Anda di halaman 1dari 26

REFLEKSI KASUS IBS

GENERAL ANASTESI-INTUBASI
PADA LAPAROTOMY DUHAMEL DENGAN STAPLER

Pembimbing : dr. Gobing Sabardi, Sp.An

Oleh:
Yosephine Muliana/42150018

1
IDENTITAS
NAMA : An. AG
TGL LAHIR : 24-06-2013
ALAMAT : Jogja

2
ANAMNESA
KU : BAB dari perut
RPS :
Sejak usia 2 bulan tidak bisa / sulit BAB dan
kemudian sekarang akan di lakukan laparotomy
duhamel dengan stapler

RPD :
Atresia ani
Kolostomi

3
ASESMEN PRA ANASTESI
DAN SEDASI
Alasan tindakan di IBS : Laparotomy
Duhamel dengan Stapler
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 124 x/menit
RR : 21 x/menit

4
Riwayat penyakit :
Sejak usia 2 bulan sudah tidak bisa/sulit BAB
Atresia ani
Kolostomi
Riwayat alergi : Tidak ada
Riwayat tranfusi darah : Tidak ada

5
Status fisik : ASA 1
Diagnosis medis : Hirschprung Disease
Rencana anestesi : GA

6
OPERASI LAPAROTOMY
DUHAMEL DENGAN STAPLER
Dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2015 pukul 08.00

7
ASESMEN PRA INDUKSI
dan LAPORAN ANASTESI IBS
KU : Baik, CM BB : 12 kg

ASA : 1 Hb : 13,3 gr%

TENSI : 100/60 Hct : 37,3 %

NADI : 124x/menit

RESPIRASI :
21x/menit

8
Jenis anestesi : GA intubasi
Premedikasi : Fentanyl 25 mcg
Induksi :
Recofol 30 mg, Tramus10 mg
Maintenance :
Oksigen, Nitrit Oxide, Aerrane
Cairan masuk : 500 cc (KAEN-1B)
Cairan keluar : 150 cc (darah)
Balance cairan : (+) 350 cc

9
HEMODINAMIK SAAT OPERASI
JAM TEKANAN DARAH NADI

08.00 100/60 mmHg 124

08.30 90/50 mmHg 110

09.00 80/30 mmHg 115

09.30 75/25 mmHg 100

10.00 75/25 mmHg 110

10.30 75/25 mmHg 110

11.00 80/35 mmHg 100

10
OBAT YANG DIIINJEKSI SAAT OPERASI
Asam tranexamat 250mg
Tramus 10 mg
Ketorolac 10 mg
Dexamethasone 5 mg
Sulfas atropine 0,25 mg
Prostigmin 0,5 mg

11
Monitoring di Ruang Pulih Sadar &
Pesan Paska Anestesi
Post Anestesia Discharge Scoring System
11.30
Jam
Kriteria Hasil Skor

Frekuensi nadi 100


2
Tekanan darah 85/40
Aktivitas 2
Mual/Muntah 2
Nyeri 2
Perdarahan 2
Total PADSS 10

Kesadaran CM
Pernafasan Spontan
Saturasi O2 99%
Suhu -
12
Warna kulit Kemerahan
INSTRUKSI DOKTER ANESTESI POST
OPERASI/ANESTESI
Cairan Intravena : KAEN-1B
Ketorolac 2x1 amp

13
PEMBAHASAN

14
GENERAL ANESTESI
General anestesi adalah tindakan
menghilangkan nyeri secara sentral disertai
hilangnya kesadaran dan bersifat reversible.
Teknik general anestesi:
TIVA
GA Intubasi
GA LMA
GA Facemask

15
PRE ANASTESI
Persiapan :
1. Mental
2. Fisik
3. Perawatan pada hari sebelum anastesi
4. Inform Consent
5. Pengobatan sebelum pembedahan

16
ANAMNESIS:
Identitas
Keluhan saat ini sebelum tindakan operasi
Riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat
operasi sebelumnya
Riwayat konsumsi obat-obatan, riwayat alergi
obat
Riwayat penyakit keluarga

17
PEMERIKSAAN FISIK
TB, BB : memperkirakan dosis obat, terapi cairan,
dan jumlah urin selama dan pasca tindakan bedah
Vital sign
Jalan nafas
Jantung
Paru-paru
Abdomen
Ekstremitas

18
KLASIFIKASI
American
KLASIFIKASI
SocietyDESKRIPSI
of Anasthesiologist
PASIEN
(ASA)
ANGKA KEMATIAN
ASA (%)
KELAS I Pasien tidak memiliki kelainan 0.1%
organik maupun sistemik selain
penyakit yang akan dioperasi
KELAS II Pasien yang memiliki kelainan 0.2%
sistemik ringan sampai sedang
selain penyakit yang akan
dioperasi
KELAS III Pasien memiliki kelainan sistemik 1.8%
berat selain penyakit yang akan
dioperasi, tetapi belum
mengancam jiwa
KELAS IV Pasien memiliki kelainan sistemik 7.9%
berat yang mengancam jiwa selain
penyakit yang akan dioperasi
KELAS V Pasien dalam kondisi yang sangat 9.4%
19 jelek dimana tindakan anastesi
mungkin saja dapat
PREMEDIKASI
Premedikasi merupakan pemberian obat-obatan
pada periode 1-2 jam sebelum induksi anastesi.
Tujuan dari premedikasi, yaitu:
Mengurangi kegelisahan/kecemasan
Mengurangi sekresi saliva
Memudahkan induksi anastesi
Mengurangi dosis obat yang diperlukan untuk
anastesi
Menghasilkan amnesia
Menghasilkan analgesia
Mencegah muntah post-operatif

20
INDUKSI
Induksi Inhalasi:
N2O, Halothan, Ether, Isoflurane, Sevoflurane,
Induksi Intravena :
Tiopental, Ketamin, Propofol

21
MAINTENANCE
Rumatan inhalasi
Menggunakan campuran O2 dan N2O ditambah
gas anastesi Aerrane/Isoflurane

22
PEMULIHAN ANASTESI
Penilaian terhadap pemulihan pasien post anastesi
dapat dinilai dengan Aldrette Score

23
HIRSCHPRUNG DISEASE
Kelainan kongenital pada kolon yang ditandai dengan
tiadanya sel ganglion parasimpatis pada pleksus
submukosus Meissneri dan pleksus mienterikus
Auerbachi.
Diakibatkan karena terhentinya migrasi kraniokaudal
dari sel krista neuralis di daerah kolon distal pada
minggu ke 5-12 kehamilan untuk membentuk sistem
saraf usus
Tindakan bedah sementara : dekompresi abdomen
dengan cara membuat kolostomi pada kolon yang
mempunyai ganglion normal bagian distal
Tindakan bedah definitif : prosedur duhamel
(penarikan kolon proksimal yang ganglionik melalui
bagian posterior rectum)

24
25
TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai