Tutor :
3/21/17 2
SKENARIO 4 : PMO
Ibu Salma, berusia 56 tahun datang ke puskesmas Dewantara
dengan keluhan batuk berdarah. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang
lalu, keluhan disertai dengan demam pada malam hari serta sering
berkeringat. Ibu Salma mengaku sudah 3 bulan ini menderita batuk
yang tidak kunjung sembuh. Awalnya batuk berdahak dengan warna
kuning kehijauan tidak disertai darah, ia merasa nafsu makannya
berkurang dan BB turun selama 3 bulan ini. Pada pemeriksaan
auskultasi paru kiri atas terdengan amphoric sound, pada pemeriksaan
sputum ditemukan BTA (+).
Jawab :
Berdarah : adanya proses inflamasi yg terjadi pada saluran
pernapasannya yang mnyebabkan terbentuknya lesi di paru-paru atau
bronkus/ bronkioli / pecahnya pembuluh darah berdarah
Demam : adanya inflamasi dapat mempengaruhi termoregulator yang
mengatur suhu yg berada di hipotalamus suhu tubuh
Keringat malam : cara tubuh untuk menurunkan suhu tubuh agar sama
dengan set point di hipotalamus dengan cara mengeluarkan keringat
Jawab :
Infeksi bakteri mikobakteri tuberkulosis makrofag aktif dan mengeluarkan
mediator inflamasi (TNF) menekan nafsu makan
3/21/17 5
3. Apa yang mnyebabkan ibu salma tidak sembuh selama 3 bulan ?
Jawab :
Ibu salma tipe kasus drop out Tidak meminum obat secara tuntas
seperti yang sudah dijadwalkan oleh dokter dapat mengakibatkan MDR-
TB
Jawab :
Px fisik : amphoric sound menandakan adanya kavitas yang besar dan
mengenai bronkus
Px sputum :
Dikatakan positif bila:
1. sekurang-kurangnya dijumpai 2 dari 3 spesimen yang menunjukkan
BTA positif
2. Hasil pemeriksaan 1 spesimen BTA positif dan didukung oleh
pemeriksaan radiologi dengan gambaran tuberkulosis aktif
3. Hasil pemeriksaan 1 spesimen BTA positif, dan didukung oleh px
biakan mikobakterium TB positif
3/21/17 6
5. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur, dan faktor-faktor resiko
lain untuk penyakit ibu salma?
Jawab :
Umur lanjut usia imunitas tubuh
Jenis kelamin laki-laki lebih bnyak daripada perempuan
Faktor resiko lain
1. Penyakit HIV
2. Lingkungan kumuh
3. Orang dengan immunosupressif
Diagnosis: TB paru
DD
1. Pneumonia
2. Kanker paru
3. Abses paru
3/21/17 7
7. Gejala lain selain diskenario?
Jawab :
1. lokal: gejala respiratorik
2. Sistemik: demam, lemas,tdk ada nafsu makan, BB menurun
Jawab :
Indikasi :
-Fase intensif: 2-3 bulan pengobatan
-Fase lanjutan : 4-7 bulan pengobatan
Contoh obat dan efek samping:
-Rifampisin : ES : mual, muntah, kemerahan pada kulit
-Pirazinamid: ES : nyeri sendi,mual
-Etambutol : ES : gangguan penglihatan
-Isoniazid : ES : mialgia, kesemutan
-Streptomisin: ES : kerusakan N. VIII
Dampak jika dilakukan pemberhentian obat : akan terjadi kasus
MDR - TB
3/21/17 8
9. Siapa PMO ? Apa syarat dan tugasnya ?
Jawab
Petugas kesehatan, Orang lain (kader, tokoh masyarakat, dll), Suami,
istri, keluarga, orang serumah
Syarat PMO
Tugas PMO
Bersedia mendapat penjelasan di poliklinik
Melakukan pengawasan terhadap pasien dalam hal minum obat
Mengingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal
yang telah ditentukan
Memberikan dorongan terhadap pasien untuk berobat secara teratus
sampai selesai
Mengenali efek samping ringan obat dan menasehati pasien agar tetap
mau
3/21/17
menelan obat 9
10. Apa program penanggulangan TB nasional dan internasional?
Jawab :
STARNAS: PMO 6 strategi
Internasional: WHO, DOTS
TEMPO
Jawab :
1. Px radiologi
2. Px PCR
3. Px ELISA
4. ICT
5. Px darah
6. Px cairan pleura
3/21/17 10
12. Apa tatalaksana awal dan indikasi rujuk ?
- Tatalaksana awal:
Farmakologi : Rifampisin, pirazinamid, isoniazid, etambutol, streptomisin
-Indikasi :
Adanya komplikasi dan dirujuk ke dokter spesialis paru
-Komplikasi :
Batuk darah, pneumonia thorax, efusi pleura
-Prognosis :
1. Terapi yg cepat akan sembuh dengan baik
2. Bila daya tahan tubuh baik prognosis baik dan sebaliknya
3/21/17 11
14. Mengapa anak bu salma dijumpai benjolan didaerah supraklavikula
dextra,tidak nyeri dan mobile ?
Jawab :
Kemungkinan anak buk salma mengalami limfadenitis TB yang
merupakan manifestasi lokal dari kuman TB
Kemungkinan kuman termasuk tertular pada anaknya melalui inhalasi
masuk ke paru, menyebar secara limfogen, sehingga terjadi limfadenitis
TB
Jawab :
TB paru primer / chilhood TB
3/21/17 12
16. Apa pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah TB ?
Jawab :
-Vaksin BCG pada bayi yg baru lahir
-TB paru dengan BTA+ : beri obat
-Memisahkan alat-alat yg dipakai oleh pasien TB dengan org yg sehat
-Jangan meludah sembarangan bagi penderita
3/21/17 13
JUMP 4. SKEMA
3/21/17 14
JUMP 5. LEARNING OBJECTIVE
TB Paru
( Dewasa & Anak-anak)
3/21/17 16
Definisi
Definisi dan etiologi
3/21/17 18
3/21/17 19
P
E
N
Y
E
B
A
R
A
N
3/21/17 20
3/21/17 21
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
3/21/17 23
3/21/17 24
PEMERIKSAAN FISIK(1) DAN
DIAGNOSTIK(2-3)
Tanda infiltrat (redup, bronkial, ronki basah, dll)
3/21/17 25
Interpretasi hasil px:
- 2x positif, 1x negatif
:Mikroskopik +
-3x negatif
:Mikroskopik
Darah : LED
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
Foto thoraks PA dengan atau tanpa foto lateral
3/21/17 27
TATALAKSANA TB
terbagi menjadi 2 fase dengan lama pengobatan selama 6-8 bulan.
3/21/17 28
Pengobatan Tb paru pada orang
dewasa di bagi dalam beberapa
kategori 2. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
4. Kategori 4: RHZES
Diberikan pada kasus Tb
3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
kronik .
Diberikan kepada penderita
BTA (+) dan rontgen paru
mendukung aktif
.
3/21/17 30
3/21/17 31
E
f
e
k
s
a
m
p
i
n
g
3/21/17 32
1. Komplikasi dini: komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura,
empiema, laryngitis, usus
3/21/17 33
3/21/17 34
anak
Prinsip dasar pengobatan TBC :
Minimal 2 macam obat dan diberikan dalam waktu
relatif lama 6-12 bulan. PengobatanTBC dibagi
dalam 2 fase.
3/21/17 36
Catatan :
Bila BB 33 kg dosis sesuai tabel yangsebelumnya.
Bila BB < 5 kgsebaiknya dirujuk ke RS.
Obat harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah)
LO 2
Penatalaksanaan TB
3/21/17 39
Pada kehamilan, Ibu menyusui
dan bayinya
Pada prinsipnya tidak berbeda dengan pengobatan TB
pada umumnya.
Menurut WHO, hampir semua, kecuali streptomisin.
Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Seorang
ibu menyusui yang menderita TB harus mendapat
paduan OAT secara adekuat untuk mencegah
penularan kuman TB kepada bayinya.
Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut
dapat terus disusui.
Pengobatan pencegahan dengan INH diberikan
kepada bayi tersebut sesuai dengan berat
badannya.
TB MILIER
Rawat inap
Paduan obat: 2 RHZE/ 4 RH
Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan klinik,
radiologik dan evaluasi pengobatan , maka pengobatan lanjutan
dapat diperpanjang sampai dengan 7 bulan 2RHZE/ 7 RH
Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada
keadaan
- Tanda / gejala meningitis
- Sesak napas
- Tanda / gejala toksik
- Demam tinggi
Kortikosteroid: prednison 30-40 mg/hari, dosis diturunkan 5-10
mg setiap 5-7 hari, lama pemberian 4 - 6 minggu.
PLEURITIS EKSUDATIVA TB
(EFUSI PLEURA TB)
Paduan obat: 2RHZE/4RH.
Evakuasi cairan, dikeluarkan seoptimal
mungkin, sesuai keadaan penderita dan
berikan kortikosteroid
Dosis steroid : prednison 30-40 mg/hari,
diturunkan 5-10 mg setiap 5-7 hari,
pemberian selama 3-4 minggu.
Hati-hati pemberian kortikosteroid pada TB
dengan lesi luas dan DM. Ulangan evakuasi
cairan bila diperlukan
TB PARU DENGAN HIV / AIDS
3/21/17 43
3/21/17 44
TB PARU DENGAN DIABETES MELITUS (DM)
3/21/17 54
Tujuan PMO
(PMO) Menurut Ditjen PPM dan PLP (1997)
bahwa tujuan penggunaan Pengawas
Menelan Obat (PMO) adalah : 1) menjamin
ketekunan dan keteraturan pengobatan
sesuai jadwal yang ditentukan pada awal
pengobatan,
2) menghindari penderita dari putus berobat
sebelum waktunya, dan
3) mengurangi kemungkinan pengobatan
dan kekebalan terhadap OAT.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang PMO
adalah :
1) seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui,
baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain
itu harus disegani dan dihormati oleh pasien,
2) seseorang yang tinggal dekat dengan pasien,
3) Bersedia membantu pasien dengan sukarela, dan
4) bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan
bersama-sama dengan pasien. Sebaiknya PMO
adalah petugas kesehatan, misalnya bidan desa,
perawat, pekarya kesehatan, sanitarian, juru
imunisasi, dan lain-lain.
Peran Pengawas Menelan Obat
(PMO)
tugas PMO bagi penderita tuberkulosis paru adalah :
a. Mengetahui tanda-tanda tersangka tuberkulosis
paru.
b. Mengawasi penderita agar minum obat setiap
hari.
c. Mengambil obat bagi penderita seminggu sekali
d. Mengingatkan penderita untuk periksa ulang
dahak :
1. Seminggu sebelum akhir bulan ke dua
pengobatan, pemeriksa ulang dahak dilakukan untuk
menentukan obat tambahan.
2. Seminggu sebelum akhir bulan ke lima
pengobatan, pemeriksaan ulang dahak dilakukan
untuk mengetahui kegagalan.
3. Seminggu sebelum akhir bulan ke enam
pengobatan, pemeriksaan ulang dahak dilakukan
untuk mengetahui kesembuhan.
e. Memberikan penyuluhan
f. Memberitahukan jika terjadi suspek pada keluarga
penderita.
g. Menujuk kalau ada efek samping dari
penggunaan obat
Pengetahuan Pengawas Menelan
Obat (PMO)
Menurut Depkes (2008) bahwa informasi penting yang perlu dipahami
PMO untuk disampaikan kepada pasien dan keluarganya adalah :
1) tuberkulosis disebabkan oleh kuman, bukan penyakit keturunan
atau kutukan,
2) tuberkulosis dapat disembuhkan dengan berobat secara teratur
sampai selesai,
3) cara penularan tuberkulosis, gejala-gejala yang mencurigakan dan
cara penjegahannya,
4) cara pemberian pengobatan pasien (tahap awal dan lanjutan),
5) pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur, dan
6) kemungkinan terjadi efek samping obat dan perlunya segera
meminta pertolongan ke rumah sakit atau unit pelayanan
kesehatan.
LO 3
Tb ekstra
paru
3/21/17 60
definisi
Di bagi 2
Tb
Macam macam tuberkulosis
ekstra paru
Limfadenitis tb
definisi
Gejala klinis
patogenesis
diagnosis
SOURCE
Pedoman-nasional-pelayanan-
kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis.
Jurnal TB Indonesia. PPTI Maret 2012
vol. 8
Konsensus TB
scribd
3/21/17 67
TERIMA KASIH
3/21/17 68