Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
UROLOGI
Flavianus R.L.Wayan
11 2015 022
Pembimbing
dr. Seto Hanggara,Sp.U
Subyektif Anamnesis
Obyektif Pemeriksaan Fisik
Penunjang
Laboratorium
Radiologi / Imaging
Uroflometri / Urodinamika
EMG
Endourologi
Laparoskopi
Anamnesis
Nyeri Penis : nyeri pada organ atau nyeri pada saat ereksi
Keluhan Miksi
Meliputi keluhan iritasi, obstruksi, inkontinensia, dan enuresis
Keluhan iritasi meliputi
Urgensi
Polakisuria atau frekuensi
Nokturia
disuria
Keluhan obstruksi meliputi
Hesitansi
Harus mengejan saat miksi
Pancaran urine melemah
Intermitensi, dan
Menetes serta masih terasa ada sisa urine sehabis miksi
Keluhan iritasi dan obstruksi dikenal sebagai lower urinary tract symptoms
Traktus Urinarius Bawah
Gejala Iritatif
Frekuensi
Frekuensi normal miksi orang dewasa sebanyak 5-6x/hari dengan setiap
miksi sebanyak 300cc
Penyebab :
1. penurunan kapasitas buli-buli termasuk bladder outlet obstruction
dengan penurunan daya regang buli, peningkatan residu urine, dan/atau
penurunan kapasitas fungsional buli karena iritasi
2. neurogenic bladder dengan peningkatan sensitivitas dan penurunan
daya regang buli
3. penekanan dari luar
4. anxietas.
Disuria : nyeri pada saat kencing yang disebabkan oleh
proses inflamasi
Nokturia : merupakan frekuensi yang terjadi malam hari
Normal : orang dewasa tidak terbangun lebih dari 2x semalam untuk
miksi
Produksi urine pada penderita geriatri meningkat pada malam hari
Merupakan efek sekunder dari bladder outlet obstruction dan
panurunan daya regang buli
Gejala Obstruksi
1. Penurunan pancaran kencing
Merupakan akibat dari bladder outlet obstruction
(biasanya oleh BPH atau striktur urethra).
Karena prosesnya berjalan perlahan-lahan maka
seringkali tidak dikeluhkan oleh penderita.
e. Enuresis
Merupakan inkontinensia urine yang terjadi pada waktu tidur.
Secara normal terjadi pada anak-anak hingga usia 3 tahun, tetapi tetap
ada pada 15% anak usia 5 tahun dan 1 % pada usia hingga 15 tahun
( Forsythe and Redmond, 1974 ).
Setiap anak berusia diatas 6 tahun dengan enuresis harus dilakukan
pemeriksaan urologis
Hematuria
Definisi : adanya sel-sel darah merah pada urine dengan
jumlah lebih dari 3 sel darah merah per lapangan pandang
mikroskop
Kemungkinan identifikasi kelainan patologi semakin besar
sesuai dengan peningkatan derajat hematuria.
Hematuria inisial biasanya berasal dari urethra
Hematuria total paling sering terjadi dan berasal dari buli-
buli atau traktus urinarius atas
Hematuria terminal terjadi pada akhir miksi dan
berhubungan dengan inflamasi di daerah leher buli (bladder
neck) atau urethra pars prostatika
Nyeri akan timbul bila terdapat pembuntuan (obstruksi)
atau inflamasi ureter oleh clot
Disfungsi Seksual
a. Hilangnya Libido
Merupakan tanda defisiensi androgen (kelainan di kelenjar hipofise atau
disfungsi testis)
b. Impotensi
Definisi : ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan
ereksi yang baik selama hubungan seksual.
Dapat disebabkan kelainan organik atau psikogenik
c. Kegagalan ejakulasi
Dapat disebabkan oleh :
1. Defisiensi androgen
2. Gangguan denervasi sistem saraf simpatis
3. Pengaruh obat
4. Post operasi prostat atau bladder neck
d. Absence of Orgasm.
Anorgasmia biasanya disebabkan faktor psikologis atau
penggunaan obat untuk terapi penyakit psikatri.
Dapat disebabkan oleh penurunan sensasi penis karena
kerusakan n. pudendus (biasanya pada neuropahty diabetikum)
e. Premature Ejaculation
Ejakulasi yang terjadi sebelum tercapainya kepuasn seksual
f. Hematospermia
Adanya darah pada cairan ejakulat.
Biasanya disebabkan proses inflamasi nonspesifik pada prostat
atau vesikula seminalis dan akan menghilang dengan
sendirinya pada beberapa minggu.
g. Pneumaturia
Merupakan keluarnya gas pada urine
Hampir selalu disebabkan fistula antara usus dan buli
h. Urethral Discharge
Merupakan gejala utama dari infeksi kelamin
Keluarnya sekret (duh pus) di ujung penis meskipun pasien tidak
sedang berkemih
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ginjal
Inspeksi :
Palpasi ginjal :
Bimanual
Perkusi :
Auskultasi :
Inspeksi :
kelainan pada penis/uretra antara lain: mikropenis, makropenis, hipospadia,
ulkus/tumor penis, dll
Palpasi :
jaringan keras pada ventral penis (spongiofibosis) atau korpus kavernosum
(penyakit Peyrone )
Pemeriksaan
Skrotum dan isinya
Inspeksi :
Palpasi :
perasaan nyeri pada saat diraba, atau ada hipoplasia kulit skrotum yang
Untuk membedakan antara masa padat dan masa kistus yang terdapat
pada isi skrotum. Jika isi skrotum tampak menerawang berarti berisi
diafanoskopi positif
Colok dubur (rectal Toucher)
1. Tonus spingter ani
4. Penilaian reflek
bulbokavernosus:
Urinalisis
Makroskopik dengan menilai warna, bau dan berat jenis
Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/ph, protein dan gula dalam
urine.
Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel sel, cast (silinder) atau
bentukan lain di dalam urine
Pemeriksaan darah
Darah rutin
Faal ginjal
Faal hepar
Faktor pembekuan dan faal hemosatasis
Pemeriksaan penanda tumor (tumor marker)
Analisis sperma
Analisis batu
Patologi anatomi
keganasan
Radiologi
Foto polos abdomen
Foto polos abdomen atau
KUB (kidney Ureter Blader)
adalah merupakan foto
skrining untuk pemeriksaan
kelainan kelainan urologi.
Blandy 4 S
1. side (sisi)
2. skleton (tulang)
3. soft tissue (jaringan lunak)
4. stone (batu)
Pielografi Intra Vena (PIV)
Bahan kontras : Jodium dengan dosis 300 mg/kg bb atau 1 mg/kg
Pielografi Intra Vena (PIV)
Sistografi