Anda di halaman 1dari 15

PERANAN ELEKTRONIKA DAYA

PADA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PASANG SURUT BERBASIS


MICROHIDRO SYSTEM

NAMA ANGGOTA KELOMPOK


1. Gregory Rama Darantiah
2. Teguh Wahyu Susanto
3. Oya Iman Sanjaya Sitepu
4. I Wayan Anugrah
5. Satriyo Agung Pribadi
Sistem Pembangkit Pasang Surut
Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut dinamakan energi
pasang surut. Ketika pasang datang ke pantai, air pasang
ditampung di dalam reservoir. Kemudian ketika air surut, air di
belakang reservoir dapat dialirkan seperti pada PLTA biasa. Agar
bekerja optimal, kita membutuhkan gelombang pasang yang
besar. dibutuhkan perbedaan kira-kira 16 kaki antara gelombang
pasang dan gelombang surut. Hanya ada beberapa tempat yang
memiliki kriteria ini. Beberapa pembangkit listrik telah
beroperasi menggunakan sistem ini. Sebuah pembangkit listrik
di Prancis sudah beroperasi dan mencukupi kebutuhan listrik
untuk 240.000 rumah.
Untuk mengkonversi energi gelombang terdapat 3 (tiga)
sistem dasar yaitu sistem kanal yang menyalurkan gelombang
ke dalam reservoar atau kolam, sistem pelampung yang
menggerakan pompa hidrolik, dan sistem osilasi kolom air yang
memanfaatkan gelombang untuk menekan udara di dalam
sebuah wadah. Tenaga mekanik yang dihasilkan dari sistem-
sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan generator secara
langsung atau mentransfernya ke dalam fluida kerja, air atau
udara, yang selanjutnya akan menggerakan turbin atau
generator.
Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan
untuk menggerakkan turbin. Ombak naik ke dalam ruang
generator, lalu air yang naik menekan udara keluar dari ruang
generator dan menyebabkan turbin berputar.ketika air turun,
udara bertiup dari luar kedalam ruang generator dan memutar
turbin kembali. Energi ombak adalah energi alternatif yang
dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat
fluktuasi pergerakan gelombang. Pemanfaatan Energi ombak
tersebut untuk menjadi energi listrik dengan menggunakan
Pembangkit listrik mikrohidro, dimana jenis pembangkit listrik
Mikrohidro ini berbiaya rendah dan dapat bermanfaat untuk
energi listrik masyarakat di tepi pantai dan Nelayan dalam
mengolah hasil laut.
Sistem Pembangkit Mikrohidro

Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi


pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang
bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil
listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu
dad instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun
ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Biasanya
Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air
yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian
yang memadai.
PLTM mempunyai tiga komponen utama yang masing-masing
fungsinya sangat menentukan, yaitu : turbin air, generator, dan
governor (ELC). Pada pembangkit, pengendalian putaran
dimaksudkan untuk mengendalikan putaran (frekuensi)
generator sehingga pengendalian putaran dalam hal ini
diutamakan berfungsi sebagai pengendali frekuensi generator.
Perubahan putaran (frekuensi) generator dapat disebabkan
karena adanya perubahan daya penggerak. Jika daya air yang
masuk ke turbin dibuat selalu
tetap sehingga daya penggerak turbin selalu tetap, maka
frekuensi dan respon generator akan menjadi fungsi dari beban.
Agar frekuensi yang dihasilkan oleh generator besarnya
selalu tetap, maka besar beban dari generator harus selalu
tetap. Untuk itu diperlukan beban tiruan yang besar bebannya
dapat diatur sesuai dengan pengurangan beban dari PLTM. Oleh
karena daya yang masuk ke turbin dibuat tetap dan beban yang
dirasakan oleh generator juga selalu tetap, maka putaran
generator senantiasa juga tetap. Dengan kata lain, jika debit air
konstan maka generator harus dibebani dengan daya konstan
agar putaran generator selalu tetap. Oleh karena beban
konsumen tidak selalu konstan, maka untuk menjaga kestabilan
putaran turbin generator diperlukan beban komplemen yang
besarnya diatur oleh ELC sedemikian rupa sehingga :
Sistem Kontrol Electronic Load
Controller (ELC)

Sensor Arus dan Rangkaian Kontrol


Alat ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan arus beban yang
dihasilkan oleh generator sebagai akibat adanya perubahan arus pada
beban konsumen yang kemudian akan dibandingkan dengan harga
referensi yang telah ditentukan. Selanjutnya rangkaian kontrol akan
memberikan aksi atas perubahan tersebut dengan memberikan trigger
pada SCR sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Sensor arus pada setiap fasa pada beban komplemen akan
memberikan beban yang tetap konstan dan seimbang. PLTM
akan mengalirkan arus ke beban konsumen pada setiap fasa
melalui trafo arus sebagai sensor arus dari panel kontrol beban
komplemen. Arus sensor ini berperan sebagai input pada
rangkaian kontrol. Besar arus sensor senantiasa sebanding
dengan besar arus beban konsumen atau arus total generator
pada setiap fasa. Fungsi arus sensor diubah dari yang semula
fungsi arus menjadi fungsi tegangan, kemudian masuk ke
rangkaian konverter. Di sini bentuk tegangan diubah menjadi
tegangan searah sinus setengah gelombang.
Sensor tegangan berfungsi untuk mendeteksi tegangan yang
dihasilkan oleh sumber. Prinsip kerjanya yaitu sumber tegangan
Vac dari generator dihubung ke trafo primer, sedangkan trafo
sekunder dihubung ke jembatan dioda. Tegangan 220 Vac
diubah menjadi tegangang 6Vdc yang kemudian disearahkan
gelombang penuh menggunakan jembatan dioda.
VOLTAGE SOURCE INVERTER (VSI)

Rangkaian VSI berfungsi untuk mempertahankan tegangan


generator induksi selalu berada pada kondisi konstan dengan
cara mengatur besaran dari nilai arus reaktif yang masuk ke
sistem generator induksi. Sementara rangkaian ELC atau yang
sering disebut juga dengan dump load berfungsi untuk
mempertahankan generator selalu pada kondisi beban penuh
dengan cara mengatur besaran dari nilai RMS tegangan yang
melewati dump load. Prinsip kerja dari rangkaian VSI adalah
menggunakan kapasitor DC sebagai media penyimpanan
tegangan sementara yang nantinya tegangan tersebut
digunakan sebagai sumber tegangan DC rangkaian VSI. Pada
rangkaian VSI tiga fasa terdapat enam buah saklar IGBT
Untuk mengatur keluaran VSI agar sesuai dengan tegangan dan
frekuensi sistem maka dilakukan teknik pensaklaran IGBT
menggunakan sinusoidal pulse width modulation (SPWM).
Pensaklaran ini ditentukan oleh perubahan arus yang masuk ke
VSI yang kemudian dibandingkan dengan arus referensi
sehingga dapat diunakan untuk menentukan besarnya duty
cycle penyaklaran.
Berikut adalah skema VSI dan ELC
Sakelar Elektronik (SCR)
SCR berfungsi sebagai pemutus dan penghantar arus ke beban
komplemen yang pengoperasiannya diatur oleh modul kontrol
berdasarkan perubahan yang terjadi. Penghantaran dan pemutusan arus
dapat dilakukan dengan cara mengatur sudut penyalaan. Modul kontrol
yang digunakan adalah modul kontrol yang mendeteksi perubahan arus
dan mengubahnya menjadi tegangan, kemudian mengaktifkan gate SCR
dengan perubahan arus yang terjadi.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai