Anda di halaman 1dari 10

Memahami arsitektur

kampung dadap dengan


pendekatan Resilince space
Anggita rahmi 16/404518/PTK/10935
Mohammad Rosid 16/404539/PTK/10956
BATASAN WILAYAH DADAP
Wilayah Desa Dadap berbatasan dengan:
(1) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
(2) Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Kelurahan Kamal
Muara
Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara
(3) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kosambi Timur Kabupaten
Tangerang dan Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan
JakartaUtara
(4) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Jatimulya, Desa Kosambi
Barat dan Desa Kosambi Timur Kabupaten Tangerang.
POTENSI DADAP
(1) Berbatasan dengan wilayah DKI Jakarta Utara yaitu dengan
Kelurahan Kamal Muara;
(2) Dekat dengan jalur tol bandara;
(3) Terdapat pangkalan pendaratan ikan (PPI) Dadap;
(4) Muara Kali Perancis merupakan tempat berlabuhnya beberapa
kapal pesiar (yacht);
(5) Terdapatnya areal pergudangan dengan segala aktivitas
bongkar muatnya;
(6) Sumberdaya manusia untuk pekerjaan yang tidak spesifik
tersedia cukup banyak.
Resilience space
Teori Resiko (Risk)

Resiko merupakan kondisi merugikan dari sebuah kemunculan (exsposure)


sampai tekanan (stress) terkait dengan perubahan lingkungan dan sosial
karena kurang/tidak adanya kapasitas untuk beradaptasi. (Adger,2006). Dalam
konsep resiko terbagi ke dalam tiga konstelasi aspek yakni Bahaya (Hazard),
Kerentanan (Vulnarability) dan Kapasitas.

Konsep Resiko (Risk)


Resilience space

Adapun beberapa penjelasan dari masing-masing konstelasi aspek resiko


sebagai berikut:
Kerentanan (Vulnerability) merupakan kerugian yang dapat dinyatakan
melalui kerusakan dan kehilangan karena bahaya (hazard) tertentu untuk
daerah tertentu dan pada periode tertentu. Berdasarkan perhitungan
matematis , resiko adalah produk dari bahaya dan kerentanan. (Bech, 1992)
Bahaya (Hazard) merupakan Kejadian luar biasa/diuar kebiasaan yang
mampu mengganggu, mengurangi atau menghilangkan kondisi kenyataan
yang ada, sehingga mengakibatkan kerugian (lost/cost) pada aspek terkait.
(disesuaikan dari Hyndman, D.W. (2010). Natural Hazards and Disasters)
Kapasitas merupakan Performa(ukuran)yangmenyatakan
kemampuanatributtertentudarisebuahkondisi(ruang)dalammendukung
tercapainya kelangsungansistemkehidupan.(disesuaikan dari Urban Task
Force. (1999). Towards an Urban Renaissance)
KAJIAN TEORI PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
TEORI RUMAH

Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia, perwujudannya bervariasi menurut siapa


penghuni atau pemiliknya. Berdasarkanhierarchy of need(Maslow, 1954:10),
kebutuhan akan rumah dapat didekati sebagai:
1.Physiological needs(kebutuhan akan makan dan minum), merupakan kebutuhan
biologis yang hampir sama untuk setiap orang, yang juga merupakan kebuthan
terpenting selain rumah, sandang, dan pangan juga termasuk dalam tahapini.
2.Safety or security needs(kebutuhan akan keamanan),merupakan tempat
berlindung bagi penghuni dari gangguan manusia dan lingkungan yang tidak
diinginkan.
3.Social or afiliation needs(kebutuhan berinteraksi), sebagai tempat untuk
berinteraksi dengan keluarga dan teman.
4.Self actualiztion needs(kebutuhan akan ekspresi diri), rumah bukan hanya
sebagai tempat tinggal, tetapi menjadi tempat untuk mengaktualisasikan diri.
KAJIAN TEORI PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
TEORI FIGURE GROUND

Teori-teori figure/ground di pahami dari tata kota sebagai


hubungan tekstural antara bentuk yang di bangun (building mass)
dan ruang terbuka (open space).merupakan analisis yang sangat
baik untuk mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola-pola
sebuah tata ruang perkotaan, serta mengidentifikasikan masala
keteraturan perkotaan.
KAJIAN TEORI PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
Teori Lingkungan Perumahan
Lingkungan permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima elemen, yaitu (K.
Basset dan John R. Short, 1980, dalam Kurniasih) :
Nature(unsur alami), mencakup sumber-sumber daya alam seperti topografi, hidrologi,
tanah, iklim, maupun unsur hayati yaitu vegetasi dan fauna.
Man(manusia sebagai individu), mencakup segala kebutuhan pribadinya seperti
biologis, emosional, nilai-nilai moral, perasaan, dan perepsinya.
Society(masyarakat), adanya manusia sebagai kelompok masyarakat.
Shells(tempat), dimana mansia sebagai individu maupun kelompok melangsungkan
kegiatan atau melaksanakan kehidupan.
Network(jaringan), merupakan sistem alami maupun buatan manusia, yang
menunjang berfungsinya lingkungan permukiman tersebut seperti jalan, air bersih,
listrik, dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada dasarya suatu permukiman terdiri dari isi
(contents) yaitu manusia, baik secara individual maupun dalam masyarakat dan wadah
yaitu lingkungan fisik permukiman lingkungan fisik permukiman yang merupakan wadah
bagi kehidupan manusia dan merupakan pengejawantahan dari tata nilai, sistem sosial,
KAJIAN TEORI PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
TEORI PERMUKIMAN
Amos Rapoport (1983) juga menyatakan bahwa permukiman dapat dilihat sebagai suatu bentang
lahan budaya (cultural landscape feature) terutama permukiman tradisional yang wujud fisiknya
sangat besar kaitannya dengan budaya, dimana ciri-cirinya adalah:
Di dalamnya terdapat hubungan/kaitan antara berbagai elemen dan juga sifat dan elemen-elemen
tersebut, termasuk antara lingkungan binaan dengan lingkungan alami.
Mempunyai ciri dan karakteristik yang khas, umumnya mengandung budaya yang spesifik.
Tidak dirancang oleh seorang perancang. Perancangan merupakan suatu konsep yang lebih luas
yang merupakan perwujudan dan keputusan-keputusan dan pilihan-pilihan manusia, sebuah
pilihan diantara berbagai alternatif yang memungkinkan.
Terdapat sifat-sifat spesifik dan pilihan-pilihan tersebut yaitu didasarkan atas hukum yang berlaku,
merefleksikan budaya pada kelompoknya.
Merupakan sistem pilihan dan gaya hidup, meliputi pilihan-pilihan bagaimana menentukan
material, waktu dan sumber-sumber simbolik.
Bentang budaya misalnya permukiman adalah merupakan sebuah produk dan sistem pilihan
tersebut.
Konservasi-preservasi dan bentang budaya yang merupakan suatu tingkatan dan kualitas
lingkungan. Konservasi dan prisip-prinsip dalam bentang budaya tradisional dapat diterapkan
dalam rancangan yang baru.
KAJIAN TEORI PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
TEORI LINKAGE

Menurut Fumihiko Maki dalam Finding Lost Space (Roger Trancik, 1986)
linkage adalah suatu perekat yang paling berhasil dalam menyatukan bentuk
kota (urban form) dimana massa-massa bangunan yang berbicara dalam
linkage membentuk artikulasi. Sirkulasi yang terjadi memberi image atau citra
pada kota tersebut. Terdapat tiga bentuk utama dalam teori ini yaitu
composition form, mega form dan group form.
Teori linkage dapat menggambarkan daerah yang terus serta dapat
menampakkan potensi dan fungsi daerah itu. Linkage dapat meningkatkan
nilai-nilai ekonomis pada sepanjang pola linier tersebut. Linkage membentuk
organisasi ruang dan hubungan spasial.

Anda mungkin juga menyukai