Pendahuluan >25,000 bahan kimia yang biasa digunakan di industri, pertanian, dan rumah tangga memiliki potensi untuk cedera akibat bahan kimia Efek cedera: denaturasi protein Keparahan cedera ditentukan oleh: (a) Konsentrasi bahan kimia (b) Jumlah bahan kimia (c) Durasi kontak dengan kulit atau mukosa (d) Penetrasi bahan kimia (e) Mekanisme kerja Jenis bahan kimia penyebab cedera Senyawa asam Donor proton melepaskan hidrogen, menurunkan pH dari 7 hingga maksimal 0 pH <2 menyebabkan nekrosis koagulasi saat kontak dengan kulit Senyawa basa Akseptor proton mengambil ion hidrogen dari gugus amina terprotonasi dan gugus karboksilat pH >11.5 menyebabkan cedera jaringan berat melalui nekrosis likuefaktif Likuefaksi melonggarkan jaringan dan memungkinkan penetrasi senyawa lebih lanjut lebih berat dibandingkan cedera akibat senyawa asam Larutan organik Melarutkan membran lipid dari sel dan merusak struktur protein selular Larutan inorganik Berikatan langsung dan membentuk garam Reaksi ini disertai eksotermi berkontribusi pada cedera jaringan Mekanisme cedera (1) Oksidasi: denaturasi protein disebabkan oleh insersi atom oksigen, sulfur, atau halogen pada protein tubuh yang viable. Cth: (sodium hypochlorite, potassium permanganate, chromic acid Reduksi: mengikat elektron bebas pd protein jaringan; dapat menghasilkan panas. Cth: hydrochloric acid, nitric acid, alkyl mercuric compounds Korosi: menyebabkan denaturasi protein dengan kontak menghasilkan eskar lunak yang dapat berprogresi menjadi ulkus dangkal. Cth: phenols, sodium hypochlorite, and white phosphorous Mekanisme cedera (2) Racun protoplasmik: menyebabkan pembentukan ester dengan protein atau dengan pengikatan atau inhibisi ion- ion organik. Cth: formic acid&acetic acids (ester formers), oxalic acid&hydrofluoric acid (inhibitor) Vesicant: menyebabkan iskemia dengan nekrosis anoreksik pada lokasi kontak, dicirikan dengan munculnya cutaneous blister. Cth: mustard gas, dimethyl sulfoxide (DMSO), Lewisite Desiccant: menyebabkan dehidrasi jaringan, sering diperberat dengan produksi panas karena reaksi bersifat eksotermik. Cth: sulphuric acid, muriatic (concentrated hydrochloric) acid