Pemanfaatan Bantuan
Pemerintah Program KOTAKU
(NSUP)
Berdasarkan SE Dirjen Cipta Karya No 63/DC/2016 tentang Petunjuk
Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah di Direktorat Pengembangan
Kawasan Permukiman
OUTLINE
PAPARAN
1. Bantuan Pemerintah di NSUP
2. Tata Kelola Pencairan Dana Bantuan
Pemerintah
3. Gambaran Umum Mekanisme BDI
4. Syarat Pencairan dan Pemanfaatan
5. Mekanisme Pertanggungjawaban
6. Ketentuan Perpajakan
7. Sanksi
8. Tata Cara Pengembalian Sisa BDI ke Kas
Negara
9. Serahterima Aset
BANTUAN PEMERINTAH DI NSUP
Disebut sebagai
Bantuan Dana
Investasi (BDI)
Syarat
Syarat Pencairan
Kolabor Pemanfaatan
asi 1.Rekening BKM/LKM
aktif, minimal
1.Telah dilakukan
review kemajuan
Kota ditandatangani 3 pelaksanaan kegiatan
specimen (koord dan di rembug warga;
anggota);
2.KSM pelaksana
2.RPD untuk tahap 2; sudah di coaching
tentang mekanisme
Tahap II 3.Kwitansi penerimaan
pelaksanaan kegiatan
ditandatangani
( 30% ) Koordinator BKM/LKM;
oleh Tim Fasilitator;
3.Hasil pelaksanaan
4.Pemanfaatan dana
kegiatan beserta
tahap 1 telah
kelengkapan
mencapai, minimal,
administrasi tahap 1
50%;
telah diverifikasi
5.Terbentuk tim dengan nilai layak
pelaksana oleh fasilitator dan
kegiatan/kelompok UPL BKM/LKM.
SYARAT PENCAIRAN DAN
PEMANFAATAN
Syarat Syarat
Busines Pencairan Pemanfaatan
s Devt 1.SK Penerima BDI dan
tahapan pencairan;
1.Adanya rencana
usaha dan kegiatan
Center 2.Rekening bank Komite tahun pertama;
BDC aktif yang 2.Rekening Bank
ditandatangani 3 Pengelola BDC Aktif,
orang komite BDC ditandatangani oleh
(salah satunya ketua 3 orang, yaitu:
Tahap I komite) dari 3 unsur; manajer BDC, staf
( 70% ) 3.Business Plan dari pengelola BDC (non
Feasibility Study bendahara/kasir) dan
(tahun 2015); anggota Komite BDC
4.Rencana Penggunaan non bendahara
Dana (RPD) tahap 1;
5.Kwitansi penerimaan
ditandatangani
anggota Komite BDC;
6.Surat perjanjian
SYARAT PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN
Syarat
Syarat Pencairan
Busines Pemanfaatan
s Devt 1.RPD untuk tahap 2; 1.Tahap 1 sudah
termanfaatkan
Center 2.Kwitansi penerimaan
ditandatangani Ketua
minimal 25%
Komite BDC; 2.Kinerja Pengelola
BDC dinilai baik oleh
3.Rekening bank aktif
Komite melalui
Komite BDC;
evaluasi
Tahap II 4.Tahap 1 sudah
3.Hasil pelaksanaan
( 30% ) disalurkan ke
kegiatan beserta
Pengelola BDC minimal
kelengkapan
50%.
administrasi tahap 1
telah diverifikasi
dengan nilai layak
oleh Tim Korkot
Mekanisme Pertanggungjawaban
LPJ pemanfaatan BDI dalam 2 tahap :
1) LPJ dari KSM/Panitia/Pengelola BDC kepada
BKM/LKM/Komite BDC;
2) LPJ dari BKM/LKM/Komite BDC kepada PPK
Satker. Isi LPJ:
PPK
1.Realisasi Fisik;
Satker
Konsolida 2.BA penyelesaian
si pekerjaan;
LPJ
Kegiatan 3.BA Serah terima hasil
2 pekerjaan;
4.Foto kegiatan;
KSM/ 1 BKM/LK
Panitia M 5.RAB, realisasi dana dan
LPJ
sisa;
Kegiatan
6.Surat pernyataan
Pengelol Komite menyimpan bukti-bukti
a BDC BDC penggunaan dana;
7.Bukti setor ke rekening
kas negara , apabila
terdapat alokasi yang
KETENTUAN PERPAJAKAN
Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dana Bantuan Pemerintah yang
bersumber dari pinjaman atau hibah luar negeri untuk disalurkan
kepada kelompok masyarakat tidak dipungut, sedangkan
penggunaan dana bantuan oleh kelompok masyarakat kepada pihak
ketiga akan dikenakan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang
berlaku sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia yaitu PP No. 42 tahun 1995 perihal Bea Masuk,
Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam rangka
Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan Hibah atau
Dana Pinjaman Luar Negeri sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan PP No. 25 tahun 2001.
SANKSI
Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan BDI:
Sanksi dikenakan terhadap setiap orang dan/atau kelompok
masyarakat yang melakukan penyimpangan dan/atau
penyalahgunaan Bantuan Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan BDI :
1.BDI digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau
2.Dilakukan potongan BDI yang disalurkan kepada KSM/Panitia atau
masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan KOTAKU; dan/atau
3.Menggelapkan atau Melarikan BDI; dan/atau
4.Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan;
dan/atau
5.Bentuk-bentuk penyalahgunaan BDI lainnya.
Sanksi Penghentian Sementara BDI dan Audit Khusus;
Sanksi Penghentian BDI dan Tindakan Hukum.
Tata Cara Pengembalian Sisa BDI ke Kas
Negara
Setiap Transaksi Penerimaan Negara baik berupa penerimaan perpajakan maupun
Penerimaan Negara Bukan pajak harus mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara
(NTPN) sebagai tanda bahwa penerimaan tersebut telah masuk ke rekening Kas Negara
atau sah sebagai Penerimaan Negara.
1.Untuk mendapatkan NTPN Wajib Pajak penyetor agar mencantumkan data-data
dengan benar seperti kode Satker, Bagian Anggaran, NPWP. Kekeliruan data dapat
mengakibatkan penerimaan tersebut tidak mendapatkan NTPN atau sah sebagai
Penerimaan Negara;
2.Penerimaan negara dengan Mata Anggaran Penerimaan bukan Pajak yang disetor
menggunakan formulir SSBP tidak memerlukan NPWP, kecuali setoran yang dilakukan
oleh Bendahara Satuan Kerja;
3.Penerimaan Negara dapat disetorkan melalui Bank/Pos yang ditunjuk atau terhubung
dengan MPN (Modul Penerimaan Negara) atau melalui potongan SPM, SP2D;
4.Pengembalian atas belanja TA yang berjalan disetor menggunakan SSPB dengan mata
Anggaran Kontra Pos belanja bersangkutan, sedangkan untuk belanja TA yang lalu
menggunakan formulir SSBP dengan kelompok Mata Anggaran Pendapatan Lain-Lain.
Penyetoran tersebut harus mencantumkan NPWP;
5.Sisa UP yang disetor sebelum berakhirnya TA berjalan menggunakan MA 815111 untuk
Rupiah Murni, 815112 untuk Bantuan Luar Negeri, 815113 untuk PNBP, sedangkan yang
disetor setelah berakhirnya tahun anggaran berjalan menggunakan MA 815114 dengan
menggunakan formulir SSBP;
Pembayaran melalui Elektronic Banking (e-banking)
MPN Generasi Kedua (MPN-G2)