Anda di halaman 1dari 31

KESALAHAN / PENYIMPANGAN

PROSES PENGUKURAN

BENI TRI SASONGKO, S.T., M.Eng.


Jurusan Teknik Mesin
IST AKPRIND Yogyakarta
Semester Gasal 2016
Pengukuran, mencakup 4 hal :

1. Alat Ukur

2. Benda Ukur

3. Metode Pengukuran

4. Kecakapan Pengukur / Pengamat


Dua istilah penting yang berkaitan dengan
pengukuran :

Ketelitian ( Accuracy )
Pengukuran

Ketepatan ( Precision )
Ketelitian ( Accuracy )

Pengertian ???

Ketelitian Hasil pengusahaan proses


pengukuran
supaya mencapai sasaran pengukuran yaitu
penunjukan harga sebenarnya objek ukur.
Penyimpangan

Penyimpangan perbedaan antara harga yang


ditunjukkan alat ukur dengan harga yang dianggap
benar.

Toleransi Penyimpangan yaitu : besar kecilnya


penyimpangan yang masih diperbolehkan sesuai
dengan spesifikasi yang dinyatakan dalam standar
pengkalibrasian
Dua kategori penyimpangan :
1. Penyimpangan rambang ( acak/random )
- Jika penyimpangan tidak melebihi
kecermatan
sasaran (besarnya toleransi kesalahan).

2. Penyimpangan sistematik (systematic


deviation ) - Jika penyimpangan melebihi
kecermatan
sasaran.
Ketepatan ( Precision )

Pengertian ???
Kewajaran proses pengukuran untuk
menunjukkan
hasil yang sama jika pengukuran diulang secara
identik.

Semakin dekat harga harga-harga hasil


pengukuran
tersebut dengan harga rata-ratanya, maka
proses
pengukuran memiliki ketepatan yang tinggi.
Kesimpul
an

Ketelitian Diperlukan
target/sasaran
pengukuran

Ketepatan Tidak harus dikaitkan


dengan
target/sasaran
Apabila daerah toleransi dinyatakan sebagai daerah
sasaran dan harga nominal objek ukur adalah titik tengah
daerah sasaran, ada empat kemungkinan hasil
pengukurannya:

1. Proses pengukuran yg Tak Tepat dan Tak Teliti;


Jika keterulangannya rendah (sebarannya lebih besar
daripada luas daerah sasaran) dan harga rata-ratanya
titik tengah hasil pengulangan terletak jauh dari titik
tengah daerah sasaran.
Seluruh atau kebanyakan hasil pengukuran terletak
diluar garis sasaran.
KATA KUNCI

Tak TEPAT : Keterulangannya rendah Tak TELITI : Kesalahan sistematik

Proses Kategori 1
Tak Tepat & Tak Teliti

( Sulit diperbaiki )
2. Proses pengukuran yg Tak Tepat tetapi
Teliti;
Jika keterulangannya rendah dengan harga
rata-
ratanya terletak pada atau didekat titik tengah
daerah sasaran.
Masih cukup banyak pengukuran yang terletak
diluar daerah sasaran.
KATA KUNCI

Tak TEPAT : Keterulangannya rendah Tak TELITI : Kesalahan sistematik

Sebaran lebih besar daripada sasaran

Proses Kategori 2
Tak Tepat, Tapi Teliti

( Sulit diperbaiki )
3. Proses pengukuran yang Tepat tetapi
Tak Teliti ;

Jika keterulangannya tinggi tetapi harga


rata-
ratanya terletak jauh dari titik tengah
daerah
sasaran sedemikian rupa sehingga
kebanyakan
hasil pengukuran terletak diluar daerah
KATA KUNCI

Tak TEPAT : Keterulangannya rendah Tak TELITI : Kesalahan sistematik

Proses Kategori 3
Tepat, Tapi Tak Teliti

( Bisa diperbaiki )
4. Proses pengukuran yang Tepat dan
Teliti ;

Jika keterulangannya tinggi dan bersamaan


dengan itu harga rata-ratanya terletak pada
atau didekat titik tengah daerah sasaran.
Seluruh atau hampir semua pengukuran
terletak didalam daerah sasaran.
KATA KUNCI

Tak TEPAT : Keterulangannya rendah Tak TELITI : Kesalahan sistematik

Proses Kategori 4
Tepat & Teliti

( Tak perlu diperbaiki )


Empat Kategori Proses Pengukuan
Kesalahan dalam proses pengukuran
1. Kesalahan sistematik ( systematic error ), dialami
oleh
proses pengukuran kategori 1 dan 3 (tak teliti).
Harga kesalahan dinyatakan dengan selisih antara
harga rata-rata dengan harga titik tengah sasaran.
Kesalahan ini umumnya bisa diperbaiki dengan
mencari dan membetulkan sumber penyebab
kesalahan.

2. Kesalahan rambang ( acak, random error ), dialami


oleh
semua proses pengukuran kategori 1 s.d 4.
Kesalahan rambang umumnya sulit diperbaiki
karena sumber penyebabnya sulit dicari.
Faktor Penyebab Pengukuran menjadi Tak Teliti

dan Tak Tepat :

Beberapa faktor penyebabnya antara lain :


1. Alat ukur
2. Benda ukur
3. Posisi pengukuran
4. Lingkungan
5. Operator (pengukur/pengamat)
1. Penyimpangan yang berasal dari alat ukur

Alat ukur yang digunakan harus mendapat


tera teliti.
Apabila alat ukur sering dipakai dan belum
dikalibrasi ulang, ada kemungkinan timbul
sifat-sifat
yang merugikan seperti histerisis, kepasifan,
pergeseran, dan kestabilan nol yg jelek.
Contoh sederhana :
Keausan bidang kontak sensor mekanik, yang
mana
dapat diketahui secara mudah yaitu dengan
2. Penyimpangan yang berasal dari Benda
ukur
Setiap benda elastik akan mengalami deformasi
( perubahan bentuk ) apabila ada beban yang
beraksi padanya.
Beban ini dapat disebabkan oleh tekanan
sensor-
kontak alat ukur, berat benda ukur sendiri, dan
tekanan penjepit penahan benda ukur.
Meskipun harga deformasi kecil, namun dapat
menjadi sumber kesalahan sistematik.
Deformasi karena tekanan pengukuran dapat
dihilangkan jika digunakan sensor non-kontak,
misalnya jenis optik atau pneumatik.
Contoh akibat tekanan penjepit benda ukur

a. Pengaruh b. Pengaruh tekanan


tekanan kontak
kontak pada pada benda ukur
benda (silinder)
ukur yang yg berdinding tipis.
3. Penyimpangan yang berasal dari
Posisi
Pengukuran
Prinsip ABBE: Garis ukur harus berimpit
dengan
garis dimensi.
Apabila garis ukur, yaitu garis pada mana
skala ukur
dibuat atau garis gerakan sensor, tidak
berimpit
dengan garis dimensi objek ukur melainkan
membuat sudut sebesar B, maka hasil
pengukuran
akan lebih besar daripada dimensi
Gambar. Kesalahan Kosinus
Kesalahan Kosinus muncul akibat dari
tidak
dipenuhinya prinsip ABBE ( garis ukur
harus
berimpit dengan garis dimensi ).
Hasil pengukuran M akan lebih besar dari
pada
dimensi sebenarnya L.
Kesalahan kosinus akan diperparah jika
sensor
menempel dipermukaan benda ukur tidak
pada
Sensor Bola lebih baik Sensor rata dapat memutar
benda ukur sehingga
prinsip ABBE dipenuhi

Tiga sensor simetrik putar dengan ujung separuh silinder


merupakan jenis yg bisa mengatur sendiri posisinya
4. Penyimpangan yang berasal dari
Lingkungan

Lingkungan harus memberikan kenyamanan


bagi pengukur.
Kebersihan, debu geram, serpihan yang sering
terlihat
didaerah mesin produksi (daerah pengukuran)
perlu
disingkirkan.
Debu, serpihan logam halus dipermukaan
benda ukur
akan dideteksi oleh sensor yg selain
mengakibatkan
Pencahayaan yang mencukupi, supaya
operator
mampu melaksanakan pengukuran dan
membaca
hasil pengukuran dengan cermat dan teliti.

Temperatur 25-27 oC, kelembaban 70-75 %,


bagi
alat ukur dan benda ukur temperatur
berapapun
sebenarnya tidak dipentingkan asalkan
5. Penyimpangan yang berasal
dari Operator

Dua orang yg melakukan pengukuran secara


bergantian dengan menggunakan alat ukur
dan
benda ukur serta kondisi lingkungan yg
dianggap tak
berubah mungkin menghasilkan data yg
berbeda.

Sumber perbedaan ini dapat berasal dari


cara/metode mereka mengukur yang
dipengaruhi
Seorang pengukur harus :
1. Mempunyai pengalaman praktek yg didasari teori yg
mendukung penguasaan pengetahuan akan proses
pengukuran.
2. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan akan alat
ukur, cara kerja, cara pengukuran, cara
mengkalibrasi dan memelihara alat ukur.
3. Waspada akan letak sumber penyimpangan dan tahu
cara mengeliminir pengaruhnya terhadap hasil
pengukuran.
4. Mampu mengetahui spesifikasi geometrinya,
menentukan cara pengukuran sesuai dengan
kecermatan yg dikehendaki, memilih alat ukur dan
melakukan pengukuran sesuai dengan metodenya.
SEKIAN DAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai