Anda di halaman 1dari 33

TEORI

TAKSONOMI
BLOOM
1.
Ranah Kognitif
1. Pengertian Teori Belajar Kognitif

Teori belajar Kognitif merupakan teori yang


melibatkan proses berfikir secara komplek dan
mementingkan proses belajar.
Menurut Drs. H. Baharuddin dan Esa Nur wahyuni
(2007: 89) yang menyatakan:

Aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan


sekedar stimulus dan respons yang bersifat mekanistik,
tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan
kegiatan mental yang ada di dalam
individu yang sedang belajar.
2. Taksonomi Tujuan Kognitif Menurut
Bloom
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang
dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini
pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom
pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan dibagi menjadi beberapa domain
(ranah, kawasan) yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor
5. Ranah Kognitif Taksonomi Bloom
Sebelum direvisi, pada ranah kognitif itu terdapat enam
jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai jenjang yang tertinggi yang diurutkan secara
hierarki piramida
Pengetahuan (Knowledge)/C1

Pengetahuan merupakan aspek paling dasar dalam taksonomi


Bloom. Dapat disebut juga aspek ingatan (recall). Dalam
jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk mengenali
dan mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah, dan
sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya

Pemahaman (Comprehension)/C2

Tingkat kemampuan ini mengharapkan siswa mampu


memahami arti dan konsep, situasi, serta fakta yang
diketahuinya

Kemampuan pemahaman dapat dibedakan dalam tiga


tingkatan, yaitu :

a) Penerjemahan (translation)

b) Penafsiran (Interpretation)

c) Ekstrapolasi (Ekstrapolation)
Penerapan (Apllication)/C3

Tingkat kemampuan ini menuntut siswa untuk bisa menerapkan


atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prinsip-
prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi
baru dan konkret.Pemahaman (Comprehension)/C2

Analisis (Analysis)/C4

Tahap kemampuan ini mengharapkan siswa dapat menguraikan


suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih
kecil dan mampu memahami hubungan diantaranya.

Kemampuan analisis ini dibedakan atas tiga kelompok,


yaitu:
a) Analisis unsur
b) Analisis hubungan
c) Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
Sintesis (Synthesis)/C5

Kemampuan sintesis merupakan kebalikan dari kemampuan


analisis. Jenjang sintesis merupakan kemampuan untuk
mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian
sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau
mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada
hubungannya satu dengan yang lainnya.

Kemampuan sintesis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa


tipe, yaitu :

a) Kemampuan menemukan hubungan yang unik

b) Kemampuan membuat rancangan

c) Kemampuan mengembangkan suatu tatanan (set) hubungan


yang abstrak
Penilaian (Evaluation)/C6

Dengan kemampuan penilaian, siswa diharapkan


mampu membuat suatu penilaian tentang suatu
pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya
berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan
dalam penilaian ini dapat bersifat intern dan ekstern.
2.
Ranah Afektif
1. Pengertian Ranah Afektif Dalam Penilaian

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.


Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang
telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Tipe hasil penilaian afektif tampak pada siswa dalam
berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai
guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan
hubungan sosial.
2. Cara Pengaplikasian Penilaian Afektif

Secara umum aspek afektif yang perlu dinilai dalam proses


pembelajaran terhadap berbagai mata pelajaran mencakup
beberapa hal, sebagai berikut:

Penilaian sikap terhadap materi pelajaran.


Berawal dari sikap positif terhadap mata pelajaran akan
melahirkan minat belajar, kemudian mudah diberi motivasi serta
lebih mudah dalam menyerap materi pelajaran.
Penilaian sikap terhadap guru
Peserta didik perlu memilki sikap positif terhadap guru, sehingga
ia mudah menyerap materi yang diajarkan oleh guru.
Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma
yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya peserta didik
mempunyai sikap positif terhadap upaya sekolah melestarikan
lingkungan dengan mengadakan program penghijauan sekolah.
Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif
lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
Peserta didik memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi
setiap kurikulum yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan
kebutuhan.
Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran
Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap proses
pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar bisa maksimal. Hal
ini kembali kepada guru untuk pandai-pandai mencari metode yang
kira-kira dapat merangsang peserta didik untuk belajar serta tidak
merasa jenuh.
3. Ranah Afektif Taksonomi Bloom
A1 Menerima
Contoh kata kerja operasional : Memilih,
Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Mematuhi, Meminati
A2 Menanggapi
Contoh kata kerja operasional : Menjawab, Membantu,
Mengajukan, Mengkompromikan, Menyenangi, Menyambut,
Mendukung, Menyetujui, Menampilkan, Melaporkan, Memilih,
Memilah, Mengatakan, Menolak.
A3 Menilai
Contoh kata kerja operasional : Mengasumsikan, Meyakini,
Melengkapi, Meyakinkan, Memperjelas, Memprakarsai,
Mengimani, Mengundang, Menggabungkan, Memperjelas,
Mengusulkan, Menyumbang.
A4 Mengelola
Contoh kata kerja operasional : Menganut, Mengubah,
Menata, Mengklasifikasikan, Mengkombinasikan,
Mempertahankan, Membangun, Memadukan,
Mengelola, Menegosiasikan, Merembukkan.

A5 Menghayati
Contoh kata kerja operasional : Mengubah perilaku,
Berakhlak mulia, Mempengaruhi, Mendengarkan,
Mengkualifikasi, Melayani, Menunjukkan,
Membuktikan, Memecahkan.
3.
Ranah Psikomotor
1. Pengertian Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan
dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis,
menari, memukul, dan sebagainya.
Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat
bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil
belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan
manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.
2. Pembelajaran Psikomotor
Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau
keterampilan gerak ada beberapa langkah yang harus
dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan hasil
yang optimal. langkah-langkah dalam mengajar praktik
adalah :
a) Menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan
b) Menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan.
c) Mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan
penjelasan singkat dengan memberikan perhatian pada
butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-
bagian yang sukar.
d) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan
bimbingan.
e) Memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.
3. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor
Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar
psikomotor mencakup :
1) Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja.
2) Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan
menyusun urut-urutan pengerjaan.
3) Kecepatan mengerjakan tugas.
4) Kemampuan membaca gambar dan atau simbol.
5) Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau
ukuran yang telah ditentukan.
4. Jenis Perilaku Ranah Psikomotor
Adapun jenis perilaku pada ranah psikomotor, antara lain :
a. Persepsi
Persepsi menunjuk pada proses kesadaran akan adanya
perubahan setelah keaktifan, yaitu melihat, mendengar,
menyentuh, merasakan membau serta gerak dari urat syaraf
kita dan lebih dekat terhadap alat panca indra kita.
b. Kesiapan
Kesiapan menunjuk langkah lanjut setelah adanya persepsi
kemampuan dalam membedakan, memilih menggunakan
neoromuscular yang tepat dalam membuat response.
Yang menjadi tujuan dalam hal kesiapan adalah :
1) Kesiapan mental, memilih dan membuat sintesa.
2) Kesiapan fisik, dalam menyesuaikan kemampuan neuromuscular.
3) Kesiapan emosional dalam merespon menurut sikap yang tepat.
c. Gerakan terbimbing
Gerakan terbimbing, dengan persepsi dan kesiapan diatas
mengembangkan kemampuan dalam aktifitas. Yang menjadi tujuan
dalam tahap ini adalah imitasi (meniru contoh) atau mempertunjukkan
sesuatu.
d. Gerakan terbiasa
Setelah melewati pada tahapan gerakan terbimbing, maka akan
mendapati pada gerakan terbiasa pada satu keterampilan
tertentu. Tujuan dalam tahap ini adalah mulai muncul kecepatan
dalam menggunakan waktu tertentu pada satu keterampilan
tertentu.
e. Gerakan kompleks
Penggunaan sejumlah skill dalam aktifitas yang kompleks,
meliputi sema gerakan diatas.
f. Penyesuaian pola gerakan
g. Kreativitas
5. Taksonomi Domain Psikomotor
Ada tiga taksonomi utama domain psikomotor, yaitu sebagai
berikut :
a. Menurut A. Harrow dalam karyanya, A Taxonomy of The
Psychomotor Domain : A Guide for Developing Behavioral
Objectives (1972), yaitu :
1) Gerakan refleks
yaitu respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika
bayi lahir.
2) Gerakan dasar
yaitu gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang
khusus.
3) Kemampuan perseptual
yaitu kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak.
4) Kemampuan fisik
yaitu kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil.
5) Gerakan terampil
yaitu gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan
dalam olah raga.
6) Komunikasi nondiskursif
yaitu kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.
b. Menurut R. Dave (1967) dalam penjelasannya mengatakan
bahwa hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima
tahap, yaitu :
1) Imitasi
Yaitu kemampuan melakukan kegiatan kegiatan sederhana dan
sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.
2) Manipulasi
Yaitu kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum
pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk
saja.
3) Presisi
Yaitu kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat
sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat.
4) Artikulasi
Yaitu kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat
sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh.
5) Naturalisasi
Yaitu kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni
kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja
tinggi.
c. Menurut E. Simpson dalam karyanya, The Classification of
Educational Objectives The Psychomotor Domain : The
Psychomotor Domain (1972), yaitu :
1) Persepsi
Yaitu kemampuan untuk menggunakan isyarat sensoris untuk
memadu aktivitas fisik.
2) Perangkat
Yaitu kesiapan untuk bertindak, mengharuskan pembelajar
mendemonstrasikan sebuah kesadaran atau pengetahuan tentang
perilaku yang dibutuhkan untuk menggunakan keterampilan.
3) Memadu respons
Yaitu tahapan awal pembelajaran sebuah keterampilan yang
kompleks, memasukkan imitasi, bisa menyelesaikan langkah-
langkah yang terlibat dalam keterampilan sebagaimana yang
diarahkan.
4) Mekanisme
Yaitu kemampuan untuk melakukan suatu keterampilan motoris
yang kompleks atau tahapan pembelajaran lanjutan sebuah
keterampilan yang kompleks.
5) Respons kompleks yang jelas
Yaitu kemampuan untuk menggunakan keterampilan psikomotor
yang komplet secara benar.
6) Adaptasi
Yaitu bisa memodifikasi keterampilan motoris agar
sesuai dengan sebuah situasi baru.
7) Mencipta
Yaitu kemampuan mengembangkan sebuah
keterampilan asli yang menggantikan keterampilan
seperti yang pada awalnya dipelajari.

Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai