Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 1

Nama kelompok 1:
Kurniawan glorius harefa NIT : 1521905
Foera era laoli NIT : 1521904
Arif anugrah zebua NIT : 1521898
Linda waruwu NIT : 1521901
Zainal abidin NIT : 1521890
Fatiziduhu laia NIT : 1521902
Adrinus Fahik NIT : 1521892
Andre kusmianto NIT : 1521894
Tentang :
KEWARGANEGARAAN
Kewarganegaraan adalah keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara
negara dengan warga negara. Menurut
Undang-unadang No. 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan RI, Pengertian
Kewarganegaraan adalah segala jenis
hubungan dengan suatu negara yang
mengakibatkan adanya kewajiban negara itu
untuk melindungi orang yang bersangkutan.
Warga Negara adalah warga suatu negara yang
ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Warga Negara Indonesia adalah:
berdasarkan peraturan perundangundangan dan/atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara
Indonesia;
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang
ayah dan ibu Warga Negara Indonesia;
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang
ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing;
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang
ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia;
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu
Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari
setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang
sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia;
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang
ibu Warga Negara Indonesia;
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara
Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya;
anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena
ketentuan dari negara tempat anak
tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak
yang bersangkutan;
anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar
perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan
belas) tahun dan belum kawin diakui secara sah oleh
ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui
sebagai Warga Negara Indonesia.

Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5


(lima) tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh
warga negara asing berdasarkan penetapan
pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara
Indonesia.
Status kewarganegaraan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
Warga Negara adalah warga suatu Negara yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan, atau dengan kata lain warga negara
adalah orang-orang yang menurut hukum atau
secara resmi merupakan anggota resmi dari
suatu Negara tertentu. Sedangkan
Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara.
ASAS
KEWARGANEGARAAN
Azas Kelahiran (Ius Soli) : Azas kelahiran adalah penentuan
status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah
kelahiran seseorang.
Azas Keturunan (Ius Sanguinis) : Azas keturunan adalah
pedoman kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah
atau keturunan.
Azas Perkawinan : Status kewarganegaraan dapat dilihat
dari sisi perkawinan yang memiliki asas kesatuan hukum
Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi) : yakni seseorang
menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan
kehendak menjadi warga negara dari suatu negara (aktif)
atau seseorang yang menolak untuk diwarganegarakan
atau tidak mau diberikan status warga negara dengan
menggunakan hak repudiasi (pasif)
Pembagian status kewarganegaraan
Status kewarganegaraan terbagi atas dua, yaitu :
Status Kewarganegaraan Apatride adalah
keadaan dimana seseorang tidak mempunyai
kewarganegaraan,atau keadaan dimana seseorang
tidak menjadi warganegara salah Satu Negara
manapun.
Status kewarganegaraan bipatride adalah
suatu keadaan dimana seseorang mempunyai
kewarganegaraan ganda(mempunyai 2
kewarganegaraan)
Penentuan kewarganegaraaan
yang berdarah campuran
Di Indonesia, yang dimaksud perkawinan campuran
sebagaimana termaktub dalam Undang-undang No.1 Tahun
1974 tentang Perkawinan, pasal 57 adalah perkawinan
antara dua orang yang tunduk pada hukum berlainan,
karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia.

Menurut UU tentang Kewarganegaraan (UU No. 12 Tahun


2006), Pengaturan Mengenai Anak Hasil Perkawinan
Campuran, mengikuti asas-asas kewarganegaraan umum
atau universal. Asas-asas adalah: Asas ius sanguinis (law
of the blood). Kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
Asas ius soli (law of the soil).
Kewarganegaraan seseorang berdasarkan
negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang.
Asas kewarganegaraan tunggal. Menentukan
satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
Asas kewarganegaraan ganda. Menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang.
Undang-Undang ini pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau pun tanpa
kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda
yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini
merupakan suatu pengecualian.
Berdasarkan UU ini anak yang lahir dari perkawinan
seorang wanita WNI dengan pria WNA, maupun anak yang
lahir dari perkawinan seorang wanita WNA dengan pria
WNI, sama-sama diakui sebagai warga negara Indonesia.
Anak tersebut akan berkewarganegaraan ganda , dan
setelah anak berusia 18 tahun atau sudah menikah maka
ia harus menentukan pilihannya. Pernyataan untuk
memilih tersebut harus disampaikan paling lambat tiga
tahun setelah anak berusia 18 tahun atau setelah kawin.
Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan
terobosan baru yang positif bagi anak-anak hasil
perkawinan campuran.
Anak yang lahir dari perkawinan campuran memiliki
kemungkinan bahwa ayah dan ibunya memiliki
kewarganegaraan berbeda sehingga tunduk pada dua
yurisdiksi hukum yang beda. Berdasarkan UU
Kewarganegaraan yang lama, anak hanya mengikuti
kewarganegaraan ayahnya, namun berdasarkan UU
Kewarganegaraan yang baru anak akan memiliki dua
kewarganegaraan. Pengaturan status hukum anak hasil
perkawinan campuran dalam UU Kewarganegaraan yang
baru, memberi pencerahan yang positif, terutama dalam
hubungan anak dengan ibunya, karena UU baru ini
mengizinkan kewarganegaraan ganda terbatas untuk anak
hasil perkawinan campuran. Dengan banyaknya perkawinan
campur di Indonesia sudah seharusnya perlindungan hukum
dalam perkawinan campuran ini diakomodir dengan baik
dalam perundang-undangan di Indonesia.
Trima kasih

Anda mungkin juga menyukai