGAN DENGAN SEKITARNYA:
ANTAR SEL-SEL : DESMOSOM
DENGAN MEMBRANA BASALAIS: HEMIDESMOSOM
MENGANDUNG SITOSKELETON: FILAMEN SITOKERATIN
DIAMETER : 10 nm

8/31/04 10
 STRATUM SPINOSUM
BEBERAPA LAPIS SEL:
BENTUK: DARI BAWAH KE ATAS BERTURUT-TURUT:
KUBOID, POLIGONAL MAKIN GEPENG
MASIH MEMPUNYAI KEMAMPUAN MITOSIS
STRATUM MALPIGHI = STRATUM BASALE + STRATUM
SPINOSUM
HUBUNGAN DENGAN SEKITARNYA:
DESMOSOM, DIPERKUAT DENGAN BERKAS TONO-
FILAMEN SEHINGGA MEMADAT
PADA PROSES PEMBUATAN SEDIAAN, SEL MENGKERUT,
KECUALI PADA DAERAH DESMOSOM
MEMBERIKAN PENAMPILAN SEL BERDURI (SPINA)
KETEBALAN LAPISAN:
BERTAMBAH JIKA KULIT BANYAK MENERIMA TEKANAN

8/31/04 11
 STRATUM SPINOSUM

DESMOSOM

8/31/04 12
 STRATUM GRANULOSUM

3 - 5 LAPISAN SEL
BENTUK:
POLIGONAL
KANDUNGAN SEL:
BUTIR-BUTIR KERATOHIALIN YANG BASOFIL (PROTEIN
KAYA HISTIDIN DENGAN FOSFORILASI + PROTEIN KAYA
SISTIN
BUTIR-BUTIR BERLAPIS, BERBENTUK BATANG LONJONG
(0,1 - 0,3 m). DENGAN M.E. : LAPIS-LAPIS LIPID YANG
MENYATU DENGAN MEMBRAN SEL
FUNGSI BUTIR BERLAPIS:
SEBAGAI SAWAR MASUKNYA BAHAN DI ANTARA SEL-SEL

8/31/04 13
 STRATUM LUCIDUM

SELAPIS SEL GEPENG YANG TELAH MATI

BERSIFAT:
EOSINOFILIK
JERNIH
DESMOSOM:
TAMPAK MENGHUBUNGKAN ANTAR SEL BERDEKATAN
SITOPLASMA:
TERUTAMA BERISI FILAMEN BERHIMPITAN PADAT
TIDAK MENGANDUNG ORGANELA DAN INTI

8/31/04 14
STRATUM GRANULOSUM DAN STRATUM LUCIDUM

8/31/04 15
 STRATUM CORNEUM

15 - 20 LAPIS SEL GEPENG BERKERATIN

SEL TANPA INTI
ORGANELA:
MENGHILANG KARENA ENZIM HIDROLITIK
SITOPLASMA:
DIPENUHI FILAMEN SKLEROPROTEIN: KERATIN
KERATINISASI:
PERUBAHAN TONOFILAMEN DAN KERATOHIALIN
MENJADI: PROTEIN AMORF DAN FIBRILER
BAGIAN PERMUKAAN:
STRATUM DISJUNCTUM DILEPASKAN SECARA PERIODIK

8/31/04 16
 STRATUM CORNEUM

STRATUM DISJUNCTUM

PERBEDAAN KETEBALAN STRATUM CORNEUM

8/31/04 17
 KERATINOSIT

POPULASI:
MERUPAKAN POPULASI SEL UTAMA DALAM
KOMPONEN SELULER EPIDERMIS
MEMBENTUK STRATUM DALAM EPIDERMIS
LOKASI:
KOMPARTEMEN I: MAMPU MITOSIS
KOMPARTEMEN II: TIDAK MAMPU MITOSIS
KOMPARTEMEN III: SUDAH MATI, KERATIN
MORFOLOGI:
LIHAT KETERANGAN PADA EPIDERMIS

8/31/04 18
 KERATINOSIT

8/31/04 19
 MELANOSIT
BENTUK
BADAN SEL BULAT DENGAN TONJOLAN-TONJOLAN
SITOPLASMA PANJANG BERCABANG-CABANG DI
DAERAH BASAL EPIDERMIS, DI ANTARA KERATINOSIT
POPULASI:
TERGANTUNG: ETNIS
TERGANTUNG PADA KULIT PADA DAERAH TUBUH
DAERAH PAHA:
KAUKASOID: 1 000 70 /mm2
MONGOLOID: 1290 45 /mm2
NEGROID: 1415 255 /mm2
FUNGSI:
MEMBENTUK PIGMEN MELANIN
MENYEBARKAN MELANIN UNTUK DISIMPAN DALAM
KERATINOSIT

8/31/04 20
HUBUNGAN MELANOSIT DAN KERATINOSIT

8/31/04 21
 SINTESIS MELANIN
TIROSINASE
ENZIM YANG BERPERAN PENTING DALAM SINTESIS MELANIN
PROSES SINTESIS TIROSINASE = PROSES SINTESIS PROTEIN
FUNGSI TIROSINASE:
ENZIM UTAMA DALAM SINTESIS MELANIN
MENGUBAH TIROSIN MENJADI : 3,4-DIHIDROKSIFENIL-ALANIN
(DOPA)
DOPA DIUBAH MENJADI: DOPAQUINON
BEBERAPA KALI TRANSFORMASI AKHIRNYA MENJADI MELANIN
PEMBENTUKAN GRANULA MELANIN (MELANOSOM):
DIKUMPULKAN DALAM KOMPLEX GOLGI
PERKEMBANGAN GRANULA MATANG (MELANOSOM):
TAHAP I : AWAL KEGIATAN TIROSINASE, BUTIR-BUTIR HALUS
TAHAP II : TERBENTUK MELANOSOM LONJONG ( + PROTEIN)
TAHAP III : MASIH ADA KEGIATAN TIROSINASE
TAHAP IV : TIROSINASE TIDAK BERFUNGSI + MELANIN ( 1 x 0,4 m)

8/31/04 22
SINTESIS MELANIN DALAM MELANOSIT

TYROSIN MELANOSIT

8/31/04 23
 SEL LANGERHANS

BENTUK:
SEBAGAI BINTANG DENGAN TONJOLAN SITOPLASMA
LETAK:
DAERAH STRATUM SPINOSUM
POPULASI:
2 - 8 % DARI JUMLAH SEL EPIDERMIS
FUNGSI:
KOMPONEN SISTEM IMUN DALAM KULIT
MENYAJIKAN ANTIGEN KEPADA LIMFOSIT

8/31/04 24
 SEL LANGERHANS

PEWARNAAN KHUSUS UNTUK SEL LANGERHANS

8/31/04 25
 SEL MERKEL

BENTUK:
MIRIP KERATINOSIT
MEMILIKI GRANULA (BELUM DIKETAHUI KOMPOSISI-
NYA
PADA BAGIAN BAWAH SEL TERDAPAT PERLUASAN
AKHIRAN SARAF
LETAK:
KULIT TEBAL
FUNGSI:
MEKANORESEPTOR

8/31/04 26
 SEL MERKEL

SERABUY SARAF

8/31/04 27
 CORIUM/DERMIS
STRUKTUR:
KAYA AKAN ANYAMAN PEMBULUH DARAH: 4,5 % VOL. DARAH
TERDAPAT ALAT TAMBAHAN KULIT, ORGAN SENSORIS
STRATUM PAPILLARE
JARINGAN PENGIKAT LONGGAR TIPIS, LEBIH BANYAK
KOMPONEN SELULER, SERABUT KOLAGEN & ELASTIS TIPIS
MEMPERKUAT IKATAN PADA MEMBRANA BASALIS
MEMBENTUK TONJOLAN KE ARAH EPIDERMIS SEBAGAI
PAPILLA CORII
STRATUM RETICULARE
JARINGAN PENGIKAT PADAT TEBAL, LEBIH BANYAK
KOMPONEN SERABUT, ANYAMAN SERABUT ELASTIS
FUNGSI:
MENGHUBUNGKAN ANTARA JARINGAN SUB-KUTAN DAN
EPIDERMIS
PEMBULUH DARAH: MENGATUR SUHU DAN TEKANAN DARAH

8/31/04 28
 CORIUM/DERMIS

ARTERIOLA

SARAF

R = STRATUM RETICULARE P = STRATUM PAPILLARE

8/31/04 29
 TELA SUBCUTANEA

STRUKTUR:
JARINGAN PENGIKAT LONGGAR
KADANG-KADANG MENGANDUNG JARINGAN LEMAK
PANICULUS ADIPOSUS
FUNGSI:
MEMISAHKAN ANTARA KULIT DENGAN ORGAN LAIN
LEMAK SEBAGAI PENYANGGA
KULIT MUDAH BERGESER

8/31/04 30
 JENIS KULIT

KULIT TEBAL
TIDAK BERAMBUT
EPIDERMIS TEBAL: 400 m - 600 m
LAPISAN SEL-SEL EPIDERMIS JELAS
STRATUM CORNEUM TEBAL
TELAPAK KAKI DAN TELAPAK TANGAN
KULIT TIPIS
BERAMBUT
EPIDERMIS TIPIS: 75 m - 150 m
LAPISAN SEL-SEL EPIDERMIS TIDAK JELAS
STRATUM CORNEUM TIPIS
PERMUKAAN TUBUH DI LUAR TELAPAK KAKI DAN
TANGAN

8/31/04 31
 JENIS KULIT

KULIT TEBAL KULIT TIPIS

8/31/04 32
 PILUS (RAMBUT)

MORFOLOGI:
SILINDRIS (GEPENG/BULAT) PANJANG
AKAR DAN BATANG
UKURAN, WARNA, PENYEBARAN:
TERGANTUNG ETNIS DAN KANDUNGAN PIGMEN
PENYEBARAN:
SELURUH TUBUH, KECUALI TELAPAK TANGAN DAN KAKI
ASAL-USUL:
INVAGINASI EPIDERMIS
KEDUDUKAN PADA KULIT:
TERTANAM DALAM KANTONG = FOLLICULUS PILI = FOLIKEL
RAMBUT

8/31/04 33
 PILUS (RAMBUT)

8/31/04 34
 FOLIKEL RAMBUT
BAGIAN-BAGIAN
SELUBUNG AKAR LUAR
SELUBUNG AKAR DALAM
DASAR FOLIKEL TERDAPAT BULBUS PILI
MIKROSKOPIS:
MEMBRAN KACA MEMISAHKAN FOLIKEL RAMBUT DENGAN
CORIUM
SELUBUNG AKAR LUAR SEBAGAI LANJUTAN LANGSUNG DARI
EPIDERMIS, SEHINGGA DEKAT PERMUKAAN MASIH
MEMPUNYAI LAPISAN EPIDERMIS.
MAKIN KE ARAH BULBUS PILI, MAKIN MENIPIS SESUAI
DENGAN STRATUM GERMINATIVUM
MULAI DARI BULBUS PILI TERBENTUK SARUNG AKAR DALAM,
YANG TERSUSUN OLEH BEBERAPA LAPISAN SEL
SEMAKIN KE ATAS SEL-SEL SELUBUNG AKAR DALAM MATI
LAPISAN SEL SEBELAH DALAM BULBUS PILI BERPROLIFERASI
MENGHASILKAN AKAR DAN BATANG RAMBUT

8/31/04 35
PEMBENTUKAN FOLIKEL RAMBUT

8/31/04 36
JARINGAN DERMIS SEKITAR FOLIKEL RAMBUT

SARUNG JARINGAN PENGIKAT

DIBENTUK OLEH JARINGAN PENGIKAT DERMIS YANG
LEBIH PADAT
MERUPAKAN TEMPAT UJUNG BERKAS OTOT POLOS: M.
ARRECTOR PILI
PAPILA PILI:
JARINGAN PENGIKAT DERMIS YANG MENONJOL KE ATAS
PADA BAGIAN BULBUS PILI
PAPILA PILI MENGANDUNG ANYAMAN PEMBULUH DARAH
FUNGSI PAPILA PILI: MENOPANG PERTUMBUHAN RAMBUT

8/31/04 37
 AKAR DAN BATANG RAMBUT
RADIX =AKAR RAMBUT
BAGIAN RAMBUT YANG BERADA DI BAWAH PERMUKAAN
KULIT
SCAPUS = BATANG RAMBUT
BAGIAN RAMBUT YANG BERADA DI ATAS PERMUKAAN KULIT
LAPISAN KONSENTRIS JARINGAN RAMBUT DARI LUAR:
CUTICULA
TERDIRI ATAS SELAPIS SEL TANPA INTI, KERATINISASI, TERSUSUN
SEBAGAI SISIK
SUBSTANTIA CORTICALIS (KORTEX)
TERSUSUN OLEH SEL-SEL EPITEL GEPENG, FUSIFORM,
MENGANDUNG PIGMEN, BERKERATIN
MAKIN KE ARAH BULBUS PILI BERBENTUK MEMBULAT
SUBSTANTIA MEDULLARIS (MEDULA ) DI PUSAT
1/3 - 1/5 DARI DIAMETER RAMBUT
TERSUSUN SEL BULAT/POLIHEDRIS, BERKERATIN, DIPISAHKAN
OLEH UDARA

8/31/04 38
 AKAR DAN BATANG RAMBUT
BATANG
RAMBUT

AKAR
RAMBUT

SELUBUNG
AKAR
RAMBUT

8/31/04 39
AKAR RAMBUT DAN SELUBUNG AKAR RAMBUT

SELUBUNG AKAR CORTEX LAPISAN

LUAR KUTIKULA

8/31/04 40
 PERTUMBUHAN RAMBUT

DIMULAI DARI BULBUS PILI

EPITEL BULBUS PILI YANG BERBATASAN
DENGAN PAPILLA PILI BERPROLIFERASI
SEL-SEL DI DAERAH PUNCAK PAPILA MENGHASILKAN
SEL-SEL BESAR, BERVAKUOLA, DAN CUKUP
BERKERATIN, MEMBENTUK MEDULA
LAPISAN SEL-SEL DI SEKITARNYA: MEMBENTUK
KORTEKS
LAPISAN SEBELAH LUAR: MEMBENTUK KUTIKULA
HASIL MITOSIS DIDORONG KE ATAS, HINGGA
TERBENTUK AKAR RAMBUT DAN BATANG
RAMBUT SAMPAI MENYEMBUL KE PERMUKAAN

8/31/04 41
 UNGUIS (KUKU)
BENTUK:
SEPERTI LEMPENG KERATIN YANG MENUTUPI
BAGIAN DORSAL UJUNG JARI
PEMBENTUKAN:
SEPERTI PEMBENTUKAN RAMBUT DARI EPIDERMIS
BAGIAN-BAGIAN:
RADIX UNGUIS (AKAR KUKU)
LEMBEK, TERLETAK TERSEMBUNYI, TERTUTUP KULIT:
STRATUM CORNEUM =EPONICHIUM
CORPUS UNGUIS (LEMPENG KUKU)
TERLETAK DI ATAS EPIDERMIS = DASAR KUKU
EPIDERMIS HANYA STRATUM BASALE DAN STRATUM
SPINOSUM
PANGKAL PROKSIMAL DASAR KUKU = MATRIKS KUKU
APEX UNGUIS (UJUNG BEBAS)

8/31/04 42
 UNGUIS (KUKU)

PERIOSTEUM TULANG JARI

8/31/04 43
 PERTUMBUHAN KUKU

DIMULAI DARI MATRIKS KUKU PADA PANGKAL DASAR

KUKU (MATRIKS KUKU)
SEL-SEL MATRIKS :
MITOSIS
ANAK SELNYA DIDORONG KE DISTAL
SEL-SEL HASIL MITOSIS
MENGALAMI KERATINISASI
SEL-SEL YANG MENGALAMI KERATINISASI DIDORONG KE
DISTAL MEMBENTUK LEMPENG KUKU

8/31/04 44
 PERTUMBUHAN KUKU

8/31/04 45
 GLANDULA SUDORIFERA
JENIS KELENJAR
MEROKRIN, TUBULER SIMPLEKS BERGELUNG
PENYEBARAN:
HAMPIR DI SELURUH DAERAH KULIT (3 - 4 x 10 6)
KEDUDUKAN:
PARS SECRETORIUS: TERBENAM DALAM DERMIS
PARS EXCRETORIUS: DERMIS, DILANJUTKAN DALAM EPIDERMIS
TANPA DINDING, BERJALAN SPIRAL
MUARA:
PERMUKAAN EPIDERMIS
SEKRESI:
KERINGAT SEBANYAK 10 LITER SEHARI
MODIFIKASI MENJADI KELENJAR APOKRIN
GLANDULA AXILLARIS
GLANDULA MAMMAE
GLANDULA CERUMINOSA
GLANDULA MOLLI

8/31/04 46
 GLANDULA SUDORIFERA

MEROKRIN

PARS SECRETORIA

8/31/04 47
 GLANDULA AXILLARIS

KELENJAR APOKRIN DUCTUS EXCRETORIUS

8/31/04 48
PERKEMBANGAN GLANDULA SUDORIFERA

8/31/04 49
 GLANDULA SEBACEA

JENIS KELENJAR:
ASINER, HOLOKRIN
SEKRIT:
SEBUM
MUARA:
FOLIKEL RAMBUT
LANGSUNG PERMUKAAN EPIDERMIS
PENYEBARAN:
DAERAH KULIT BERAMBUT
MODIFIKASI:
GLANDULA TARSALIS MEIBOMI

8/31/04 50
 GLANDULA SEBACEA

8/31/04 51
 VASKULARISASI KULIT

BERASAL:
DARI PEMBULUH DARAH DALAM TELA SUBCUTANEA
PERCABANGAN
MEMBENTUK ANYAMAN DI PERBATASAN DENGAN
DERMIS SEJAJAR DENGAN PERMUKAAN
ANYAMAN PERCABANGAN PEMBULUH DARAH
LAMINA RETICULARIS CORII
LAMINA PAPILLARIS CORII
EPIDERMIS:
TIDAK ADA VASKULARISASI

8/31/04 52
 VASKULARISASI KULIT

VENA
ARTERI

VENA ARTERI

8/31/04 53
 REGENERASI KULIT
PADA KERUSAKAN KULIT:
LUKA
KEBAKARAN
AIR PANAS
BAHAN KIMIA
PENTING:
KULIT HARUS DITUTUPI OLEH EPIDERMIS
UNTUK MENUTUP CELAH :
EPIDERMIS PADA TEPI KERUSAKAN AKAN PROLIFERASI
JIKA CELAH LUKA TERLALU LEBAR: EPITEL FOLIKEL
RAMBUT ATAU KELENJAR AKAN MEMBENTUK
EPIDERMIS
JIKA TERLALU DALAM: EPITELISASI DIBANTU DENGAN
TRANSPLANTASI

8/31/04 54