Anda di halaman 1dari 19

Asuhan

Keperawatan pada
DVT

Created by : Kelompok IV
Ilham Bimantoro
Elvira Zahra Fonna
Senna Virgandiri
Jannatu Rahmah
Muhammad Bayu Ihsan
Linda Kamelia Saputri
Definisi DVT

Deep vein thrombosis (DVT) merupakan kondisi


dimana trombus terbentuk pada vena dalam terutama di
tungkai bawah dan inguinal. Bekuan darah dapat
menghambat darah dari tungkai bawah ke jantung, yang
fatal jika sumbatan di pembuluh darah paru atau jantung.
Etiologi DVT

Berdasarkan Virchows Triad, terdapat 3 faktor


stimuli terbentuknya tromboemboli, yaitu kelainan
dinding pembuluh darah, perubahan aliran darah, dan
perubahan daya beku darah.
Patofisiologi
DVT

Trombosis vena biasanya terdiri dari fibrin, sel darah


merah, dan beberapa komponen trombosit dan leukosit.
Terdapat tiga hal yang berperan dalam proses terjadinya
thrombosis, yaitu : Stasis vena, Kerusakan pembuluh
darah, dan Perubahan daya beku darah
Manifestasi
Klinik

Manifestasi klinis DVT tidak selalu jelas dan sama


pada setiap orang. Keluhan dan gejala trombosis vena
dalam dapat berupa : nyeri, pembengkakan, dan
Perubahan warna kulit. Namun, keluhan utama dari
pasien DVT adalah tungkai bengkak dan nyeri.
Penatalaksana
an
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non-
farmakologi
farmakologi
Meluasnya proses trombosis
Ditujukan untuk mengurangi
dan emboli paru dapat
morbiditas pada serangan
dicegah dengan antikoagulan
akut serta mengurangi
dan fibrinolitik. Prinsip
insidens post-trombosis
pemberian anti-koagulan
syndrome. Untuk
adalah safe dan efektif.
mengurangi keluhan dan
Terapi bisa diberikan dengan
gejala dianjurkan untuk
menggunakan :
istirahat di tempat tidur
Unfractionated Heparin
(bedrest), meninggikan
Low-Molecular-Weight
posisi kaki, dan dipasang
Heparin (LMWH)
compression stockingdengan
Warfarin
tekanan kira-kira 40 mmHg
Terapi Trombolitik
Pengkajian

1. Pola Persepsi dan


2. Pola Nutrisi atau
Penanganan Kesehatan
Metabolisme
. Apa yang dikeluhkan
Bagaimana pola makan
pasien.
dan masukan cairan pasien
. Bagaimana persepsi
sehari-hari.
pasien serta respon pasien
Bagaimana nafsu makan
terhadap penyakit yang di
pasien serta keluhan pada
derita.
saat makan atau minum.
. Bagaimana gambaran
Bagaimana perubahan
kesehatan keluarga pasien
berat badan pasien.
Pengkajian

3. Pola Eliminasi
4. Pola Aktivitas dan latihan
Bagaimana pengeluaran
Bagaimana pasien
urine dan feses pasien
beraktivitas sehari-harinya.
setiap harinya.
Apakah pasien
Bagaimana gambaran pola
menggunakan alat bantu
defekasi atau
atau meminta bantuan
karakteristiknya.
kepada orang lain untuk
Apakah pasien
berjalan atau melakukan
menggunakan alat bantu
aktivitasnya.
dalam melakukan
Bagaimana pola aktifitas
eliminasi.
dan latihan pasien.
Pengkajian

6. Pola Kognitif-Persepsi
Apakah pasien mengalami
5. Pola Istirahat Tidur
gangguan dengan fungsi
Kaji kualitas dan kuantitas
indra.
tidur pasien setiap harinya.
Bagaimana keluhan pasien
Bagaimana pola istirahat
terhadap penyakit yang di
dan tidur pasien.
derita.
Bagaimana sensitifitas pasien
terhadap penyakit yang
dideritanya
Pengkajian

7. Pola Persepsi Diri-Konsep


Diri
8. Pola Peran & Tanggung
Bagaimana pasien menilai
jawab
dirinya sendiri.
Bagaimana pola dan peran
Apa yang membebani
pasien dalam keluarga dan
pikiran pasien serta
masyarakat disekitarnya.
bagaimana penyakitnya
Apakah penyakit yang
membentuk gambaran diri
dideritanya mengganggu
pasien.
pola dan peran tersebut.
Pengkajian

10. Pola Koping-Toleransi


9. Pola Seksualitas-
Stres
Reproduksi
Bagaimana kemampuan
Bagaimana respon
pasien dalam mengatasi
seksualitas pasien.
stres. Apakah pasien
Apakah pasien mengalami
mengonsumsi obat atau
kesulitan atau perubahan
tidak.
dalam pemenuhan
Bagaimana keadaan emosi
kebutuhan seksualnya.
pasien sehari-hari. Seperti:
cemas dan gugup.
Pengkajian

11. Pola Nilai dan Kepercayaan


Apa dan bagaimana keyakinan
pasien terhadap penyakit yang
dideritanya.
Apakah ada nilai atau kepercayaan
pribadi yang dapat berpengaruh
terhadap kesehatan pasien.
Analisa Data
ASKEP

Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis


NOC : Pain Control and Pain Level
Setelah diberikan asuhan keperawatan asuhan keperawatan selama 3x60 menit, nyeri yang
dirasakan klien berkurang
NIC : Pain Management
1. Kaji secara komprehensip terhadap nyeri termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi ketidaknyaman secara nonverbal
3. Control lingkungan yang dapat mempengaruhi respon ketidaknyamanan klien( suhu
ruangan, cahaya dan suara)
4. Hilangkan faktor presipitasi yang dapat meningkatkan pengalaman nyeri
klien( ketakutan, kurang pengetahuan)
5. Ajarkan cara penggunaan terapi non farmakologi (distraksi, relaksasi)
6. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai skala nyeri
ASKEP

Dx 2 : Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit


NOC : Termoregulation
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit masalah dapat teratasi
NIC : Fever treatment
1. Observasi keadaan umum pasien
2. Observasi tanda-tanda vital pasien
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
4. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
5. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh
6. Kolaborasi/ delegatif dalam pemberian obat sesuai indikasi
ASKEP

Dx 3 : Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan gangguan volume


cairan
NOC : Tissue integrity : skin and moccus, Membranes
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, masalah dapat
teratasi
NIC : Pressure Management, Insision Site Care
1. Kaji kerusakan jaringan kulit yang terjadi pada klien
2. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
3. Pertahankan linen kering dan bebas keriput.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk therapi anti inflamasi
5. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
6. Monitor kulit akan adanya kemerahan
7. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
8. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Evaluasi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai